Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan
pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud
AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan
Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-
kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan
Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964
di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti
Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman
yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa
tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah
pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini
antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971)
dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Kata Wushu berasal dari dua kata yaitu “Wu” dan “Shu”. Arti dari kata “Wu” adalah
ilmu perang, sedangkan arti kata “Shu” adalah seni. Sehingga Wushu bisa juga diartikan
sebagai seni untuk berperang atau seni beladiri (Martial Art). Namun seni perang bukan
hanya seni gerak badan, tapi mencakup hal yang lebih luas, yaitu seni menggerakan
pasukan, mengatur logistik, mengatur strategi dan sebagainya. Jadi untuk Kata Wushu
arti yang paling tepat adalah seni beladiri atau Martial Art.
Di dalam wushu, kita juga mempelajari seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan
mental. Mempelajari Wushu tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan
gerakan fisik dan kekerasan saja, tetapi juga melibatkan pikiran. Mempelajari Wushu
berarti kita juga belajar mengolah pernafasan, memahami anatomi tubuh kita, dan juga
mempelajari ramuan atau obat-obatan untuk memperkuat tubuh maupun untuk
pengobatan. Semua aliran kung fu atau Seni bela diri yang berasal dari China tradisional,
baik keras atau lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan
Nanquan dan tinju panjang Changquan. Wushu lembut termasuk tinju Taiji,
Telapak Baguazhang, dan tinju xingyiquan. Adapun seni beladiri Wushu yang telah

ii
dikembangkan oleh etnis China yang menetap di wilayah Asia Tenggara (terutama
Indonesia) sering kali disebut dengan istilah Kuntao.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang beberapa pokok pembahasan yang
mengenai Karate dan Wushu

C. Tujuan Penulisan
Mengetahui tentang Karate dan Wushu

ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karate
1. Pengertian Karate
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri
karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali
disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang,
nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin
Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang
menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat
Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’   空  dan
berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama
artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan
World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama
yaitu: Shotokan, Goju-Ryu, Shito-Ryu, dan Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut
serta dalam pembentukan JKF dan WKF. Namun gaya karate yang terkemuka di
dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti
Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan
dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4
besar WKF". Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh
Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah
WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations).
Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate
tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan
Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau
Daidojuku yang "kontak langsung".

2. Latihan Dasar Karate


Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
a. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul,
menendang dan menangkis.
b. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.

ii
c. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran
olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur
sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah
raga.

3. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata
(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
a. Kihon
Kihon ( 基 本 : き ほ ん , Kihon) secara harfiah berarti dasar atau fondasi.
Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata
dan Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan
(sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam,
siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik. Kihon, yaitu latihan
teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi) : adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting,
karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah
macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
1) Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
2) Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
3) Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
4) Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
5) Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat
6) Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
7) Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
8) Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-
kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri
atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
1) Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
2) Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala

ii
3) Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
4) Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
5) Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
6) Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
7) Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-
8) Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
9) Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
10) Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
11) Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
12) Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
13) Tetsui-Uchi : Tangan palu
14) Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
15) Haishu-Uchi : Tangan pedang
16) Haito-Uchi : Tangan pedang
17) Empi : Sikutan
18) Shuto-Uchi : Tangan pedang
19) Tate-Shuto : Tangan pedang

Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki )


dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam
dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.
Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu
rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
1) Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
2) Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
3) Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
4) Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
5) Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan
posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini
dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak
mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :
1) Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
2) Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.

ii
3) Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
4) Agi-Uke : Tangkisan atas
5) Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
6) Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
7) Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki

b. Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate
tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan
pernapasan yang berbeda. Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai
adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap
aliran juga berbeda.
c. Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite
dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi
sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk
kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari
kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran
olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang
sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat
menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding. Untuk aliran
"kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan
untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan
bertanding. Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas
kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu
Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang
diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk

ii
beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti
bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
4. Pertandingan Karate
a. Lapangan karate
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
1) Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas
berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat
badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah
reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang
pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak
(2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam
pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada
babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan
pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
2) Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari
jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata
wajib dalam peraturan pertandingan. Para peserta harus memperagakan Kata
wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat
memperagakan Kata pilihan. Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata
perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah
melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi
dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan
lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah
hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan,
Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.

ii
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan
Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana
dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

B. Wushu
1. Pengertian Wushu
Wushu adalah seni beladiri yang berguna untuk kesehatan maupun pembelaan
diri dan merupakan seni perkasa atau seni perang,pada wushu dapat membangun
sifat kesatria. 
2. Perkembangan Wushu Dari Tahun Ke Tahun
a. Tahun 1986
International Wushu Federation didirikan di Xian, Cina dengan dihadiri wakil
dari 16 negara. Eropa menyusul membentuk European Wushu Federation.
b. Tahun 1986
Terbentuk persatuan-persatuan wushu di banyak Negara di Asia, Amerika latin,
dan Afrika.
c. Tahun 1987
Untuk pertama kalinya diselenggarakan perlombaan wushu se-Asia di
Yokohama, Jepang. Indonesia meraih gelar ‘Penampilan Terbaik’ dalam
ekshibisi lewat nomor Taiji Kipas (bagian dari wushu tradisional).
d. Tahun 1988
Kata ‘Wushu’ tertulis dalam berita rapat Olympic Council of Asia (OCA). Dan
wushu ditetapkan sebagai salah satu cabang yang dipertandingkan dalam Asian
Games XI Beijing. Tahun ini juga Festival Wushu pertama diselenggarakan di
Hang Chiu, Cina dengan semboyan ‘Wushu Milik Dunia’. Indonesia meraih
perunggu dalam Taiji Quan 48 jurus yang dipersingkat. Sedangkan medali
‘Penampilan Terbaik’ diperoleh dari Taiji Quan Berpasangan.
e. Tahun 1989
Kejuaraan Asia ke-2 di Hongkong. Dalam arena ini telah diberlakukan nomor
wajib. Indonesia berhasil ke perempat-final lewat Taiji Quan 42 jurus wajib.
Gelar penampilan terbaik diperoleh lagi dalam nomor ekshibisi.
f. Tahun 1991
Wushu dipertandingkan dalam SEA Games Manila untuk memperebutkan 4 set
medali. Indonesia belum dapat mengikuti materi yang dipertandingkan.

ii
g. Tahun 1993
Dalam SEA Games XVII Singapura, nilai rata-rata para atlet Indonesia sudah
mencapai di atas 9. Meski masih sulit memperoleh medali, tetapi sudah cukup
memuaskan, bila mengingat lamanya latihan yang hanya 6 bulan. Indonesia
gemilang di kejuaraan Dunia Kuala Lumpur.

3. Fakta wushu di Indonesia


Bahkan sesungguhnya beberapa istilah wushu justru telah di-Indonesia-kan
karena sesungguhnya olahraga ini sudah dikenal sejak era penjajahan Belanda,
sementara olahraga lain tidak. Misalnya, atlet karate disebut karateka (bahasa
jepang), atlet kempo disebut kenshi (bahasa jepang) sedangkan atlet wushu disebut
wushuwan-wushuwati (bahasa indonesia), meskipun istilah di negara lain adalah
wushuyuan.Salah satu hal yang menarik untuk diketahui ialah kaitan wushu dengan
nama-nama yang cukup dikenal yaitu Shaolin pay, Butong pay, Kunlun pay dan
sebagainya.
Nama-nama tersebut memang dikenal di negeri Cina sebagai perguruan kungfu
yang hebat di masa lalu. Nama-nama tersebut lebih mendunia lagi dikarenakan
cerita-cerita silat dan film-film silat yang sebagian besar merupakan fiksi
berlatarbelakang sejarah. Nama-nama tersebut memang lembaga keagamaan, yang
mengajarkan wushu sebagai alat kesehatan dan beladiri bagi kelompok mereka,
tetapi wushu tetaplah teknik beladiri yang kebetulan banyak dipengaruhi ciri-ciri
kelompok mereka.
Teknik tersebut bisa pula dipelajari orang-orang di luar kelompok mereka. Fakta
sejarah menunjukkan bahwa wushu Shaolin juga dipelajari rakyat sipil. Bahkan
perguruan wushu Shaolin yang dulu dikenal sebagai Shaolin pay, kini telah menjadi
institut wushu dengan nama Shaolin Wushu Institut di Henan (Shaolin sendiri
sebenarnya adalah nama kuil) yang isinya adalah para akademisi dari dalam maupun
luar Cina.
Wushu gaya shaolin sekarang banyak menjiwai materi wushu internasional
seperti chang quan, nan quan, dan sebagainya. Sedangkan wushu gaya Butong
dikembangkan masyarakat menjadi salah satu nomor wushu terpopuler di dunia
dengan nama taijiquan (tai chi). Jadi wushu sebenarnya adalah ilmu pengetahuan
yang telah dikembangkan cukup lama, dan bukan ritual dari agama-agama tertentu
seperti Budha dan Tao.

ii
Fakta sejarah yang memperkuat lainnya adalah gerakan Ming, yang terdiri dari
para ahli wushu, tapi mereka bukan lembaga agama melainkan kumpulan
cendikiawan dan ahli iptek. Fakta lain adalah kemunculan gerakan Taiping di akhir
Dinasti Qing (Manchu) yang dipimpin Hung Xiu Quan. Kelompok pesilat Taiping
ini adalah gerakan kaum pesilat Nasrani/Kristen, dengan peraturan dasar kelompok
tersebut adalah Injil. Jadi jelas bahwa mempolemikkan wushu dengan cara
mengidentikannya dengan agama tertentu, atau okultisme dan bertentangan dengan
ajaran agama-agama tertentu, merupakan pemikiran yang sangat tidak tepat dan
tidak bijaksana.
Fakta-fakta ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia generasi
setelah tahun 60-an, bahkan banyak yang lebih percaya cerita film dan dongeng
mulut ke mulut, daripada membaca sumber sejarah yang ilmiah yang telah ditulis
dalam berbagai bahasa dan beredar di dunia internasional. Keadaan ini kemudian
yang menyebabkan timbulnya salah pemahaman sebagaimana dirinci di atas.
Bahkan sampai saat ini, harus diakui masih ada yang mengikuti pemikiran-
pemikiran yang kurang tepat tersebut, termasuk mereka yang terlibat dalam
pengembangan olahraga wushu di Indonesia saat ini.
Tai Chi Chuan / Tai Chi Quan berbeda dengan jenis Wu Shu yang berkembang
sebelumnya dimana pada umumnya mengutamakan kecepatan dan kelincahan serta
kedasyatan pukulan dan tendangan. Gerakannya halus dan lembut tetapi ‘bertenaga’.
Kadang disertai dengan ‘ledakan’ yang disebut ‘Fa Jing’ yang merupakan ciri khas
Wu Shu Internal.
Menurut legenda pencipta Tai Chi Quan adalah tokoh Tao yang hidup sekitar
abad 13 yaitu Zhang San Feng / Can San Fung / Thio Sam Hong (Hokian) yang juga
merupakan pendiri Wu Tang Bai / Bu Tong Pay (Hokian). Sejarah yang lebih pasti
dimulai dari Chen Wang Ting, seorang Jendral yang hidup pada masa akhir dinasti
Ming dan awal dinasti Qing (1644). Setelah keruntuhan dinasti Ming Beliau kembali
ke Desa marga Chen dan mengajarkan Thai Chi Quan kepada keturunannya.
Awalnya Tai Chi Keluarga Chen tidak diajarkan kepada lain marga. Hingga
keturunan generasi ke 15 dari Chen Wang Ting yang bernama Chen Chang Xing
mempunyai seorang pelayan bernama Yang Lu Chan yang secara diam-diam
‘mencuri’ ilmu. Setelah ketahuan Chen Chang Xing menyuruh Yang Lu Chan
mendemonstrasikan apa yang telah dia pelajari. Ternyata Yang Lu Chan sangat
berbakat sehingga kemudian diangkat murid dan disempurnakan jurusnya.

ii
Yang Lu Chan menjadi terkenal bahkan juga diminta untuk mengajarkan Tai
Chi Quan kepada keluarga kerajaan. Perubahan mulai terjadi pada masa Master
Yang Cheng Fu yang merupakan putra Yang Chien Hou. Beliau menyederhanakan
Tai Chi Quan dan menjadikannya tidak sekedar sebagai seni beladiri tetapi juga
sebagai seni untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Kemudian diajarkan kepada
masyarakat luas.
Pada th 1956, dengan dasar Tai Chi Quan gaya Yang mulailah diperkenalkan
Tai Chi Quan dalam bentuk yang telah sederhanakan menjadi 24 jurus. Untuk
melatihnya hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit. Jenis inilah yang sekarang
paling populer dan banyak dipelajari.

ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karate ( 空  手  道 ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri
karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut
"Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang,
nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin
Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate
terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’  空  dan berarti ‘kosong’. Dan
yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong”
空手 (pinyin: kongshou).
Dari ulasan diatas  Maka dapat disimpulkan bahwa Wushu merupakan olahraga
beladiri yang paling menarik untuk dilihat sebagai pertunjukan, berguna untuk beladiri,
menjaga kesehatan dan juga untuk melatih mental serta disiplin, mengingat untuk
berlatih wushu diperlukan kemauan dan usaha yang keras untuk dapat mencapainya.
Wushu di Indonesia lebih dikenal dengan nama Kungthauw dan lebih populer
dengan nama Kungfu-merupakan seni beladiri yang berguna baik untuk kesehatan, seni
maupun pembelaan diri. Wushu yang merupakan salah satu cabang olah raga, memiliki
sejarah ribuan tahun dan merupaka warisan budaya Cina yang sudah lama dipraktekkan
di Indonesia. Daya tarik wushu adalah pada lengkapnya seni ini dilihat dari aspek olah
raga, kesehatan, bela diri, seni, maupun pada kemampuannya membangun sifat ksatria.
Kini para peminat Wushu di Indonesia terus berkembang apalagi dengan semakin
intensifnya digelar berbagai kejuaraan di arena lokal, nasional, bahkan internasional.

B. Saran
Prestasi hanya didapat dengan belajar dan berlatih dengan tekun. Para atletik dan
olahragawan yang sudah ternama memiliki pengalaman yang luar biasa. Sebelum
memperoleh prestasi mereka mengalami proses yang sangat panjang hingga mencai
suatu titik yang di inginkan. Dalam hal ini penulis ingin memberikan saran sebagai
berikut :
- Tingkatkan prestasi dalam olah raga sehingga dapat mengharumkan nama bangsa
- Tingkatkan belajar demi impian dan cita-citamu
- Berolahraga adalah salah satu cara untuk mencapi hidup sehat.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini dibuat sebagai Media
untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan perkuliahan mata kuliah karate . Oleh karena itu, saya berharap dengan
adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan karate.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, demi penempurnaan makalah ini saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dan
mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Kepahiang, September 2022


Hormat saya

Effendi Erlangga Pranata

ii

Anda mungkin juga menyukai