Anda di halaman 1dari 22

Nama: Handriyani

Kelas: X Farmasi 2

Tugas Remidi Penjas


1. SEJARAH KARATE
Pada tahun 1477 Raja Soshin di Okinawa memberlakukan larangan pemilikan senjata bagi
golongan pendekar. Tahun 1609 Kelompok Samurai Satsuma dibawah pimpinan Shimazu Iehisa
masuk ke Okinawa dan tetap meneruskan larangan ini. Bahkan mereka juga menghukum orang-
orang yang melanggar larangan ini. Sebagai tindak lanjut atas peraturan ini orang-orang
Okinawa berlatih Okinawa-te (begitu mereka menyebutnya) dan Ryukyu Kobudo (seni senjata)
secara sembunyi-sembunyi. Latihan selalu dilakukan pada malam hari untuk menghindari
intaian. Tiga aliranpun muncul masing-masing memiliki ciri khas yang namanya sesuai dengan
arah asalnya, yaitu : Shurite , Nahate dan Tomarite.

Namun demikian pada akhirnya Okinawate mulai diajarkan ke sekolah-sekolah dengan Anko
Itosu (juga mengajari Funakoshi) sebagai instruktur pertama. Dan tidak lama setelah itu Okinawa
menjadi bagian dari Jepang, membuka jalan bagi karate masuk ke Jepang. Gichin Funakoshi
ditunjuk mengadakan demonstrasi karate di luar Okinawa bagi orang-orang Jepang.

Gichin Funakoshi sebagai Bapak Karate Moderen dilahirkan di Shuri, Okinawa, pada tahun
1868, Funakoshi belajar karate pada Azato dan Itosu. Setelah berlatih begitu lama, pada tahun
1916 (ada yang pula yang mengatakan 1917) Funakoshi diundang ke Jepang untuk mengadakan
demonstrasi di Butokukai yang merupakan pusat dari seluruh bela diri Jepang saat
itu.Selanjutnya pada tahun 1921, putra mahkota yang kelak akan menjadi kaisar Jepang datang
ke Okinawa dan meminta Funakoshi untuk demonstrasi. Bagi Funakoshi undangan ini sangat
besar artinya karena demonstrasi itu dilakukan di arena istana. Setelah demonstrasi kedua ini
Funakoshi seterusnya tinggal di Jepang.

Selama di Jepang pula Funakoshi banyak menulis buku-bukunya yang terkenal hingga sekarang.
Seperti "Ryukyu Kempo : Karate" dan "Karate-do Kyohan". Dan sejak saat itu klub-klub karate
terus bermunculan baik di sekolah dan universitas.

Gichin Funakoshi selain ahli karate juga pandai dalam sastra dan kaligrafi. Nama Shotokan
diperolehnya sejak kegemarannya mendaki gunung Torao (yang dalam kenyataannya berarti
ekor harimau). Dimana dari sana terdapat banyak pohon cemara ditiup angin yang bergerak
seolah gelombang yang memecah dipantai. Terinspirasi oleh hal itu Funakoshi menulis sebuah
nama "Shoto" sebuah nama yang berarti kumpulan cemara yang bergerak seolah gelombang, dan
"Kan" yang berarti ruang atau balai utama tempat muridnya-muridnya berlatih.

Simbol harimau yang digunakan karate Shotokan yang dilukis oleh Hoan Kosugi (salah satu
murid pertama Funakoshi), mengarah kepada filosofi tradisional Cina yang mempunyai makna
bahwa ’’harimau tidak pernah tidur’’. Digunakan dalam karate Shotokan karena bermakna
kewaspadaan dari harimau yang sedang terjaga dan juga ketenangan dari pikiran yang damai
yang dirasakan Gichin Funakoshi ketika sedang mendengarkan suara gelombang pohon cemara
dari atas Gunung Torao.

Sekalipun Funakoshi tidak pernah memberi nama pada aliran karatenya, murid-muridnya
mengambil nama itu untuk dojo yang didirikannya di Tokyo tahun sekitar tahun 1936 sebagai
penghormatan pada sang guru. Selanjutnya pada tahun 1949 Japan Karate Association (JKA)
berdiri dengan Gichin Funakoshi sebagai instruktur kepalanya.

Shotokan adalah karate yang mempunyai ciri khas beragam teknik lompatan (lihat Enpi, Kanku
Dai, Kanku Sho dan Unsu), gerakan yang ringan dan cepat. Membutuhkan ketepatan waktu dan
tenaga untuk melancarkan suatu teknik.

Gichin Funakoshi percaya bahwa akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk menguasai
manfaat dari kata. Dia memilih kata yang yang terbaik untuk penekanan fisik dan bela diri. Yang
mana mempertegas keyakinannya bahwa karate adalah sebuah seni daripada olah raga. Baginya
kata adalah karate. Funakoshi meninggal pada tanggal 26 April 1957.

Hingga kini 4 besar aliran karate di Jepang yaitu Shotokan, Gojuryu, Wadoryu dan Shitoryu.
Sumber : http://www.fokushotokan.com/sejarah.html
(forki)
2. Definisi / Pengertian Karate
Written By Gufron Herlambang on Selasa, 22 Januari 2013 |
05.58

Agan dan sista tahu apa itu Karate? Karate adalah seni bela diri yang berasal dari
Jepang. Nah, sebelum ane jelaskan secara menyeluruh tentang Definisi / Pengertian
Karate agan dan sista boleh mengenal dulu profil tentang karate yang antara lain
Nama lain, Fokus, Tingkat kekerasan, Negara asal, Pencipta, Seni pendahulu, dan
Olahraga Olimpiade Dalam Karate.
Agan dan sista dapat melihatnya dibawah.

Karate
(空手)
Nama lain Karate-dō (空手道)
Fokus Striking
Tingkat
Kontak penuh
kekerasan
Japan (Ryukyu Islands dan Seni bela diri Cina kenpō dan
Negara asal
kemudian dikembangkan di Jepang)
Pencipta Sakukawa Kanga; Matsumura Sokon; Itosu Anko; Gichin Funakoshi
Seni bela diri China, Seni bela diri asli dari Ryukyu Islands (Naha-
Seni pendahulu
te, Shuri-te, Tomari-te)
Olahraga
Tidak
Olimpiade

Nah sekarang saya akan jelaskan secara detail tentang karate!


Pengertian Karate
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate
dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote”
yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme
Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’
(Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri
dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang
kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手
(pinyin: kongshou).

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World


Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta
dalam pembentukan JKF dan WKF.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja.
Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas
ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur,
walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah
JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu
dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula
ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional.
Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang
bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku
yang "kontak langsung".

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul,


menendang dan menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran
olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur
sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah
raga.

Bagaimana gan, sis? Udah tahu kan sekarang tentang Definisi / Pengertian Karate?
Mudah-mudah artikel ini dapat dipahami dan dimanfaatkan dengan baik oleh agan dan
sista semua.

Article ini bersumber dari id.wikipedia.org .


3.Teknik Gerakan Dasar Karate
Diposkan oleh Nicko Rh , di 4/11/2013
Teknik gerakan dasar karate. Gerakan dasar yang berkembang di Indonesia dalam aliran
karate Sotokan yang masuk dalam organisasi bernama INKAI. Berikut teknik dasar karate yang
wajib kita ketahui sebagai seorang karateka sejati.

Teknik Dasar Karate


A. Kihon, kihon adalah teknik dasar yang didalamnya terdiri dari teknik dasar macam - macam
pukulan, tangkisan, dan tendangan.

 Daichi (kuda-kuda)

1. Kiba dachi, adalah kuda-kuda sejajar dan kedua kaki dibuka selebar dua bahu, dengan
posisi kedua lutut ditekuk (rendah).
2. Zenkutsu Dachi, adalah posisi kaki depan belakang (posisi kedua kaki tidak satu garis)
lutut depan ditekuk dan kekuatan tertumpu pada kaki depan sedangkan kaki belakang
tetap merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit.
3. Kokustu Dashi, adalah kebalikan dari Zenkutsu Dashi, kaki juga depan belakang tapi
posisi kedua kaki satu garis dan kaki belakang di tekuk sedangkan kaki depan tetap
merupakan garis lurus dari pangkal paha sampai tumit (kekuatan tertumpu pada kaki
belakang).

 Tsuki (pukulan)

1. Tsudan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran ulu hati.


2. Jodan Tsuki, adalah pukulan ke depan dengan sasaran dagu / kepala.
 Uke (tangkisan)

1. Age Uki, adalah tangkisan atas, yang merupakan tangkisan untuk melindungi serangan
yang mengarah ke sasaran dagu / kepala.
2. Soto Uki, adalah tangkisan untuk melindungi diri dari serangan pukulan / tendangan yang
mengarah bodi atau bagian tengah / dada.
3. Gedan Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan pukulan atau tendangan yang
mengarah pada bagian bawah dan tengah.
4. Uci Uki, adalah tangkisan untuk melindungi serangan yang mengarah ke dada/muka,
gerakan ini hampir sama dengan Soto Uki cuma bedanya kalau Soto Uki dari luar di
tangkis ke dalam sedangkan Uci Uki dari dalam di tangkis ke luar.

 Geri (tendangan)

1. Mae Geri, adalah tendangan lurusn ke depan dengan menggunakan ujung telapak kaki
(seperti tombak).
2. Yogo Geri, adalah tendangan ke samping, tengah ke samping di bagi dua;
o Yogo Geri kekomi, adalah tendangan kesamping yang sifatnya menyodok dengan
sasaran tulang rusuk dalam.
o Yogo Geri Keage, adalah tendangan kesamping yang bentuk tekhnisnya
mengipas, dan tendangan ini juga dapat digunakan sebagai tangkisan dimana
arahnya tidak pada sasaran tetapi merupakan garis lengkung dari sumber ke
sasaran.

B. Kata, kata adalah kombinasi dari beberapa pukulan, tangkisan dan tendangan. Kalau di
pencak silat dikenal dengan jurus, misal: Jurus Bangau Garuda. begitu juga dengan karate juga
mempunyai nama kata yang bermacam-macam. Artikel mengenai kata dapat anda baca di
Gerakan Kata dalam Karate.

C. Kumite, adalah pertarungan atu pertandingan. Atau lebih gampangnya adalah aplikasi dari
kata.
4.Luas Lapangan Pertandingan Karate
 Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian
1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
 Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.

Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF,
idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi
kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai
dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan
dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan,
sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa
ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena
bertanding efektif.
5.PERATURAN PERTANDINGAN
KARATE
1. Kata (Jurus);
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk
putera maupun puteri.Pada pertandingan kata ini Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: kata
perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan
kata, para peserta yang memasuki babak final diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata
(bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang
berasal dari aliraan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan
perincian sebagai berikut:
SHITEI KATA
SHOTOKAN WADO-RYU GOJU-RYU SHITO-RYU
Jion Seishan Seipai Bassai Dai
Kanku-dai Chinto Saifa Seienchin
TOKUI KATA
SHOTOKAN Bassai-dai, Bassai-Sho, Kanku-dai, Kanku-sho, Tekki-Shodan,
Tekki-Nindan, Tekki-Sandan, Hangetsu, Jitte, Enpi, Gankaku,
Jion, Sochin, Ninjushiho-Sho, Gojushiho-Dai, Gojushiho-Sho,
Chinte, Unsu, Meikyo, Wankan dan Jiin.
WADO-RYU Kushanku, Naihanchi, Seishan, Chinto, Passai, Niseishi, Rohai,
Wanshu, Jion dan Jitte.
GUJO-RYU Sachin, Sachin, Seiyunchin, Shisochin, Sanseru, Seisan, Seipai,
Kururunfa, Suparimpei dan Tensho.
SHITO-RYU Jitte, Jion, Jiin, Matsukaze, Wanshu, Rohai, Bassai-Dai,
Bassai-Sho, Tomai Bassai, Matsumura Bassai, Kosokun-Dai,
Kosokun-Sho, Kosokun-Shiho, Chinto, Chinte, Seienchin,
Sochin, Niseishi, Gohushisho, Unshu, Seisan, Naifanchin-
Shodan, Naifanchin-Nidan, Naifanchin-Sandan, Aoyagi
(Seiryu), Jyuroku, Nipaipo, Sanchin, Tensho, Seipai, Sanseiru,
Saifa, Shisochin, Kururunfa, Suparimpei Hankucho, Pachu,
Heiku, Annan, Annanko, Papuren dan Chatanyara Kushanku.
Pertandingan KATA terdiri dari pertandingan perorangan dan tim (Kata beregu).Untuk
pertandingan Kata Beregu (Tim) yang Satu timnya terdiri dari tiga orang. Setiap tim terdiri dari
putra dan putri. Pertandingan perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara
terpisah dalam bagian putra dan putri.
Dalam pertandingan KATA sistim eliminasi dengan referchange akan diterapkan. Para kontestan
diharapkan untuk menampilkan pertandingan
KATA WAJIB (SHITEI) dan KATA BEBAS (TOKUI) selama pertandingan.
KATA yang digunakan akan sesuai dengan aliran Karate-do yang diakui oleh WKF berdasarkan
oleh sistim Goju, Shito, dan Wado.Ketika menampilkan SHITEI KATA, tidak diperbolehkan
melakukan variasi. Ketika menampilkan TOKUI KATA, kontestan dapat memilih kata yang
akan dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan aliran yang
bersangkutan.
Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode dan setiap ronde.
Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah
dimainkan maka tidak boleh diulang. Dalam Sistem referchange (Eliminasi) boleh menampilkan
SHITEI atau TOKUI.
Pada final, pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA,
pilihan mereka dari KATA TOKUI dalam cara yang normal. Kemudian mereka akan
menampilkan satu demonstrasi dari arti kata (BUNKAI), waktu yang diizinkan untuk
demonstrasi BUNKAI adalah 5 (lima) menit. Pencatat waktu akan mulai penghitungan pada saat
peragaan dimulai dengan peragaan awal BUNKAI KATA dan berhenti sesudah BUNKAI
ditampilkan, tim yang melebihi 5 (lima) menit akan didiskualifikasi, penggunaan peralatan
tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.
1.1 KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN
a. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu
pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai
penampilan kontestan (perorangan) atau tim juri akan melihat pada :
 Satu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA.
 Pemahaman dari teknik yang digunakan (BUNKAI).
 Ketetapan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (KIME).
 Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME.
 Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi.
 Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar
pada lantai.
 Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul
ketika bergerak.
 Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan.
 Penampilan juga harus dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana
tingkat kesulitan dari KATA yang ditampilkan.
 Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih.
PENJELASAN : KATA adalah bukan pertunjukan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus
terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus realistis dalam artian
perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang
dilakukan. KATA harus menunjukkan kelembutan, tenaga, dan kecepatan seperti halnya
kelembutan, ritme, dan keseimbangan.
Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap arah yang
sama dan menghadap pada Chief Jugde.
KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan KATA
dengan serempak.
b. Kontestan yang menampilkan variasi pada SHITEI KATA akan didiskualifikasi.
PENJELASAN : Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara
menghentakkan kaki, pemukulan dada, tangan, atau karategi dan mengeluarkan nafas yang tidak
sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus dipertimbangkan
oleh Panel Wasit saat mengambil keputusan.
c. Kontestan yang berhenti pada saat KATA berlangsung (SHITEI atau TOKUI) atau menampilkan
KATA yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada tabel skor akan
didiskualifikasi.
PENJELASAN : Merupakan tanggung jawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan
bahwa kata yang didaftarkan pada tabel skor adalah sesuai untuk setiap ronde.
d. Kontestan yang menampilkan KATA yang tidak diizinkan atau mengulangi KATA akan
didiskualifikasi.
2. Kumite (Perkelahian); putera dan puteri
Kumite untuk putra dan putri dibagi atas : kumite perorangan dengan pembagian kelas
berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk
putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah refenchange (WUKO) atau babak kesempatan
kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu
babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri (enchosen), sedangkan
didalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak
perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling
ofensif dan agresif sebagai pemenang.
World Karate Federation (WKF) mulai tahun 2009, memberlakukan peraturan baru
tentang ketentuan usia dan nomor pertandingan Karate, baik yang dilakukan sendiri oleh WKF
maupun AKF, dan pertandingan karate pada Multy Even Internasional. Sehubungan dengan hal
tersebut, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), melalui Surat
Edaran Nomor 13/PB.FORKI – SEKJEN/SE/I/09 tertanggal, 15 Januari 2009. tentang Peraturan
Baru Pertandingan Karate WKF. Yang ditujukan kepada Pimpinan Perguruan Karate, dan
Pimpinan Pengurus Provinsi Forki.
Adapun peraturan tersebut sebagai berikut:
a. Usia kadet 14 & 15 tahun
b. Usia junior 16 & 17 tahun
c. Di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun
d. Senior usia Kata + 16 tahun.
Pertandingan KADET:
1. kadet Kata perorangan putra & putri
2. Kumite putra : – 52 kg, – 57 kg, – 63 kg, – 70 kg, dan + 70 kg.
3. Kumite kadet putri: – 47 kg, – 54 kg, dan + 54 kg.
Pertandingan JUNIOR:
1. Junior kata perorangan & Kata beregu putra & putri
2. Kumite putra – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, -76 kg, + 76 kg
3. Kumite junior putri: – 48 kg, – 53 kg, – 59 kg, dan + 59 kg.
Pertandingan dibawah usia 21 tahun::
1. Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg
2. Kumite putri – 53 kg, – 60 kg, dan + 60 kg.
Untuk pertandingan senior:
1. Kata perorangan & beregu putra & putri
2. Kumite putra –60 kg, –67 kg, –75 kg, –84 kg, dan +84 kg.
3. Kumite putri terdiri dari –50 kg, –55 kg, –61 kg, –68 kg, dan +68 kg.
Pada kategori Kadet pertandingan kumite wajib menggunakan Face Masker dan Body
Protector. Waktu pertandingan kumite untuk Kadet, Junior & Under 21 tahun durasinya dua
menit (putra/putri). Waktu pertandingan kumite senior meliputi: babak penyisihan durasinya tiga
menit untuk putra dan dua menit untuk putri, pada babak final memperebutkan juara I dan final
reperhage memperebutkan juara tiga durasinya empat menit untuk putra dan tiga menit untuk
putri.
PENJELASAN
1. Pertandingan kumite dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan
individu/perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi kedalam divisi-divisi
berat badan dan kategori terbuka. Divisi berat badan dapat dibagi kedalam putaran-putaran.
istilah putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari
anggota tim.
PENJELASAN :Satu putaran adalah satu penampilan dalam satu pertandingan yang mengarah
pada identifikasi akhir dari para finalis. dalam satu eliminasi pertandingan kumite, satu putaran
mengeliminasi lima puluh persen dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan
kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada satu
panggung/arena apakah pada tahap eliminasi atau referchange dalam 1 matriks atau pertandingan
robin berputar, satu putaran memungkinkan satu kontestan untuk berada dalam satu poli untuk
bertarung dalam sekali waktu.
2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertandingan perorangan.
3. Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan didiskualifikasi
(KIKEN) dari kategori ini.
PENJELASAN :
Pemaggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi. Penomoran
turnamen harus dialokasikan dan digunakan.
4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah terdaftar, tim putra terdiri dari 7
orang degan 5 orang yang bertanding selama satu putaran. tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3
orang yang bertanding dalam setiap putaran.
5. Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan, tidak ada anggota
cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran baru).
PENJELASAN :Ketika berbaris sebelum pertandingan, satu tim harus menampilkan pemain
yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan
ditempatkan pada area yang terletak di sisi luar arena.
Tim putra supaya boleh bertarung, harus menghadirkan paling sedikit 3 peserta, dan tim putri
paling sedikit 2 peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN.
6. Sebelum pertandingan satu wakil dari tim akan harus sudah menyerahkan ke meja petugas,
formulir resmi yang menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari anggota tim peserta
diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan bertarung mereka bisa dirubah
untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi
sekali dilaporkan tidak boleh dirubah lagi sampai putaran itu selesai.
PENJELASAN :Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari
tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia
akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau club, warna sabuk yang
dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan
nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil
yang dipilih.
7. Satu tim akan didiskualifikasi jika ada anggota atau pelatihnya merubah komposisi tim atau
urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum pertandingan.
PENJELASAN :Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah
terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan
pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas
administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.
1.1 Durasi Pertandingan
1. Durasi dari pertandingan kumite adalah selama 3 (tiga) menit untuk kumite pria senior (baik
perorangan atau beregu) dan 2 (dua) menit untuk wanita, yunior dan usia dini (cadet).
2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai dan berhenti
setiap ia berseru YAME.
3. Pencatat waktu akan memberi tanda dengan/melalui bel yang bersuara sangat jelas atau dengan
pluit, menandakan waktu sisa 30 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan
akhir dari suatu partai pertandingan.
1.2 Luas Lapangan Pertandingan
Arena pertandingan untuk Melakkukan Pertandingan harus rata dan terhindar dari
kemungkinan menimbulkan bahaya.Pada Kumite Shiai (kumite pertandingan) yang biasa
digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan
matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah
dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding
tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih
dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karateka yang sedang bertanding dapat
memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan
paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
1.3 Peralatan Di Dalam Pertandingan Karate
1. Karategi (pakaian) karate) untuk kontestan / peserta
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (Pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk masing-masing kontestan / peserta yang berwarna merah (AKA) dan
biru (AO)
5. Peralatan lain diperbolehkan tetapi tidak menjadi keharusan adalah :
a. Gum Shield (pelindung gigi); dibeberapa pertandingan menjadi keharusan.
b. Body Protector (pelindung badan) untuk kontestan / peserta putri.
c. Groin Protector (pelindung kelamin) untuk kontestan / peserta pria.
6. Pluit untuk arbitrator (alat tulis).
7. Seragam wasit / juri
a. Baju berwarna putih.
b. Celana berwarna abu-abu.
c. Dasi panjang berwarna merah.
d. Sepatu karet tanpa sol berwarna hitam.
8. Scoring Board (Papan nilai).
9. Administrasi pertandingan.
10. Lampu, berwarna merah, kuning, hijau sebagai tanda waktu pertandingan.
11. Stop Watch (pencatat waktu).
6.TEKNIK DASAR MEMPELAJARI
KARATE
( KIHON)

Dasar dasar untuk mempelajari teknik karate untuk pemula di bagi menjadi beberapa teknik,
seseorang yang ingin mempelajari teknik katrate wajib menguasai teknik dasar dalam
mempelajari karate. Teknik ini terbagi menjadi

1. Teknik Berdiri (Kuda-Kuda)

Pada teknik ini bagi seorang karate-ka adalah bagian yang sangat penting. Kuda kuda merupakan
awal dari semua gerakan yang akan di pelajari dari teknik ilmu beladiri karate ini. Didalam
latihan ini harusalah dilakukan dengan baik agar dalam setiap gerakan yang di lakukan tidak
kaku, dan gerakan yang dihasilkan dari kuda-kuda yang baik lebih sempurna.

Dalam kondisi yang rilek tetapi dalam keadaan siaga agar seorang karate dapat menghadapi
situasi yang yang terjadi dalam keadaan bagaimanapun. Namun pada saat melakukan tangkisan
dan serangan agar dapat mengkondisikan tubuh dengan sempurna agar keadaan tubuh tetap
seimbang, apa bila terjadi kesalahan dalam penempatan kuda-kuda maka akan terjadi ketidak
seimbangan tubuh.

Di dalam karate ada beberapa teknik kuda-kuda di antaranya adalah :

a) Kuda – kuda berdiri normal ( Heisoku-Dachi )

Ialah kuda-kuda berdiri di tempat, di mana keua kaki rapat, serta ibu jari juga rapat serta
menghadap kedepan,

b) Berdiri Dengan kaki terbuka ( Hachiji-dachi )

Posisi kuda-kuda ini di lakukan pada saat seorang karateka melakukan sikap siap- dan
merupakan awal gerakan untuk memulai gerakan selanjutnya.

c) Berdiri Tunggang Kuda (kiba-dachi)

Adalah teknik kuda-kuda yang titik berat pada tengah-tengah dan pada saat melakukan kuda-
kuda ini, tubuh di topang oleh kedua kaki, dan pada saat melakukan kuda-kuda ini posisi tubuh
tetap tegah dan kedua telapak kaki menghadap kedepan. Adapun lebar bukaan kaki adalah dua
kali bahu

d) Kuda-kuda dengan tekuk di depan. ( zen- Kutsu-dachi )


Kuda-kuda ini di lakukan dengan kaki depan di tekuk dan sejajar dengan lutut, sedangkan kaki
belakang tetap lurus. Ibu jari agak sedikit masuk kedalam dan tapak kaki menapak dengan rata di
lantai, adapun titik berat dapat pada kuda-kuda ini adalah 60 % untuk kaki depan dan 40% untuk
kaki belakang.

Kuda-kuda tekuk kaki belakang ( Kokutsu-Dachi)

Kuda-kuda ini kaki belakang yang di tekuk dan posisi lutut dan ibu jari sejajar, dan kaki depan
agak lurus dan sedikit di tekuk pada lutut posisi tubuh tetap dalam keadaan tegak. . Dan apa bila
tapak kaki di tarik lirus tampak sejajar dan apabila kedua kaki di rapatkan seolah-olah
membentuk huruf L

f) Kuda-kuda dengan kedua kaki ditekuk ( Neiko-ashi-dachi )

Kuda kuda ini dapat di lakukan dengan kedua kaki di tekuk dan pada kaki depan telapak kaki di
jinjitkan, sedangkan kaki belakang tetap menempel pada lantai. Titik berat pada kuda kuda ini
terletak pada kaki belakang sebagai tumpuan. Posisi tubuh tetap dalam keadaan tegak.

2. Teknik Pukulan (ZUKI)

Pukulan dengan posisi berdiri (Choku Zuki)Tahap awal dalam latihan memukul dalam latihan
karate, pukulan ini merupakan dasar dari teknik pukulan dalam latihan karate. Posisi tangan
memukul kedepan dengan tangan salah satu berada pada pinggang ( sabuk ), pa da saat memukul
luncuran taangan dari pinggang dan arah pukulan ke depan pada saat meluncurkan pukulan
posisi awal tangan menggenggam dan menghadap ke atas dan sewaktu meluncurkan tangan
pelahan-lahan memutar tangan dan menjadi pukulan yang sempurna.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/diet-and-exercise/2001023-teknik-dasar-
karate/#ixzz2WRzA4fyz
7.Pelanggaran Dalam Kumite
Pertandingan
Hal yang sering terjadi di lapangan adalah kita sudah merasa teknik yang kita lancarkan
masuk. Akan tetapi kenapa wasit tidak memberi poin malah kebalikannya memberi peringatan.
Pentingnya pemahaman kriteria poin yang sudah saya bahas di postingan " Poin Dalam Kumite
". Agar tidak terjadi hal semacam itu yang berkesan wasit tidak adil menurut kita. Padahal semua
disebabkan pemahaman kita yang masih sedikit tentang peraturan pertandingan.

Jika dilihat secara umum tidak semua pelatih memahami peraturan pertandingan. Karena pada
kenyataanya peraturan tersebut sering terjadi revisi atau penambahan. Sehingga sering terjadi
miskomunikasi. Itu menjadi PR ( Pekerjaan Rumah ) bagi Perguruan masing - masing agar hal
ini tidak terjadi. Seharusnya di abad 21 ini pemahaman kita sudah lebih cepat ( menurut saya )
dikarenakan media yang menjadi jembatan berita sudah banyak. Jadi tidak ada kendala jauh
ataupun waktu.

 Kategori C1

1. Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras, walaupun
serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan
serangan kearah atau mengenai tenggorokan.
2. Serangan kearah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian, atau pangkal paha.
3. Serangan kearah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.
4. teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat membahayakan
atau mencederai lawan.

 Kategori C2
1. Berpura - pura / melebih - melebihkan cidera yang dialami
2. Berulangkali keluar arena ( Jogai )
3. Membahayakan diri sendiri ( Mubobi ) dengan membiarkan dirinya atau tidak
memperhatikan keselamatan diri, atau tidak mampu menjaga jarak yang diperlukan untuk
melindungi diri.
4. Merangkul ( memiting ), bergulat, mendorong dan menangkap lawan serta mengadu dada
yang berlebihan dengan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan.
5. Melakukan teknik alamiah yang tidak dapat dikontrol.
6. Melakukan serangan secara bersamaan dengan kepala, lutut, sikut.
7. Berbicara kasar / tidak pantas kepada wasit ataupun lawan, serta melanggar etika karate.

Jenis Hukuman

Chukoku
Pelanggaran ringan atau pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali

Keikoku
Peringatan yang diberikan setelah mendapat chukoku

Hanshoku Chui
Peringatan yang diberikan setelah mendapat keikoku. Dapat juga diberikan langsung manakala
terjadi pelanggaran serius

Hanshoku
Diterapkan seiring pelanggaran yang serius atau ketika hanshoku chui telah diberikan. Hal ini
menghasilkan diskualifikasi ( dikeluarkan dari pertandingan ) dari kontestan

Shikaku
Suatu diskualifikasi dalam sebuah kejuaraan. Seperti kontestan yang tidak dapat melanjutkan
pertandingan karena cidera serius, mengabaikan perintah wasit, merusak prestise karate - Do,
telat datang setelah beberapa kali dipanggil ke arena.

Semoga apa yang saya sampaikan bisa dipahami dengan baik. Karena saya berusaha
menyampaikan seringkas mungkin. Ada baiknya seorang atlet karate minimal mengetahui
beberapa peraturan pertandingan, dan bagi pelatih seharusnya paham semuanya. Agar penerapan
materi latihan pertandingan sesuai dengan yang diharapkan. Butuh waktu untuk memahami
dengan benar pun begitu saya ketika awal dihadapkan dengan peraturan - peraturan tersebut.
Akan tetapi dikit demi sedikit saya sudah menerapkannya di dojo tempat saya melatih. Kuncinya
adalah semangat selalu.

Anda mungkin juga menyukai