Cirinya segera terlihat dari gerakan kuda-kuda yang khas, disebut ginga (dibaca:
jinga). Kedua kaki maju bergantian dengan tangan mengayun sebatas dada.
Sekilas, gerakannya mirip pogo, tarian penggemar musik ska, yang beken di
kalangan anak muda dua-tiga tahun lalu.
Tak seperti beladiri lain, capoeira tidak terlalu banyak melakukan gerakan
tangan. Tidak pula mengenal senjata dalam pertarungan. Jika ada tongkat atau
parang yang digunakan, itu bagian dari tari maculele. Tarian tradisional Brazil
yang kadang dimainkan capoerista.
Pertarungan jadi tampak seperti adu akrobatik, capoeira pun jadi layak ditonton
sebagai hiburan. Maklum, gerakan dasarnya memang tarian. Pemain begitu
bebas berekspresi dan melakukan variasi gerakan. Terasa wajar pula jika
kemudian ada yang meragukan keampuhannya dalam pertarungan gaya bebas,
bila dibandingkan dengan beladiri dari Asia seperti karate atau taekwondo.
Namun, tak semua orang setuju dengan pendapat itu. Paul Andrew Zellinger
Steven (19), instruktur capoeira di Jakarta Selatan justru merasa menemukan
kebebasan. "Kita bisa memadukan gerakan apa pun seindah mungkin. Tidak
akan cepat bosan, lebih dinamis," kata penyuka berbagai olahraga beladiri itu.
Suasana dinamis semakin terasa saat peragaan pertarungan di roda (hoda), arena
berbentuk lingkaran. Selagi bertarung, sesama capoeirista di sekeliling arena
akan bernyanyi sambil bertepuk tangan diiringi berimbau, alat musik berbentuk
busur berdawai tunggal. Nada-nada khasnya terasa mistis di tengah bunyi alat
perkusi lain seperti atabaque (konga), pandero (tamborin), dan agogo (mirip
pipa berbentuk "u" vertikal).
Agar komplet, capoeirista juga wajib melahap filosofi capoeira, yang banyak
disarikan dari pola gerakan. Ajaran ini juga banyak diserap dari capoeira asli,
atau disebut capoeira angola, yang masih hidup berdampingan dengan capoeira
regional atau modern. Gerakan, musik, nyanyian, dan filosofi merupakan materi
yang harus dikuasai untuk menentukan kenaikan "tingkat".
Sejarah Singkat
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam
gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam
abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan
dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-
peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk
dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam
dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai
salah satu cabang olahraga yang teratur.
Ukuran alat
- Rings (gelang-gelang)
Tinggi 2.55 m
Jarak 0.50 m
Loncat kangkang adalah gerakan melompati suatu alat dengan cara bertumpu
pada alat tersebut. Dalam latihan gerakan ini dapat dapat dilakukan pada peti
lompat atau pada teman yang membungkuk.