Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL SENAM LANTAI

Senam lantai & akrobat


Bagi orang kebanyakan, nama capoeira masih terasa asing. Meski bisa jadi
pernah melihatnya, suatu saat entah di mana. Seni beladiri ini mendunia dengan
bergerilya melalui film-film Hollywood atau permainan video playstation.

Cirinya segera terlihat dari gerakan kuda-kuda yang khas, disebut ginga (dibaca:
jinga). Kedua kaki maju bergantian dengan tangan mengayun sebatas dada.
Sekilas, gerakannya mirip pogo, tarian penggemar musik ska, yang beken di
kalangan anak muda dua-tiga tahun lalu.

Saat memperagakan "jurus-jurus" atau bertarung, gerakan kaki capoeirista


tampak lebih dominan. Sering posisi kepala lebih rendah, hingga tubuh
bertumpu pada tangan. Banyak pula gerakan yang merupakan variasi dari
lompatan atau salto, hingga terlihat seperti perpaduan antara senam lantai dan
akrobat.

Dalam pertarungan, gerakan akrobatik digunakan sebagai dasar serangan.


Sedang pukulannya bisa dilakukan dengan kepala, tangan, siku, lutut, atau kaki.
Pada pertarungan bawah (ground fighting), capoeira dapat memberi tekanan
berarti, meski tidak terlalu dapat memberi kuncian.

Tak seperti beladiri lain, capoeira tidak terlalu banyak melakukan gerakan
tangan. Tidak pula mengenal senjata dalam pertarungan. Jika ada tongkat atau
parang yang digunakan, itu bagian dari tari maculele. Tarian tradisional Brazil
yang kadang dimainkan capoerista.

Pertarungan jadi tampak seperti adu akrobatik, capoeira pun jadi layak ditonton
sebagai hiburan. Maklum, gerakan dasarnya memang tarian. Pemain begitu
bebas berekspresi dan melakukan variasi gerakan. Terasa wajar pula jika
kemudian ada yang meragukan keampuhannya dalam pertarungan gaya bebas,
bila dibandingkan dengan beladiri dari Asia seperti karate atau taekwondo.

Namun, tak semua orang setuju dengan pendapat itu. Paul Andrew Zellinger
Steven (19), instruktur capoeira di Jakarta Selatan justru merasa menemukan
kebebasan. "Kita bisa memadukan gerakan apa pun seindah mungkin. Tidak
akan cepat bosan, lebih dinamis," kata penyuka berbagai olahraga beladiri itu.

Suasana dinamis semakin terasa saat peragaan pertarungan di roda (hoda), arena
berbentuk lingkaran. Selagi bertarung, sesama capoeirista di sekeliling arena
akan bernyanyi sambil bertepuk tangan diiringi berimbau, alat musik berbentuk
busur berdawai tunggal. Nada-nada khasnya terasa mistis di tengah bunyi alat
perkusi lain seperti atabaque (konga), pandero (tamborin), dan agogo (mirip
pipa berbentuk "u" vertikal).

Peran musik, terutama berimbau, dalam hoda begitu sentral karena ia


menentukan tempo nyanyian, yang juga menentukan pula sifat pertarungan,
apakah keras atau bersahabat. Filosofinya, alat dari kayu bariba itu adalah
"sentral" capoeira.

Agar komplet, capoeirista juga wajib melahap filosofi capoeira, yang banyak
disarikan dari pola gerakan. Ajaran ini juga banyak diserap dari capoeira asli,
atau disebut capoeira angola, yang masih hidup berdampingan dengan capoeira
regional atau modern. Gerakan, musik, nyanyian, dan filosofi merupakan materi
yang harus dikuasai untuk menentukan kenaikan "tingkat".
Sejarah Singkat
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam
gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam
abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan
dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-
peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk
dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam
dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai
salah satu cabang olahraga yang teratur.

Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as


Bannes and Company, New York, 1960, senam terdiri dari
gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari
latihan-latihan yang dapat membangun atau membentuk otot-
otot tubuh seperti : pergelangan tangan, punggung, lengan
dan lain sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk
juga : unsur-unsur jungkir balik, lompatan, memanjat dan
keseimbangan.

Sedang Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran


Praktek Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan,
"Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja,
disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis".

Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti :


senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif,
senam irama, turnen, senam artistik. Secara umum senam
memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami
penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak
untuk dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai
dipertandingkan. Dibentuklah wadah senam internasional,
dengan nama Federation International de Gymnastique (FIG),
yang mengelola antara lain :

1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics).


2. Senam Ritmik (Modern Rhytmic).
Senam Artistik serta perkembangannya di Indonesia

Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang


pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang
mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu
organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya.
Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama
PERSANI (Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari
tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan
mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam.
Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah
seperti : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan
menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam
Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam
Indonesia menghadapi pertandingan Internasional. Kegiatan
selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka
Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk
mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-
pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia
mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi
sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus
berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu saat
meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC
harus dikembalikan ke negaranya.

Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967


dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke
Jerman Timur untuk sekolah khusus pelatih senam artistik
selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang kedua
adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang
pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON
VII/1969) di Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya
dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai
cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk
cabang olahraga lainnya.Berlainan dengan cabang olahraga lain
umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek
tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan
dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian
anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik
seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan,
agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata
urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak
artistik yang menarik.

Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi


pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-
kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional
bagi pria terdiri dari 6 (enam) nomor yakni : senam lantai,
kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, palang
tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat)
nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan,
dan palang bertingkat.

Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin


oelh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus
melakukan 2 (dua) macam rangkaian pada setiap nomor atau
alat, satu rangkaian wajib (yang telah ditentukan terlebih
dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing.
Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan
membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat)
orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi
juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi
juara ke II dan seterusnya.

Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai


terbaik dari 6 (enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam)
peserta terbaik dari semua atlet turut dalam pertandingan final
pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari
rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan
nilai rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan
urutan pemenang tiap alat.
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai
maksimum adalah : 10,000. Hukuman-hukuman diberikan
dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan yang salah,
penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari
alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor
kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar
pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian
direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai
faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C.
Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang
memerlukan tenaga yang besar disambung dengan gerakan-
gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk
gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas
atau keterampilan.
Senam lantai
Biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas
pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk juga
berlaku sebagai pemanasan karena gerakan-gerakannya tidak
memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Nomor ini mungkin
merupakan tontonan yang paling mengasyikkan dibanding
dengan alat-alat lain meskipun sebenarnya relatif berkembang
paling baru. Untuk pertama kali nomor ini sebagai nomor
perseorangan dalam Olympiade 1932 dan bagi wanita baru 20
tahun kemudian.

Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan


secara massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-
sama. Gerakan-gerakannya dapat dikerjakan secara seragam
dan membentuk formasi-formasi yagn menarik dan
mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan apa
yang disebut senam pagi Indonesia.

Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang


berukurang 14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria
tampil dalam waktu 70 detik dan wanita dengan diiringi musik
90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesan kepada
para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan,
putaran, keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan
dan akrobatik. Gerakan-gerakan yang menekankan tenaga
harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-
kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan
setinggi bahu.
Peralatan Senam Artistik

Ukuran alat

1. Bentuk putera ada 6 (enam) alat :

- Floor exercise (lantai)


Ukuran 12x12 m

- Pommel horse (kuda-kuda pelana)


Panjang 1.60 m
Tinggi 1.10 m

- Rings (gelang-gelang)
Tinggi 2.55 m
Jarak 0.50 m

- Horse vault (kuda-kuda lompat)


Panjang 1.60 m
Tinggi 1.35 m

- Parallelbar (palang sejajar)


Panjang 3.50 m
Jarak 0.48 s/d 0.52 m
Tinggi 1.75 m

- Horizontal bar (palang tunggal)


Panjang 2.40 m
Tinggi 2.55 m

2. Untuk puteri ada 4 (empat) alat :

- Horse vault (kuda-kuda lompat)


Panjang 1.60 m
Tinggi 1.20 m

- Uneven bars (palang bertingkat)


Panjang 2.40 m
Tinggi palang bawah 1.50 m
Tinggi palang atas 2.30 m
- Balance beam (balok keseimbangan)
Panjang 5.00 m
Tinggi 1.20 m

- Floor exercise (lantai)


Ukuran 12 x 12 m

Peraturan Umum Senam Artistik

1. Kejuaraan beregu (Kompetisi I)

- Setiap regu terdiri dari 6 (enam) pesenam putera/puteri.


- Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada
putera 6 (enam) alat, puteri 4 (empat) alat.
- Juara beregu (Kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai
terbanyak, dari jumlah 5 (lima) pesenam
terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan
rangkaian pilihan.

Nilai maksimum untuk putera adalah : 12 nomor pertandingan


x 50 = 600 (wajib dan pilihan) 6 nomor
pertandingan x 50 = 300 (pilihan)

Nilai maksimum untuk puteri adalah : 8 nomor pertandingan x


50 = 400 (wajib dan pilihan) 4 nomor
pertandingan x 50 = 200 (pilihan)

2. Kejuaraan perorangan serba bisa (Kompetisi II)

- Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil


kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta.
- Dibatasi 3 (tiga) pesenam dari tiap negara/daerah
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan serba bisa (Kompetisi II) adalah pesenam
dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada Kompetisi I (wajib & pilihan), ditambah dengan
nilai kompetisi II pada seluruh alat.

Nilai maksimum untuk putera = 120


Nilai maksimum untuk puteri = 80

3. Kejuaraan perorangan per alat (Kompetisi III)

- Peserta finalis diambil dari 8 (delapan) pesenam terbaik dari


hasil kompetisi I pada alat tersebut.
- Dibatasi 2 (dua) pesenam dari tiap negara/daerah, dan hanya
3 (tiga) alat yang boleh diikuti oleh
seorang pesenam
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam
dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan
nilai kompetisi III pada
masing-masing alat.

Nilai maksimum untuk putera maupun puteri = 20.


Rol Belakang
Guling ke belakang adalah menggulingka badan ke belakang ,dimana
posisi badan tetap harus membulat,yaitu kaki dilipat,lutut tetap melekat di
dada,kepala ditundukan sampai dagu melekat di dada.

Cara melakukan guling ke belakang :

a. Sikap permulaan dalam posisi jongkok,kedua tangan di depan dan kaki


sedikit rapat

b. Kepala ditundukan kemudian kaki menolak ke belakang

c. Pada saat panggul mengenai matras,kedua tangan segera dilipat ke samping


telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak

d. Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala,dengan dibantu oleh


kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat
mendarat di atas matras,ke sikap jongkok
Lompat Harimah
a) Sikap awal:
 berdiri tegak kemudian mengambil sikap siap berlari dengan kecepatan
tertentu.
 jarak pengambilan awalan bisa bervariasi beberapa langkah atau banyak
langkah tergantung ketinggian penanda yang ada.
b) Rangkaian loncat harimau dan berguling ke depan:
 Mengambil posisi berdiri tegak kemudian berlari cepat.
 Setelah mendekati penanda segera melakukan tolakan dengan menumpu
pada kedua kaki.
 Badan terangkat keatas atau meloncat melewati penanda yang ada, setelah
melewati penanda tangan bersiap-siap untuk menumpu pada matras diikuti
tengkuk kemudian punggung yang menyentuh matras dilanjutkan dengan
gerakan guling ke depan.
c) Sikap akhir
 Melakukan guling depan sampai 2 atau 3 kali,kemudian kembali ke posisi
jongkok,
 Kedua kaki menapak sempurna, tangan lurus kedepan badan tidak terjatuh
ke samping kanan atau ke samping kiri, kemudian berdiri tegak,kembali ke
sikap.
Berdiri dengan Kepala (Headstand)
Headstand adalah posisi keseimbangan yang memanfaatkan kekuatan
kedua lengan dan kepala (otot leher) sebagai titik tumpunya. Posisi ini diawali
dari posisi jongkok dan menempatkan ujung kepala dan kedua telapak tangan di
lantai. Ketika titik tumpu (kepala dan kedua lengan) sudah siap, pelan-pelan
titik berat badan dipindahkan ke titik tumpu dan secara perlahan mengangkat
kedua kaki yang dibengkokkan ke atas, sehingga panggul dan kedua kaki berada
di atas kepala. Kemudian, secara perlahan pula, luruskan kedua kaki hingga
terbentuk posisi badan dan kaki lurus membentuk satu garis
Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada
kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
 Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan
tangan membentuk segitiga sama sisi.
 Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan
tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
 Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.
Berdiri Atas Tangan (Handstand)
Hands stand adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kedua tangan
,kedua kaki rapat dan lurus ke atas .suatu hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan hands stand adalah harus di lakukan di atas landasan atau alas yang
keras (misal lantai).karena akan memudahkan dalam bertumpu,jika
dibandingkan melakukannya di atas alas yang lunak (misal kasur).

Cara melakukan gerakan handstand yaitu:


 Berdiri tegak kaki diceraikan ke muka dan belakang.
 Bungkukkan badan, tangan menumpu selebar bahu, lengan lurus, pandangan
agak ke depan, pantat diangkat setinggi-tinginya, tungkai ke depan bengkok,
sedang tungkai belakang lurus.
 Ayunkan tungkai belakang ke atas diikuti tungkai yang lain.
 Kedua tungkai rapat clan lurus, membentuk satu garis dengan badan dan lengan.
 Pertahankan keseimbangan.
MERODA
Sikap permulaan Bagi yang baru belajar, berdiri menyampingi arah
gerakan, kedua kaki dibuka lebar, kedua lengan lurus ke atas di samping kepala
serong ke samping dan telapak tangan menghadap ke atas
Cara melakukan gerakan handstand yaitu:
 Awali dengan sikap siap melakukan dengan mengakat salah satu tangan
 Bertumpu tangan, mencoba melewatkan kedua kaki secara bergantian
 Seperti di atas, benda yang dilewati harus lebih tinggi.
 kemudian turunkan kaki satu persatu dengan kaki terbuka lebar
 dan akhir dengan sikap sempuran dengan kedua tanggan di angakat.
ROUND OFF
Bagi yang baru belajar, berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan di
samping badan.
Cara melakukan gerakan round off
a. Ayunkan kedua lengan keatas sejajar bahu lurus kedepan serong ke atas.
b Sambil mengangkat dan melangkahkan kaki ke kiri ke depan, badan putar
kesamping kiri.
c. Bersamaan dengan meletakkan kedua telapak tangan pada matras sejajar bahu,
lemparkan kaki kanan lurus ke atas, kemudian diikuti kaki kiri hingga pada
posisi handstand.
d. Lemparkan kedua kaki sejauh mungkin.
e. Mendarat pada kedua kaki dan badan menghadap ke tempat semula.
Loncat Kangkang

Loncat kangkang adalah gerakan melompati suatu alat dengan cara bertumpu
pada alat tersebut. Dalam latihan gerakan ini dapat dapat dilakukan pada peti
lompat atau pada teman yang membungkuk.

Cara melakukan loncat kangkang:


 Awalan lari cepat badan condong ke depan.
 Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat-kuatnya disertai ayunan dari
belakang bawah ke depan. Badan lurus, tungkai dipisahkan.
 Saat tangan menyentuh pada bagian pangkal kuda-kuda segera menolak sekuat-
kuatnya.
 Badan melayang di atas kuda-kuda sikap lurus, lengan direntangkan, tungkai
lurus dipisahkan (dibuka lebar) pandangan ke depan.
 Mendarat dengan ujung kaki mengeper lengan direntangkan ke atas.
Lompat Jongkok
Teknik gerakannya sama dengan lompat kangkang menggunakan kuda-kuda,
tetapi karena peti lompat lebih panjang maka memerlukan awalan yang lebih
panjang dan tolakan yang lebih kuat lagi.

Cara melakukan lompat jongkok:


 Awalan lari cepat badan condong ke depan.
 Kedua kaki menolak pada papan tolak sekuat-kuatnya, badan condong ke depan
dan kedua tangan diayun ke depan dengan sasaran tumpuan tangan pada ujung
akhir bagian peti lompat.
 Saat melayang badan lurus kaki rapat, kemudian dengan tangan lurus menumpu
pada peti lompat.
 Kedua tangan menolak kuat pada peti lompat dan dibuka selebar bahu, kemudian
kedua kaki ditekuk di dekatkan pada dada dan masuk di antara kedua lengan.
 Luruskan badan dan kedua kaki rapat,sesaat sebelum mendarat, pandangan tetap
ke depan.
 Mendarat lunak, pertahankan keseimbangan.
an kaki lebih tinggi
KAYANG
Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaan
terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada
gerakan kayang yaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan
tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan
bahu,bukan kelentukan pinggang.
Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut.
a. Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada pinggul.
b. Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang.
c. Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai
tumpuan.
d. Posisi badan melengkung bagai busur.

Anda mungkin juga menyukai