MAKALAH KARATE
DISUSUN OLEH:
1831342004
DOSEN PENGAMPUN:
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini
dibuat sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah karate . Oleh
karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan karate.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang
saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, demi penempurnaan
makalah ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari
Cina, sekali lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga
mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti
sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama
periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh
dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia.
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut
serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas
itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu
tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang
termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat
yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua
Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa
periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk
kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada
kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan
periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
C. TEKNIK DASAR DALAM KARATE
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
1. Kihon
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
2. Kata
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak
hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan
pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang
dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap
aliran juga berbeda.
3. Kumite
4. Luas Lapangan
Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan
ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap
sisi. Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan
bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan
dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter.
Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras
yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak
boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang
kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka
yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang
lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah
arena bertanding efektif.
Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada masa kini merupakan satu olahan
kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan sebagainya.
Ramai pengamal karate tidak mengetahui bahawa di dalam karate, seni dan
pergerakan yang ditawarkan adalah jauh lebih hebat dan unik daripada apa yang
dipamerkan dewasa ini. Padahal karate adalah sebuah seni bela diri yang harus
terus dijaga keasrianya
5. Peralatan Karate
6. Falsafah Karate
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap
teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan
menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga
diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari
pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang
dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik
menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh
mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat
serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
7. Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan
sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang
termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
1) Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan
Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari
berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh
lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan
tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga
praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2) Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan
teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa
yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di
Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang
oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarunganyang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan
menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan
yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3) Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari
banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40
KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada
111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado
memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan
secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4) Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri
Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik
kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik
Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan
Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu
tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan
yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan
teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan
tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu
menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan
jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4
besar JKF" antara lain adalah:
1) Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan
tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut
berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an.
Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai
arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana
praktisi- praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni
tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate
serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal
sebagai salah satu aliran karate paling keras. Aliran ini menerapkan hyakunin
kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji
melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah
melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk
melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2) Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh
Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru
Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate.
Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam
senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3) Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari
beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung
di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate
sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau
Putih).
1. Kekuatan (strenght)
Dalam cabang olahraga karate ada beberapa anggota tubuh yang memerlukan
kekuatan seperti lengan untuk kekuatan pukulan, tungkai untuk kekuatan
tendangan dan perut untuk menahan serangan lawan yang ditujukan ketubuh
atlet.Contoh bentuk latihan :
Push Up
Pull Up
Sit Up
Squat Jump
Contoh Gambar Squat Jump
2. Kecepatan (speed)
Dalam cabang olah raga karate dibutuhkan kecepatan untuk menyerang lawan.
1) Interval Training
2) Lari Akselerasi
3) Uphill dan Downhill
3. Kelincahan (agility)
Kelincahan dibutuhkan untuk mencari kesempatan menyerang lawan
5. Kelentukan (flexibility)
1) Peregangan Dinamis
2) Peregangan Statis
3) Peregangan Pasif
6. Koordinasi (coordination)
Dalam karate bentuk latihan ini sering dilakukan untuk membiasakan diri
menyerang dan bertahan secara terus menerus dengan membayangkan adanya
lawan.
7. Ketepatan (accuracy)
Komponen ini membantu karateka untuk dapat melakukan serangan tepat
pada sasaran yang dituju.
8. Reaksi (reaction)
Aksi – Reaksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari
gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan
penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia
mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin
meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari
gangguan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Khamdan, Muhammad. 2011. Makalah Olahraga Karate, [Online]. Tersedia:
http://makalah7u.blogspot.com. [15 Februari 2015]