Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDU

MAKALAH KARATE

DISUSUN OLEH:

Sherli Shintia Dahlan

1831342004

DOSEN PENGAMPUN:

Dr. Sudirman, M.Pd

Muh. Adnan Hudain, S.Pd.,M.Pd

FAKULTAS ILMUU KEOLAHRAGAAN

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini
dibuat sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah karate . Oleh
karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan karate.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang
saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, demi penempurnaan
makalah ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Sidrap,15 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN KARATE INTERNASIONAL


B. PERKEMBANGAN KARATE NASIONAL
C. TEKNIK DASAR DALAM KARATE
D. KONDISI FISIK YANG DIBUTUHKAN DALAM KARATE

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia


yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo.
Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M.
Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya
peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan
Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI
(Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai
pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut


berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp.
Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia
(INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari
aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do
Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak
anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan
INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari
perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang
menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain


Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu
Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang
didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do
Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal
Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu,
Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran
Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan
GABDIKA Shitoryu dan SHINDOKA.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk


bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang
sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk
Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat
berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sejarah perkembangan karate internasional

b. Bagaimana sejarah perkembangan karate nasional

c. Apa saja teknik dasar dalam karate

d. Kondisi fisik apa yang dibutuhkan pada karate

C. TUJUAN

a. Mengetahui perkembangan karate di dunia.

b. Mengetahui perkembangan karate di indonedia.

c. Mengetahui teknik karate.

d. Mengetahu kondisi fisik yang diperlukan dalam karate.


BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN KARATE INTERNASIONAL


Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri
karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali
disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke
Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga
Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam
kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh
masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’
空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji
bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin:kongshou).

Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi untuk pertama kalinya memperagakan Te


atau Okinawa-Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-
tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan
menyebarkan karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu,
Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi
menamakan alirannya Shotokan. Masutatsu Oyama kemudian secara resmi juga
mendirikan aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956.

Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari
Cina, sekali lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga
mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti
sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama
periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh
dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia.

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan


World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang
utama yaitu:
1.     Shotokan

2.     Goju-Ryu

3.     Shito-Ryu

4.     Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut
serta dalam pembentukan JKF dan WKF.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas
itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu
tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang
termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang


adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF
(dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations).
Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi
karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk
meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran
Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

B. SEJARAH PERKEMBANGAN KARATE NASIONAL


Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah
menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa
Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar
Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-
mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya
mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate
Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang
seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan
Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex
Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke
Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi
perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki
(Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama
(Kyokushinkai-1967).

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya


terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan
berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan.
Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya
ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan
di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para
tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di
tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu
wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia
(FORKI).

Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat
yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua
Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa
periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk
kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada
kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan
periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
C. TEKNIK DASAR DALAM KARATE
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

1. Kihon

Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.

Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk


putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap DAN atau Sabuk Hitam, siswa
dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kuda-kuda (dachi) : adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat


penting, karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini
adalah macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.

1) Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )


2)  Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
3)  Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
4) Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
5) Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat
6) Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
7) Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
8) Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )

Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-


kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri
atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.

1) Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati


2) Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
3) Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
4) Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
5) Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
6) Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
7) Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti
Agi-
8) Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dach
9) Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
10) Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
11) Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua
tangan
12) Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
13) Tetsui-Uchi : Tangan palu
14) Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
15) Haishu-Uchi : Tangan pedang
16) Haito-Uchi : Tangan pedang
17) Empi : Sikutan
18) Shuto-Uchi : Tangan pedang
19) Tate-Shuto : Tangan pedang

Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan


(Zuki) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan
macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang
dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang
tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.

1) Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan


2) Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
3) Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping (di sodok )
4) Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
5) Usiro-Geri: Tendangan ke belakang

Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan


posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini
dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak
mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :

1) Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.


2) Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
3) Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
4) Agi-Uke : Tangkisan atas
5) Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
6) Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
7) Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuk

2. Kata

Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak
hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan
pernapasan yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang
dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap
aliran juga berbeda.

3. Kumite

Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh


murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang
mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur
(go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih
dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang
sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat
menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding. Untuk aliran full
body contact seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk
melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas


kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu
Kumite untuk persiapan Shiai, dimana yang dilatih hanya teknik-teknik yang
diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk
beladiri, dimana semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti
bantingan, kuncian dan menyerang titik vital.

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas


berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan
(khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance
(WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan
oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan
1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak
ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih
mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif
dan agresif sebagai pemenang.

4. Luas Lapangan

Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan
ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap
sisi. Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan
bahaya.

Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan
dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter.
Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras
yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak
boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang
kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka
yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang
lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah
arena bertanding efektif.

Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada masa kini merupakan satu olahan
kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan sebagainya.
Ramai pengamal karate tidak mengetahui bahawa di dalam karate, seni dan
pergerakan yang ditawarkan adalah jauh lebih hebat dan unik daripada apa yang
dipamerkan dewasa ini. Padahal karate adalah sebuah seni bela diri yang harus
terus dijaga keasrianya

5. Peralatan Karate

Peralatan yang diperlukan alam oertandingan karate

1) Pakaian karate (karategi) untuk kontestan


2) Pelindung tangan
3) Pelindung tulang kering
4) Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarnah merah atau biru

Alat-alat lain yang di perbolehkan tapi bukan menjadi keharusan yaitu:

1) Pelindung gusi (dibeberapa pertandingan menjadi keharusan)


2) Pelindung tubuh untuk kontestan putri
3) Pelindung selengkangan untuk kontestan putra
4) Peluit untuk arbitrator atau alat tulis
5) Seragam wasit atau juri
6) Baju putih dan celana abu-abu
7) Dasi merah. Sepatu karate hitam tampa sol
8) Papan nilai
9) Administrasi peratndingan

Lampu merah.kuning. hijau sebagai tanda waktu pertandingan dengan


pencatatan waktu (Stop watch).
Tambahan: Khusus untuk Kyokushim, pelindung yang dipakai hanyalah
pelindung selengkangan untuk putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak
dipergunakan.

6. Falsafah Karate

1) Rakka (Bunga yang berguguran)

Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap
teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan
menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga
diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari
pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang
dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik
menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh
mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat
serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

2) Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)


Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah
dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk
pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu
seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat
bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu
kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

7. Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan
sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang
termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

1) Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai
gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan
Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari
berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh
lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan
tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga
praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2) Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan
teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa
yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di
Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang
oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarunganyang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan
menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan
yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3) Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari
banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40
KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada
111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado
memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan
secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4) Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri
Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik
kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik
Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan
Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu
tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan
yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan
teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan
tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu
menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan
jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4
besar JKF" antara lain adalah:

1) Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan
tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut
berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an.
Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai
arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana
praktisi- praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni
tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate
serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal
sebagai salah satu aliran karate paling keras. Aliran ini menerapkan hyakunin
kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji
melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah
melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk
melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2) Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh
Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru
Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate.
Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam
senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

3) Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari
beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung
di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate
sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau
Putih).

D. KONDISI FISIK PADA KARATE

Dalam melakukan latihan - latihan kondisi fisik yang optimal, banyak


tekanan yang harus diberikan pada perkembangan tubuh secara keseluruhan
secara yang secara teratur harus ditambah dalam intensitasnya.

Selanjutnya akan diuraikan bentuk - bentuk latihan untuk meningkatkan


kondisi fisik :

1. Kekuatan (strenght)

Dalam cabang olahraga karate ada beberapa anggota tubuh yang memerlukan
kekuatan seperti lengan untuk kekuatan pukulan, tungkai untuk kekuatan
tendangan dan perut untuk menahan serangan lawan yang ditujukan ketubuh
atlet.Contoh bentuk latihan :
Push Up

Contoh Gambar Push Up

Pull Up

Contoh Gambar Pull Up

Sit Up

Contoh Gambar Sit Up

Squat Jump
Contoh Gambar Squat Jump

Weight Training (Latihan Berbeban)

Contoh Gambar Weight Training

2. Kecepatan (speed)

Dalam cabang olah raga karate dibutuhkan kecepatan untuk menyerang lawan.

Contoh bentuk latihan :

1) Interval Training
2) Lari Akselerasi
3) Uphill dan Downhill

3. Kelincahan (agility)
Kelincahan dibutuhkan untuk mencari kesempatan menyerang lawan

Contoh bentuk latihan :

1) Lari Zig – zag


2) Squat Thrust

4. Daya Tahan (endurance)

Daya tahan membantu atlet untuk menjaga performa dalam bertanding

Contoh bentuk latihan :

1) Fartlek (Speed Play)


2) Interval Training
3) Lari Lintas Alam (Cross - Country)

5. Kelentukan (flexibility)

Kelentukan dapat membantu atlet untuk tidak gampang cedera

Contoh bentuk latihan :

1) Peregangan Dinamis
2) Peregangan Statis
3) Peregangan Pasif

6. Koordinasi (coordination)

Koordinasi membantu untuk terbiasa dengan gerakan - gerakan yang


berbeda agar serangan lebih bervariasi.

Contoh bentuk latihan :

Shadow Fight (Bertarung dengan Bayangan)

Dalam karate bentuk latihan ini sering dilakukan untuk membiasakan diri
menyerang dan bertahan secara terus menerus dengan membayangkan adanya
lawan.

7. Ketepatan (accuracy)
Komponen ini membantu karateka untuk dapat melakukan serangan tepat
pada sasaran yang dituju.

Contoh bentuk latihan :

Latihan dengan Sasaran

8. Reaksi (reaction)

Kecepatan reaksi dibutuhkan saat atlet bertahan dan melakukan serangan


balik.

Contoh bentuk latihan :

Aksi – Reaksi

Aksi reaksi adalah latihan Kumite menyerang dan bertahan.   

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karate atau karate-do


merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih
digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara
menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman
umum adalah serangan-serangan lurus dan mendatar.

Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk


tumbukan dan belaan. Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan
yang mana amat sukar untuk ditahan atau ditangkis, ditangkap dan kunci.
Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara serentak dan tidak
mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada
masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu
seperti kempo dan sebagainya.

B. SARAN

Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari
gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan
penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia
mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin
meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari
gangguan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Khamdan, Muhammad. 2011. Makalah Olahraga Karate, [Online]. Tersedia:
http://makalah7u.blogspot.com. [15 Februari 2015]

Anonim. 2012. Penjas Kelas XII, [Online]. Tersedia:


http://ehmankeeemaaank.blogspot.com. [15 Februari 2015]

Admin. 2014. Karate, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [15 Februari


2015]

Mulya, Key. 2014. Makalah Penjaskes Karate, [Online]. Tersedia:


http://keynadiana.blogspot.com. [15 Februari 2015]

Ichal. 2013. Makalah Karate, [Online]. Tersedia:


http://penjaskesunhalu.blogspot.com. [15 Februari 2015]

Anda mungkin juga menyukai