Anda di halaman 1dari 8

FORKI SOLO

Beranda ▼

Beranda ▼

Beranda ▼

HOME ▼

Beranda ▼

Selasa, 03 Januari 2017

ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE

ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE

Karate merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang berasal dari Jepang hingga
menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya. Karate berasal dari kanji 空 「
」 「 」 「 」
手 yang tersusun dari kanji 空 yang artinya "kosong" dan kanji 手 yang artinya
"tangan". Bahasa Jepang selalu digunakan dalam setiap aktifitas olahraga tangan kosong
ini, mulai dari aba-aba, nama gerakan, hitungan, nama panggilan, hingga sebutan untuk
benda-benda yang digunakan.

Kali ini kita akan membahas beberapa istilah bahasa Jepang yang biasa digunakan dalam
dunia Karate. Agar lebih mudah dipahami, kita akan kelompokkan istilah tersebut dalam
masing-masing kategorinya, sebagai berikut :

Menghormat
Seperti halnya kebudayaan masyarakat Jepang yang akrab dengan sapaan dan
penghormatan, para penampil karate yang akan bertanding biasanya akan saling
membungkukkan badan berhadapan sambil mengucap 'Oshi', atau sering juga dibaca
dengan 'Oss'. Kata ini berasal dari singkatan 'Oshi Shinobu' yang artinya tidak pernah
menyerah. Kata ‘Oshi’ juga berasal dari ungkapan 'Osu No Seishin' yang memiliki arti
ketekunan dalam tekanan. Dalam pertandingan karate, kata ini biasanya diucapkan
sekedar untuk menjawab ‘ya’ atau ‘paham’ dari instruksi yang diberikan.

Beberapa istilah penghormatan dalam karate, diantaranya adalah :


• Mokuso : aba-aba untuk menutup mata dan memulai meditasi.
• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.
• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk
menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk
di depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)

Sapaan menurut Tingkatan


• Sosai : Presiden atau ketua umum dalam struktur organisasi perguruan.
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).

Arena Berlatih dan Seragam


• Dojo : Tempat berlangsungnya latihan (berupa tempat khusus yang hanya digunakan
untuk latihan)
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10

Istilah Pertandingan
• Kumite : Perkelahian
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang sekali.
Pihak yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja
serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh
penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat.

 
GERAKAN – GERAKAN DALAM KARATE
OSH…….!!!
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk
ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan
China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya,
sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji
Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang.
Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang
kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin:
kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa
aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia
dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun
organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO –
World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation)
yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk
meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda dengan aliran Kyokushin atau
Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan
menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda
merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di
pelajari dalam Karate.
Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan
sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam
pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
Tetsui-Uchi : Tangan palu
Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
Haishu-Uchi : Tangan pedang
Haito-Uchi : Tangan pedang
Empi : Sikutan
Shuto-Uchi : Tangan pedang
Tate-Shuto : Tangan pedang
Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga
dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan
jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah
menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau
tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan
dalam karate :
Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
Agi-Uke : Tangkisan atas
Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang,
bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian
karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang
beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:

KIHON IPPON KUMITE


(Pertarungan Dasar Satu Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk
sikap Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º). Karateka yang
menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan
memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik
tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang
harus memfokuskan serangan  kepada target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin
bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan
semangat dan kontrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat
menangkis sebelum melakukan  serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan
Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi” (istirahat). Ketika latihan
dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , kontrol yang baik harus selalu dilatih.

GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk
mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan
kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan
kecepatan dan tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan kemudian
cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak
kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan.
Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan  harus
konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih
mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll.
Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik
setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka
yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur (kanan atau kiri sesuai dengan instruksi) dan
memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik
yang akan digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang menetapkan
wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan
diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan
kontrol yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar (jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan
harus memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam
menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.

TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan  dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak
maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite
memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.

JIYU IPPON KUMITE


(Pertarungan Semi Bebas)
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur
gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh
tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat
mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan
dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat
badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat,
meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan badan.
Tangan harus selalu diposisinya dimana  akan melindungi atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau
serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan
memberitahukannya dengan mengatakan “Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan
control yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka yang
bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan
dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik. 

TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih (Tai-sabaki).
Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau
mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang menyeluruh).

OKURI JIYU IPPON KUMITE


(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama
memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan
menyerang balik dengan menjawab “Osh”. Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek
Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka
penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik  dan mengarahkan Karateka
Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka
Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan
membangun kembali Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik,
memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang dilakukan.

TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat
keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah
bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin.

JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Ma-ai (jarak), ketepatan
waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat
dan di dalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan
dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka
mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh.
Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika
wasit memerintahkan Hajime (mulai) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil
melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan,
berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian
kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.

TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan
sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan menjadi gerakan refleks (motor responses).
Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang
menyebut pernyataan ini dengan “No Mind” 

 ISTILAH – ISTILAH KUMITE


Jepang Indonesia
Aiuchi Ganti Pukulan  
Jogai Keluar dari garis luar lapangan pertandingan 3.kata
Atoshi-Baraku Peringatan 30 detik Kata yang
Fukusin-Shugo Pemanggilan wasit bersama-sama berarti
Motono-Ichi Kembali ke garis mulai
bentuk
Tsu-Zu-Kete-Hajime Lanjutkan serangan
resmi atau
Tori-Masen Tidak ada nilai
kembangan
juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap
kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata
yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga
menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam
karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata
yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai
tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-
kali bahkan ratusan kali.

Kata Arti Nama Asli

Heian Shodan Pikiran yang damai (1) Pinan Nidan

Heian Nidan Pikiran yang damai (2) Pinan Shodan

Heian Sandan Pikiran yang damai (3) Pinan Sandan

Heian Yondan Pikiran yang damai (4) Pinan Yondan

Heian Godan Pikiran yang damai (5) Pinan Godan

Tekki Shodan Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (1) Naihanchi

Tekki Nidan Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (2)

Tekki Sandan Satria yang kuat, kuda-kuda yang kuat (3)

Bassai Dai Menembus benteng (besar) Passai

Kanku Dai Menatap langit (besar) Kushanku

Enpi Burung layang-layang terbang Wanshu

Hangetsu Bulan separuh Seishan

Jion Nama biksu Budha, pengampunan Jion

Nijushiho 24 langkah Niseishi

Sochin Memberi kedamaian bagi orang banyak Sochin

Bassai Sho Menembus benteng (kecil)

Kanku Sho Menatap langit (kecil)

Jitte Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang Jitte

Chinte Tangan yang luar biasa Chinte


Meikyo Cermin jiwa Rohai

Jiin Gema Kuil, Dasar kuil

Gankaku Bangau diatas batu Chinto

Wankan Mahkota raja Wankan

Gojushiho Sho 54 langkah (kecil)

Gojushiho Dai 54 langkah (besar) Useishi

Unsu Tangan seperti (menyibak) awan di angkasa Hakko   

Unknown di 23.04

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai