Anda di halaman 1dari 33

Gerak

(motion/movement)
PERTEMUAN KE-4
Planes of the Human Body
PENGERTIAN
 Gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari
titik pandang tertentu
 Gerak meliputi :
 Gerak/hambatan terhadap usaha untuk bergerak
 Gerak badan secara keseluruhan, gerakan anggota badan, atau gerakan suatu
benda oleh badan
 Fungsi dari arah dan kecepatan
 Gerak horizontal, vertical, berputar
ISTILAH-ISTILAH DALAM GERAK
 Velocity adalah rata-rata perubahan posisi dalam arah tertentu
 Acceleration adalah rata-rata perubahan velocity, teratur atau tidak teratur dan dapat positif
atau negative

 Jarak ( Spatium, Space ) : S


 Kecepatan Gerak (Velocity) : V
 Percepatan (Acceleration) : a
 Waktu Gerakan ( Time ) : t
KECEPATAN DAN PERCEPATAN
A. Kecepatan
Rumus Kecepatan Rata-Rata (Velocity) : V=S/t
 Kecepatan berbanding lurus dengan jarak, artinya :
 Makain besar V, makin besar pula S
 Makin kecil V, makin kecil pula S
 Kecepatan berbanding terbalik dengan waktu, artinya :
 Makin besar V, makin kecil t
 Makin kecil V, makin besar t
B. Percepatan
Rumus :
Keterangan :
Percepatan : a = (Vt – Vo) / t
Gerak dipercepat : Vt = Vo + at a = percepatan (m/s 2 )
Vo = kecepatan awal (m/s)
S = V ot + ½ at 2
Vt = kecepatan pada saat t detik (m/s)
Vt 2 = Vo 2 + 2aS S = jarak tempuh (m)
Gerak diperlambat : Vt = Vo – at T = waktu tempuh (detik)

S = Vot – ½ at2 2

Vt2 = Vo 2 - 2aS
Untuk gerak vertical, maka a = g (gravitasi)
BENTUK-BENTUK GERAK

GERAK LINIER
Benda mengalami gerak
linier bila dalam waktu
yang sama bergerak
menempuh jarak dan
arah yang sama
GERAK BENDA JATUH
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Ciri: memiliki kecepatankonstan
Dalam gerak lurus beraturan rata-rata besar kecepatan yang ditempuh oleh suatu
benda sama dengan jarak yang ditempuh di bagi dengan waktu selama benda bergerak.
 Rumus untuk GLB berlaku untuk gerak vertical ke atas dan ke bawah
 Simbol kecepatan a dirubah dengan symbol g (gravitasi)
 Gerak vertical ke atas merupakan gerak diperlambat, sedangkan gerak vertical ke bawah
merupakan gerak dipercepat
 Jika kecepatan awal = 0, maka persamaannya menjadi :
Vt = gt
S = ½ gt2
Vt2 = 2 gS
RUMUS GLB

◦ B

◦ A
 Gerak dari A ke B :
St = AB = Vot – ½ gt2 Vt = Vo – gt
= (Vo/g) – (Vo2 / 2g Vt di B = 0
= Vo2 / 2g Vo – gt = 0
t = Vo / g
 Gerak dari B ke A :
BA = 1/2gt = Vo / 2g Vt setelah kembali ke A
t2 = Vo2 / g2 Vt = gt
t = Vo / g = Vt = Vo

Ternyata waktu dari A ke B = waktu B ke A


Contoh :
 Jika sebuah bola dilemparkan vertical ke atas dan lepas dari tangan dipengaruhi oleh gaya
berat dan mulai diperlambat dengan 10m/d2 sampai bola mencapai titik tertinggi dimana
kecepatannya 0, kemudian bola tersebut mulai jatuh kembali ke tanah dengan percepatan yang
sama yaitu 10m/d2. Waktu yang dipakai untuk naik dan turun kembali akan sama.
 Tinggi bola yang dapat dicapai setelah lepas dari tangan bisa ditentukan dengan rumus :
St = Vo2 / 2g
Kalau Vo = 20 m/dt dan g = 10 m/dt2
Maka St = 400/20 = 20 m
 Kalau ingin mengetahui tinggi yang dicapai bola dari tanah, maka tinggal menambahkan jarak
Antara tempat bola lepas dari tangan dengan tanah. Waktu untuk menempuh jarak dari tangan
sampai titik tertinggi, bisa dicari dengan rumus :
t = Vo / g
t = 20 / 10
t = 2 dt
Gerak Proyektil (Lintasan Peluru)
 Bola yang dilemparkan horizontal dari ketinggian yang sama, tetapi besar gaya
yang berbeda, maka :
 kecepatan horizontalnya akan berbeda dan
 akan menempuh jarak horizontal yang berbeda, dalam satuan waktu yang
sama ( S = V . t )
 tetapi semua akan jatuh dalam jangka waktu bersamaan, karena jarak
vertikalnya sama dan gaya gravitasi tidak berubah ( S = ½ gt2 ).
 GAYA ATAU KECEPATAN HORIZONTAL YANG DIBERIKAN KEPADA OBJEK TIDAK
BERGANTUNG KEPADA GAYA ATAU KECEPATAN VERTIKALNYA
Gerak Proyektil
 Dalam keadaan
normal sudut 45
derajat merupakan
jarak horizontal
terjauh.
 Jarak maksimum
dalam meloncat,
melempar,
menendang
dipengaruhi oleh
kecepatan dan tolakan
GERAK
PARABOLA
☻ Ciri : adanya sudut elevasi
yaitu sudut yang dibentuk oleh lintasan
bola/peluru dengan bidang datar
☻ Terdiri dari 2 macam gerak yaitu.:
- gerak mendatar → gerak lurus beraturan
- gerak vertikal → gerak lurus berubah beraturan
☻ Dua titik terpenting dalam gerak peluru
- titik tertinggi
- titik terjauh
Gerak parabola merupakan gabungan dari gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu x
(horizontal) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada sumbu y (vertikal).
 Sumbu x untuk gerak parabola telah ditetapkan beberapa rumus di bawah ini:

 sumbu y untuk gerak parabola berlaku persamaan GLBB:


 Gerak vertikal ke atas menggunakan rumus sebagai berikut:


 Setelah didapat kecepatan di sumbu x (Vx) dan kecepatan di sumbu y (Vy), kita dapat mencari nilai
kecepatan totalnya (Vg), dengan menggunakan rumus resultan kecepatan sebagai berikut:

Keterangan:
Vox = kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
Voy = kecepatan awal pada sumbu y (m/s)vx = kecepatan setelah waktu (t) tertentu pad sumbu (m/s)
Vy = kecepatan setelah waktu (t) tertentu pada sumbu y (m/s)
VR = kecepatan total (m/s)
x = kedudukan benda pada sumbu x (horizontal) (m)
y = kedudukan benda pada sumbu y (vertikal) (m)
t = waktu (s)
g = percepatan gravitasi (m/s)
θ = sudut elevasi (o)
Menentukan Waktu pada Titik Puncak (Ketinggian Maksimum) dan Waktu pada Ketinggian
Semula
 Ketinggian maksimum dicapai pada saat benda mencapai titik tertinggi pada sumbu y. Pada
ketinggian maksimum, kecepatan benda di titik tersebut Ialah 0 (Vy = 0). Secara matematis,
rumus menentukan waktu untuk ketinggian maksimum dituliskan sebagai berikut:
tp = (vosinθ)/g
 Untuk kembali ke posisi semula (mencapai jarak maksimum) dari keadaan awal, rumus yang
digunakan dikali 2 dari waktu untuk mencapai ketinggian maksimum. Secara matematis, rumus
menentukan waktu untuk kembali ke posisi semula dituliskan sebagai berikut:
tT = 2 x tp = 2 x (vosinθ)/g
Menentukan Ketinggian Maksimum (hmax)
Dalam menentukan ketinggian maksimum, rumus yang digunakan ialah sebagai berikut:
hmax = (vo2sin2θ)/2g
Menentukan Jangkauan Maksimum (Xmax)
Selain ketinggian maksimum, kita juga dapat menghitung jangkauan maksimum. Jangkauan
maksimum merupakan jarak maksimum yang dijangkau pada sumbu horizontal (Sumbu x). Jangkauan
maksimum dirumuskan sebagai berikut:
Xmax = (2vo2sinθcosθ)/g
Keterangan:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
θ = sudut elevasi (o)
Vo = kecepatan awal (m/s)
Xmax = jangkauan maksimum (m)
hmax = ketinggian maksimum (m)
tp = waktu mencapai titik puncak (s)
tt = waktu mencapai jarak maksimum (s)
Beberapa ringkasan rumus gerak parabola yang tersusun atas komponen arah
vertikal (sumbu y) dan komponen arah horizontal (sumbu x) dapat dilihat pada
tabel di bawah
A P”
B P

C
A
10º
O
• GERAK ANGULER
Benda mengalami
D N
gerak anguler bila
E M
dalam waktu yang
sama bergerak
F
L menempuh sudut
G
yang sama dan arah
K

H
yang sama.
J
I
HUKUM-HUKUM GERAK

 HUKUM NEWTON I (KELEMBAMAN)


Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol (tidak ada gaya yang
bekerja), benda diam (tidak bergerak) atau akan bergerak lurus
beraturan.

 HUKUM NEWTON II (PERCEPATAN)


Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja,
dan berbanding terbalik dengan massa benda itu

F = m .a

 HUKUM NEWTON III (AKSI-REAKSI)


Bila dua buah benda berinteraksi, gaya yang diadakan oleh benda yang
satu kepada benda yang lain sama besarnya dan berlawanan arah
Gaya pada tubuh dan didalam
• Gaya pada tubuh  dapat kita ketahui ex menabrak
meja.
• Gaya dalam tubuh  td diketahui ex Gaya otot.
Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik
antara 2 benda, misalkan berat badan, ex terjadinya
emboli.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Gaya pd tubuh keadaan statis
Statis : Tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya
dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
Sistem tulang dan oto berfungsi
sebagai pengumpil. Ada 3 kelas sistem
pengumpil :
a. Klas pertama
W
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan
otot
W = gaya berat
M = gaya otot
M
. Klas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
M W

Klas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik
tumpuan dan gaya berat
M MM

W
W
KEKEKALAN MOMENTUM

 Jumlahmomentum dari benda-benda yang


bertumbukan, sebelum dan sesudah tumbukan
adalah konstan.
ma . va + mb . vb = ma . va′ + mb . vb′
Pembagian kelas pada cabang olahraga beladiri
didasarkan penerapan hukum tersebut.

Anda mungkin juga menyukai