Anda di halaman 1dari 17

ISTILAH – ISTILAH DALAM KARATE

Karate merupakan salah satu cabang olahraga bela diri yang berasal dari Jepang hingga
menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya. Karate berasal dari kanji 「空手」
yang tersusun dari kanji「空」yang artinya "kosong" dan kanji「手」yang artinya "tangan".
Bahasa Jepang selalu digunakan dalam setiap aktifitas olahraga tangan kosong ini, mulai dari
aba-aba, nama gerakan, hitungan, nama panggilan, hingga sebutan untuk benda-benda yang
digunakan.

Kali ini kita akan membahas beberapa istilah bahasa Jepang yang biasa digunakan dalam dunia
Karate. Agar lebih mudah dipahami, kita akan kelompokkan istilah tersebut dalam masing-
masing kategorinya, sebagai berikut :
Menghormat
Seperti halnya kebudayaan masyarakat Jepang yang akrab dengan sapaan dan penghormatan,
para penampil karate yang akan bertanding biasanya akan saling membungkukkan badan
berhadapan sambil mengucap 'Oshi', atau sering juga dibaca dengan 'Oss'. Kata ini berasal dari
singkatan 'Oshi Shinobu' yang artinya tidak pernah menyerah. Kata „Oshi‟ juga berasal dari
ungkapan 'Osu No Seishin' yang memiliki arti ketekunan dalam tekanan. Dalam pertandingan
karate, kata ini biasanya diucapkan sekedar untuk menjawab „ya‟ atau „paham‟ dari instruksi
yang diberikan.

Beberapa istilah penghormatan dalam karate, diantaranya adalah :


• Mokuso : aba-aba untuk menutup mata dan memulai meditasi.
• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.
• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk
menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk di
depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)
Sapaan menurut Tingkatan
• Sosai : Presiden atau ketua umum dalam struktur organisasi perguruan.
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).
Arena Berlatih dan Seragam
• Dojo : Tempat berlangsungnya latihan (berupa tempat khusus yang hanya digunakan untuk
latihan)
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10
Istilah Pertandingan
• Kumite : Perkelahian
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang sekali. Pihak
yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja
serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat.

GERAKAN – GERAKAN DALAM KARATE

OSH…….!!!
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa
masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti
seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote:
Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi „karate‟ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima
oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah „Kara‟ 空 dan
berarti „kosong‟. Dan yang kedua, „te‟ 手, berarti „tangan‟. Yang dua kanji bersama artinya
“tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa
aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di
dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4
besar WKF”.
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF.
Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan
nama WUKO – World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International
Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan
WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat “tanpa kontak langsung”, berbeda
dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang “kontak langsung”.
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan
menangkis. Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari:
Kuda-kuda (dachi): adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda
merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di
pelajari dalam Karate.

 Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )


 Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
 Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
 Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
 Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
 Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
 Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
 Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )

Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan
sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-
macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.

 Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati


 Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
 Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
 Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
 Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
 Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
 Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
 Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
 Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
 Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
 Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
 Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
 Tetsui-Uchi : Tangan palu
 Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
 Haishu-Uchi : Tangan pedang
 Haito-Uchi : Tangan pedang
 Empi : Sikutan
 Shuto-Uchi : Tangan pedang
 Tate-Shuto : Tangan pedang

Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa
juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai
dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan
dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.

 Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan


 Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
 Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
 Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
 Usiro-Geri: Tendangan ke belakang

Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita
haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan
atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah
tangkisan dalam karate :

 Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.


 Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
 Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
 Agi-Uke : Tangkisan atas
 Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
 Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
 Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki
2.kumite
Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk
mempraktekkan tehnik menyerang, bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh
tetapi dengan keamanan tinggi. Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada
saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan
terbatas hanya Kihon dan KATA. macam-macamnya:

KIHON IPPON KUMITE


(Pertarungan Dasar Satu Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” (siap), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan,
bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi (kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu,
ujung kaki membentuk sudut 45º). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-
barai langkah belakang (kanan atau kiri, sesuai instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat
dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang
akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata “Osh” Karateka
Penyerang harus memfokuskan serangan kepada target yang telah ditentukan dengan semangat
dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik (sikap, pernafasan
dan Kime). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik, menjamin
pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum
melakukan serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan
Zansin (kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan “Yame” (stop) dan “Enyoi”
(istirahat). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya ,
kontrol yang baik harus selalu dilatih.

GO-HON KUMITE
(Pertarungan Lima Langkah)
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima
langkah kedepan untuk mencapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah
mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan
serangan balik dengan Gyaku-zuki (berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan
tenaga). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan dan
kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga,
karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan
serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang
bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan harus
konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan
menyebabkan kecelakaan.
SANBON KUMITE
(Pertarungan Tiga Langkah)
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon
Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan
Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang
benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.
KEASHI IPPON KUMITE
(Pertarungan Dua Langkah)
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan
membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai
mundur (kanan atau kiri sesuai dengan instruksi) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan
tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan
digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata “Osh” Karateka Penyerang
menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara Karateka Bertahan melangkah
mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus
difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa
melakukan tehnik dengan benar (jarak, pernafasan, dan kime). Karateka Bertahan harus
memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan
harus Kime dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.
TUJUAN
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan dan tangkisan dengan
musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak
dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berpikir kapan dia
melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.

JIYU IPPON KUMITE


(Pertarungan Semi Bebas)
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka
mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas (Jiyu Kamai).
Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan
dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri
mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan
dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit
menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju
dan mundur jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah
kecepatan dan jarak pergerakan badan.
Tangan harus selalu diposisinya dimana akan melindungi atau menangkis serangan sambil
melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau
memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan
“Osh”. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik,
memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar (Sikap, pernafasan, dan kime). Karateka
yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang tinggi saat melakukan
tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus
kime sebelum melakukan serangan balik.
TUJUAN
Memperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan
yang lebih (Tai-sabaki). Memperkirakan Ma-ai (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk
memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh,
ketepatan waktu, dan Zanshin (penuh kesadaran dan control yang menyeluruh).

OKURI JIYU IPPON KUMITE


(Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah)
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan
karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka
kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab “Osh”. Setelah
karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan
serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka
penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan
mengarahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat
pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan
serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali
Zanshin (Kesadaran penuh). Karateka harus memperlihatkan semangat dan kontrol yang baik,
memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime di setiap tehnik yang
dilakukan.

TUJUAN
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka
dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang
tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik.
Zanshin.

JIYU KUMITE
(Pertarungan Gaya Bebas)
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang
baik, Ma-ai (jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting kontrol yang baik. Gaya
Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan di dalam peraturan dan pengawasan
yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan
dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah
mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus
mendengar perintahnya dan patuh. Karateka memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka
yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime (mulai)
kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi
diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama
pertarungan, berteriak “KIAI” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik
dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.
TUJUAN
Untuk meningkatkan kontrol, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah
tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semua tehnik akan
menjadi gerakan refleks (motor responses). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi
tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan
“No Mind”
3.kata
Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata
memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan
arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata
dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu.
Inilah kata sebagai filsafat.
Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti
dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan
memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-
masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi
Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.

KATA SHOTOKAN

Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata
memainkan peranan yang penting dalam latihan Karate. Setiap Kata memiliki Embusen (pola
dan arah) dan Bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari Kata yang sedang
dikerjakan.Kata dalam Karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan Kata juga
menggambarkan sesuatu. Inilah Kata sebagai filsafat. Karena itulah Kata memiliki peranan yang
penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam Karate. Gichin Funakoshi mengambil
Kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 Kata yang terus dilatih hingga
kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing mempunyai tingkat kesulitan
sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap Karateka untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan
kali.

Kata adalah bagian-bagian dari sebuah tehnik dasar, menengah dan lanjutan yang disusun
kedalam kesatuan aturan gerak tehnik Karate. Masing-masing Kata mempunyai karakter yang
berbeda. Beberapa Kata ada yang kuat dan penuh tenaga, sebaliknya ada yang lemah lembut dan
mengalun secara alami. Bahkan ada Kata yang merupakan gabungan dari dua karakter diatas dan
masing-masing Kata memiliki kesempatan yang unik.

SHORIN – RYU (SEKOLAH SHORIN) DAN SHOREI – RYU (SEKOLAH SHOREI)

Kata aliran Shotokan berasal dari masing-masing Sekolah Shorin (Shorin-Ryu) atau Sekolah
Shorei (Shorei-Ryu). Kata Sekolah Shorin (Shorin-Ryu) memperlihatkan gerakan yang sangat
ringan, cepat dengan gerakan cepat kedepan dan kebelakang. Kata Sekolah Shorei (Shorei-Ryi)
memperlihatkan kekuatan fisik dan tenaga otot. Sangatlah penting untuk mengetahui dari sekolah
mana sebuah Kata berasal, tanpa itu sebuah Kata tidak dapat dipelajari dan dimainkan dengan
semestinya.

Kata memiliki tingkatan yang dalam mempelajarinya membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bahkan Gichin Funakoshi beranggapan bahwa untuk menguasai satu Kata saja dibutuhkan 3
(tiga) tahun, itupun jika ditunjang dengan penguasaan tehnik Karate yang tinggi.

KATA HEIAN

Di Pulau Okinawa, seri Kata ini aslinya bernama “ Pinan” Kata. Nama Heian diberikan oleh
Sensei Gichin Funakoshi dan khalayak mengartikan Heian dengan “Pikiran Yang Sangat
Tenang”. Pemberian nama Heian Kata memperlihatkan bahwa Kata ini memiliki tingkat
kesulitan tinggi dalam mempelajarinya, satu sampai lima. Kecuali Heian dan Tekki Kata, kata
aliran Shotokan tidak menggunakan nama yang menggunakan penomoran.

KATA TEKKI

Seri Kata ini terdiri dari 3 (tiga) Kata yang aslinya bernama Naihanchi Kata. Sensei Gichin
Funakoshi mengganti namanya menjadi Tekki. Nama Tekki diambil dari Kata “Tetsu” yang
berarti besi atau baja, dan “Ki” yang berarti pengendara kuda atau Pahlawan Berkuda. Dan
kemudian Tekki diartikan sebagai “Pahlawan Berkuda Dengan Pakaian Besi/Baja” (Knight).

KATA DAI DAN SHO

Dalam tulisan kanji Jepang, Kata “Dai” dan “Sho” secara sederhana memiliki arti “Besar” dan
“Kecil”. Walaupun telah terjadi kesalahan konsep Kata, Kata “Dai” tidak lagi atau kurang dari
dari Kata “Sho”.Kata Gojushiho telah membuktikannya. Versi “Dai” dari kata Gojushiho pada
kenyataannya lebih kecil dari versi “Sho”. Tetapi secara umum pengertian “Dai” lebih dari
“Sho” tetap digunakan hingga saat ini.
MAKNA 26 KATA KARATE SHOTOKAN

KATA HEIAN
1. HEIAN SHODAN
Heian berarti “Pikiran Penuh Kedamaian”. Kata ini adalah kata pertama dari lima Kata tingkat
dasar, yang diciptakan oleh Yasutsune Itosu (salah satu guru Gichin Funakoshi). Meskipun tidak
diketahui bagaimana Kata Heian ini diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian
merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu
menciptakan Kata Heian untuk memperkenalkan Karate kedalam kurikulum sekolah untuk
menghilangkan kesan tehnik yang berbahaya yang terdapat pada kata lanjutan. Heian Kata
merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.
Hal Penting :Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju. Memiliki 21 gerakan dengan waktu
aplikasi 40 detik.

2. HEIAN NIDAN
Heian Nidan berarti seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama,
tetapi Gichin Funakoshi merubahnya, karena Kata ini lebih sulit untuk dipelajari maupun
mengajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.
Hal Penting :Sikap balik kebelakang,tendangan menyamping,membalikan posisi
pinggang/pinggul dan kombinasi tehnik. Memiliki 26 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.

3. HEIAN SANDAN
Heian Sandan berarti Heian yang ketiga dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata
Jitte.
Hal Penting :
Sikap kesamping dan tangkisan atas (atas bahu/kepala). Memilki 20 gerakan dengan waktu
aplikasi 40 detik.

4. HEIAN YONDAN
Heian Yondan berarti Heian keempat dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata
Kanku-Dai.
Hal Penting :Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.

5. HEIAN GODAN
Heian Godan berarti Kata Heian kelima dari Seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata
Gankaku.
Hal Penting :Fleksibilitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50
detik.
KATA TEKKI
6. TEKKI SHODAN
Tekki berarti kuda besi atau posisi berkuda. Tekki Shodan adalah Kata Tekki pertama dalam seri
Kata Tekki. Kata Tekki adalah Kata Shorei, menggambarkan kekuatan, tehnik yang penuh
tenaga. Kata Tekki diciptakan dan direvisi oleh Yasutsune Itosu. Gichin Funakoshi
menghabiskan waktu tiga tahun untuk belajar dan menguasai masing-masing Kata Tekki ini
(pada waktu itu, setiap murid menghabiskan beberapa tahun untuk mempelajari Kata). Tekki
Shodan mempunyai nama asli Naihanchi dan diperkenalkan oleh Yasutsune Itosu, Tekki Nidan
dan Sandan diciptakan oleh Yasutsune Itosu. Belum ada penjelasan yang memadai kenapa Tekki
memiliki perlintasan gerakan satu garis, meskipun kadang terpikir dilakukan dengan baju besi
dan/atau diatas punggung kuda (hal ini tidak bisa diaplikasikan secara teknis). Makna dari Kata
ini dapat juga pertahanan dengan latar belakang dinding/tembok atau diatas perahu.

Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap kesamping. Memiliki 29 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.

7. TEKKI NIDAN
Tekki Nidan berarti Kata kedua dari seri Kata Tekki. Tekki Nidan dan Tekki Sandan dipelajari
untuk pertama kali pada level sabuk Coklat, tetapi tidak dipelajari secara intensif hingga tingkat
sabuk Hitam.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 24 gerakan ,
dengan waktu aplikasi 50 detik.

8. TEKKI SANDAN
Tekki Sandan berarti Kata Tekki yang ketiga dari seri Kata Tekki.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 36 gerakan
dengan waktu aplikasi 50 detik.

KATA LANJUTAN
9. BASSAI-DAI
Bassai-Dai berarti menghancurkan pertahanan musuh dengan kecerdikan dan menemukan
kelemahan lawan (kebanyakan mengartikan “Gempuran Yang Sangat Kuat”). Kata ini dipelajari
pada tingkat Kyu 3 hingga tingkat Shodan (Dan I). Aslinya disebut Passai, Kata ini pertama kali
diperlihatkan di Tomari dan Shuri. Bassai-Dai adalah Kata Shorin.
Hal Penting
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan tenaga, ketidak-untungan harus
menjadi keuntungan. Memiliki 42 gerakan, dengan waktu aplikasi 60 detik.
10. BASSAI-SHO
Bassai-Sho berarti lebih rendah dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini diciptakan oleh Yasutsune Itosu.
Kata ini lembut, tetapi penuh tenaga walaupun tidak seperti Bassai-Dai.

Hal Penting
Tangkisan yang sangat kuat dan serangan balik yang sangat tajam. Memiliki 27 gerakan.

11. KANKU-DAI
Kanku-Dai berarti melihat dunia atau langit (dari gerakan pertama). Kata Dai menunjukkan
bahwa Kata ini merupakan Kata Kanku terhebat. Kanku-Dai bernama asli Kushanku, nama
seorang ahli bela diri Cina yang datang ke Okinawa pada abad ke-18. Kata ini merupakan Kata
favorit dari Gichin Funakoshi dan Kata ini yang beliau pilih untuk di demonstrasikan diluar
Okinawa. Gichin Funakoshi yakin bahwa Kanku-Dai memiliki semua element dasar dari Karate
Shotokan. Kata ini juga merupakan favorit Sensei Okazaki yang mendemonstrasikan kata ini di
buku The Best Karate. Kata ini juga menjadi bahan ujian sebagai Kata kedua dalam Ujian Nidan
(Dan II).

Hal Penting
Tehnik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, dan
lompatan dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh.
Keadaan/situasi juga merupakan hal penting, karena panjangnya Kata. Memiliki 65 gerakan
dengan waktu aplikasi 90 detik.

12. KANKU-SHO
Kanku-Sho berarti Kata terendah didalam Kata Kanku. Kata Shorin ini merupakan perpaduan
antara Heian Yondan dan Kanku-Dai.
Hal Penting
Penggunaan tenaga dengan benar, kecepatan dan pemekaran/penciutan dari otot. Memiliki 47
gerakan.

13. JITTE
Jitte (kadang dibaca Jutte) berarti tangan sepuluh atau keajaiban sepuluh. Kata Shorei ini berasal
dari Tomari. Kata ini mungkin diperagakan dengan tongkat di tangan. Nama Kata ini tidak
mengalami perubahan (hanya Jitte dan Gion yang tidak mengalami perubahan).
Hal Penting
Rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Memiliki 24 gerakan dengan waktu aplikasi 60
detik.
14. HANGETSU
Hangetsu berarti Bulan Separuh/Setengah Bulan (berarti juga nama sikap utama dalam Kata).
Kata ini adalah asli Cina dan nama aslinya adalah Seisan atau Seishan. Kata ini diperagakan
pertama kali di Tomari. Kata ini adalah Kata Shorei.

Hal Penting
Pemekaran/penciutan, putaran lengan dan pergerakan kaki serta pernapasan. Memiliki 41
gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

15. EMPI
Empi (kadang disebut Enpi) berarti Burung Wallet Terbang. Kata Shorin ini dipelajari teutama di
Tomari (hingga Restorasi Meiji, disebarkan ke Shuri dan Naha). Kata ini sebelumnya dikenal
dengan nama Wansu atau Wanshu (Setelah seorang ahli beladiri Cina datang ke Okinawa ).
Nama Kata ini diganti oleh Gichin Funakoshi. Yasutsune Itosu membuat perbaikan yang sangat
berarti dari gerakan Kata yang asli.

Hal Penting
Tinggi rendah posisi badan, gerakan yang cepat (kecepatan). Memiliki 37 gerakan dengan waktu
aplikasi 60 detik.

16. GANKAKU
Gankanku berarti “Burung Bangau Diatas Karang” (nama ini diambil dari salah satu posisi
dalam Kata ini – ada posisi dimana seperti burung bangau dengan satu kaki, sebagai serangan
dalam mempertahankan diri). Ini merupakan Kata yang sudah sangat tua, aslinya bernama
Chinto, kemudian namanya diubah oleh Gichin Funakoshi. Kata ini disempurnakan oleh
Yasutsune Itosu. Gankaku merupakan Kata Shorin (walaupun kadang dikatakan sebagai Kata
Shorei).
Hal Penting
Keseimbangan dan tendangan kesamping. Memiliki 42 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

17. GION
Arti dari Gion (Kadang dibaca Jion) belum ditemukan. Ini merupakan Kata Shorei yang diberi
nama setelah rahib Cina datang ke Okinawa. Gion juga merupakan nama pura di Jepang dan
Cina. Dan Gion dikenal sebagai nama rahib Budha Suci. Nama Kata ini tidak mengalami
perubahan. Gion dipelajari di Tomari. Versi lain dari Kata Gion ini juga dipelajari aliran Karate
Wado-Ryu. Didalam mengambil nama dari rahib Budha Suci, Gion berkonotasi ketenangan,
penuh kebanggaan, dan penuh kekuatan dalam mempelajarinya. Kata ini didemonstrasikan oleh
Sensei Tanaka dalam buku The Best Karate.
Hal Penting
Ketenangan, gerakan penuh tenaga, dengan semangat bertarung yang hebat. Memiliki 47 gerakan
dengan waktu aplikasi 60 detik.
18. CHINTE
Chinte berarti “Tangan Ajaib”. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terdiri dari beberapa tehnik
Cina yang tidak ditemukan dalam Karate Shotokan. Gichin Finakoshi mengganti namanya
menjadi Shoin, tetapi kemudian kembali lagi kenama yang dahulu. Sangat sulit untuk menguasai
pengunaan tenaga yang benar pada Kata ini.
Hal pentingMemiliki 33 gerakan.

19. UNSU
Unsu berarti “Tangan Bagaikan Awan”. Kata ini merupakan Kata Shorin tanpa diketahui
asalnya. Tangan dengan arti tehnik tangan menyapu lawan seperti awan terbelah pisau dilangit.
Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa Kata Unsu terlihat bagaikan “Burung gagak yang
menakutkan mencoba menari “, jika Kata Heian, Kanku-Dai, Empi dan Gion sebelumnya telah
dikuasai.
Hal Penting
Lompatan Tinggi dan rendah, tenik menendang, berpura-pura dan menggunakan beberapa bagian
tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.

20. SOCHIN
Sochin berarti perasaan/keadaan tenang ditengah orang (dan nama ini diambil dari posisi utama
didalam Kata ini). Kata Sochin merupakan Kata Shorei, dimodifikasi oleh Yoshitaka Funakoshi
(anak dari Gichin Funakoshi).

Hal Penting
Lamban, gerakan penuh tenaga dan sikap sochin ( juga disebut sikap fudo-dachi ). Memilki 40
gerakan.

21. NIJUSHIHO
Nijushiho berarti 24 (dua puluh empat) langkah (sekarang memiliki 30 gerakan, tetapi aslinya
adalah 24 gerakan kaki). Makna dari Kata ini adalah sebuah gambaran alami aliran air atau
ombak (kadang gerakannya lamban dengan segala keagungan, kadang kuat dan cepat). Kata ini
merupakan Kata Shorin (meskipun ada yang mengklaim sebagai Kata Shorei). Kata ini adalah
Kata favorit instruktur Frank Woon-A-Tai. Pada tahun1934 Guru Gichin Funakoshi
memerintahkan Masatoshi Nakayama untuk mempelajari Kata ini dari Guru Shito-Ryu, Kenwa
Mabuni. Kata ini secara bertahap disesuaikan dengan tehnik Shotokan.

Hal Penting
Penggabungan total dari bermacam kekuatan dan kecepatan (Masatoshi Nakayama
mengingatkan bahwa kata ini dapat menyerupai sebuah “Tarian” tanpa kepandaian yang
sempurna untuk melakukannya).
22. GOJUSHIHO-DAI
Gojushiho-Dai berarti 54 (lima puluh empat) langkah (sekarang 62 gerakan). Kata Shorin ini
terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruhnya. Nama
lamanya adalah Useshi. Kata ini asli dari Cina dan dipelajari di Cina hingga abad ke-20.
Masatoshi Nakayama juga mempelajari Kata Gojushiho ketika dia belajar Nijushiho dengan
Mabuni.
Hal PentingDengan segala kelembutan dan tehnik aliran.

23. GOJUSHIHO-SHO
Gojushiho-Sho berarti kata terendah di Kata Gojushiho. Kata ini merupakan Kata Shorin yang
terinpirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruh, sayap dan
cakarnya. Kemampuan tehnik tingkat tinggi sangat dibutuhkan untuk memainkan atau mengerti
Kata ini.

Hal Penting
Satu hal penting dalam Kata ini adalah tehnik tangan pedang. Memiliki 65 gerakan yang mudah
dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.

24. MEIKYO
Meikyo berarti cermin membersihkan cermin (kembali mengasah tehnik Karate dengan latihan
yang berulang untuk mendapatkan sebuah pengertian yang jernih tentang tehnik dan karakter
Karate). Kata Shorei ini memiliki pengusaan tehnik dalam Kata Heian dengan bentuk Kata yang
lebih lunak dan tenang. Nama asli Kata ini adalah Rohai. Kata ini merupakan Kata favorit Sensei
Masatoshi Nakayama. Menurut cerita asli, Kata ini diambil dari sebuah tarian untuk meminta
Tuhan memunculkan Dewa Matahari (Amaterasu) dari goa dimana dia bersembunyi.
Hal Penting
Memiliki 32 gerakan.

25. WANKAN
Wankan berarti “Mahkota Raja”. Kata Shorin ini tidak dijelaskan dalam buku The Best Karate.
Wankan adalah Kata terpendek dari semua Kata aliran shotokan. Kata ini aslinya dipelajari di
Tomari, terdiri dari gerakan lembut dan ringan dari apa yang sekarang kita lihat dalam kata aliran
Shotokan.

26. JI’IN
Ji‟in diciptakan sebagai sebuah penghormatan terhadap kematian dan ketenangan/ penuh
kekuatan dari Gion. Nama aslinya tidak diketahui dan namanya mungkin diambil dari sumber
yang sama dengan Gion. Pembahasan tentang ini belum selesai dalam buku The Best Karate.
ISTILAH KARATE DALAM BAHASA JEPANG BESERTA ARTINYA

• Mokuso yame : aba-aba untuk membuka mata setelah setelah meditasi.


• Shomen ni rei : Menghormat ke depan (pada pertandingan, aba-aba ini digunakan untuk
menghormat ke arbiter pertandingan, pemimpin perguruan, dan senior-senior yang duduk
di depan).
• Shihan ni rei : Menghormat kepada Shihan.
• Sensei ni rei / Senpai ni rei : Menghormat kepada pembina.
• Otagai ni rei : Menghormat ke lawan (orang lain)
Sapaan menurut Tingkatan
• Sosai : Presiden atau ketua umum dalam struktur organisasi perguruan.
• Kancho : Kepala atau Director dalam struktur organisasi perguruan.
• Shihan : Master atau founder (orang tertinggi di perguruan)
• Sensei : Pembina perguruan (biasanya telah memiliki tingkatan DAN 3 keatas).
• Yudansha : Karateka dengan sabuk hitam.
• Senpai : Karateka dengan tingkatan lebih tinggi dari kita.
• Kohai : Karateka dengan tingkatan sama.
• Dohai : Karateka dengan tingkatan lebih rendah.
• Otagai : Warga lain (lawan bertanding).
Arena Berlatih dan Seragam
• Dojo : Tempat berlangsungnya latihan (berupa tempat khusus yang hanya digunakan
untuk latihan)
• Gi / Dogi / Karate-gi : Baju karateka
• Obi : Sabuk karate
• KYU : Tingkatan sabuk dasar (berwarna), mulai KYU 10 hingga KYU 1
• DAN : Tingkatan sabuk senior (hitam), mulai DAN 1 hingga DAN 10
Istilah Pertandingan
• Kumite : Perkelahian
• Ippon Kumite : Perkelahian 1 langkah (2 orang bertanding, penyerang menyerang
sekali. Pihak yang diserang menangkis, lalu membalas serangan).
• Sanbon Kumite : Perkelahian 3 langkah (hampir sama dengan ippon kumite, hanya saja
serangan balasan baru boleh dilakukan setelah 3 kali pukulan dilancarkan oleh
penyerang).
• Jiyo Kumite : Perkelahian bebas 1 lawan 1 secara terhormat. (sdk)

Anda mungkin juga menyukai