Anda di halaman 1dari 4

PIDATO MILAD 'AISYIYAH

Perlindungan Terhadap Anak dan Penguatan Keluarga


" .

+ -
( " % ! )
( ! % & # ! " # ! !
.
2 0 1
/ ( 0 1
2 / (
. >
= ! ? -
= .
)
:
/ )
; 8
8 )

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tercurah kepada kita
selaku Muslim yang berjuang di jalan-Nya. Salawat dan salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dengan harapan kita tetap istaqamah dalam mengemban risalah dakwah
sekaligus meneladani uswah hasanah Nabi akhir zaman itu.
Alhmadulillah usia Aisyiyah kini memasuki tahun ke-102, Milad bagi Aisyiyah merupakan
peringatan kelahiran untuk dijadikan wahana tasyakur dan refleksi atas nikmat Allah yang tidak
terhingga. Melalui Milad kita gali kembali spirit perjuangan pendiri dan penggerak perjuangan
Aisyiyah generasi awal agar semakin kokoh komitmen dalam memajukan pergerakan Islam ini
sebagai gerakan Islam berkemajuan.
Kehadiran Aisyiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan haruslah semakin memberi manfaat
terbaik bagi masyarakat luas. Spirit ini lahir dari misi menjadikan Islam sebagai rahmat bagi alam
semesta : "wamaaarsalnakaillarahmatanlil-'alamin" ( QS Al-Anbiya: 107). Dengan melaksanakan
pembinaan keislaman yang mencerdaskan dan mencerahkan, serta berbagai amal usaha yang
digerakkannya, Aisyiyah selama satu abad tidak kenal lelah berkiprah memberi kemaslahatan dan
kemanfaatan bagi kemajuan peradaban umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Kini ketika Aisyiyah memperingati milad tahun ini, di sekitar kita hadir sejumlah masalah
yang harus dihadapi dan menjadi kepedulian gerakan Islam ini. Di antaranya masalah kekerasan,
khususnya kekerasan terhadap anak perempuan sebagaimana menimpa ananda Yuyun di Rejang
Lebong Bengkulu, yang mengalami tindakan sadis pemerkosaan dan pembunuhan. Kasusini dan
peristiwa-peristiwa lainnya yang dialami anak-anak Indonesia, khususnya perempuan,
sungguhsangatmemprihatinkandanmenyedihkan.
Dalam pandangan Aisyiyah, kekerasan dalam bentuk apapun, bertentangan dengan ajaran
Islam. Islam menentang kekerasan. Apalagi kekerasan yang menyebabkan terbunuhnya nyawa
seseorang. Dalam Al-Quran Allah berfirman:
F{$# 7$|s r& C t t/ $G t tFs% t r& u) _t/ 4n?t $o;tF2 y79s _r&

$u= ?u!$y_ s)s9u 4 $Yy_ }$9$# $umr& !$ur'x6s $y$umr& tu $Yy_ }$9$# tFs% $yr'x6s

s9 F{$# 9s yt/ i #ZWx. ) O Muit79$$/

Artinya: Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan
Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia
seluruhnya[412]. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-
olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada
mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak
diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi.
[411] Yakni: membunuh orang bukan Karena qishaash.
[412] hukum Ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu
adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, Karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan Karena membunuh seseorang berarti juga
membunuh keturunannya.
[413] ialah: sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar memiliki keluarga yang dihadapkan pada
tantangan berat untuk menjadikan keluarga sebagai institusi yang kokoh dan berkontribusi pada
pembangunan bangsa. Pengaruh globalisasi yang begitu kuat dan melekat baik sisi positif maupun
negatifnya dalam kehidupan keluarga merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi, seperti
dampak negatif teknologi ialah mudahnya akses pada hal-hal yang bersifat pornografi.
Sementara secara sosial budaya dan agama, keluarga sebagai unit sosial terkecil di
masyarakat merupakan lembaga yang sangat penting dan strategis dalam menyemai generasi yang
berkarakter utama, dan laboratorium mini kehidupan sosial untuk kepentingan masyarakat dan
bangsa. Namun, saat ini lembaga keluarga semakin dihadapkan pada berbagai permasalahan antara
lain semakin meningkatnya kerentanan kehidupan keluarga seperti kasus perceraian, kasus KDRT,
KTD (Kehamilan Tidak Dikehendaki), pernikahan usia dini, pola asuh anak yang permisif, rendahnya
pemahaman parenting, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-lain yang memerlukan penguatan
dan mengembalikan keluarga dalam bangunan Keluarga Sakinah. Isu kekerasan terhadap anak
merupakan fenomena yang harus diperhatikan, apalagi terjadinya di dalam rumah, lembaga
pendidikan, dan lingkungan sosial. Kekerasan terhadap anak dan perempuan sudah bersifat gawat
darurat nasional yang memerlukan perhatian seluruh pihak terutama negara.
Kini Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah bersama seluruh komponen
Persyarikatan dituntut untuk makin peduli dalam mencegah kekerasan sekaligus melakukan
perlindungan terhadap anak dan perempuan, seraya dengan itu melakukan langkah-langkah
penguatan moral keagamaan khususnya di lingkungan keluarga. Perlindungan terhadap anak dan
perempuan menjadi penting karena sering dianggap lemah dan kemudian menjadi korban
kekerasan dan tindakan sewenang-wenang. Selain mendorong penegakkan hukum yang tegas dan
berat terhadap pelaku kekerasan, lebih khusus bagi tindakan pemerkosaan dan pembunuhan,
sehingga menimbulkan efek jera agar tidak terulang terjadi. Negara dan seluruh institusi
penegakkan hukum tidak boleh abai dalam melindungi rakyat yang lemah, dan bertindak tegas
terhadap segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan. Maka akan terjadi ketertiban
hukum dan sosial, yang muaranya tercapai kehidupan yang bermartabat dan berkeadaban.
Aisyiyah semakin dituntut untuk meningkatkanusaha-usaha penguatan keluarga sebagai
basis perlindungan anak dan perempuan, sekaligus menjadi sarana atau wahana paling efektif
dalam pembinaan moral dan keadaban warga. Melalui keluarga benih-benih akhlak mulia
ditanamkan sejak sikap kasih sayang, halus budi, suka damai, toleran, sabar, pemaaf, cinta
sesama, dan kebajikan lainnya. Dengan nilai-nilai yang luhur tersebut anak sejak dini tertanam
sikap untuk menjauhi sifat-sifat buruk seperti melakukan kekerasan dalam bentuk apapun
terhadap siapapun. Dengan demikian keluarga sakinah akan memiliki pijakan yang kuat melalui
penyemaian benih-benih moral dan keadaban untuk pembentukan generasi terbaik masa depan.
Memperkokoh institusi keluarga menjadi Keluarga Sakinah sebagai basis pembinaan
ketakwaan. Keluarga adalah poros kehidupan kehidupan umat, masyarakat, dan bangsa. Di dalam
keluarga tercipta pendidikan paling dini sebagai upaya memperkokoh tunas generasi umat dan
bangsa sehingga terhindar dari pelemahan tunas-tunas bangsa yang berpeluang menjadi
dzurriyyandhi'fan (generasi yang lemah) seperti Firman Allah (QS An-Nisa: 9).
Keluarga juga dapat dijadikan sarana pemberdayaan ekonomi kecil dan menengah serta
penananam jiwa wirausaha. Masalah kemiskinan yang masih memprihatinkan dan berdampak
pada rendahnya kualitas kehidupan keluarga. Menjadi prioritas program yang harus dilaksanakan
secara nasional. Keluarga dalam kondisi miskin membawa kecenderungan"kda al-faqru an-
yaknakufran", bahwa kefaqiran membuka peluang pada kekafiran. Prioritas program nasional
yang harus diintensifkan pengembangan model pemberdayaan ekonomi keluarga yang
disinergikan dengan pembinaan nilai-nilai keagamaan, peningkatan kesadaran politik kewargaan,
dan usaha-usaha pencerdasan yang dapat menjadikan keluarga sebagai wahana pencerahan.
Peningkatan kualitas ekonomi menjadi bagian dari penguatan keluarga sakinah.
Dalam posisi yang penting inilah keluarga menjadi benteng paling kokoh dalam
menyelamatkan generasi bangsa sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

#y s3n=t $pn=t u$yft:$#u $9$# $y%u #Y$t /3=r&u /3| r& (#% (#t#u t%!$# $pr't

ts $t t=y tu ttr& !$t !$# tt

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At-Tahrim: 6).

Semoga Allah melimpahkan ridla dan karunia-Nya untuk kita yang berjuang di jalan-Nya.
Nashrun min Allah wafathun qarib.

Yogyakarta, 25 April 2016


PIMPINAN PUSAT AISYIYAH

Anda mungkin juga menyukai