Anda di halaman 1dari 18

1

MAKANAN ADAT PADA UPACARA BATAGAK KUDO-KUDO DI


KECAMATAN VII KOTO SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG
PARIAMAN

DEVI SARAH
2012/1203227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2017
2
1

MAKANAN ADAT PADA UPACARA BATAGAK KUDO-KUDO DI


KECAMATAN VII KOTO SUNGI SARIAK KABUPATEN PADANG
PARIAMAN

Devi Sarah1, Elida2, Wirnelis Syarif²


Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang
devisarah02@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang rangkaian
pelaksanaan, makanan adat, jenis peralatan, cara penyajian dan tata cara
makan,serta makna yang terkandung pada makanan adat. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif, lokasi penelitian di Kecamatan VII Koto
Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Teknik pengumpulan data: observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data: reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rangkaian
pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo yang terdiri dari mangakok hari sampai
dengan menggantungkan simbol-simbol pada paran rumah. (2) Jenis makanan
adat yang dihidangkan pada pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo makanan
adat dan makanan pokok. (3) Peralatan yang digunakan untuk menyajikan
makanan terdiri dari cambuang nasi, piring samba, piring makan, dulang, tudung
saji, dalamak. (4) Cara penyajian makanan yaitu meletakan makanan yang telah
diporsikan pada seperah makan. tata cara makan yaitu makan bajamba. (5) Makna
pada makanan adat yaitu terkandung pesan moril untuk pemilik rumah.
Kata Kunci :Makanan Adat, Upacara, Batagak Kudo-Kudo

Abstrac
This study aimed to describe the circuit implementation, custom food,
equipment type, manner of presentation and manner of eating, and the meaning
contained in traditional foods. This type of research is descriptive qualitative
research locations in the District VII Koto Sariak Sungai Padang Pariaman
district. Data collection techniques: observation, interviews and documentation.
Data analysis techniques: data reduction, data presentation, and verification
conclusion. The results showed (1) Networks ceremony Batagak Kudo Kudo
consisting of mangakok days to hang the symbols on houses famine. (2) The type
of food that was served at the traditional ceremony Kudo Kudo Batagak
indigenous food and staple food. (3) Equipment used for serving food consists of
rice cambuang, samba plates, dinner plates, trays, the hood of food, dalamak. (4)
How to serve food that is put on the food that has been diporsikan seperah eat. ie
ordinances eat makan bajamba. (5) The meaning of the traditional food that
contained a moral message to the owner of the house.
Keywords: food customs, ceremonies, Batagak-kudo kudo

1
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga untuk Wisuda Periode Maret 2017
2
Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP-UNP
1
2

Pendahuluan

Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sudah terkenal dengan

adat istiadat yang kuat sebagai pemersatu masyarakat. Kelompok masyarakat

mempunyai berbagai macam corak khas ritual upacara adat tersendiri yang

berbeda dengan masyarakat lainnya. Upacara adat Minangkabau pada hakekatnya

sama namun ada perbedaan-perbedaan pada setiap daerahnya yang dinamakan

Adat Salingka Nagari.

Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu daerah yang ada di

Sumatera Barat. Daerah ini mempunyai kekhasan dan keunikan budaya.

Zulkarnaini (2002: 11) menyatakan bahwa “Budaya atau kebudayaan adalah hasil

ciptaan akal budi manusia yang dipergunakan bagi kesejahteraan kehidupan.

Dapat berupa kesenian, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi”. Salah satu

upacara adat yang masih dilaksanakan di Kabupaten Padang Pariaman yaitu

upacara Batagak Kudo-Kudo atau yang dikenal denan salah satu rangkaian pada

proses pembamgunan rumah yang dikenal dengan menaikan paran rumah.

Upacara Batagak Kudo-Kudo merupakan suatu kegiatan upacara yang

dilakukan dengan menjamu seluruh sanak kerabat setelah tiang-tiang didirikan

tujuannya agar pembangunan rumah dilaksanakan kembali dengan gotong royong.

Pada waktu upacara ini kaum dan kerabat yang diundang akan membawa bahan

bangunan seperti seng ataupun uang. Selain itu makanan juga memegang peran

penting pada upacara Batagak Kudo-Kudo. Makanan adat yang dihidangkan pada

suatu upacara adat tersirat makna dan tujuan tersendiri pada upacara tersebut.

Makanan yang dihidangkan mempunyai bentuk dan variasi yang berbeda

dengan daerah lainnya. Sesuai dengan pendapat Prihatsuri (2007: 23) “Makanan
3

adat merupakan makanan yang telah resmi atau yang telah ditentukan untuk

disajikan dalam peristiwa–peristiwa pelaksanaan upacara adat“. Makanan adat

merupakan sarana pendukung dalam rangkaian upacara Batagak Kudo–Kudo dan

merupakan suatu keunikan yang mencerminkan kekhasan dari suatu daerah

tersebut. Makanan adat yang disediakan pada rangkaian upacara Batagak Kudo-

Kudo merupakan makanan yang harus dijaga kelestariannya sebagai upaya

melestarikan warisan leluhur. Pada upacara Batagak Kudo-Kudo ada hidangan

yang melambangkan upacara Batagak Kudo-Kudo yang harus ada yaitu berupa

makanan kecil, dan ada juga hidangan yang disajikan pada saat makan siang yang

berupa nasi, lauk pauk, sayuran, sambal dan kerupuk.

Seiring dengan berjalannya waktu upacara adat tersebut semakin berubah

dengan hadirnya budaya asing. Berdasarkan hasil pra penelitian kepada pemuka

adat yaitu Ninik mamak di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak pada 13 April 2016

bahwa pada saat sekarang ini generasi muda di Kecamatan VII Koto Sungai

Sariak kurang peduli serta kurang aktif untuk melastarikan adat istiadat yang ada.

Sehingga sebagian dari generasi penerus tidak tahu apa saja makanan ada,

rangkaian upacara, serta makna yang terkandung dalam pelaksanaan upacara

Batagak Kudo-Kudo. Selama ini yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan

upacara adat dari proses persiapan hingga upacara berlangsung yaitu ibu-ibu yang

sudah memiliki keluarga saja, sedangkan para remaja sibuk dengan aktifitas

masing-masing. Kebanyakan masyarakat berada di rantau. Dikhawatirkan

nantinya terjadi alih generasi akan terdapat informasi yang berbeda-beda tentang

aturan adat ke generasi berikutnya. Sehingga mengakibatkan berubahnya tahap


4

rangkaian upacara adat Batagak Kudo-Kudo, berbagai jenis rangkaian adat,

makanan adat, alat yang digunakan untuk mengidangkan makanan adat, dan tata

cara makan pada saat upacara adat Batagak Kudo-Kudo. Padahal upacara ini

penting dilakukan dikarenkan disetiap proses dalam rangkaian upacara Batagak

Kudo-Kudo ini memiliki makna dan tujuan tersendiri pada saat pembangunan

rumah.

Penulis melihat bahwa saat sekarang ini masyarakat Kecamatan VII Koto

Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman dalam menentukan dan menyajikan

makanan adat Batagak Kudo-Kudo belum mempunyai literatur yang digunakan

sebagai pedoman. Terkadang terjadi kekeliruan diskusi, dan perbedaan pendapat

antara ibu-ibu yang berada pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo dalam

menentukan jenis makanan, jumlah makanan, dan alat yang digunakan untuk

menyajikan makanan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo. Adapun perubahan

yang terjadi seperti penyejian pada makanan yang terjadi pada saat sekarang ini

yaitu, tuan rumah yang akan mengadakan upacara Batagak Kudo-Kudo ada yang

menghidangkan nasi bungkus saja dengan tujuan agar tidak repot. Sehingga yang

sebenarnya terjadi sudah merubah tata cara makan orang minang yang dikenal

dengan makan bajamba dirubah menjadi makan sendiri-sendiri.

Adapun tata cara makan yang seharusnya dilakukan oleh kaum kerabat

yang berada pada lokasi upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan cara

menyajikan makanan di atas seperah makan, dengan cara menyajikan makanan

yang telah diporsikan dan diletakan dalam piring-piring yang telah ditentukan

kemudian diletakan di atas seperah makan, dengan cara makanan yang disajikan
5

disusun dengan cara selang seling. Bertujuan agar memudahkan kepada para tamu

untuk menganbil dan menikmati makanan yang telah dihidangkan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini

penting dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menginventaris

rangkaian pelaksanaan upacara adat Batagak Kudo-Kudo, jenis makanan adat

yang dihidangkan, jenis peralatan yang digunakan untuk menghidangkan makanan

adat, cara penyajian dan tata cara makan dan makna yang terkandung dalam

makanan adat pada upacara upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto

Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan 8

Novermber 2016 – 28 Desember 2016. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan VII

koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Objek dari penelitian ini adalah

makanan adat pada upacara Batagak Kudo-Kudo meliputi rangkaian adat Batagak

Kudo-Kudo, , jenis makanan adat yang dihidangkan pada upacara Batagak Kudo-

Kudo, jenis peralatan yang digunakan untuk menghidangkan makanan adat, cara

penyajian dan tata cara makan, serta makna yang terkandung dalam makanan adat

di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi. Sumber data dikumpulkan dengan teknik Snowball Sampling. Jenis

data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dengan cara menanyakan langsung kepada masyarakat yang memiliki

pengetahuan tentang upacara Batagak Kudo-Kudo. Sedangkan data sekunder


6

dapat diperoleh melalui arsip yang terdapat di Kantor Camat VII Koto Sungai

Sariak.

Informan pada peneliti ini yaitu terdiri dari Ninik mamak, Datuak, Kapalo

tukang, Kelompok ibu-ibu setempat di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak

Kabupaten Padang Pariaman. Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis

sendiri. Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji: validitas internal, uji

validitas eksternal, uji reliabilitas, Uji obyektivitas. Teknik analisa data yang

digunakan adalah reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dan

verifikasi data.

Pembahasan

UPACARA Batagak Kudo-Kudo merupakan salah satu rangkaian upacara

dalam pembangunan rumah .Batagak Kudo-Kudo dilakukan pada saat sebuah

rumah baru akan dipasang Kudo-Kudo atau yang dikenal dengan menaikan paran

rumah.

1. Rangkaian pelaksanaan upacara adat Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan


VII Koto Sungai Sariak

a. Mangakok hari (Menentukan hari)

Mangakok hari haruslah dilakukan diskusi antara tuan rumah dengan

kepala tukang sebab kepala tukang yang tau kpan waktu yang baik untuk

pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo tersebut.

b. Manyerak Sikunik dan Batih Bareh

Manyerak sikunik dan batiah bareh ini dilakukan oleh kepalan tukang

karena ini merupakan acara pembukaan yang diiringi dengan doa-doa yang
7

dibacakan oleh kepala tukang tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Manyerakan sikunik dan batiah barandang


Sumber : Dokumentasi pribadi

c. Potong ayam (badarahan)

Potong ayam ini dilakukan di depan rumah, selain itu ketentuan dari

potong ayam ini yaitu darah ayam yang dipotong tidak boleh mengenai bahan

bangunan rumah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3

berikut ini:

Gambar 3. Memotong ayam (badarahan)


Sumber : Dokumentasi pribadi

d. Pemotongan tiang

Pemotongan tiang selalu didahuli oleh kepala tukang yang lebih

mengetahui adat dan tata cara dalam pemotongan tiang tersebut. Untuk lebih jelas

dapat dilihat gambar 4 berikut ini:


8

Gambar 4. Pemotongan tiang


Sumber : Dokumentasi pribadi

e. Memotong paran rumah, membuat tiang bubungan, dan menaikan tiang


rumah
Pemotongan tiang apapun selalu dikepalai oleh kepala tukang dikarenakan

kepala tukang lebih mengetahui apa saja doa-doa yang akan dibacakan pada saat

pemotongan tiang pertama tersebut

Ada simbo-simbol yang diletakan di atas tiang utama tersebut, dengan

cara menggantungkan syarat-syarat yang diletakan di tengah-tengan puncak

paran. Adapun simbol-simbol yang diletakan di atas yaitu: Payung, kelapa

tumbuh dua buah, baju merah, kain batik, tikar, pisang lidi, lilingka kasai, lilingka

kambiang yang terbuat dari anyaman daun pucuk kelapa. Lilingka kasai dan

lilingka kambing ini merupakan anyaman yang dibuat dari daun kelapa muda yang

masih berwarna putih yang dibuat seperti anyaman panjang yang diasanya dibuat

oleh orang-orang tua yang memiliki pengetahuan tentang anyaman tersebut. lebih

jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5. Menaikan Paran Gambar 6. Paran Rumah Sudah Di Atas


Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi
9

Gambar 7. Paran Rumah Beserta Simbol


Sumber : Dokumentasi pribadi (20/10/2016)

b. Jenis Makanan Adat Yang Dihidangkan Pada Upacara Batagak Kudo-


Kudo Di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak

Jenis makanan yang dihidangkan pada Upacara Batagak Kudo-Kudo ada 2

jenis yaitu makanan yang harus ada pada saat Upacara Batagak Kudo-Kudo yang

dijadikan sebagai syarat pada pelaksanaan Upacara Batagak Kudo-Kudo dan

makanaan pokok yang dimakan pada saat jam makan siang. Dibawah ini adalah

gambar yang harus ada dab dujadikan sebagai salah satu syarat pada pelaksanaan

Upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten

Padang Pariaman.

Sikunik Tompi Batih barandang

Gambar : Makanan adat yang harus ada pada saat Upacara Batagak
Kudo-Kudo
Sumber : Dokumen Pribadi

Dibawah ini adalah lauk pauk yang dihidangkan pada saat makan siang

pada Upacara Batagak Kudo-Kudo.


10

Gulai ayam Pangek ikan Samba campua-campua

Gulai cubadak Samba lado Keripik ubi

Gambar : Makanan pokok yang dimakan pada saat jam makan siang
Sumber : Dokumen Pribadi

c. Jenis Peralatan Yang Digunakan Untuk Menghidangkan Makanan Adat


Pada Upacara Batagak Kudo-Kudo Di Kecamatan VII Koto Sungai
Sariak

Alat yang digunakan untuk menghidangkan makanan pada saat upacara

Batagak Kudo-Kudo. Dibawah ini adalah gambar alat yang digunakan untuk

menyajikan makanan pada saat pelaksanaan upacara.

Cambuang nasi piring samba piring makan

Gelas kaki lima Dulang Dalamak


11

Tudung saji Piring kecil


Gambar : Alat yang digunakan untuk menyajikan makanan
Sumber : Dokumen Pribadi
d. Cara Penyajian Dan Tata Cara Makan Pada Pelaksanaan Upacara Adat
Batagak Kudo-Kudo Di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak

Cara penyajian makanan yang harus ada pada saat upacara Batagak Kudo-

Kudo yang dijadikan sebagai syarat pada saat upacara yaitu dengan melatekan

makanan pada piring kecil yang telah ditentukan porsinya dan ditata didalam

dulang dan ditutup dengan tudung saji dan dalamak.

Cara penyajian pada makanan pokok yang dimakan pada saat makan siang

yaitu dengan cara meletakan makanan dalam piring samba sesuai dengan porsi

yang telah ditentukan dan ditata di atas seperah makan. Selain itu adapun cara

penyajian untuk makanan kepala tukang dimana seluruh makanan yang telah

diporsikan ditata di dalam dulang dan ditutup menggunakan tudung saji dan

dalamak. untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada gambar dibawah ini yaitu cara

penyajian jamba tukang.

Jamba tukang
Gambar : Cara penyajian jamba tukang
Sumber : Dokumen Pribadi
12

Tata cara makan pada pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo adalah

dengan makan bajamba. Dimanan para tamu mengambil sendiri hidangan yang

telah disediakan dan yang telah ditata diatas seperah makan, dimana makanan

siletakan dengan selang seling sehingga memudahkan para tamu undangan untuk

mengambil makanan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini yaitu tata cara

makan pada pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo.

Gambar : Makan bajamba


Sumber : Dokumen Pribadi

e. Makna Yang Terkandung Dalam Makanan Adat Pada Upacara Batagak


Kudo-Kudo Di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak

Sikunik memiliki makna kebesaran ninik mamak atau yang disebut

sebagai pakaian ninik mamak, dikarenakan pada setiap pengadaan upacara selalu

dilibatkan ninik mamak, tompi mempunyai makna sebagai salah satu pengharapan

kepada tuan rumah yaitu agar kelak kepala keluarga dapat memimpin dengan

bijaksana dalam keluarga, batiah barandang memiliki makna agak kelak keluarga

yang menempati rumah mampu berkembang menjadi lebih baik, gulai ayam

memiliki makna agar kelak siapapun yang menempati rumah tersebut tidak

memiliki sifat yang mubazir, samba campua-campua memiliki makna agar

keluarga yang menempati rumah tersebut tidak ada yang memandang perbedaan

satu sama lain, gulai cubadak memiliki makna kesedarhanaan,.

Pembahasan
13

Penelitian ini menggambarkan tentang makanan adat pada Upacara

Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang

Pariaman meliputi rangkaian pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo, jenis

makanan yang dihidangkan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo, peralatan

yang digunakan, cara penyajian dan tata cara makan, serta makna yang

terkandung dalam makanan adat pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa upacara


Batagak Kudo-Kudo ini merupakan suatu rangkaian yang akan dilakukan pada
saat upacara Batagak Kudo-Kudo. Adapun rangkaian upacara Batagak Kudo-
Kudo yang dilakukan yaitu: menantukan hari, manyerak sikunik dan batiah
barandang, potong ayam (badarahan), pemotongan tiang, paran rumah, dan
membuat tiang bubungan. Sejalan dengan pendapat Aswil dkk (2001:24)
“Pelaksanaan acara upacara Batagak Kudo-Kudo dilakukan dari pagi sampai
sore”.
Jenis makanan yang disajikan ada dua jenis yaitu ada makanan yang harus

ada yang dijadikan sebagai syarat pada pelaksanaan Upacara Batagak Kudo-Kudo

yang terdiri dari sikunik, tompi, dan batiah barandang. Makanan pokok yang

dimakan pada saat makan siang yang terdiri dari nasi, gulai ayam, pangek ikan,

samba campua-campua, gulai cubadak, samba lado, dan keripik ubi. Hasil

penelitian ini sejalan dengan pendapat Aswil dkk (2001:24) yaitu “Nasi putih,

gulai ayam, randang daging, pangek ikan, goreng talua balado, dan gulai

cubadak”.

Berdasarkan hasil penelitian alat yang digunakan untuk menghidang dan

menyajikan makanan adat upacara Batagak Kudo-Kudo cukup beragam, dimana


14

alat yang digunakan untuk menghidang adalah cambuang nasi, piring samba,

piring makan, cambuang basuah, gelas, dulang, tudung saji, dan piring kecil.

Sejalan dengan pendapat Pudja (1989:72) “Peralatan di Minangkabau yang

digunakan untuk menghidang makanan adat terdiri dari: dulang, talam, piring

samba, piring ceper, cambuang, mangkuk basuah, gelas kaki lima”.

Cara penyajian makanan yang dihidangkan pada saat Upacara Batagak

Kudo-Kudo yaitu makanan adat yang dijadikan sebagai syarat pelaksanaan

upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan meletkan makanan yang telah diletakan

dalam piring kecil dan ditata dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji

dan dalamak. Selain itu cara penyajian makanan pokok yaitu dengan cara

memporsikan seluruh makanan yang dihidangkan dalam piring samba dan

diletakan di atas seperah makan. Adapun cara penyajian untuk kepala tukang

dimana makanan yang telah diporsikan dalam piring samba kemudian ditata

didalam dulang dan ditutup dengan tudung saji dan dalamak, yang dinamakan

jamba tukang.

Tata cara makan pada upacara Batagak Kudo-Kudo adalah para tamu

duduk dengan menghadap pada seperah makan dan para tamu mengambil sendiri

hidangan yang telah disediakan ataw yang disebut dengan makan bajamba.

Makna makanan adat yang dihidangkan pada upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu

terdapat makna yang mengandung pesan-pesan moril yang berguna bagi tuan

rumah yang sedang melangsungkan upacara Batagak Kudo-Kudo.

Simpulan dan Saran

A. Simpulan
15

Rangkaian upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto Sungai

Sariak Kabupaten Padang Pariaman yaitu memulai dengan mangakok hari,

kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu manyerak sikunik dan batih

barandang, memotong ayam (badarahan), memotong tiang, paran rumah, dan

membuat tiang bubungan. Makanan yang disajikan terdiri dari makanan adat dan

makanan pokok yang dimakan pada saat makan siang.cara penyajian dan tata cara

makan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo, cara penyajian makanan adat

makanan diporsikan dalam piring kecil dan diletakan dalam dulang kemudian

ditutup menggunakan tudung saji dan dalamak. Cara penyajian makanan pokok

yaitu dengan cara makanan diletakan dalam piring samba yang telah diporsikan

dan diletakan di atas seperah makan. Serta cara penyajian makanan untuk kepala

tukang yaitu dengan cara meletakan makanan pokok yang telah diporsikan ke

dalam dulang dan ditutup dengan tudung saji dan dalamak yang dinamakan jamba

tukang. Tata cara makan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan

makan bajamba. Alat yang digunakan untuk penyajian makanan yaitu

menggunakan cambung nasi, piring samba, piring kecil, dulang, tudung saji, dan

dalamak. Makna makanan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu

mengandung pesan moril kepada tuan rumah.

B. Saran

Hal-hal yang dapat disarankan kepada pihak berdasarkan hasil penelitian

sebagai berikut:

a. Bagi generasi muda sebagai penerus bangsa untuk dapat mencintai sekaligus

ikut berpartisipasi melestarikan adat budaya daerah yang dimiliki.


16

b. Sebaiknya diadakan penyuluhan tantang makanan adat oleh ninik mamak yang

mengetahui adat di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak baik untuk ibu-ibu

maupun generasi muda.

c. Kepada masyarakat khususnya di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak untuk

memberi dorongan dan motivasi dalam mempertahankan budaya daerah, agar

tidak hilang seiring dengan perkembangan waktu dan tetap terjaga

kelestariannya guna untuk menambah aset budaya.

d. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang makanan adat khususnya di

daerah peneliti sendiri, yang pada awalnya tidak tahu sekarang menjadi tau.

e. Kepada jurusan semoga penelitian ini bisa dijadikan literatur untuk mata

kuliah pengolahan makanan tradisional.

Daftar Rujukan
Aswil Rony dkk. (2001). Aneka Ragam Makanan Tradisional Minangkabau.
Padang: Museum Aditya Warman

Arianto Pudja. (1986). Dapur dan Alat-Alat Tradisional Daerah Sumatra Barat.
Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan Departmen

Idrus Hakimy Dt Rajo Panghulu. (1978). Pokok-Pokok Pengetahuan Adat


Minangkabau. Padang

Zulkarnaini.(2003).Budaya Alam MinangKabau.Bukit tinggi: Usaha Ikhlas

Persantunan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi Devi Sarah dengan judul
makanan adat pada Upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto Sungai
Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Elida, M.Pd sebagai pembimbing I dan Dra. Wirnelis Syarif, M.Pd sebagai
pembimbing II yang telah memberikan arahan serta bimbingan untuk
penyelesaian skripsi dan artikel.

Anda mungkin juga menyukai