DEVI SARAH
2012/1203227
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang rangkaian
pelaksanaan, makanan adat, jenis peralatan, cara penyajian dan tata cara
makan,serta makna yang terkandung pada makanan adat. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif, lokasi penelitian di Kecamatan VII Koto
Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Teknik pengumpulan data: observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data: reduksi data, penyajian data,
kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rangkaian
pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo yang terdiri dari mangakok hari sampai
dengan menggantungkan simbol-simbol pada paran rumah. (2) Jenis makanan
adat yang dihidangkan pada pelaksanaan upacara Batagak Kudo-Kudo makanan
adat dan makanan pokok. (3) Peralatan yang digunakan untuk menyajikan
makanan terdiri dari cambuang nasi, piring samba, piring makan, dulang, tudung
saji, dalamak. (4) Cara penyajian makanan yaitu meletakan makanan yang telah
diporsikan pada seperah makan. tata cara makan yaitu makan bajamba. (5) Makna
pada makanan adat yaitu terkandung pesan moril untuk pemilik rumah.
Kata Kunci :Makanan Adat, Upacara, Batagak Kudo-Kudo
Abstrac
This study aimed to describe the circuit implementation, custom food,
equipment type, manner of presentation and manner of eating, and the meaning
contained in traditional foods. This type of research is descriptive qualitative
research locations in the District VII Koto Sariak Sungai Padang Pariaman
district. Data collection techniques: observation, interviews and documentation.
Data analysis techniques: data reduction, data presentation, and verification
conclusion. The results showed (1) Networks ceremony Batagak Kudo Kudo
consisting of mangakok days to hang the symbols on houses famine. (2) The type
of food that was served at the traditional ceremony Kudo Kudo Batagak
indigenous food and staple food. (3) Equipment used for serving food consists of
rice cambuang, samba plates, dinner plates, trays, the hood of food, dalamak. (4)
How to serve food that is put on the food that has been diporsikan seperah eat. ie
ordinances eat makan bajamba. (5) The meaning of the traditional food that
contained a moral message to the owner of the house.
Keywords: food customs, ceremonies, Batagak-kudo kudo
1
Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga untuk Wisuda Periode Maret 2017
2
Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga FPP-UNP
1
2
Pendahuluan
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sudah terkenal dengan
mempunyai berbagai macam corak khas ritual upacara adat tersendiri yang
Zulkarnaini (2002: 11) menyatakan bahwa “Budaya atau kebudayaan adalah hasil
Dapat berupa kesenian, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi”. Salah satu
upacara Batagak Kudo-Kudo atau yang dikenal denan salah satu rangkaian pada
Pada waktu upacara ini kaum dan kerabat yang diundang akan membawa bahan
bangunan seperti seng ataupun uang. Selain itu makanan juga memegang peran
penting pada upacara Batagak Kudo-Kudo. Makanan adat yang dihidangkan pada
suatu upacara adat tersirat makna dan tujuan tersendiri pada upacara tersebut.
dengan daerah lainnya. Sesuai dengan pendapat Prihatsuri (2007: 23) “Makanan
3
adat merupakan makanan yang telah resmi atau yang telah ditentukan untuk
tersebut. Makanan adat yang disediakan pada rangkaian upacara Batagak Kudo-
yang melambangkan upacara Batagak Kudo-Kudo yang harus ada yaitu berupa
makanan kecil, dan ada juga hidangan yang disajikan pada saat makan siang yang
dengan hadirnya budaya asing. Berdasarkan hasil pra penelitian kepada pemuka
adat yaitu Ninik mamak di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak pada 13 April 2016
bahwa pada saat sekarang ini generasi muda di Kecamatan VII Koto Sungai
Sariak kurang peduli serta kurang aktif untuk melastarikan adat istiadat yang ada.
Sehingga sebagian dari generasi penerus tidak tahu apa saja makanan ada,
upacara adat dari proses persiapan hingga upacara berlangsung yaitu ibu-ibu yang
sudah memiliki keluarga saja, sedangkan para remaja sibuk dengan aktifitas
nantinya terjadi alih generasi akan terdapat informasi yang berbeda-beda tentang
makanan adat, alat yang digunakan untuk mengidangkan makanan adat, dan tata
cara makan pada saat upacara adat Batagak Kudo-Kudo. Padahal upacara ini
Kudo-Kudo ini memiliki makna dan tujuan tersendiri pada saat pembangunan
rumah.
Penulis melihat bahwa saat sekarang ini masyarakat Kecamatan VII Koto
antara ibu-ibu yang berada pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo dalam
menentukan jenis makanan, jumlah makanan, dan alat yang digunakan untuk
yang terjadi seperti penyejian pada makanan yang terjadi pada saat sekarang ini
yaitu, tuan rumah yang akan mengadakan upacara Batagak Kudo-Kudo ada yang
menghidangkan nasi bungkus saja dengan tujuan agar tidak repot. Sehingga yang
sebenarnya terjadi sudah merubah tata cara makan orang minang yang dikenal
Adapun tata cara makan yang seharusnya dilakukan oleh kaum kerabat
yang berada pada lokasi upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan cara
yang telah diporsikan dan diletakan dalam piring-piring yang telah ditentukan
kemudian diletakan di atas seperah makan, dengan cara makanan yang disajikan
5
disusun dengan cara selang seling. Bertujuan agar memudahkan kepada para tamu
adat, cara penyajian dan tata cara makan dan makna yang terkandung dalam
makanan adat pada upacara upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto
Metode
koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Objek dari penelitian ini adalah
makanan adat pada upacara Batagak Kudo-Kudo meliputi rangkaian adat Batagak
Kudo-Kudo, , jenis makanan adat yang dihidangkan pada upacara Batagak Kudo-
Kudo, jenis peralatan yang digunakan untuk menghidangkan makanan adat, cara
penyajian dan tata cara makan, serta makna yang terkandung dalam makanan adat
di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Teknik yang
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dapat diperoleh melalui arsip yang terdapat di Kantor Camat VII Koto Sungai
Sariak.
Informan pada peneliti ini yaitu terdiri dari Ninik mamak, Datuak, Kapalo
sendiri. Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji: validitas internal, uji
validitas eksternal, uji reliabilitas, Uji obyektivitas. Teknik analisa data yang
verifikasi data.
Pembahasan
rumah baru akan dipasang Kudo-Kudo atau yang dikenal dengan menaikan paran
rumah.
kepala tukang sebab kepala tukang yang tau kpan waktu yang baik untuk
Manyerak sikunik dan batiah bareh ini dilakukan oleh kepalan tukang
karena ini merupakan acara pembukaan yang diiringi dengan doa-doa yang
7
dibacakan oleh kepala tukang tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Potong ayam ini dilakukan di depan rumah, selain itu ketentuan dari
potong ayam ini yaitu darah ayam yang dipotong tidak boleh mengenai bahan
bangunan rumah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3
berikut ini:
d. Pemotongan tiang
mengetahui adat dan tata cara dalam pemotongan tiang tersebut. Untuk lebih jelas
kepala tukang lebih mengetahui apa saja doa-doa yang akan dibacakan pada saat
tumbuh dua buah, baju merah, kain batik, tikar, pisang lidi, lilingka kasai, lilingka
kambiang yang terbuat dari anyaman daun pucuk kelapa. Lilingka kasai dan
lilingka kambing ini merupakan anyaman yang dibuat dari daun kelapa muda yang
masih berwarna putih yang dibuat seperti anyaman panjang yang diasanya dibuat
oleh orang-orang tua yang memiliki pengetahuan tentang anyaman tersebut. lebih
jenis yaitu makanan yang harus ada pada saat Upacara Batagak Kudo-Kudo yang
makanaan pokok yang dimakan pada saat jam makan siang. Dibawah ini adalah
gambar yang harus ada dab dujadikan sebagai salah satu syarat pada pelaksanaan
Padang Pariaman.
Gambar : Makanan adat yang harus ada pada saat Upacara Batagak
Kudo-Kudo
Sumber : Dokumen Pribadi
Dibawah ini adalah lauk pauk yang dihidangkan pada saat makan siang
Gambar : Makanan pokok yang dimakan pada saat jam makan siang
Sumber : Dokumen Pribadi
Batagak Kudo-Kudo. Dibawah ini adalah gambar alat yang digunakan untuk
Cara penyajian makanan yang harus ada pada saat upacara Batagak Kudo-
Kudo yang dijadikan sebagai syarat pada saat upacara yaitu dengan melatekan
makanan pada piring kecil yang telah ditentukan porsinya dan ditata didalam
Cara penyajian pada makanan pokok yang dimakan pada saat makan siang
yaitu dengan cara meletakan makanan dalam piring samba sesuai dengan porsi
yang telah ditentukan dan ditata di atas seperah makan. Selain itu adapun cara
penyajian untuk makanan kepala tukang dimana seluruh makanan yang telah
diporsikan ditata di dalam dulang dan ditutup menggunakan tudung saji dan
dalamak. untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada gambar dibawah ini yaitu cara
Jamba tukang
Gambar : Cara penyajian jamba tukang
Sumber : Dokumen Pribadi
12
dengan makan bajamba. Dimanan para tamu mengambil sendiri hidangan yang
telah disediakan dan yang telah ditata diatas seperah makan, dimana makanan
siletakan dengan selang seling sehingga memudahkan para tamu undangan untuk
mengambil makanan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini yaitu tata cara
sebagai pakaian ninik mamak, dikarenakan pada setiap pengadaan upacara selalu
dilibatkan ninik mamak, tompi mempunyai makna sebagai salah satu pengharapan
kepada tuan rumah yaitu agar kelak kepala keluarga dapat memimpin dengan
bijaksana dalam keluarga, batiah barandang memiliki makna agak kelak keluarga
yang menempati rumah mampu berkembang menjadi lebih baik, gulai ayam
memiliki makna agar kelak siapapun yang menempati rumah tersebut tidak
keluarga yang menempati rumah tersebut tidak ada yang memandang perbedaan
Pembahasan
13
yang digunakan, cara penyajian dan tata cara makan, serta makna yang
ada yang dijadikan sebagai syarat pada pelaksanaan Upacara Batagak Kudo-Kudo
yang terdiri dari sikunik, tompi, dan batiah barandang. Makanan pokok yang
dimakan pada saat makan siang yang terdiri dari nasi, gulai ayam, pangek ikan,
samba campua-campua, gulai cubadak, samba lado, dan keripik ubi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan pendapat Aswil dkk (2001:24) yaitu “Nasi putih,
gulai ayam, randang daging, pangek ikan, goreng talua balado, dan gulai
cubadak”.
alat yang digunakan untuk menghidang adalah cambuang nasi, piring samba,
piring makan, cambuang basuah, gelas, dulang, tudung saji, dan piring kecil.
digunakan untuk menghidang makanan adat terdiri dari: dulang, talam, piring
upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan meletkan makanan yang telah diletakan
dalam piring kecil dan ditata dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji
dan dalamak. Selain itu cara penyajian makanan pokok yaitu dengan cara
diletakan di atas seperah makan. Adapun cara penyajian untuk kepala tukang
dimana makanan yang telah diporsikan dalam piring samba kemudian ditata
didalam dulang dan ditutup dengan tudung saji dan dalamak, yang dinamakan
jamba tukang.
Tata cara makan pada upacara Batagak Kudo-Kudo adalah para tamu
duduk dengan menghadap pada seperah makan dan para tamu mengambil sendiri
hidangan yang telah disediakan ataw yang disebut dengan makan bajamba.
Makna makanan adat yang dihidangkan pada upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu
terdapat makna yang mengandung pesan-pesan moril yang berguna bagi tuan
A. Simpulan
15
kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu manyerak sikunik dan batih
membuat tiang bubungan. Makanan yang disajikan terdiri dari makanan adat dan
makanan pokok yang dimakan pada saat makan siang.cara penyajian dan tata cara
makan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo, cara penyajian makanan adat
makanan diporsikan dalam piring kecil dan diletakan dalam dulang kemudian
ditutup menggunakan tudung saji dan dalamak. Cara penyajian makanan pokok
yaitu dengan cara makanan diletakan dalam piring samba yang telah diporsikan
dan diletakan di atas seperah makan. Serta cara penyajian makanan untuk kepala
tukang yaitu dengan cara meletakan makanan pokok yang telah diporsikan ke
dalam dulang dan ditutup dengan tudung saji dan dalamak yang dinamakan jamba
tukang. Tata cara makan pada saat upacara Batagak Kudo-Kudo yaitu dengan
menggunakan cambung nasi, piring samba, piring kecil, dulang, tudung saji, dan
B. Saran
sebagai berikut:
a. Bagi generasi muda sebagai penerus bangsa untuk dapat mencintai sekaligus
b. Sebaiknya diadakan penyuluhan tantang makanan adat oleh ninik mamak yang
mengetahui adat di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak baik untuk ibu-ibu
daerah peneliti sendiri, yang pada awalnya tidak tahu sekarang menjadi tau.
e. Kepada jurusan semoga penelitian ini bisa dijadikan literatur untuk mata
Daftar Rujukan
Aswil Rony dkk. (2001). Aneka Ragam Makanan Tradisional Minangkabau.
Padang: Museum Aditya Warman
Arianto Pudja. (1986). Dapur dan Alat-Alat Tradisional Daerah Sumatra Barat.
Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan Departmen
Persantunan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi Devi Sarah dengan judul
makanan adat pada Upacara Batagak Kudo-Kudo di Kecamatan VII Koto Sungai
Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Elida, M.Pd sebagai pembimbing I dan Dra. Wirnelis Syarif, M.Pd sebagai
pembimbing II yang telah memberikan arahan serta bimbingan untuk
penyelesaian skripsi dan artikel.