Anda di halaman 1dari 16

ejarah,Pengertian,dan Jurus - Jurus Dasar Karate,Pencak Silat,dan Taekwondo

1.Karate (空 手 道)
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate
dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali
disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke
Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya,
sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote:
Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua
kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berar
i ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji
bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan


oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah
menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa
Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar
Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-
mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, Karate masuk di
Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh dan selanjutnya
mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate
Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang
seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan
Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex
Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke
Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi
perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki
(Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama
(Kyokushinkai-1967).

Latihan Dasar Karate


Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
a. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul,
menendang dan menangkis.
b. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
c. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan
aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik
tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk
pertandingan olah raga.

Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

a. Kihon
Kihon (基本:きほん, Kihon) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi
Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan
Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk
putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa
dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik. Kihon, yaitu latihan teknik-
teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis. Gerakan-
gerakan Kihon terdiri dari:

Kuda-kuda (dachi) : adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting,
karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah
macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
 Hachiji-Dachi : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
 Zen-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat depan
 Ko-Kutsu-Dachi : Kuda-kuda berat belakang
 Hangetsu-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
 Heisoku-Dachi : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam
Kata Unsu )
 Neko-Ashi-Dachi : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
 Sanshin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah
 Sochin-Dachi : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Pukulan (Zuki) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda,
karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau
tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
 Oi-Zuki-Chudan : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
 Oi-Zuki-Jodan : Pukulan ke arah kepala
 Kisame-Zuki : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
 Gyaku-Zuki : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
 Ura-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
 Morote-Zuki : Pukulan dan dorongan
 Agi-Zuki : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti
Agi-Uke
 Choku-Zuki : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
 Kage-Zuki : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
 Tate-Zuki : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
 Yama-Zuki : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
 Morote-Hisame-Zuki : Pukulan dengan kedua tangan
 Tetsui-Uchi : Tangan palu
 Uraken-Uchi : Pukulan menyamping
 Haishu-Uchi : Tangan pedang
 Haito-Uchi : Tangan pedang
 Empi : Sikutan
 Shuto-Uchi : Tangan pedang
 Tate-Shuto : Tangan pedang

Tendangan (Geri): Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki )


dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan
bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada
umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
 Mae-Geri: Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
 Mawashi-Geri: Tendangan dengan Kaki bagian atas
 Yoko-Geri-Kekome: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
 Yoko-Geri-Keange: Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
 Usiro-Geri: Tendangan ke belakang
Tangkisan (Uke):Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi
badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan kuda kuda. Hal ini
dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak
mengenai badan kita. Berikut ini adalah istilah tangkisan dalam karate :
 Gedan Barai : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.
 Soto-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
 Uchi-Ude-Uke : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
 Agi-Uke : Tangkisan atas
 Shuto-Uke : Tangkisan tangan pedang
 Juji-Uke : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
Morote-Uke : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki

b. Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate
tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan
pernapasan yang berbeda. Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah
aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran
juga berbeda.

c. Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite
dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang,
ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning).
Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang
diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga,
lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang
sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat
menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding. Untuk aliran
"kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk
melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi
Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk
persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam
pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik
dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan
menyerang titik vital.

2.4. Pertandingan Karate


Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
a. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
b. Kata (jurus) putera dan puteri

a. Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan
berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk
putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau
babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara.
Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu
perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai
seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif
sebagai pemenang.

b. Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus,
baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib
dalam peraturan pertandingan. Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila
lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata
pilihan. Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu.
Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para
peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai
lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah
hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu,
Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
 Shotokan : Kankudai dan Jion.
 Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
 Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
 Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan
Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana
dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

2.A.Pengertian dan Sejarah Pencak Silat


Pencak silat adalah olahraga bela diri yang terdiri dari gerakan jasmani
yang lemah gemulai namun penuh tenaga dan dilandasi dengan rohani
yang berbudi luhur. Dalam bela diri pencak silat ini mengandung unsur bela
diri, olahraga, seni dan budaya yang berisi teknik pembelaan
dan penyerangan
Pencak silat merupakan olahraga bela diri khas dari Indonesia. Pencak
silat telah populer
di negara kita melalui wadah IPSI. Sekarang setiap daerah di Indonesia
telah memiliki kepengurusan
IPSI cabang daerah. Bahkan pencak silat sejak kepengurusan Edi M.
Nalapraya telah berkembang pesat di seluruh dunia dengan wadah
PERSILAT (Persekutuan Silat Antarbangsa) bahkan pendekar pencak silat
sudah bermunculan di Eropa dan Amerika.
Pencak silat yang asli Indonesia berkembang pesat di Vietnam dan
negara tersebut
sekarang memiliki pesilat-pesilat yang hebat dan juga memiliki tempat dan
fasilitas pencak silat terbaik di Asia. Maka tak heran pesilat kita sering
mengadakan tempat berlatih di Vietnam.
Pencak silat selain bela diri juga sebagai pembentuk sikap ksatria dan
meningkatkan percaya diri. Hal ini dapat dikembangkan dalam kejuaraan
yang meliputi kategori wiralaga dan kategori wiraloka.
Dalam pencak silat teknik pembelaan dapat dilakukan dengan cara:
langkah, hindaran, elakan, dan tangkisan.

1. Langkah
Langkah dalam pencak silat digunakan untuk mengadakan serangan
ataupun pembelaan dengan arah sesuai yang dikehendaki. Dalam pencak
silat, gerakan langkah ada beberapa bentuk pola, yaitu lurus, gergaji,
ladam tunggal, ladam rangkap, segitiga tunggal, segitiga rangkap, segi
empat lurus, dan segi empat potong serta langkah huruf S.

2. Hindaran
Hindaran adalah teknik pembelaan untuk mengalihkan bidang sasaran
dari lawan dengan cara memindahkan badan diikuti dengan langkah.
Hindaran dalam pencak silat meliputi hindaran hadap, hindaran samping,
dan hindaran belakang.
3. Bentuk Latihan Tangkisan
Tangkisan yaitu teknik pembelaan dengan mengadakan kontak
langsung dengan serangan lawan. Tangkisan dapat dilakukan dengan satu
tangan, dua tangan dan kaki. Berikut ini beberapa contoh tangkisan
dengan tangan:
a. Latihan tangkisan luar dilakukan dengan satu tangan.
b. Latihan tangkisan dalam dilakukan dengan satu tangan.
c. Latihan tangkisan silang tinggi/halang rintang atas dilakukan dengan dua
tangan.
d. Latihan tangkisan halang rintang bawah dilakukan dengan dua tangan.

4. Bentuk Latihan Elakan


Elakan yaitu teknik pembelaan dalam pencak silat menghindari
serangan lawan tanpa melangkahkan kaki. Elakan dalam pencak silat
dapat dibedakan menjadi 5, yaitu elakan hadap, elakan samping, elakan
belakang, elakan atas, dan elakan bawah. Di bawah ini ada contoh teknik
elakan belakang.
a. Latihan elakan belakang lurus dari tendangan samping.
b. Latihan elakan belakang lurus dari tendangan belakang. Elakan
dilakukan dengan meluruskan kaki depan (merendah) dan berat badan
pindah ke kaki belakang. Kedua tangan siap dalam sikap menangkis, satu
tangan di muka satu lurus ke bawah sejajar badan. Tangkisan digunakan
untuk menangkis serangan dari tendangan dan dilakukan berpasangan.

B. Gerakan Serangan Tangan atau Kaki


1. Jenis Serangan Tangan/Pukulan
Jenis serangan tangan/pukulan dibedakan sebagai berikut.
a. Serangan arah depan, meliputi pukul depan, dorong/tebak, totok, sodok,
dan bandul. Serangan ini digunakan untuk lawan yang berada di depan.
Arah sasaran adalah dada.
b. Serangan tangan dari bawah, meliputi pukulan saduk, canggah, dan
tusuk. Serangan ini digunakan lawan yang berada di depan. Arah sasaran
adalah ulu hati, dagu, dan tenggorokan.
c. Serangan tangan dari atas, meliputi cambuk, gebang/pedang, ketok,
patuk, dan tebak. Sasaran dalam serangan ini adalah leher, dada, dan
pundak
e. Serangan siku depan, samping, belakang, serong, dan bawah.
Serangan siku dapat digunakan untuk menyerang lawan dari beberapa
arah, serangan ini sekaligus dapat digunakan sebagai tangkisan dari
serangan kaki lawan.
2. Jenis Serangan Kaki/Tendangan
Jenis serangan kaki/tendangan dibedakan sebagai berikut.
a. Serangan kaki dapat menggunakan punggung kaki/sabit, telapak kaki/
tendangan A, ujung kaki/gajul, pisau kaki/ tendangan T, dan tendangan
belakang/tumit.
b. Serangan lutut terdiri atas bawah dan samping.

C. Tangkapan
1. Tangkapan tangan
Tangkapan tangan terdiri atas tangkapan dari dalam ke luar dan dari
luar ke dalam. Tangkapan dapat digunakan untuk menangkap serangan
lawan yang berasal dari pukulan.
2. Tangkapan dengan lengan
Tangkapan dengan lengan meliputi tangkapan dari luar ke dalam dan
dari dalam ke luar. Tangkapan ini digunakan untuk lawan yang
menggunakan serangan dengan tendangan.

Perlengkapan Silat
● Gelanggang
○ Dapat dilantai/ dipanggung dengan dilapisi matras setebal max. 5cm,
permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin
berukuran 9×9 m.
○ Gelanggang terdiri dari bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur
sangkar dengan ukuran 7×7 m, bidang laga berbentuk lingkaran dalam bidang
gelanggang.
○ Batas gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar 5cm ke
arah luar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang
○ Pada tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2m,
sebagai batas pemisah saat akan dimulai pertandingan
○ Sudut pesilat adalah ruang bujur sangkar yang berhadapan dan dibatasi
oleh lingkaran bidang laga. Sudut-sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut
netral.

● Perlengkapan Gelanggang
○ Ember, gelas, kain pel, dan keset, diletakkan di sudut merah dan biru
○ Jam pertandingan
○ Gong atau alat suara lain yang fungsinya sama
○ Lampu babak/ tanda lain untuk menentukan babak/ ronde
○ Lampu pemenang berwarna merah dan lampu biru/ alat kode lain
untuk menentukan pemenang
○ Bendera juri, merah dan biru

● Perlengkapan Bertanding
○ pakaian pencak silat berwarna hitam-hitam
○ pelindung dada
○ pelindung kemaluan putra dan putri.

Peraturan Silat
1. Pembagian kelas :
a. Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan :
● Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun
● Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun
● Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun

b. Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas :


○ Golongan Remaja :
■ Kelas A, 33 – 39 kg
■ Kelas B, di atas 36 – 39 kg
■ Kelas C, di atas 39 – 42 kg
■ Kelas D, di atas 42 – 45 kg
■ Kelas E, di atas 45 – 48 kg
■ Kelas F, di atas 48 – 51 kg
■ Kelas G, di atas 51 – 54 kg
■ Kelas H, di atas 54 – 57 kg
■ Kelas I, di atas 57 – 60 kg

○ Golongan Taruna :

■ Kelas A, 40 – 45 kg
■ Kelas B, di atas 45 – 50 kg
■ Kelas C, di atas 50 – 55 kg
■ Kelas D, di atas 55 – 60 kg
■ Kelas E, di atas 60 – 65 kg
■ Kelas F, di atas 65 – 70 kg
■ Kelas G, di atas 70 – 75 kg
■ Kelas H, di atas 75 – 80 kg
■ Dengan seterusnya selisih 5 kg
■ Kelas bebas, berat di atas 65 kg

2. Ketentuan Bertanding
Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan kaidah pencak silat dalam hal
menolak, menangkis, menghindar, memukul, menendang, menjatuhkan, dan
mengunci lawan.
Sasaran perkenaan yang sah:
1. Dada
2. Perut
3. Pinggang kanan & kiri
4. Punggung
Sedangkan tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran untuk menjatuhkan dan
mengunci, tetapi tidak bernilai jika serangan tidak berhasil.

3.Waktu Bertanding
Pertandingan dilaksanakan dalam 3 babak/ ronde. Setiap babak dilaksanakan
dalam waktu 2 menit. Antara babak satu dengan babak yang lain diberi istirahat 1
menit.

4.Penilaian
a. Didapat dari pukulan yang masuk sasaran tanpa terhalang tolakan, tangkisan/
hindaran
b. Didapat dari tendangan yang masuk sasaran tanpa terhalang tolakan, tangkisan/
hindaran
c. Didapat dari jatuhan yang sah
d. Didapat dari jatuhan yang didahului oleh hindaran atau tolakan
e. Didapat dari kuncian yang berhasil dilakukan dalam 5 detik
Nilai 1+1 didapat dari pukulan didahului tolakan
Nilai 1+2 didapat dari tendangan yang didahului tolakan

5. Pelanggaran
1. Pelangggaran berat
● Menyerang bagian badan yang tidak sah, yaitu:
○ Kepala
○ Persendian
○ Kemaluan
○ Leher
○ Belakang kepala
● Usaha mematahkan persendian secara langsung
● Sengaja melempar lawan keluar gelanggang
● Membenturkan kepala/ menyerang dengan kepala
● Menyerang lawan sebelum aba-aba mulai
● Menyerang sesudah aba-aba berhenti dari wasit, yang menyebabkan lawan
cidera
● Menggumul, menggigit, mencakar, mencengkeram, menjambak
● Mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan
● Memancing lawan dengan suara yang berlebihan

2. Pelanggaran ringan
● Keluar dari gelanggang berturut-turut
● Merangkul lawan dalam proses pembelaan
● Tidak menggunakan kaidah bertanding pencak silat
● Memakai barang yang terlarang dan membahayakan permainan

6. Hukuman

1. Teguran
Teguran diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan berlaku 1 babak.
Nilai -1.

2. Peringatan
○ Peringatan 1, diberikan apabila pesilat melakukan:
● pelanggaran berat
● mendapat teguran yang ke-3 akibat pelanggaran ringan. Nilai -5.
○ Peringatan 2, diberikan apabila pesilat dapat peringatan setelah peringatan 1.
Nilai -10

Diskualifikasi diberikan apabila pesilat mendapat peringatan setelah peringatan ke-


2, yaitu :
a. Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur-unsur kesengajaan &
bertentang-an dengan norma sportifitas
b. Melakukan pelanggaran tingkat 1 dan lawan cidera tidak dapat melanjutkan
pertandingan atas keputusan dokter pertandingan (unfit)
c. Setelah penimbangan 15 menit sebelum pertandingan, berat badan tidak sesuai
dengan kelas yang diikuti.
7. Menentukan kemenangan

1. Menang angka
● Adalah apabila jumlah juri yang menentukan menang atas seorang pesilat lebih
banyak daripada lawan
● Bila terjadi hasil nilai yang sama, pemenang ditentukan berdasarkan sedikit yang
mendapatkan teguran.
● Jika masih sama, ditentukan dengan nilai prestasi teknik lebih banyak.
● Bila masih sama, pertandingan dilanjutkan 1 babak lagi.
● Bila ternyata masih sama, maka diadakan penimbangan berat badan, yang ringan
adalah yang menang.
● Jika masih sama, maka undian.
2. Menang Teknik
● Adalah, lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas permintaan pesilat
● Karena keputusan dokter pertandingan
● Atas permintaan pelatih
● Atas keputusan wasit
3. Menang Mutlak
Penentuan menang mutlak adalah bila lawan jatuh karena serangan yang sah dan
menjadi tidak sadara setelah hitungan wasit ke-10. Setelah hitungan ke-10 tidak
dapat berdiri tegak.
4. Menang RSC (Referee Stop Contact)
Adalah kiarena pertandingan yang dianggap tidak seimbang oleh wasit.
5. Menang WO
Karena lawan tidak muncul di gelanggang setelah panggilan ke-3

8. Tata Cara Bertanding


I. Setiap pesilat yang akan bertanding ketika memasuki gelanggang diharuskan
memberi hormat kepada wasit, ketua pertandingan, serta diwajibkan melakukan
salam pembukaan pencak silat menurut adat masing-masing.
II. Wasit memanggil pesilat untuk memeriksa kesiapan ke-2 pesilat
III. Setelah semua petugas siap (juri, ketua pertandingan, timer, dokter
pertandingan) wasit memanggil ke-2 pesilat untuk memulai pertandingan.
IV. Pada waktu istirahat babak, pesilat harus kembali ke tempat masing-masing
dan membantu pesilat memberikan instruksi jalannya pertandingan, serta memberi
koreksi.
V. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing-masing
untuk menunggu penentuan kemenangan. Wasit memanggil ke-2 pesilat untuk
memanggil pemenang. Peme-nang diangkat tangan oleh wasit lalu hormat kepada
ketua pertandingan.
VI. Selesai hormat kepada ketua pertandingan, ke-2 pesilat saling berjabat tangan
dan penutup

3.Taekwondo (Makalah Olahraga/ Beladiri)

Taekwondo termasuk olahraga bela diri modern berasal dari Korea.


Taekwondo berasal
dari kata tae, yaitu kaki artinya menghancurkan dengan tendangan; kwon, yaitu
tangan artinya
menghantam dan mempertahankan diri dengan tangan, dan do, yaitu seni artinya
cara mendisiplinkan diri. Dengan demikian, taekwondo artinya seni bela diri yang
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.
Taekwondo Indonesia (TI) didirikan pada tanggal 26 Maret 1981 di Jakarta.
PBTI sekarang
telah mengikuti pertandingan internasional, antara lain SEA Games XV/1989 dan
XVI/1991,
kejuaraan dunia di Jerman tahun 1989, di Athena tahun 1992, dan ekshibisi di
Olympic Games Barcelona XXV/1992.

1. Lapangan
Untuk arena pertandingan berukuran 12 x 12 m, terbuat dari matras elastis. Di
dalam arena pertandingan berukuran 8 x 8 m disebut contest area. Di luar contest
area berukuran 12 x 12 m disebut alert area. Ada garis berwarna putih 5 cm, wasit
berjarak 150 cm ke belakang ke arah juri.

2. Teknik Dasar
a. Teknik pukulan (jireugi)
Teknik dasar pukulan adalah:
1. Posisi sikap kuda-kuda saat melakukan pukulan.
2. Dari sikap berdiri, tangan memukul ke arah depan.
3. Sasaran lurus. Macam-macam pukulan, yaitu:
1. Montong jireugi (pukulan lurus)
- Berdiri dengan kedua tangan mengepal di pinggang.
- Pukulan lurus ke depan.
- Arah pukulan ke atas atau ke bawah.
2. Yeop jireugi (pukulan lurus ke samping)
- Berdiri dengan kedua tangan mengepal di samping pinggang.
- Pukulan diawali dari pinggang.
- Pandangan ke arah pukulan.
3. Dangkyo teok-jireugi (pukulan ke rahang dan sambil menarik)
- Berdiri dengan kuda-kuda.
- Pukulan diawali dengan menarik baju lawan, lalu melakukan pukulan ke arah
rahang.
b. Teknik tendangan (chagi)
Tendangan dalam olahraga bela diri taekwondo terdiri atas:
1. Ap chagi (tendangan lurus ke depan)
- Berdiri dengan kuda-kuda, kedua tangan satu di pinggang, satu mengepal di
depan dada, kaki kiri di
depan.
- Lutut kaki kiri ditekuk.
- Kaki kanan diangkat dan dibawa ke depan bersamaan ditendangkan ke
depan.
- Kaki kanan kembali ke posisi semula.
3. Doe chagi (tendangan ke arah belakang)
4. Yeop chagi (tendangan ke arah samping)
2. Doe yo chagi (tendangan melingkar)
- Berdiri dengan kedua lengan lurus ke bawah di samping badan dan tangan
mengepal.
- Kaki kanan menendang, berat badan pada kaki kiri.
- Putar kaki tumpuan ke arah sasaran.
- Kaki kanan menendang ke depan.
- Perkenaan pada kaki bagian telapak.
- Sasaran kepala lawan.
- Kaki yang menendang kembali ke semula.
- Berdiri kedua kaki sejajar.
- Berat badan pada kaki tumpu (kaki kiri).
- Bersamaan tendangan kaki kanan.
- Putar badan, lalu kaki kanan tendang ke arah belakang.
- Kaki kanan kembali ke posisi semula.
- Berdiri, salah satu kaki di depan.
- Kaki tendang di belakang.
- Putar badan, dengan memutar kaki tumpuan.
- Tendangan kaki ke depan.
- Perkenaan pada ujung kaki kiri.
- Kaki tendangan kembali ke semula.
5. Deol o chagi (tendangan mencangkul)
- Berdiri dengan kedua kaki sejajar.
- Angkat lutut tendang.
- Lemparkan kaki, tendang setinggi mungkin.
- Gerakan seperti mencangkul.
- Kedua tangan tetap di samping.
- Kaki tendang kembali semula.
c. Teknik elakan/tangkisan
Teknik elakan/tangkisan dalam taekwondo terdiri atas:
1. Area makki (tangkisan bawah)
- Bagian lengan sisi luar.
- Tangkisan di samping bahu.
- Ayunan bahu.
2. Edlgal makki (tangkisan ke atas)
- Berdiri dengan satu tangan di atas.
- Tangkisan dilakukan dari samping badan.
3. Momtong an makki (tendangan ke tengah)
- Berdiri dengan satu tangan ditekuk ke depan dada.
- Tangkisan digunakan dari sisi dalam disertai putaran pinggang.
- Tangan lain ditarik di pinggang.
4. Sonnan momtong makki (tangkisan dengan irisan pisau)
- Berdiri kuda-kuda, dengan telapak tangan.
- Gerakan tangan serentak.
- Arah tangkisan ke bawah.
- Tangkisan bisa saru tangan atau dua tangan.

Anda mungkin juga menyukai