Anda di halaman 1dari 5

www.muslim.or.

id

Hukum Makmum Masbuq Langsung Mengikuti Imam


tanpa Takbiratul Ihram
muslim.or.id/45486-hukum-makmum-masbuq-langsung-mengikuti-imam-tanpa-takbiratul-ihram.html

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., 10 Maret 2019


Ph.D.

Di antara kesalahan yang kita jumpai berkaitan dengan makmum masbuq dan mereka
menjumpai imam -misalnya- dalam keadaan ruku’ atau sujud adalah mereka langsung
menyusul gerakan imam tanpa melakukan takbiratul ihram terlebih dahulu. Ini adalah
sebuah kesalahan karena shalat dimulai dari takbiratul ihram yang merupakan bagian
dari rukun shalat.

Bisa jadi hal ini juga karena mereka salah paham terhadap sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘amhu, beliau menceritakan,

1/5
“Ketika kami sedang shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba
terdengar suara gaduh orang-orang. Ketika selesai shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bertanya,

‫َ ﺎ َﺷْﺄُﻧُﻜْﻢ؟‬

“Ada apa dengan kalian tadi?”

Para sahabat menjawab,

‫اْﺳﺘَْﻌَﺠْﻠَﻨﺎ ِإﻟَﻰ اﻟﱠﺼَﻼِة‬

“Kami terburu-buru untuk shalat.” (karena terlambat, pent.)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda,

‫ﺼﱡﻠﻮا َوَﻣﺎ َﻓﺎﺗَُﻜْﻢ َﻓَﺄﺗِﱡﻤﻮا‬ َ َ َ ُ


َ ‫ َﻓَﻤﺎ أْدَرْﻛُﺘْﻢ َﻓ‬،‫َﻓَﻼ ﺗَْﻔَﻌﻠﻮا ِإَذا أﺗَْﯿُﺘُﻢ اﻟﱠﺼَﻼَة َﻓَﻌﻠْﯿُﻜْﻢ ِﺑﺎﻟﱠﺴِﻜﯿﻨَِﺔ‬

“Jangan kalian lakukan. Jika kalian datang menuju shalat, datangilah (berjalanlah)
dengan tenang. Apa yang kalian dapati (dari gerakan imam, pent.), maka
ikutilah. Dan apa yang kalian tertinggal, maka sempurnakanlah.” (HR. Bukhari no.
635 dan Muslim no. 602)

Baca Juga: Kapan Makmum Mengucapkan Aamiin?

Yang mereka pahami dari perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apa yang
kalian dapati (dari gerakan imam), maka ikutilah” adalah “jika imam ruku’, maka kita
langsung ruku’” atau “jika imam sujud, maka kita langsung sujud” dan demikian
seterusnya.

Pemahaman ini adalah pemahaman yang keliru, karena suatu hadits tentunya
dipahami berdasarkan pemahaman terhadap dalil-dalil yang lainnya.

Dalil dari hadits lainnya menunjukkan bahwa shalat dimulai dari takbiratul ihram yang
merupakan rukun shalat.

Di antaranya adalah perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang
keliru (salah) dalam shalatnya,

‫ َﻓَﻜﱢﺒْﺮ‬،‫ِإَذا ُﻗْﻤَﺖ ِإﻟَﻰ اﻟﱠﺼَﻼِة‬

“Jika Engkau berdiri mengerjakan shalat, bertakbirlah … “ (HR. Bukhari no. 793)

Dalam riwayat yang lain,

‫ ُﺛﱠﻢ اْﺳﺘَْﻘِﺒِﻞ اﻟِﻘْﺒﻠََﺔ َﻓَﻜﱢﺒْﺮ‬،‫ِإَذا ُﻗْﻤَﺖ ِإﻟَﻰ اﻟﱠﺼَﻼِة َﻓَﺄْﺳِﺒِﻎ اﻟُﻮُﺿﻮَء‬

“Jika Engkau berdiri mengerjakan shalat, sempurnakanlah wudhu, kemudian


menghadaplah ke arah kiblat dan bertakbirlah.” (HR. Bukhari no. 6251)
2/5
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َوﺗَْﺤﻠِﯿُﻠَﻬﺎ اﻟﱠﺘْﺴﻠِﯿُﻢ‬،‫ َوﺗَْﺤِﺮﯾُﻤَﻬﺎ اﻟﱠﺘْﻜِﺒﯿُﺮ‬،‫ِﻣْﻔﺘَﺎُح اﻟﱠﺼَﻼِة اﻟﱡﻄُﻬﻮُر‬

“Kunci shalat adalah bersuci, dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam.”
(HR. Abu Dawud no. 61 dan Tirmidzi no. 3, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Baca Juga: Imam Dan Makmum Shalat Berbeda Niat

Kesimpulan, jika kita terlambat shalat berjamaah, dan imam sudah dalam posisi
ruku’, sujud atau posisi yang lainnya, maka hendaknya kita berjalan memasuki masjid
dengan tenang, tidak boleh berjalan cepat yang membuat suara gaduh. Setelah berada
di shaf jamaah, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan dalam posisi
masih tegak berdiri, setelah itu baru menyusul gerakan (posisi) imam.

Kesalahan: Takbiratul ihram dalam posisi setengah membungkuk karena


hendak ruku’ atau sujud

Takbiratul ihram tersebut harus dalam posisi tegak berdiri, bukan setengah
membungkuk atau bahkan sambil ruku’ atau yang lainnya karena terburu-buru untuk
ruku’ atau sujud. Ini adalah di antara kesalahan yang umum kita jumpai di masjid-
masjid kaum muslimin.

Syaikh Masyhur Hasan Salman hafidzahullahu Ta’ala menjelaskan,

‫ ﻟﻜﻲ‬، ‫ ﻃﻤﻌًﺎ ﻓﻲ إدراك اﻟﺮﻛﻮع ﻣﻊ اﻹﻣﺎم‬، ‫ أن ﯾﻨﺸﻐﻞ ﻋﻦ ﺗﻜﺒﯿﺮة اﻹﺣﺮام ﻓﻲ اﻟﻘﯿﺎم‬: ‫وﻣﻦ أﺧﻄﺎء اﻟﻤﺴﺒﻮﻗﯿﻦ ﻓﻲ ﺻﻼة اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ‬
‫ ﻓ ﯿﺄ ﺗ ﻲ ﺑﺎ ﻟ ﺘ ﻜ ﺒ ﯿ ﺮ ة و ﻫ ﻮ ﻧﺎ ز ل ﻟ ﻠ ﺮ ﻛ ﻮ ع‬، ‫ﯾ ﻠ ﺤ ﻖ ا ﻟ ﺮ ﻛ ﻌ ﺔ‬

“Di antara kesalahan makmum masbuq dalam shalat jama’ah adalah: dia terlalu cepat
melakukan takbiratul ihram ketika berdiri, karena ingin mendapati ruku’ bersama
imam sehingga bisa mendapatkan hitungan satu raka’at bersama imam. Sehingga dia
pun takbiratul ihram dalam keadaan mulai merunduk untuk ruku’.” (Al-
Qaulul Mubiin fi Akhta’i Al-Mushallin, hal. 255)

Beliau hafidzahullahu Ta’ala kemudian menjelaskan,

‫وﻗﺪ ﺻّﺮح ﺟﻤﻬﻮر اﻟﻔﻘﻬﺎء ﻋﻠﻰ وﺟﻮب اﻹﺗﯿﺎن ﺑﺘﻜﺒﯿﺮة اﻹﺣﺮام ﻓﻲ اﻟﻘﯿﺎم‬

“Mayoritas ulama fiqh telah menjelaskan bahwa mengerjakan takbiratul ihram dalam
posisi tegak berdiri itu hukumnya wajib.” (Al-Qaulul Mubiin fi Akhta’i Al-
Mushallin, hal. 256)

Baca Juga: Bagaimana Duduknya Makmum Masbuk Ketika Imam Tasyahud Akhir?

Apakah perlu bersedekap terlebih dahulu sebelum ruku’ atau


sujud?

3/5
Setelah takbiratul ihram, apakah perlu bersedekap (meletakkan kedua tangan di dada)
terlebih dahulu lalu langsung menyusul ruku’ atau sujud?

Berdiri setelah takbiratul ihram dan juga bersedekap dimaksudkan untuk membaca
surat Al-Fatihah. Ketika kita mendapati imam sudah ruku’ atau sujud, maka setelah
takbiratul ihram tidak ada kewajiban berdiri, sehingga otomatis tidak perlu bersedekap.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

‫ ﻷﻧﻪ ﻟﻢ ﯾﺪرك اﻟﻘﯿﺎم اﻟﺬي ﻫﻮ ﻣﺤﻞ اﻟﻘﺮاءة ﻟﻜﻨﻬﺎ ﻻ ﺗﺴﻘﻂ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺑﻘﯿﺔ اﻟﺮﻛﻌﺎت‬،‫أن اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﺗﺴﻘﻂ ﻋﻤﻦ أدرك اﻹﻣﺎم راﻛﻌًﺎ‬.

“(Membaca) surat Al-Fatihah itu gugur bagi orang-orang (yang datang terlambat) yang
mendapati imam dalam keadaan ruku’. Hal ini karena dia tidak mendapati posisi
berdiri yang merupakan tempat untuk membaca (Al-Fatihah). Akan tetapi,
(membaca Al-Fatihah) ini tidak gugur darinya di rakaat sisanya.” (Majmu’ Fataawa
wa Rasail Ibnu ‘Utsaimin, 13: 98)

Syaikh Masyhur Hasan Salman hafidzahullahu Ta’ala menjelaskan,

‫ إذ وﺿﻊ‬، ‫وﻻ داﻋﻲ ﻟﻤﺎ ﯾﻔﻌﻠﻪ ﺑﻌﺾ اﻟﻤﺼّﻠﯿﻦ ﻣﻦ وﺿﻊ اﻟﯿﺪ اﻟﯿﻤﻨﻰ ﻋﻠﻰ اﻟﯿﺴﺮى ﺑﻌﺪ ﺗﻜﺒﯿﺮة اﻹﺣﺮام و ﻗﺒﻞ اﻟﻨﺰول ﻟﻠﺮﻛﻮع‬
‫ و ﻻ ﻗ ﺮ ا ء ة ﻓ ﻲ ﻫﺬ ه ا ﻟ ﺤﺎ ﻟ ﺔ‬، ‫ا ﻟ ﯿﺪ ﯾ ﻦ ﺣﺎ ل ا ﻟﻘ ﺮ ا ء ة‬

“Tidak ada kebutuhan (tidak perlu) untuk meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
setelah takbiratul ihram dan sebelum turun menuju ruku’, seperti yang dilakukan oleh
sebagian orang shalat. Hal ini karena meletakkan dua tangan (di dada) adalah
posisi yang diperuntukkan dalam rangka membaca (Al-Fatihah). Sedangkan
dalam kondisi tersebut, dia tidak membaca Al-Fatihah (karena langsung ruku’, pent.).”
(Al-Qaulul Mubiin fi Akhta’i Al-Mushallin, hal. 257)

Baca Juga: Kesalahan-Kesalahan Makmum Dalam Shalat

Apakah setelah takbiratul ihram, perlu takbir lagi untuk ruku’


atau sujud?
Syaikh Ibnu Baaz rahimahullahu Ta’ala ditanya, “Jika seorang makmum datang dalam
kondisi imam sedang berada dalam posisi ruku’, apakah dia bertakbir takbiratul ihram
ataukah bertakbir untuk ruku’ (takbir intiqal)?

Beliau rahimahullahu Ta’ala menjawab,

‫ ﺗﻜﺒﯿﺮة‬: ‫ واﻟّﺜﺎﻧﯿﺔ‬. ‫ وﻻ ﺑّﺪ أن ﯾﺄﺗﻲ ﺑﻬﺎ وﻫﻮ ﻗﺎﺋﻢ‬، ‫ وﻫﻲ رﻛﻦ‬، ‫ ﺗﻜﺒﯿﺮة اﻹﺣﺮام‬: ‫ إﺣﺪاﻫﻤﺎ‬: ‫اﻷوﻟﻰ و اﻷﺣﻮط أن ﯾﻜﺒﺮ اﻟﺘﻜﺒﯿﺮﺗﯿﻦ‬
‫ ﯾﺄ ﺗ ﻲ ﺑ ﻬﺎ ﺣ ﯿ ﻦ ﻫ ﻮ ﯾ ﻪ إ ﻟ ﻰ ا ﻟ ﺮ ﻛ ﻮ ع‬، ‫ا ﻟ ﺮ ﻛ ﻮ ع‬
‫ ﻓﺄﺟﺰأت‬، ‫ ﻷﻧﻬﻤﺎ ﻋﺒﺎدﺗﺎن اﺟﺘﻤﻌﺘﺎ ﻓﻲ وﻗﺖ واﺣﺪ‬، ‫ أﺟﺰأﺗﻪ ﺗﻜﺒﯿﺮُة اﻹﺣﺮام ﻓﻲ أﺻﺢ ﻗﻮﻟﻲ اﻟﻌﻠﻤﺎء‬، ‫ﻓﺈن ﺧﺎف ﻓﻮت اﻟﺮﻛﻌﺔ‬
‫ و ﺗ ﺠ ﺰ ى ء ﻫﺬ ه ا ﻟ ﺮ ﻛ ﻌ ﺔ ﻋ ﻨﺪ أ ﻛ ﺜ ﺮ ا ﻟ ﻌ ﻠ ﻤﺎ ء‬، ‫ا ﻟ ﻜ ﺒ ﺮ ى ﻋ ﻦ ا ﻟ ﺼ ﻐ ﺮ ى‬

“Yang lebih baik dan lebih hati-hati adalah dia bertakbir dua kali, takbir pertama adalah
takbiratul ihram yang merupakan rukun shalat, dan harus dikerjakan dalam posisi
tegak berdiri. Takbir kedua adalah takbir untuk ruku’ (takbir intiqal), yang dia
4/5
kerjakan dalam posisi merunduk menuju ruku’.

Apabila dia khawatir tertinggal raka’at (dengan dua kali takbir, pent.), maka dia cukup
takbiratul ihram menurut pendapat yang paling kuat dari dua pendapat ulama dalam
masalah ini. Karena dua takbir ini adalah ibadah yang terkumpul dalam satu waktu,
sehingga takbir yang lebih besar (yaitu takbiratul ihram) sudah mencukupi dari takbir
yang kecil (yaitu takbir untuk ruku’). Dan raka’at tersebut dianggap mencukupi (sah)
oleh mayoritas ulama.” (Majmu’ Al-Fataawa, 1: 55) [1]

Baca Juga:

Jangan Sembarang Maju Menjadi Imam Shalat


Fikih I’tidal Dalam Shalat

[Selesai]

***

@Rumah Lendah, 21 Jumadil akhir 1440/ 26 Februari 2018Penulis: M. Saifudin


Hakim

Artikel: Muslim.Or.Id

Catatan kaki:

[1] Dikutip dari Al-Qaulul Mubiin fi Akhta’i Al-Mushallin, hal. 257.

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan
klik disini. Jazakallahu khaira

Copyright 2020 Muslim.Or.Id. All Rights Reserved.

5/5

Anda mungkin juga menyukai