Anda di halaman 1dari 15

Sujud Tilawah dan Sujud

Syukur
YAYULI, S.Ag,. M.PI
Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang
yang membaca atau mendengar beberapa ayat Al-Qur’an
yang di dalamnya terdapat perintah sujud (ayat sajdah) baik
pada waktu shalat maupun di luar shalat. Sebagian ulama
menyebut sujud ini dengan nama sujud sajdah, karena
membaca ayat yang memerintah untuk sujud.
Keputusan Tarjih mengenai sujud tilawah ini telah
ditanfidzkan pada 2 Rabiul Awal 1393 H./ 5 April 1973 M
dengan pokok-pokok sebagai berikut: “Apabila mendengar
atau membaca AlQur’an baik dalam shalat maupun diluar
shalat dan terbaca ayat sajdah maka menurut tuntunan kita
harus bertakbir dan melakukan sujud sebagaimana sujud
shalat”.
Dalil umum yang menunjukan tuntunan
sujud tilawah adalah firman Allah SWT

“Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah


kepada mereka, maka mereka sujud dan menangis” (Qs
Maryam [19]: 58).
Sujud Tilawah
Sujud tilawah bisa terjadi dalam dua keadaan, pertama di
dalam shalat yaitu ketika seorang imam dalam bacaan
shalatnya membaca salah satu ayat sajdah maka imam
tersebut langsung melakukan sujud tilawah yang kemudian
diikuti pula oleh makmum dibelakangnya. Hal ini didasarkan
kepada hadits Nabi Muhammad SAW.
Hadits Sujud Tilawah

“Dari Abu Rafi’ (diriwayatkan) ia berkata: Aku shalat bersama Abu


Hurairah pada waktu malam hari, lalu ia membaca “Idzassamaa’un
syaqqat” lalu ia sujud. Kemudian aku bertanya: Sujud apa ini? Abu
Hurairah menjawab: Aku pernah melakukan itu (sujud) ketika di
belakang (makmum) Abul Qasim (Nabi saw.). Aku senantiasa akan
kerjakan sampai aku temui beliau (mati)” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Hadits Sujud Tilawah
Kedua, di luar shalat yaitu ketika seseorang membaca Al-
Qur’an di luar shalat kemudian membaca salah satu ayat
sajdah maka yang bersangkutan segera melakukan sujud
tilawah. Hal ini didasarkan sabda Nabi Muhammad SAW.
Hadits Sujud Tilawah

“Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) ia berkata: Adalah Nabi saw.


membacakan kepada kami satu surah yang di dalamnya terdapat ayat
sajdah, lalu beliau sujud maka kamipun ikut sujud, sehingga di antara
kami ada yang tidak mendapatkan tempat sujud” [HR. Al-Bukhari].
Contoh Ayat Sajdah
Beberapa contoh ayat sajdah yang dianjurkan seorang sujud
tilawah ketika membaca ayat tersebut terdapat pada 15 tempat
yaitu: surah Al-A’raf [7]: 206, surah Ar-Ra’d [13]: 15, surah An-Nahl
[16]: 49, surah Al-Isra [17]: 107, surah Maryam (19): 58, surah Al-
Hajj (22): 18 dan 77, surah Al-Furqan [25]: 60, surah An-Naml [27]:
25, surah As-Sajdah [32]: 15, surah Shaad [38]: 24, surah Fushilat
[41]: 37, surah An-Najm [53]: 62, surah Al-Insyiqaq [84]: 21 dan
surah Al-‘Alaq (96): 19.
Adapun kaifiah sujud tilawah ini
dapat dibedakan sebagai berikut:
Sujud tilawah pada waktu shalat. Bagi seorang imam shalat
yang membaca ayat sajdah kemudian melakukan sujud
tilawah maka makmum pun wajib mengikuti sujud (tilawah)
nya imam, dan bagi seorang imam membaca ayat sajdah
tetapi tidak melakukan sujud tilawah maka makmum tidak
perlu untuk melakukan sujud tilawah sendirian di dalam
shalat. Sebaiknya bagi seorang imam yang bermaksud
membaca ayat sajdah atau akan melakukan sujud tilawah
hendaklah memberi tahu terlebih dahulu kepada makmum
agar mereka dapat memahami yang dilakukan imam dalam
shalatnya.
Adapun kaifiah sujud tilawah ini
dapat dibedakan sebagai berikut:
Sujud tilawah di luar shalat. Seseorang yang membaca Al-Qur’an
lalu membaca ayat sajdah maka ia segera bersujud menghadap
kiblat atau sesuai kondisi kemana ia menghadap saat membaca
Al-Qur’an. Dalam sujud tilawah ini tidak ada perintah harus
berwudhu terlebih dahulu sebagaimana kebolehan hukum
membaca Al-Qur’an tanpa berwudhu, juga tidak ada perintah
harus membaca takbir terlebih dahulu sebelum sujud.
Sujud Tilawah
Sujud tilawah baik di dalam shalat maupun di luar shalat
dilakukan satu kali sujud, dan hukum sujud tilawah itu
sendiri adalah sunah. Artinya seorang yang membaca ayat
sajdah kemudian melakukan sujud tilawah ia akan
mendapat pahala sunah dan bagi orang yang tidak
melakukan sujud tilawah tidak ada dosa baginya. Hal ini
dijelaskan dalam hadits mauquf dari Umar bin Khatab ketika
ia berkhutbah di atas mimbar beliau membaca ayat sajdah
lalu turun dan sujud, lalu orang-orangpun ikut sujud
bersamanya. Kemudian Umar bin Khatab melanjutkan
khutbahnya di atas mimbar seraya berkata,
Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika
mendapatkan atau mendengar suatu hal yang membahagiakan
maka ketika itu terjadi segera sujud sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah SwT. Sujud ini dilakukan sebagai bentuk wujud
syukur kepada Allah SwT, maka sujud ini disebut dengan sujud
syukur. Adapun dalil yang menunjukkan adanya tuntunan sujud
syukur di antaranya, sabda Nabi saw,
Hadits Sujud Syukur

“Dari al-Bara’ bin Azib ra (diriwayatkan), bahwa Nabi saw mengutus Ali
ke Yaman. Kemudian Ali menulis (mengirim) surat atas masuk Islamnya
penduduk Yaman, ketika Rasulullah saw membaca surat itu beliau
bersegera sujud syukur kepada Allah atas masuk Islamnya mereka” [HR.
Al-Baihaqi dan asalnya di dalam Al-Bukhari].
Hadits Sujud Syukur

“Dari Abu Hurairah (diriwayatkan), bahwa Rasulullah saw. bersada:


Paling dekatnya seorang hamba kepada Rabbnya adalah ketika ia sedang
sujud, maka perbanyaklah doa (dalam sujud)” [HR. Muslim].
Hukum Sujud Syukur
Sujud syukur ini hukumnya sunah, pelaksanaannya adalah saat kita
mendapatkan kebahagian atau mendengar suatu kabar yang
menggembirakan kemudian langsung sujud. Sujud syukur boleh dilakukan
tanpa harus berwudhu terlebih dahulu, dilaksanakan satu kali dengan
menghadap kiblat atau sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu. Tidak
ada doa khusus dalam sujud syukur ini, maka diperbolehkan membaca
doa sebanyakbanyaknya atau ucapan syukur yang ia kehendaki untuk
disampaikan kepada Allah SwT sebagai bentuk syukurnya.

Anda mungkin juga menyukai