Anda di halaman 1dari 6

RESUME DAN ANALISIS

“Bacaan Dzikir Setelah Shalat”

Dosen Pengampu:
Agus Salim, S.Sy., M.H.

Disusun oleh :
KELOMPOK 3 ASWAJA AN-NAHDLIYYAH 2

1. Devi Priyatin 20200208016


2. Novita Rakhmawati 20200208024
3. Milda Arfita 20200208026
4. Elisa Nur Aini 20200208033
5. Nabiella Zahrotunisa Al B 20200208036

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS SOSIAL, EKONOMI DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA PURWOKERTO
2021
Dalil Anjuran Berdzikir Setelah Shalat

Setelah selesai mengerjakan shalat, hendaknya tidak langsung beranjak pergi. Karena
dianjurkan untuk berdzikir dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan dan diajarkan oleh
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah Ta’ala:

َ‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ ْ‫صاَل ةُ فَا ْنت َِشرُوا فِي اَأْلر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan berdzikirlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al Jumu’ah:
10)

Bacaan-bacaan dzikir setelah shalat

1. Bacaan Istighfar

Bacaan setelah sholat yang bisa dilakukan yakni beristighfar 3 kali dan dilanjutkan dengan
membaca doa.
"ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL
QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH"

Dari Tsauban radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika selesai shalat, beliau beristighfar 3x,
lalu membaca doa:

ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAAROKTA YAA DZAL


JALAALI WAL IKROOM.”

Artinya : Ya Allah Engkau-lah as salam, dan keselamatan hanya dari-Mu, Maha Suci
Engkau wahai Dzat yang memiliki semua keagungan dan kemulian. (HR. Muslim).

2. Bacaan Tahlil dan Doa

Bacaan setelah sholat selanjutnya yakni bacaan tahlil dan doa. Dari Al Mughirah bin

Syu’bah radhiallahu’anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah


shalat beliau berdoa:

LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA


LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR. ALLAHUMMA LAA
MAANI’A LIMA A’THOYTA WA LAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WA LAA
YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU.

Artinya: Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah,
tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang
Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah
semua kekayaan dan kemuliaan)”. (HR. Bukhari, Muslim).

3. Dzikir dan Doa Ketiga

Bacaan setelah sholat yang ketiga yaitu dengan membaca doa sebagaimana riwayat dari
Abdullah bin Zubair radhiallahu’anhu: Biasanya (Abdullah) bin Zubair di ujung sholat, ketika
selesai salam beliau membaca:
LAA ILAHA ILLALLOOHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU. LAHUL MULKU WA
LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR. LAA HAULA WA LAA
QUWWATA ILLA BILLAAH. LAA ILAHA ILLALLOOH WA LAA NA’BUDU ILLA
IYYAAH. LAHUN NI’MATU WA LAHUL FADHLU WA LAHUTS TSANAA-UL
HASANU. LAA ILAHA ILLALLOOH MUKHLISHIINA LAHUD DIIN WA LAU KARIHAL
KAAFIRUUN.

Artinya: Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Semua nikmat, anugerah dan pujian yang
baik adalah milik Allah. Tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dengan memurnikan
ibadah hanya kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya)”. (HR. Muslim)

4. Membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil

Bacaan setelah sholat yang keempat yaitu dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, dan
tahlil. Dalam membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil setelah shalat, ada 4 bentuk yang shahih
dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu: Tasbih 33x, tahmid 33x, takbir 33x, tahlil 1x,
total 100 dzikir.
Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang berdzikir setelah selesai shalat dengan dzikir Subhanallah wal hamdulillah
wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa
huwa ‘ala kulli syai-in qodiir”, Maka akan diampuni semua kesalahannya walaupun sebanyak
buih di lautan” (HR. Muslim).

5. Membaca ayat Kursi

Bacaan setelah sholat yang kelima yaitu dengan membaca ayat kursi. Pendapat ini didukung
dengan adanya hadist dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib, maka tidak ada yang bisa
menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i, Ath Thabrani,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

6. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas

Dzikir dan doa setelah sholat selanjutnya adalah dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq,
dan an-Naas.
“Uqbah bin ‘Amir radhiallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memerintahkanku untuk membaca al mu’awwidzar (an naas, al falaq, al ikhlas) di penghujung
setiap shalat” (HR. Abu Daud, dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

7. Dzikir dan Doa Ketujuh

Bacaan setelah sholat yang ketujuh yaitu dengan membaca doa seperti yang diriwayatkan
dari Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah radhiallahu’anha, ia berkata: “ Biasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika shalat subuh, ketika setelah salam beliau membaca
doa: 

ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN, WA RIZQON THOYYIBAN, WA


‘AMALAN MUTAQOBBALAN.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
baik dan amalan yang diterima). (HR. Ibnu Majah, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni
Majah).
8. Membaca doa “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika…”

Bacaan setelah sholat yang terakhir adalah dengan membaca doa seperti yang sudah
diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu’anhu, ia berkata: “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menarik tanganku sambil berkata: wahai Mu’adz, Demi Allah aku mencintaimu
sungguh aku mencintaimu. Aku wasiatkan engkau wahai Muadz, hendaknya jangan engkau
tinggalkan di setiap akhir shalat untuk berdoa: 

ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIKA.

Artinya: Ya Allah, tolonglah aku agar bisa berdzikir kepada-Mu, dan bersyukur kepada-Mu,
serta beribadah kepada-Mu dengan baik). (HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Shahih
Abi Daud).

Tata cara Berdzikir Setelah Shalat

1. Berdzikir setelah shalat dilakukan sendiri-sendiri

Perlu diketahui bahwa berdoa dan berdzikir secara jama’i (berjama’ah) tidak pernah dilakukan
oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Demikian para tabi’in, tabi’ut
tabi’in dan para imam umat Islam. Asy Syathibi rahimahullah mengatakan:

‫الدعاء بهيئة االجتماع دائما ً لم يكن من فعل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

“Berdoa dengan cara bersama-sama dan dilakukan terus-menerus, tidak pernah dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam” (Al I’tisham, 1/129).

Maka yang benar, berdzikir setelah shalat dilakukan sendiri-sendiri bukan bersama-sama dengan
satu suara.

Adapun riwayat dari Imam Asy Syafi’i bahwa beliau membolehkan dzikir jama’i, sangat jelas
maksud beliau adalah sekedar untuk mengajarkan, bukan untuk dilakukan terus-menerus. Beliau
mengatakan:

‫ر‬ŠŠ‫ه فيجه‬ŠŠ‫ا ً يجب أن يُتعلم من‬Š‫ون إمام‬ŠŠ‫ذكر إال أن يك‬ŠŠ‫ان ال‬ŠŠ‫ ويخفي‬،‫واختار لإلمام والمأموم أن يذكرا هللا بعد االنصراف من الصالة‬
ُّ‫حتى يرى أنه قد تُ ُعلِّم منه ثم ي ُِسر‬

“Imam dan makmum silakan memilih dzikir yang ia amalkan setelah shalat selesai. Dan
hendaknya ia merendahkan suara ketika dzikir, kecuali jika imam ingin mengajarkan para
makmum, maka silakan dikeraskan suaranya hingga terlihat para makmum sudah
mengetahuinya. Setelah itu lalu kembali lirih” (Al Umm, 1/111).

2. Dianjurkan dengan suara keras

Ibnu Abbas Radhiallahu’ahu berkata:

‫كان رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة على عهد النبي صلى هللا عليه وسلم‬

“Di zaman Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, orang-orang biasa mengeraskan suara dalam
berdzikir setelah selesai shalat wajib” (HR. Bukhari no.841).

Beliau juga berkata:

‫كنت أعلم إذا انصرفوا بذلك إذا سمعته‬


“Aku tahu bahwa mereka telah selesai shalat ketika aku mendengar suara (dzikir) mereka” (HR.
Bukhari no.841).

Dalam riwayat ini Ibnu Abbas menjelaskan bahwa mereka (para sahabat) mengangkat suara
mereka dalam berdzikir setelah shalat sampai-sampai orang yang berada di sekitar masjid
mengetahui bahwa mereka sudah selesai salam. Inilah yang merupakan sunnah.

Namun bukan berarti dilakukan secara bersamaan dengan dipimpin. Bukan demikian. Bahkan
yang benar itu, satu orang berdzikir sendiri dan yang satu lagi demikian. Cukup
demikian, Walhamdulillah. Tanpa perlu menyelaraskan dengan suara orang banyak” (Fatawa
Nurun ‘alad Darbi, no.992).

3. Cara menghitung tasbih, tahmid dan takbir

Dari Yasirah bintu Yasir radhiallahu’anha, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

َ‫فتنسين الرَّحمة‬
ِ َ‫قات وال ت ْغفَ ْلن‬
ٌ َ‫سئوالت ُمستنط‬
ٌ ‫قديس واعقِ ْدنَ باألنام ِل فإنهن َم‬
ِ َّ‫سبيح والتَّهلي ِل والت‬
ِ ّ‫عليكن بالت‬
َّ

“Hendaknya kalian bertasbih, bertahlil, ber-taqdis, dan buatlah ‘uqdah dengan jari-jari. Karena
jari-jari tersebut akan ditanya dan akan bisa bicara (di hari Kiamat) maka janganlah kalian
lalai sehingga lupa terhadap rahmat Allah” (HR. Tirmidzi no. 3583, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi).

Dalam riwayat Abu Daud:

‫ي صلى هللا عليه وسلم أمرهن أن يراعين بًالتكبير والتقديس والتهليل وأن يعقدن بًاألنامل فإنهن مسئوالت مستنطقات‬ ّ
َّ ‫أن النب‬

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan mereka untuk memperhatikan takbir, taqdis


dan tahlil, dan hendaknya mereka membuat ‘uqdah dengan jari-jari. Karena jari-jari tersebut
akan ditanya dan akan bisa bicara (di hari Kiamat)” (HR. Abu Daud no. 1501, dihasankan oleh
Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Dalam hadits disebutkan yaitu membentuk ‘uqdah, menekuk jari-jari ketika berdzikir.

Contohnya:

Membaca “subhanallah” kemudian tekuk jari kelingking. Membaca “subhanallah” lagi,


kemudian tekuk jari manis. Membaca “subhanallah” lagi, kemudian tekuk jari tengah dst.

Penjelasan berdzikir menggunakan biji tasbih

Adapun berdzikir dengan menggunakan biji tasbih, ulama berbeda pendapat mengenai hal ini:

1. Pendapat pertama, hukumnya bid’ah, karena tidak pernah dilakukan oleh


Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat padahal mereka mampu
melakukannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani.
2. Pendapat kedua, hukumnya boleh sekedar untuk sarana menghitung tanpa diyakini ada
keutamaan khusus. Mereka mengqiyaskan hal ini dengan perbuatan sebagian salaf yang
bertasbih dengan kerikil.
3. Pendapat ketiga, hukumnya makruh. Ini pendapat yang dikuatkan oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, beliau mengatakan:

‫ه‬ŠŠ‫لى هللا علي‬Š‫ول ص‬ŠŠ‫ ولكن الرس‬، ‫ى‬ŠŠ‫حابة بالحص‬ŠŠ‫بيح بعض الص‬ŠŠ‫و تس‬ŠŠ‫التسبيح بالمسبحة تركه أولى وليس ببدعة ألن له أصال وه‬
‫وسلم أرشد إلى أن التسبيح باألصابع أفضل‬
“Bertasbih dengan biji tasbih, meninggalkannya lebih utama. Namun bukan bid’ah, karena ada
landasannya yaitu sebagian sahabat bertasbih dengan kerikil. Namun
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam membimbing kita kepada yang lebih utama yaitu
bertasbih dengan jari jemari” (Liqa Baabil Maftuh, 3/30).

Pendapat ketiga ini yang nampaknya lebih menenangkan hati, wallahu a’lam.

Berdoa setelah shalat

Dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda:

ِ ‫ت ال َم ْكتُوبا‬
‫ت‬ ِ ‫ َجوْ فَ اللي ِل‬: ‫يا رسو َل هللاِ أيُّ الدعا ِء َأ ْس َم ُع ؟ قال‬
ِ ‫ و ُدبُ َر الصلوا‬، ‫اآلخ ِر‬

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda:
“Di akhir malam dan di akhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, no. 3499, dihasankan Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi).

Syarat berdoa setelah shalat

Yang rajih, jika seseorang ingin berdoa setelah shalat, hukumnya boleh sebagaimana kandungan
hadits di atas. Namun dengan syarat:

 Tidak mengangkat tangan


 Sendiri-sendiri, tidak berjama’ah
 Dengan suara sirr (lirih)

Analisis kelompok
Menurut kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa :
Setelah sholat kita dianjurkan untuk berdzikir dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan dan
dianjurkan oleh nabi Muhammad. Tata cara berdzikir itu dilakukan sendiri-sendiri bukan
berjamaah. Karna berdzikir secara jamaah tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah, tetapi
menurut riwayat imam asy Safi'i diperbolehkan untuk berdzikir secara berjamaah.
Dzikir dianjurkan menggunakan suara yang keras. Sampai orang diluar masjid
mengetahui bahwa sudah selesai salam. Berdzikir dianjurkan menggunakan jari-jari tangan
bukan menggunakan biki tasbih. Meskipun ada beberapa ulama yang berpendapat boleh
berdzikir menggunakan biji tasbih, namun dengan syarat biji tasbih hanya untuk sarana
menghitung tanpa diyakini ada keutamaan khusus. Tapi ada juga yang berpendapat bahwa
berdzikir menggunakan tasbih itu hukumnya bid'ah dan ada juga yang berpendapat bahwa
hukumnya makruh.
Berdoa setelah sholat itu hukumnya boleh dengan ketentuan :
1. Tidak mengangkat tangan
2. Sendiri-sendiri tidak berjamaah
3. Dengan suara sirr (lirih)

Anda mungkin juga menyukai