1. Niat
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab dia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung
dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya.”
2. Takbirotul Ihram
Disunnahkan pada saat takbirotul ihram agar mengangkat kedua tangan sejajar pundak atau
sejajar kedua telinga sambil mengucapkan : ( ُهَّللا َأْك َب ُرALLAHU AKBAR).
Setelah itu disunnahkan baginya membaca doa istiftah. Ada beberapa macam doa-doa
istiftah ini didalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya :
الَّلُهَّم َباِع ْد َبْيِني َو َبْيَن َخ َطاَي اَي َك َم ا َباَع ْد َت َبْيَن اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِرِب الَّلُهَّم َنِّقِني ِم ْن
َخ َطاَي اَي َك َم ا ُيَنَّقى الَّث ْو ُب اَأْلْبَيُض ِم ْن ال َّدَنِس الَّلُهَّم اْغ ِس ْلِني ِم ْن َخ َطاَي اَي ِب الَّثْلِج
َو اْلَم اِء َو اْلَبَرِد
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah dia berkata;
Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir ketika shalat, maka beliau diam
sejenak sebelum membaca Al Fatihah, lalu aku bertanya; “Wahai Rasulullah, demi ayah dan
ibuku, apa yang engkau baca saat engkau diam antara takbir dan membaca Al Fatihah?”
beliau menjawab: “ALLAAHUMMA BAA’ID BAINII WABAINA KHATHAYAAYA KAMAA
BAA’ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN
KHOTHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASI,
ALLAAHUMMAGH SIL NII MIN KHATHAAYAAYA BITSTSALJI WALMAA’I WALBARAD (Ya
Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur
dan barat, Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan
dari kotoran, Ya Allah, cucilah aku dari kesalahanku dengan es, air dan embun).”
Disunnahkan setelah itu membaca surat sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
Abu Hurairah dari Rasululah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Jika kalian tidak tambah
selain Al Fatihah, maka itu sudah cukup. Namun bila kalian tambah setelahnya itu lebih baik.”
5. Ruku’
Diwajibkan mengucapkan tasbih disaat ruku’ sebanyak satu kali dan disunnahkan tiga kali.
Ada beberapa macam tasbih ruku’ didalam sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam, diantaranya ucapan :
الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلي َو اْر َح ْمِني َو َع اِفِني َو اْهِدِني َو اْر ُز ْقِني
Diriwayatkan Abu Daud dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
mengucapkan diantara dua sujudnya “ALLAHUMMA GHFIR LI WARHAMNI WA’AFINI
WAHDINI WARZUQNI” (ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan,
petunjuk dan rizki).”
Dan di rakaat kedua pada shalat yang empat atau tiga rakaat disunnahkan untuk duduk
tasyahud awal dengan membaca bacaan tasyahud dan shalawat atas Nabi, diantara bacaan
tasyahud yang disunnahkan adalah :
الَّتِح َّي اُت ِهَّلِل َو الَّص َلَو اُت َو الَّطِّيَب اُت الَّس اَل ُم َع َلْي َك َأُّيَه ا الَّنِبُّي َو َر ْح َم ُة ِهَّللا َو َبَر َك اُت ُه
الَّس اَل ُم َع َلْيَنا َو َع َلى ِع َباِد ِهَّللا الَّصاِلِح يَن
Kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat :
َ َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َو َر ُسوُلُه
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud berkata; “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengajariku tasyahud -sambil menghamparkan kedua
telapak tangannya- sebagaimana beliau mengajariku surat Al Qur’an, yaitu “’ATTAHIYYAATU
LILLAHI WASHSHALAWAATU WATHTHAYYIBAAT. ASSALAAMU ‘ALAIKA
AYYUHANNABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH. ASSALAAMU ‘ALAINAA WA
‘ALAA ‘IBAADILLAHISH SHAALIHIIN ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU
ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASULUHU.’ (Segala penghormatan hanya milik
Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada
engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan berkah-Nya. Dan juga semoga kesejahteraan
terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih Aku bersaksi tidak
ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya’) Yaitu ketika beliau masih hidup bersama kami, namun ketika beliau
telah meninggal, kami mengucapkan; “Assalaamu maksudnya atas Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam.”
الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَحَّم ٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْب َر اِهيَم َو َع َلى آِل ِإْب َر اِهيَم
ِإَّنَك َح ِم يٌد َم ِج يٌد الَّلُهَّم َباِرْك َع َلى ُمَح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّم ٍد َك َم ا َب اَر ْك َت َع َلى ِإْب َر اِهيَم
َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم ِإَّنَك َحِم يٌد َم ِج يٌد
Diriwayatkan oleh Bukhari dari ‘Abdur Rahman bi Abi Laila berkata : Ka’ab bin ‘Ujrah
menemui aku lalu berkata; “Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku
mendengarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Aku jawab; “Ya, hadiahkanlah aku”.
Lalu dia berkata; “Kami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul
Bait sementara Allah telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada
kalian?”. Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah; “ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALLA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI
IBRAHIM INNAKA HAMIDUN MAJID. ALLAHUMAA BAARIK ‘ALAA MUHAMMADIN WA
‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBRAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAHIM
INAAKA HAMIDUN MAJID” (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada
keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan
kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah
berilah barakah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah
memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah
Maha Terpuji dan Maha Mulia) “.
Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang dishahihkan oleh al Albani berbunyi :
ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD, WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA
SHOLLAITA ‘ALAA IBROOHIIMA WA’ALAA AALI IBROOHIIMA WABAARIK ‘ALAA
MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA IBROOHIIMA
WA’ALAA AALI IBROOHIIMA FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID
Disunnahkan setelah bershalawat atas Nabi pada tasyahud kedua untuk berdoa :
الَّلُهَّم ِإِّني َأُع وُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب َج َهَّنَم َو ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْب ِر َو ِم ْن ِفْتَن ِة اْلَم ْح َي ا َو اْلَمَم اِت
َو ِم ْن َش ِّر ِفْتَنِة اْلَم ِس يِح الَّد َّجاِل
Diriwayatakan oleh Imam Muslim dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Jika salah seorang diantara kalian
tasyahud, hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dan berdoa
“ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WAMIN ‘ADZAABIL
QABRI WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID
DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan
fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal).”
12. Salam
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam beliau menutup shalat dengan salam.
Ucapan salam yang biasa dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika menutup
shalatnya adalah َم ُة ِهَّللا َو َبَر َك اُتُه الَّس اَل ُم َع َلْي ُك ْم َو َر ْح
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari ‘Alqamah bin Wa`il dari ayahnya dia berkata; “Aku shalat di
belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberi salam ke arah kanan
dengan mengucapkan “ASSLAMU’ALAIKUM WA ROHMATULLAHI WA BARAOKAATUHU
(Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian), ” dan kearah kiri dengan
mengucapkan “Assalamu ‘alaikum warahmatullah (Semoga keselamatan dan rahmat Allah
tetap atas kalian).”
13. Thuma’ninah