Anda di halaman 1dari 4

Dzikir Dan Do’a Yang Disyari’atkan Setelah Shalat

TATA CARA SHALAT

Oleh
Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi

E. Dzikir Dan Do’a yang Disyari’atkan Setelah Shalat


1. Dari Tsauban Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai
shalat, beliau beristighfar tiga kali dan mengucap:

“‫َالّلُه َّم َأْنَت الَّسَالُم َو ِم ْنَك الَّسَالُم َتَبـاَر ْك َت َيا َذا اْلَج َالِل َو ْاِإل ْك َر ام‬.”

“Ya Allah, Engkaulah Pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Pemilik
keagungan dan kemuliaan.”

Al-Walid berkata, “Aku berkata pada al-Auza’i: “Bagaimana istighfar itu?” Dia berkata: “Ucapkanlah
[1]: “‫ َأْس َتْغِفُر َهللا‬،‫َأْس َتْغِفُر َهللا‬.”

2. Dari Abu az-Zubair, dia berkata, “Dulu, ketika Ibnu az-Zubair selesai salam pada akhir shalat, dia
mengucap:

“‫ َلُه الِّنْعَم ُة َو َلُه‬،‫ َو َال َنْعُبُد ِإَّال ِإَّياُه‬،‫ َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬،‫ َال َحْو َل َو َال ُقَّو َة ِإَّال ِباِهلل‬، ‫ َو ُهَو َعلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬،‫ َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد‬،‫َال ِإلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َشِر ْيَك َلُه‬
‫ َال ِإلَه ِإَّال ُهللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن َو َلْو َكِر َه اْلَكاِفُر ْو َن‬، ‫ َو َلُه الَّثَناُء اْلَحَسُن‬، ‫اْلَفْض ُل‬.”
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya seluruh
kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan
melainkan dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi melainkan Allah. Kami tidak
beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada ilah yang
berhak diibadahi melainkan Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir
benci.”

Dia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertahlil dengan do’a tersebut pada akhir
setiap shalat.” [2]

3. Dari Warrad bekas budak al-Mughirah bin Syu’bah, dia berkata, “Al-Mughirah bin Syu’bah menulis surat
kepada Mu’awiyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai shalat dan salam, beliau
mengucap:

“ ‫ َو َال ُم ْعِط َي ِلَم ا َم َنْعَت َو َال َيْنَفُع َذا اْلَجِّد ِم ْنَك‬، ‫ َالّلُه َّم َال َم اِنَع ِلَم ا َأْع َطْيَت‬، ‫ َو ُهَو َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬،‫ َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد‬،‫ َو ْح َد ُه َال َشِر ْيَك َلُه‬،‫َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬
‫اْلَج ُّد‬.”

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan haq selain Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya-lah
segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala se-suatu. Ya Allah, tidak ada
yang menghalangi apa yang Engkau berikan. Dan tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau tahan.
Tidaklah bermanfaat bagi pemilik kekayaan. Karena dari-Mu-lah kekayaan itu.” [3] *

Baca Juga  Dimakruhkan Dalam Shalat, Diperbolehkan Dalam Shalat Dan Yang Membatalkan Shalat

4. Dari Ka’b bin ‘Ujrah, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm, beliau bersabda:

‫ُك‬ ‫ُد‬ ‫َث ُث‬ ‫َأ‬ ‫َث ُث‬ ‫ُث‬ ‫َث‬ ‫َث ُث‬ ‫َث‬ ‫َث‬ ‫ُل َّن‬ ‫َف‬ ‫َق ُل َّن َأ‬ ‫َّق‬
‫ ِفْي ُدُبِر ُكِّل َص َالٍة‬،‫ َو َأْر َبُع َو َثَالُثْو َن َتْك ِبْيَر ٍة‬،‫ َو َثَالُث َو َثَالُثْو َن َتْح ِم ْيَد ٍة‬، ‫ َثَالَث َو َثَالُثْو َن َتْس ِبْيَحٍة‬: - ‫َأْو َفاِع ُلُه َّن‬- ‫ُم َعَّقَباٌت َال ُيِخ ْيُب َقاِئُلُه َّن‬.

“Do’a setelah shalat yang tidak akan merugi orang yang membacanya atau yang melakukannya: tigapuluh
tiga tasbih, tigapuluh tiga tahmid, dan tigapuluh empat takbir, pada akhir setiap shalat.” [4]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫ “َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬: ‫ َتَم اُم اْلِم اَئِة‬: ‫ َو َقاَل‬، ‫ َفِتْلَك ِتْسَعُة َو ِتْسُعْو َن‬، ‫ َو َكَّبَر َهللا َثَالًثا َو َثَالِثْيَن‬، ‫ َو َح َّم َد َهللا َثَالًثا َو َثَالِثْيَن‬، ‫َم ْن َسَّبَح َهللاِ ِفْي ُدُبِر ُكِّل َص َالٍة َثَالًثا َو َثَالِثْيَن‬
‫” ُغِفَر ْت َخ َطاَياُه َو ِإْن َكاَنْت ِم ْثُل ُز َبِد اْلَبْح ِر‬، ‫ َو ُهَو َعلـى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬،‫ َلُهْ اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَح ْم ُد‬،‫َو ْح َد ُه َال َشِر ْيَك َلُه‬.

“Barangsiapa bertasbih kepada Allah tigapuluh tiga kali pada akhir setiap shalat, bertahmid kepada Allah
tigapuluh tiga kali, dan bertakbir kepada Allah tigapuluh tiga kali, hingga semua itu mencapai sembilan puluh
sembilan. Kemudian menyempurnakan seratus dengan membaca: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan haq selain Allah. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian.
Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” Maka di-ampunilah dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di
lautan.“[5]

5. Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memegang tanganku dan berkata, ‘Wahai Mu’adz, demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar
mencintaimu.’ Lalu aku berkata, “Ayah-ibuku menjadi penebus engkau, demi Allah, sesungguhnya aku juga
benar-benar mencintaimu.” Beliau berkata, ‘Wahai Mu’adz, sesungguhnya aku berwasiat kepadamu.
Janganlah engkau tinggalkan untuk mengucapkan pada akhir tiap shalat:

“ ‫َالّلُه َّم َأِعِّنْي َعَلى ِذ ْك ِر َك َو ُشْك ِر َك َو ُحْس ِن ِعَباَد ِتَك‬.”

“Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan
sebaik-baiknya.” [6]
6. Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫َم ْن َقَر َأ آَيَة اْلُكْر ِس ـِّي ُدُبَر ُكِّل َص َالٍة َم ْك ُتْو َبٍة َلْم َيْم َنْعُه ِم ْن ُدُخ ْو ِل اْلَج َّنِة ِإَّال َأْن َيُم ْو َت‬.

“Barangsiapa membaca ayat Kursi pada akhir tiap shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya
masuk Surga kecuali mati.” [7]

Muhammad bin Ibrahim menambahkan dalam haditsnya: “Dan (surat) Qul Huwwallahu Ahad.”

7. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salalm
menyuruhku membaca al-mu’awwidzat (surat al-Falaq dan an-Naas) pada setiap akhir shalat.” [8]

Baca Juga  Waktu-Waktu Shalat

8. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhu. Dahulu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai salam
shalat Shubuh, beliau membaca:

“‫ َو َعَم ًال ُم َتَقَّبًال‬،‫ َو ِر ْز ًقا َطِّيًبا‬،‫َالّلُه َّم ِإِّني َأْس َأُلَك ِع ْلًم ا َناِفًعا‬.”

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” [9]

[Disalin dari kitab Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz, Penulis Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-
Khalafi, Edisi Indonesia Panduan Fiqih Lengkap, Penerjemah Team Tashfiyah LIPIA – Jakarta, Penerbit
Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama Ramadhan 1428 – September 2007M]

Anda mungkin juga menyukai