Anda di halaman 1dari 9

Tatacara sholat

Allah berfirman,

‫َﻭ َﺃِﻗِﻢ ﺍﻟَّﺼَﻼَﺓ ِﺇَّﻥ ﺍﻟَّﺼَﻼَﺓ َﺗ ْﻨَﻬ ﻰ َﻋ ِﻦ ﺍْﻟَﻔْﺤَﺸﺂِﺀ‬


‫َﻭ ﺍْﻟُﻤﻨَﻜِﺮ‬
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Tidak ada niat usholi dalam sholat karena itu perbuatan bid’ah dalam beragama

Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad:

“Apakah orang yang shalat mengucapkan sesuatu sebelum takbir? Imam


Ahmad menjawab: tidak ada” (Masa-il Al Imam Ahmad, 31)

As Suyuthi berkata,

Termasuk bid’ah, was-was dalam niat shalat. Nabi Shalallahu’alaihi


Wasallam dan para sahabat beliau tidak pernah begitu. Mereka tidak
pernah sedikitpun mengucapkan lafal niat shalat selain takbir. Dan Allah
telah berfirman:

1
‘Telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik‘ (QS. Al Ahzab: 21).

Imam Asy Syafi’i berkata,

“Was-was dalam niat shalat dan thaharah itu adalah kebodohan terhadap
syariat atau kekurang-warasan dalam akal” (Al Amru Bil Ittiba’ Wan Nahyu
‘Anil Ibtida’, 28)

Melafalkan niat itu menimbulkan banyak efek negatif. Anda lihat sendiri
orang yang melafalkan niat dengan jelas dan rinci, lalu baru mencoba
bertakbir. Ia menyangka pelafalan niatnya itu adalah usaha untuk
menghadirkan niat. Ibnu Jauzi berkata:

“Di antara bisikan Iblis yaitu dalam niat shalat. Di antara mereka ada yang
berkata ushalli shalata kadza (saya berniat shalat ini dan itu), lalu diulang-
ulang lagi karena ia menyangka niatnya batal. Padahal niat itu tidak batal
walaupun tidak diucapkan. Ada juga yang bertakbir, lalu tidak jadi, lalu
takbir lagi, lalu tidak jadi lagi. Tapi ketika imam keburu ruku’, ia serta-merta
bertakbir walaupun agak was-was demi mendapatkan ruku bersama imam.
Mengapa begini?? Lalu niat apa yang ia hadirkan ketika itu?? Tidaklah ini
terjadi kecuali karena iblis ingin membuat dia melewatkan berbagai
keutamaan. Diantara mereka juga ada yang besumpah atas nama Allah
untuk bertakbir lebih dari sekali. Ada juga yang bersumpah dengan nama
Allah untuk mengeluarkan harta mereka atau dengan talak. Semua ini
adalah bisikan iblis. Syariat Islam yang mudah dan lapang ini selamat dari
semua penyakit ini. Tidak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
tidak juga para sahabatnya melakukan hal demikian” (Talbis Iblis, 138)

Tatacara sholat
1.Takbir
Tata Cara Takbiratul Ihram dalam Shalat

Seseorang mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan ‘Allahu Akbar‘ ketika


memulai shalat, ini dinamakan takbiratul ihram. Takbiratul ihram termasuk rukun
2
shalat, shalat tidak sah tanpanya. Dalil bahwa takbiratul ihram adalah rukun
shalat adalah hadits yang dikenal sebagai hadits al musi’ shalatuhu, yaitu tentang
seorang shahabat yang belum paham cara shalat, hingga setelah ia shalat Nabi
bersabda kepadanya:

“Ulangi lagi, karena engkau belum shalat”

Menunjukkan shalat yang ia lakukan tidak sah sehingga tidak teranggap


sudah menunaikan shalat. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
mengajarkan shalat yang benar kepadanya dengan bersabda:

‫َة‬W ‫ ثم اْس تقبل الِقْبل‬، ‫إذا ُقمَت إلى الَّصالِة فأْس ِبغ الُو ُضوَء‬
‫…فكِّبر‬

“Jika engkau hendak shalat, ambilah wudhu lalu menghadap kiblat dan
bertakbirlah…” (HR. Bukhari 757, Muslim 397)

Sedekap didada
Dalilnya hadits Wail bin Hujr:

‫َو َس َّلَم َيَض ُع َي َد ُه اْلُيْم َن ى‬ ‫َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه‬
‫ا َع َلى َص ْد ِر ِه َو ُه َو ِفي‬ ‫َع َلى َي ِدِه اْلُيْس َر ى ُثَّم َي ُشُّد َب ْي َن ُهَم‬
‫الَّص اَل ِة‬

3
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam meletakkan tangan kanannya di
atas tangan kirinya kemudian mengencangkan keduanya di atas dadanya
ketika beliau shalat” (HR,. Abu Daud 759, Al Baihaqi 4/38, Ath Thabrani
dalam Mu’jam Al Kabir 3322)

Terus membaca doa iftitah


Hukum Membaca Doa Istiftah
Hukum membacanya adalah sunnah. Diantaranya dalilnya adalah hadist dari Abu
Hurairah:

‫ان رسول هللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم إذا كَّب ر في‬WW‫ك‬
!‫ يا رسول هللا‬:‫ فقلت‬.‫الصالة؛ سكَت ُه َن َّية قبل أن يقرأ‬
‫بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛‬
‫ … ” فذكره‬:‫ ” أقول‬:‫ما تقول؟ قال‬

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika


shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya
kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku,
aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau
baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun
‘alaih)

Bacaan doa iftitah

4
Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa'adta baynal masyriqi
wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul
abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji
wal barod.

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah
menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku
sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah
kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

Doa ini biasa dibaca Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat fardhu.
Doa ini adalah doa yang paling shahih diantara doa istiftah lainnya, sebagaimana
dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (2/183).

Terus membaca taudz


lafadz doa ta’awudz

Terdapat beberapa lafadz untuk doa ta’awudz, yaitu:

‫َأُعوُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج ِمي‬


“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

firman Allah Ta’ala,

5
‫َو ِإَّم ا َي ْن َز َغ َّن َك ِم َن الَّش ْي َط اِن َن ْز ٌغ َف اْس َت ِع ْذ‬
‫ِباِهَّلل ِإَّن ُه ُه َو الَّس ِم يُع اْلَع ِليُم‬
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Fushilat [41]: 36)

Membaca alfatihah dan surat Lainnya


Hukum Membaca Al Fatihah
Jumhur ulama menyatakan membaca Al Fatihah adalah termasuk rukun shalat.
Tidak sah shalat tanpa membaca Al Fatihah. Diantara dalilnya adalah sabda Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam

“tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR.
Al Bukhari 756, Muslim 394)

didukung juga sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫ َفهَي‬، ‫ َفهَي ِخ داٌج‬، ‫كُّل صالٍة ال ُيقَر ُأ فيها بأِّم الكتاِب‬


‫ِخ داٌج‬
“setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitaab, maka ia
cacat, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah 693, dishahihkan Al Albani dalam
Shahih Ibni Majah).

Jadi, membaca Al Fatihah adalah rukun shalat dan inilah yang benar insya
Allah
6
Kemudian Ruku
Bacaan ruku sama dengan bacaan sujud

diriwayatkan Nabi SAW.

"Subhanakallahumma Rob banaa wa bihamdikalla hum magh firli" artinya

"Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu. Ya
Allah, ampunilah aku."

Kemudian itidal atau bangkit dari ruku sambil mengangkat


tangan

Nabi shallallahu’ alaihi wasallam bersabda kepadanya:

‫تى تستِو َي‬WW‫ ثم ارَف ْع ح‬،‫تى َت طَم ِئَّن راِك ًع ا‬WW‫ثم ارَك ْع ح‬
‫قاِئًما‬

“… lalu rukuk dengan tuma’ninah, kemudian angkat badanmu hingga lurus”


(HR. Bukhari 757, Muslim 397).

Bacaan itidal
Sami Allohu liman hamidah , Robana walakal hamdu

7
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu’ alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya imam itu diangkat untuk diikuti. Jika ia bertakbir maka


bertakbirlah. Jika ia sujud maka sujudlah. Jika ia bangun (dari rukuk atau
sujud) maka bangunlah. Jika ia mengucapkan: sami’allahu liman hamidah.
Maka ucapkanlah: rabbana walakal hamdu. Jika ia shalat duduk maka
shalatlah kalian sambil duduk semuanya” (HR. Bukhari no. 361, Muslim no.
411).

Kemudian sujud
bacaan sujud

diriwayatkan Nabi SAW.

"Subhanakallahumma Rob banaa wa bihamdikalla hum magh firli" artinya

"Maha suci Engkau, ya Allah, Rabb kami dan segala puji hanya bagi-Mu. Ya
Allah, ampunilah aku."

Duduk diantara 2 sujud


Membaca

Robigfirlii 3x

Tasyahud / tahiyat

Ucapkahlah

8
“At tahiyyaatu lillaah was shalawaatu wat thayyibaatu. As salaamu ‘alaika
ayyuhannabiyyu warahmatullah wabarakaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘ala
ibaadillahis shaalihiin. Asyhadu an laailaaha illallah, wa asy-hadu anna
muhammadan abduhu wara suuluh”

(Segala ucapan selamat, salawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Mudah-
mudahan salawat serta salam terlimpahkan kepadamu wahai engkau wahai Nabi
beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan salawat dan salam
terlimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang saleh. Aku
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan
aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR.
Bukhari no. 1202, Muslim no. 402)

(Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala
Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. wa barik ‘ala Muhammad
wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa
Hamiidum Majid).

Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada


Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi
shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi
berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji (lagi) Maha Mulia. [HR Bukhari, Muslim, dan lainnya. Lihat Shifat Shalat
Nabi, hlm. 165-166, karya Al Albani, Maktabah Al Ma’arif].

Kemudian salam
Asalamu alaikum warohmatulloh

Anda mungkin juga menyukai