Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SHALAT KHUSYUK

A.SHALAT.
Shalat merupakan rukun islam yang ke 5. Sesungguhnya shalat merupakan bentuk
komunkasi kita kepada Allah. Tatkala membaca Alfatihah terjadi dialog seorang hamba dengan
Rabbnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca surat al-Fatihah,
setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah", lalu Rasulullah menyampaikan ketika
seorang hamba berkata, 'Segala puji bagi Allah, tuhan seru sekalian alam". Allah menjawab,
"Hamba-Ku telah memuji-Ku". Seorang hamba berkata, 'Yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang". Allah menjawab, "Hamba-Ku memuji-Ku". Seorang hamba berkata, ''Raja di hari
pengadilan". Allah menjawab, "Hamba-Ku mengagungkan Diri-Ku. Hamba-Ku berserah diri
kepada-Ku". Seorang hamba berkata, 'Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada-
Mu kami memohon pertolongan". Allah menjawab, "Inilah pertengahan antara Aku dan hamba-
Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta Aku berikan". Seorang hamba berkata, 'Tunjukilah
kami jalan yang lurus, jalan yang telah Engkau anugerahkan kepada mereka, bukan mereka yang
kena murka dan bukan mereka yang sesat.' Allah menjawab, "Ini milik hamba-Ku, dan bagi
hamba-Ku apa yang dia minta Aku berikan". (Hadist Qudsi, HR Muslim). Karena itu sahabatku,
mulailah membaca bacaan sholat pelan-pelan, penuh kesadaran dan keyakinan "Thuma'ninah".
Sahabatku, sungguh Allah langsung menjawab setiap ayat yang kita baca... Itu merupakan salah
satu contohnya. Belum lagi saat kita shalat kita juga membaca bacaan ruku ,‫ ׳‬sujud, i ‫׳‬tidal dan
lain sebagainya, selain surat Al Fatihah. Kita tidak bisa membayangkan betapa Allah Kuasa atas
makhluknya. Dia bisa menjawab setiap shalat dan doa bermiliyaran orang shalat dalam sekali
waktu. Subhanallah….

B.HAKIKAT SHALAT KHUSYUK.


Diatas telah di sebutkan bahwa shalat merupakan bentuk komunikasi kita dengan Allah.
Dalam shalat, kita dituntut untuk mendirikannya dengan khusyu’. Sebab dengan khusyu da lam
sha lat, amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT, terhapus dosa-dosa kita, dan segala
perilaku dan ucapan kita terjaga dari kemungkaran dan kefasikan. Khusyu' juga menjadi bukti
keikhlasan. Karena hanya mereka yang ikhlas ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang
dapat melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya melakukan
kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta. Khusyu' merupakan kekuatan
sholat. Tanpa khusyu' sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat
hanya berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.
Sesuai hadist dan dalil di bawah ini. Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari
agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat,
banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan
tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521). [5] Allah berfirman : ‫صلَ ٰو ِة‬ ِ ‫صلَ َوٲ‬
َّ ‫ت َوٱل‬ َّ ‫وا َعلَى ٱل‬ ْ ُ‫َح ٰـفِظ‬
ْ ‫ٱل ُو ۡسطَ ٰى َوقُو ُم‬.
َ‫وا لِ َِّّل قَ ٰـنِتِين‬ ۡ Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa [1].
Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238) ) ‫صب ِْر‬ َّ ‫َواسْت ِ َعينُوا بِال‬
54 ) َ‫خَاش ِعين‬ ِ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ
‫ل‬ َّ ّ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ي‬‫ب‬‫ك‬َ َ ‫ل‬
‫ِ َ ِإ َ ِ َ ِإ‬‫ا‬ ‫ه‬َّ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ة‬َ ‫ل‬ َّ
‫ص‬ ‫ال‬ ‫و‬
َ Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan
[mengerjakan] shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45) Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke
seluruh tubuh manusia. Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota tubuh tidak lagi
beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan anggota badan adalah tentaranya.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu khusyu' iman dan khusyu'
munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah dengan penghormatan, pengagungan,
ketenangan, penuh harapan dan rasa malu, lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan
kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota badannya. Adapun khusyu' munafik adalah
fisiknya khusyu' tapi hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari
khusyu' munafik. (Ruh 314). Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib, karena
banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki
wudlunya dan melaksanakan sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan
kekhusyu'annya, maka ia mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak
melakukan itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka
Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu Dawud –
sahih) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki
wudlunya kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak
diganggu oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R. Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak sekali orang yang sholat hanya mendapatkan [6]
capek berdiri" (H.R. Nasai: hasan). Khusyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman.
Allah berfirman: { ‫ } نوعشاخ مهتالص يف مه نيذال نونمؤمال حلفأ دق‬Sesungguhnya beruntunglah orang-
orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Di sini kita dapat
menyimpulkan bahwa shalat yang tidak khusyuk memnag sangat merugikan. Selain hanya
membuang tenaga, waktu, tempat yang kita korbankan menjadi sia-sia.

C.SEBAB SHALAT TIDAK KHUSYUK


Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di
dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut: ) ‫ث َُّم لََتِيَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْي ِن أ ْيَ ِدي ِه ْم َو ِم ْن خ َْلفِ ِه ْم‬
71 ) َ‫ثرهُ ْم َشا ِك ِرين‬
َ ‫ك‬َْ ‫تج ُد أ‬
َِ ‫ َوع َْن أ ْيَ َمانِ ِه ْم َوع َْن َش َماِئلِ ِه ْم َو ََّل‬Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka
dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A'raaf: 17)
Adapun perkara-perkara yang mengganggu kekhusyu'an adalah sbb: 1. Membersihkan
tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen
yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a. pernah mempunyai kelambu di rumahnya
berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu
sholat beliau. (Bukhari). Maka hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari kebisingan
dan banyak orang lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan bersenang-
senang karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat. Begitu juga agar lokasi sholat tidak
terlalu panas atau terlalu dingin. Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar para sahabat melakukan
sholat dhuhur saat cuaca agak dingin. 2. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna.
Karena itu akan menarik pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat.
Rasulullah pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu beliau
meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.). 3. Hindari solat di waktu makan. Rasulullah
s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan
"Ketika maka malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam"
(Bukhari). 4. Hindari menahan buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang
sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa Rasululllah
s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu
Dawud:sahih). 5. Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau
kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan" (Bukhari).
Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia
tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari) 6.
Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan menganggu
konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah kau membersihkan tempat
sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu
Dawud:sahih). 7. Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping
kita. Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah
saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam sholat" (Abu Dawud:
sahih). 8. Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa tengak-
tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan "Allah
senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah
meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih). 9. Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda "Ada orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih). 10.Menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w.
Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut
kalian" (Muslim). 11.Jangan sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah
s.a.w. melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan ibadah di
tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).

D.CARA AGAR SHALAT KHUSYUK.


Dikisahkan bahwa ada seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak
dan terkenal sangat khusyuk shalatnya. Namun demikian dia selalu khawatir kalau-kalau
ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih baik
ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasanya kurang khusyuk. Pada suatu
hari Isam menghadiri majelis seorang abid bernama Hatim Al-Asam dan bertanya: “Wahai Aba
Abdurrahman (Nama gelaran Hatim), bagaimanakah caranya tuan shalat?” Berkata Hatim:
“Apabila masuk waktu shalat, aku berwudu’ zahir dan batin.” Bertanya Isam: “Baga imana
wuduk batin itu?” Berkata Hatim: “Wuduk zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua
anggota wudu’ dengan air. Sementara wuduk batin ialah membasuh anggota dengan 7 perkara:
1. Bertaubat. 2. Menyesali akan dosa yang telah dilakukan. 3. Tidak tergila-gila dengan dunia. 4.
Tidak mencari atau mengharapkan pujian dari manusia 5. Meninggalkan sifat bermegah-
megahan. 6. Meninggalkan sifat khianat dan menipu. 7. Meninggalkan sifat dengki.” Seterusnya
Hatim berkata: “Kemudian aku pergi ke Masjid, kusiapkan semua anggota tubuhku dan
menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada di
hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di
belakangku. Dan kubayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian Shiratul
Mustaqim’ dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalat terakhir bagiku (karena
aku merasa akan mati setelah shalat ini). Kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap
bacaan dan do’a dalam shalat aku fahami maknanya. Kemudian aku rukuk dan sujud dengan
tawadu’ (merasa hina), aku bertasyahud (tahiyat) dengan penuh pengharapan dan aku memberi
salam dengan ikhlas. Beginilah aku shalat selama 30 tahun. Ketika Isam mendengar penjelasan
itu menangislah ia sekuat-kuatnya, ternyata ibadahnya kurang baik bila dibandingkan dengan
Hatim. Kita seharusnya bisa mencontoh apa yang di lakuakn oleh Isam. Lalu secara rinci apa
yang dapat kita lakukan untuk shalat khusyuk. Pertama: Menghadirkan Hati. Menghadirkan hati
maksudnya adalah disaat kita sedang sholat maka saat itu sedang bermunajat, sedang berdiri
berhadapan langsung dengan Sang Maha Kuasa, berdialog tanpa batas apapun. Maka dalam
keadaan seperti itu yakinlah bahwa Allah sedang melihat, memperhatikan dan mengawasi gerak-
gerik sholat kita. Benarkah sholat kita, dengan bacaan yang benar atau penuh dengan kesalahan
dan lain sebagainya. Maka alangkah bodohnya kita, jika kita sedang berhadapan langsung seperti
itu, kita tidak merasa takut, atau bergetar dengan keberadaanNya dihadapan kita. Kedua: Anggap
saat itu adalah sholat yang terakhir. Agar semakin khusyu’ anggaplah bahwa sholat tersebut
sholat yang terakhir kali kita lakukan, karena bisa jadi usai shalat Allah mencabut nyawa kita.
atau bayangkan, disaat kita sedang mengambil wudhu tiba - tiba datang malaikat maut
menghampiri kita dan mengabarkan kita, bahwa usai sholat nanti dia akan mencabut nyawa kita.
Subhanallah… bagaimanaka shalat kita saat itu? Shalat dengan penuh kekhusyuan atau shalat
dengan main-main? Tentu kita akan sholat dengan sekhusyu’-khusyu’nya. Ke tiga: Tuma’ninah
dan tidak tergesa-gesa dalam shalat. Tuma’ninah atau keadaan tenang dan juga tidak tergesa-
gesa juga merupakan cara agar shalat kita khusyu’. Sebab dengan ketenangan kita akan bisa
focus dengan bacaan dan juga gerakan dalam shalat. Oleh karena itu, sebelum kita bertakbir
memulai shalat, lebih dulu kita tinggalkan segala perkara duniawi, bisa jadi disaat kita sedang
shalat, namun kita tergesar-gesa karena memikirkan masalah dunia (masakan, makanan, hp
facebook dll) yang bisa merusak kekhusyukan kita dalam shalat. Keempat: Tadabbur ayat-ayat
dan dzikir-dzikir yang dibaca dalam shalat Cara keempat ini sangat penting untuk kita latih dan
diterapkan saat shalat. Karena dengan mentadabburi ayat dan dzikir yang kita baca, maka kita
akan semakin mudah untuk menggapai kekhusyuan dalam shalat. Banyak sekali orang yang
hafal bacaan sholat, namun sangat sedikit sekali yang faham dan mengerti bacaan tersebut.
Silahkan menghafal bacaan shalat, tapi lebih baiknya lagi kita mampu meresapi maknanya.
Sehingga pemahaman makna akan menambah ketenangan jiwa dan akan memberi dampak baik
disaat sedang shalat atau disaat kita membaca surat lainnya dalam al Quran. Kelima: Tartil dan
memperbagus suara dalam membaca Al Quran. Allah SWT memerintahkan kita untuk tartil
disaat membaca Al Quran, terlebih lagi bacaan tersebut kita baca diwaktu shalat. Begitu juga kita
dianjurkan untuk memperindah suara kita agar imam maupun makmum dalam shalat jamaah bisa
tenang dan akhirnya mendapatkan kekhusyuan. Sebaliknya, jika kita tergesa dalam membaca
atau tidak tartil, dari segi suara bacaan juga ‘disayangkan’. Maka hal tersebut tidak membuat kita
khusyu’ namun malah mengganggu dalam shalat. Keenam: Arahkan pandangan hanya ditempat
sujud, dan tidak memalingkan kelainnya Janganlah kita mengarahkan pandangan kita selain ke
tempat sujud, sebab hal tersebut akan mengganggu kekhusyukan kita dalam shalat. Bahkan
terdapat larangan dalam hadits untuk melihat ke atas disaat kita shalat, begitu juga memalingkan
seluruh atau sebagian badan kita karena bisa membatalkan shalat kita, lantaran telah merubah
qiblat disaat sedang shalat. Ketujuh: Hindari segala hal yang bisa menyibukkan saat sedang
shalat. Seperti penggunaan alat-alat elektronik (handphone, televisi, , penggunaan pakaian yang
kurang pas, serta hal-hal lainnya yang bisa mengganggu kita dalam shalat. Maka hal-hal tersebut
harus kita hindari agar shalat kita senantiasa terjaga dan tidak merusak kekhusyukan disaat
sedang shalat.

KESIMPULAN
Bahwa shalat yang kita kerjakan bukan semata menggugurkan kewajiban, namun
merupakan sarana kita untuk berkomunikasi dengan Allah. Kekhusyukan dalam shalat
merupakan bentuk sebenarnya dari shalat yang merupakan serangkaian gerakan semata. Shalat
tanpa kekhusyukan tiada artinya untuk kita. Dengan shalat kita bisa menumpahakan seluruh
kebahagiaan, kesedihan, dan mengunjukkan harapan kepada Allah atas hidup kita di dalam
dunia.

SARAN

Hendaknya kita memulai sejak sekarang untuk khusyuk dalam shalat. Terutama
memperbaiki bacaan dan mengerti serta memahami apa yang kita katakana dalam shalat.
Hendaknya berdoa seusai shalat, karena dengan shalat kita telah terhubung kepada Allah. Supaya
kita memahami betapa pentingnya shalat itu dalam kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai