Anda di halaman 1dari 9

Definisi Sholat

Sholat menurut bahasa berarti do'a, sedang menurut istilah adalah suatu bentuk ibadah
    
yang terdiri dari perbuatan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Dan telah diwajibkan kepada manusia untuk beribadah kepada Allah Swt
(QS.2:21), khusus dalam hal ini terhadap ummat islam yaitu wajib menjalankan sholat wajib
5 (lima) waktu sehari-semalam (17 raka'at). Sholat (baik wajib maupun sunnah) sangat
besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia, yang oleh karenanya Allah Swt mengajarkan
bila hendak memohon pertolongan Allah Swt yaitu dengan melalui sholat dan dilakukan
dengan penuh kesabaran serta sholat dapat mencegah untuk berbuat keji dan munkar. Di
bawah ini akan diuraikan tentang sholat-sholat wajib dan sholat-sholat sunnah berikut
dengan jumlah raka'at dan waktu pelaksanaanya.

Dalil Wajib Sholat

َّ ‫إِنَّنِي أَنَا هَّللا ُ اَل إِلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوأَقِ ِم ال‬
‫صاَل ةَ لِ ِذ ْك ِري‬

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (thaaha: 14)

‫صاَل ةَ تَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشاء َو ْال ُمن َك ِر َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ أَ ْكبَ ُر‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
َّ ‫صاَل ةَ إِ َّن ال‬
َ ‫َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَع‬
‫ُون‬

Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al ankabut:
45)

Al-Hadits

‫اح ِد َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َملِ ِك ب ُْن‬


ِ ‫ك ب ُْن َع ْب ِد ْال َو‬ ُ ِ‫َّان ْال ِم ْس َم ِع ُّى َمال‬
َ ‫َح َّدثَنَا^ أَبُو َغس‬
‫َّاح َع ْن ُش ْعبَةَ َع ْن َواقِ ِد ب ِْن ُم َح َّم ِد ب ِْن َز ْي ِد ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ُع َم َر َع ْن‬ ِ ‫صب‬ َّ ‫ال‬
‫أَبِي ِه َع ْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ُع َم َر قَا َل‬
‫اس َحتَّى‬ َ َّ‫ت أَ ْن أُقَاتِ َل الن‬ ُ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أُ ِمر‬ َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُوا‬ َّ ‫يَ ْشهَ ُدوا أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو ُل هَّللا ِ َويُقِي ُموا ال‬
‫ص ُموا ِمنِّي ِد َما َءهُ ْم َوأَ ْم َوالَهُ ْم إِاَّل بِ َحقِّهَا َو ِح َسابُهُ ْم‬
َ ‫ال َّز َكاةَ فَإِ َذا فَ َعلُوا َع‬
ِ ‫َعلَى هَّللا‬

Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu , ia berkata: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah
utusan Allah, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya
berarti ia telah melindungi diri dan hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang
perhitungannya (terserah) pada Allah Taala. (HR. Bukhori no.25 Muslim no.22)

‫ ( قَا َل لِ َي اَلنَّبِ ُّي‬: ‫ قَا َل‬-‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما‬ ِ ‫ َر‬- ‫صي ٍْن‬ َ ‫ان ب ِْن ُح‬ َ ‫َو َع ْن ِع ْم َر‬
‫صلِّ قَائِ ًما فَإِ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَقَا ِع ًدا فَإِ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع‬ َ " ‫صلى هللا عليه وسلم‬
ِ ‫ب ) َر َواهُ اَ ْلبُ َخ‬
ُّ‫اري‬ ٍ ‫فَ َعلَى َج ْن‬
Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Sholatlah dengan berdiri jika tidak mampu maka dengan duduk jika tidak mampu
maka dengan berbaring dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat." Diriwayatkan oleh
Bukhari.

Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain


Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau
akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan
munkar.

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :


1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat
Rukun sholat
Rukun sholat adalah bagian dari sholat tersebut dan jika ditinggalkan maka batallah sholat
tersebut atau batal rekaat dalam sholat. maka rukun-rukun sholat berikut harus dilaksanakan
semua dalam setiap sholat kita. ada 14 rukun dalam sholat :

1. Berdiri ketika sholat.


Berdasarkan firman Allah :
َ ِ‫َوقُو ُموا هَّلِل ِ قَانِت‬
‫ين‬
Artinya : " Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'" (QS Al-Baqoroh : 238)

2. Takbiratul Ihram.
Berdasarkan Sabda Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :

‫ثم استقبل القبلة وكبر‬


Artinya : "kemudian menghadaplah kekiblat dan takbirlah."
Yang dimaksud "Takbiratul Ihram" adalah ucapan "Allahu Akbar" ketika memulai sholat.
sedangkan mengangkat tangan ketika takbir adalah sunnah.

3. Membaca Al-fatehah.
Berdasarkan sabda Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :

‫ال صالة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب‬


Artinya : "Sholat itu tidak sah jika belum membaca al-fatehah."

4. Rukuk pada setiap rekaat.


Berdasarkan firman Allah :

ْ ‫ار َك ُعوا َوا‬


‫س ُجدُوا‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ْ ‫ين آ َمنُوا‬
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu." (QS Al-Hajj : 77)

5. Bangun dari rukuk.


Berdasarkan sabda Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :

‫صلوا كما رأيتموني أصلي‬


Artinya : "Sholatlah kamu sebagaimana aku sholat."

6. I'tidal.
I'tidal adalah setelah bangun dari rukuk kemudian kembali keposisi berdiri.
Berdasarkan sabda Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :
‫صلوا كما رأيتموني أصلي‬
Artinya : "Sholatlah kamu sebagaimana aku sholat."

7. Sujud.
Berdasarkan firman Allah :

ْ ‫ار َك ُعوا َوا‬


‫س ُجدُوا‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ْ ‫ين آ َمنُوا‬
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu." (QS Al-Hajj : 77)

8. Bangun dari sujud dan duduk diantara dua sujud.


Berdasarkan hadist dari 'Aisyah :

‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم إذا رفع رأسه من السجود ; لم يسجد حتى‬
‫يستوي قاعدا‬
Artinya : "Nabi-sholallahu alaihi wasallam- ketika beranjak dari sujudnya, beliau tidak
kembali sujud kecuali telah sempurna dalam duduknya." (HR Muslim)

9. Tuma'ninah dalam setiap gerakan.


Yang dimaksud "tuma'ninah" adalah tenang, melakukan gerakan-gerakan sholat dengan
tenang dan tidak mengurangi sedikitpun gerakan-gerakan tersebut dan melakukannya dengan
sempurna.

10. Tasyahud akhir.


Berdasarkan sabda Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :

‫صلوا كما رأيتموني أصلي‬


Artinya : "Sholatlah kamu sebagaimana aku sholat."

11. Duduk ketika tsyahud akhir.

12. Sholawat atas Nabi ketika duduk dalam tasyahud akhir.


Lafadz sholawat yang diucapkan ketika tasyahud akhir adalah :

‫اللهم صل على محمد‬


"Allahumma Sholli 'Ala Muhammad."
dan jika menambah maka itu adalah sunnah.

13. Tertib dalam semua rukun-rukunnya.


Melakukan rukun-rukun sholat secara berurutan, mulai dari takbir sampai salam sesuai
tuntunan Nabi -sholallahu alaihi wasallam- :
‫صلوا كما رأيتموني أصلي‬
Artinya : "Sholatlah kamu sebagaimana aku sholat."

14. Salam.
Berdasarkan sabda Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- :

‫وختامها التسليم‬
Artinya : "dan penutupnya (sholat) adalah salam."
salam kekanan adalah termasuk rukun sholat. sedangkan salam kekiri adalah sunnah.

Demikianlah 14 rukun sholat yang harus diketahui setiap muslim. dan ajarilah anak-anak
mulai dari dia kecil sehingga dapat mempraktekkannya ketika dewasa.
Allahu a'lam

Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita

Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu
membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.
Hikmah-hikmah Shalat
Kita sebagai manusia dengan keterbatasan tidak mungkin mengetahui dan mengungkap
seluruh hikmah yang terkandung dalam apa yang Allah syariatkan dan tetapkan. Apa yang
kita ketahui dari hikmah Allah hanyalah sebagian kecil, dan yang tidak kita ketahui jauh lebih
besar, “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Al-Isra`: 85).

Allah adalah al-Hakim, pemilik hikmah, tidak ada sesuatu yang Dia syariatkan kecuali ia
pasti mengandung hikmah, tidak ada sesuatu dari Allah yang sia-sia dan tidak berguna
karena hal itu bertentangan dengan hikmahNya.

Sekecil apapun dari hikmah Allah dalam sesuatu yang bisa kita ketahui, hal itu sudah lebih
dari cukup untuk mendorong dan memacu kita untuk melakukan sesuatu tersebut karena
pengetahuan tentang kebaikan sesuatu melecut orang untuk melakukannya.

Setiap perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala mengandung kebaikan untuk hamba-hamba-Nya.


Memperhambakan diri kepada Allah bermanfaat untuk kepentingan dan keperluan yang
menyembah bukan yang disembah. “Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka
dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha
Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyaat: 57-58)

Penghambaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menjadi tujuan hidup dan tujuan
keberadaan kita di dunia, bukanlah suatu penghambaan yang memberi keuntungan bagi yang
disembah, tetapi penghambaan yang mendatangkan kebahagiaan bagi yang menyembah.
Penghambaan yang memberikan kekuatan bagi yang menyembahnya.

‫س ِه َو َمنْ َكفَ َر فَإِنَّ َربِّي َغنِ ٌّي َك ِري ٌم‬ ْ َ‫ش َك َر فَإِنَّ َما ي‬
ِ ‫ش ُك ُر لِنَ ْف‬ َ ْ‫َو َمن‬
“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi
Maha Mulia.” (QS. An-Naml: 40)

Imam Qatadah berkata: “Sesungguhnya Allah memerintahkan sesuatu kepada kalian bukan
karena berhajat padanya, dan tidak melarang sesuatu atas kalian karena bakhil. Akan tetapi
Dia memerintahkan sesuatu pada kalian karena di dalamnya terdapat kemaslahatan untuk
kalian, dan melarang sesuatu karena di dalamnya terdapat mafsadat (kerusakan). Oleh
karenanya bukan hanya satu tempat di dalam al-Qur’an yang memerintahkan berbuat
perbaikan dan melarang berbuat kerusakan.”

Ibadah shalat yang merupakan ibadah teragung dalam Islam termasuk ibadah yang kaya
dengan kandungan hikmah kebaikan bagi orang yang melaksanakannya. Siapa pun yang
mengetahui dan pernah merasakannya mengakui hal itu, oleh karena itu dia tidak akan rela
meninggalkannya, sebaliknya orang yang tidak pernah mengetahui akan berkata, untuk apa
shalat? Dengan nada pengingkaran.

Di antara hikmah-hikmah shalat adalah:


Pertama: Manusia memiliki dorongan nafsu kepada kebaikan dan keburukan, yang pertama
ditumbuhkan dan yang kedua direm dan dikendalikan. Sarana pengendali terbaik adalah
ibadah shalat. Kenyataan membuktikan bahwa orang yang menegakkan shalat adalah orang
yang paling minim melakukan tindak kemaksiatan dan kriminal, sebaliknya semakin jauh
seseorang dari shalat, semakin terbuka peluang kemaksiatan dan kriminalnya. Firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala;

‫صاَل ةَ تَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬


َّ ‫إِ َّن ال‬
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji
dan mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

Dari sini kita memahami makna dari penyandingan Allah antara menyia-nyiakan shalat
dengan mengikuti syahwat yang berujung kepada kesesatan.

َ َ‫ت ف‬
‫س ْوفَ يَ ْلقَ ْونَ َغيًّا‬ َّ ‫صاَل ةَ َواتَّبَ ُعوا ال‬
ِ ‫ش َه َوا‬ َ َ‫فَ َخلَفَ ِمنْ بَ ْع ِد ِه ْم َخ ْلفٌ أ‬
َّ ‫ضاعُوا ال‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam:
59).

Kedua: Seandainya seseorang telah terlanjur terjatuh kedalam kemaksiatan dan hal ini pasti
terjadi karena tidak ada menusia yang ma’shum (terjaga dari dosa) selain para nabi dan rasul,
maka shalat merupakan pembersih dan kaffarat terbaik untuk itu.
Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam mengumpamakan shalat lima waktu dengan sebuah
sungai yang mengalir di depan pintu rumah salah seorang dari kita, lalu dia mandi di sungai
itu lima kali dalam sehari semalam, adakah kotoran ditubuhnya yang masih tersisa?
Dari Abu Hurairah radliyallahu  'anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallalahu 'alaihi
wasallam bersabda, “Menurut kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah
seorang dari kalian di mana dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali, apakah masih ada
kotorannya yang tersisa sedikit pun?” Mereka menjawab,”Tidak ada kotoran yang tersisa
sedikit pun.” Rasulullah saw bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu,
dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu Mas’ud radliyallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki mendaratkan sebuah ciuman
kepada seorang wanita, lalu dia datang kepada Nabi shallalahu 'alaihi wasallam dan
menyampaikan hal itu kepada beliau, maka Allah menurunkan, “Dan dirikanlah shalat itu
pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk.” (Hud: 114) Laki-laki itu berkata, “Ini untukku?” Nabi shallalahu
'alaihi wasallam menjawab, “Untuk seluruh umatku.” (Muttafaq Alaihi).

Ketiga: Hidup manusia tidak terbebas dari ujian dan cobaan, kesulitan dan kesempitan dan
dalam semua itu manusia memerlukan pegangan dan pijakan kokoh, jika tidak maka dia akan
terseret dan tidak mampu mengatasinya untuk bisa keluar darinya dengan selamat seperti
yang diharapkan, pijakan dan pegangan kokoh terbaik adalah shalat, dengannya seseorang
menjadi kuat ibarat batu karang yang tidak bergeming di hantam ombak bertubu-tubi.
Firman Allah, (artinya) “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.”
(Al-Baqarah: 45).
Ibnu Katsir berkata, “Adapun firman Allah, ‘Dan shalat’, maka shalat termasuk penolong
terbesar dalam keteguhan dalam suatu perkara.”
Firman Allah (artinya), “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:
153).
Ibnu Katsir berkata, “Allah Taala menjelaskan bahwa sarana terbaik sebagai penolong dalam
memikul musibah adalah kesabaran dan shalat.”

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Hudzaefah bahwa jika Rasulullah shallalahu 'alaihi
wasallam tertimpa suatu perkara yang berat maka beliau melakukan shalat. (HR. Abu Dawud
nomor 1319).

Keempat: Hidup memiliki dua sisi, nikmat atau musibah, kebahagiaan atau kesedihan. Dua
sisi yang menuntut sikap berbeda, syukur atau sabar. Akan tetapi persoalannya tidak mudah,
karena manusia memiliki kecenderungan kufur pada saat meraih nikmat dan berkeluh kesah
pada saat meraih musibah, dan inilah yang terjadi pada manusia secara umum, kecuali orang-
orang yang shalat. Orang yang shalat akan mampu menyeimbangkan sikap pada kedua
keadaan hidup tersebut.

Firman Allah, (artinya), “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan
shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23).
Ibnu Katsir berkata, “Kemudian Allah berfirman, ‘Kecuali orang-orang yang shalat’ yakni
manusia dari sisi bahwa dia memiliki sifat-sifat tercela kecuali orang yang dijaga, diberi
taufik dan ditunjukkan oleh Allah kepada kebaikan yang dimudahkan sebab-sebabnya
olehNya dan mereka adalah orang-orang shalat.”

Sebagian dari hikmah yang penulis sebutkan di atas cukup untuk membuktikan bahwa shalat
adalah ibadah mulia lagi agung di mana kita membutuhkannya dan bukan ia yang
membutuhkan kita, dari sini kita mendapatkan ayat-ayat al-Qur`an menetapkan bahwa
perkara shalat ini merupakan salah satu wasiat Allah kepada nabi-nabi dan wasiat nabi-nabi
kepada umatnya.

Allah berfirman tentang Isa putra Maryam,

‫صاَل ِة َوال َّز َكا ِة َما ُد ْمتُ َحيًّا‬ َ ‫َو َج َعلَنِي ُمبَا َر ًكا أَيْنَ َما ُك ْنتُ َوأَ ْو‬
َّ ‫صانِي بِال‬
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan dia
mewasiatkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”
(Maryam: 31).

Allah berfirman tentang Musa, (artinya) “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(Thaha: 14).

Allah berfirman tentang Ismail, (artinya) “Dan ia menyuruh ahlinya untuk shalat dan
menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Maryam: 55).
Allah berfirman tentang Ibrahim, (artinya) “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
(Ibrahim: 40).

Anda mungkin juga menyukai