Anda di halaman 1dari 10

Cara, Urutan, Bacaan Dan Gerakan Sholat

sholat

Cara Urutan, Bacaan Dan Gerakan Sholat


Berikut Urutan, Bacaan dan Gerakan Sholat dengan panduan urutan Berdasarkan urutan 13
Rukun Sholat dan Hal-Hal Sunah yang menyertainya, 

 1. Niat
Rasulullah SAW bersabda,

ِ ‫ِإنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬


‫ت‬
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.”

Ada beberapa tata cara dalam berniat.


Mazhab Imam Abu Hanifah, Melafadzkan niat sunnah hukumnya untuk membantu
kesempurnaan niat di dalam hati.
Mazhab Imam Malik bin Anas (Maliki), Niat shalat adalah syarat sah di dalam shalat, sebaiknya
niat tidak dilafadzkan kecuali ragu.
Mazhab Syafi'i, Sunnah melafadzkan niat menjelang takbiratul ihram dan wajib
menentukan jenis shalat yang dilakukan.
Mazhab Hanbali, Sunnah melafadzkan niat dengan lisan.

Lafaz niat sebelum takbiratul ikhram (jika dibaca) menurut para ulama hanya untuk membantu
mengkuatkan kesempurnaan niat (menuntun dan menghadirkan hati) tetapi belum masuk kepada
niat yang menjadi syarat sah dan rukun sholat, karena sholat itu diawali dengan takbir dan
diakhiri sengan salam.
Niat yang menjadi syarat sah dan rukun sholat ditetapkan dalam hati pada saat
mengucapkan takbir saat takbiratul ikhram yaitu dengan menetapkan point-point : saya berniat
sholat, jenis kewajiban sholat (fardhu atau sunah) dan nama jenis sholat (Maghrib, Isya, Dhuha,
Tahajud dsb).
 
 2. Berdiri (bagi yang mampu) Menghadap Kiblat 
Rasulullah SAW bersabda,

ٍ ‫ فَِإ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَى َج ْن‬، ‫ فَِإ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَقَا ِعدًا‬، ‫صلِّ قَاِئ ًما‬
‫ب‬ َ
“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk.
Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.
Posisi wajah menghadap kiblat dan pandangan mata (jangan memejamkan mata)  menuju tempat
sujud.
Posisi badan berdiri tegak dan lurus menghadap kiblat.
Posisi kedua tangan masing-masing lurus (tidak kaku) berada disamping badan hingga paha
dengan jari terlepas (tidak mengepal).
Posisi kaki seimbang dengan lebar bahu (tidak terlalu rapat atau lebar) dan (saat berjamaah)
ujung tumit semua makmum sejajar sehingga shaf menjadi lurus dan posisi sisi luar kaki dan
bahu dirapatkan dengan jemaah yang berada disamping. 
 

3. Takbiratul ikhram

Rasulullah SAW bersabda,


ُّ ‫صالَ ِة‬
‫الطهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم‬ َّ ‫ِم ْفتَا ُح ال‬
“Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar
shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.

Mengangkat kedua tangan dengan ujung jari agak setinggi dan didepan posisi telinga dengan
kedua telapak tangan menghadap kiblat. Sebagian pendapat lainnya mengangkat tangan dengan
ujung jari agak setinggi dan didepan bahu dengan kedua telapak tangan menghadap kiblat.
Boleh mengangkat tangan secara bersamaan mengucapkan Takbir, boleh mengangkat tangan
terlebih dahulu baru kemudian mengucapkan takbir, boleh pula mengucapkan takbir terlebih
dahulu baru kemudian mengangkat tangan.
Posisi rentang siku kedua tangan terbuka (untuk laki-laki) tidak terlalu sangat lebar dan tidak
terlalu rapat, untuk sholat berjamaah disesuaikan dengan menjaga rentang siku agar tidak
mengganggu jemaah disebelahnya, khusus wanita posisi rentang siku lebih merapat.

Posisi antar jari saling merapat ada juga yang berpendapat tidak terlalu rapat dan tidak terlalu
renggang.

‫هللا أكبر‬
Allāhu akbar
"Allah Maha Besar"
 
Kemudian posisi tangan dalam keadaan bersedekap, yaitu telapak tangan kanan (selalu berada
diatas) memegang pergelangan atau setelah pergelangan tangan kiri. Ada juga yang berpendapat
sekedar berada diatasnya (tanpa memegang).
Posisi kedua tangan yang bersidekap berada diantara dada dan perut. Sebagian ulama
berpendapat berada di awal dada.
 
Kemudian disunahkan Membaca Doa Iftitah,

ْ‫ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذي‬


ُ ‫ ِإنِّ ْى َو َّجه‬.ً‫ص ْيال‬ ِ ‫ان هللاِ بُ ْك َرةً َوَأ‬
َ ‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر َكبِ ْيرًا َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َكثِ ْيرًا َو ُسب َْح‬
‫صالَتِ ْي َونُ ُس ِك ْي‬ َ ‫ ِإ َّن‬.‫ض َحنِ ْيفًا ُم ْسلِ ًما َو َما َأنَا ِم َن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬َ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫فَطَ َرال َّس َم‬
ُ ْ‫ك ُأ ِمر‬
‫ت َوَأنَا ِم َن ْال ُم ْسلِ ِم ْي‬ َ ِ‫ْك لَهُ َوبِذل‬ َ ‫ الَ َش ِري‬.‫اي َو َم َماتِ ْي ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬ َ َ‫َو َمحْ ي‬
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila.
Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa
minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil
‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah.
Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang
telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku,
hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu
bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang
berserah diri (muslim)". 
(Doa iftitah ada beberapa macam, bacaan diatas adalah salah satu yang sering dipakai)

 4 . Membaca Al-fatihah

 
Rasulullah SAW bersabda,
ِ ‫صالَةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َرْأ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا‬
‫ب‬ َ َ‫ال‬
“Tidak ada shalat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah".
 
Dilakukan dalam keadaan berdiri setelah takbiratul Ikhram dengan tangan bersidekap.
Bacaan Surat Al Fatihah

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ ٰ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬


Bismillahirrahmanirrahim
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬


‫ين‬
Alhamdulillahi rabbil alamin
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"

‫الرَّحْ ٰ َم ِن ال َّر ِحيم‬


Arrahmaanirrahiim
"Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

‫ك يَ ْو ِم الدِّي ِن‬
ِ ِ‫َمال‬
Maaliki yaumiddiin
"Yang menguasai di Hari Pembalasan"

ُ ‫َّاك نَ ْستَ ِع‬


‫ين‬ َ ‫ك نَ ْعبُ ُد َوِإي‬
َ ‫ِإيَّا‬
Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan"

‫ص َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬


ِّ ‫ا ْه ِدنَا ال‬
Ihdinashirratal mustaqim
"Tunjukilah kami jalan yang lurus"

ِ ‫ت َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬


َ ِّ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّال‬
‫ين‬ َ ‫ين َأ ْن َع ْم‬
َ ‫ص َراطَ الَّ ِذ‬
ِ
shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"
 
Setelahnya disunahkan membaca surah Al-Qur'an lainnya. 
 
Khusus saat shalat berjamaah

 Saat imam membaca Surat Alfatihah, makmum mendengarkan bacaan tersebut (bukan
membacanya juga pada saat bersamaan), barulah saat imam melafazkan "Aamiin",
makmum melafazkan "Aamiin" secara bersamaan. Kemudian saat Imam membaca surah
Al-Qur'an lainnya, barulah makmum membaca Surat Alfatihah.
 Semua bacaan (kecuali lafaz "Aamiin") dalam shalat berjamaah, makmum melafazkan
dengan pelan, yaitu bukan hanya didalam hati, tetapi dibaca dengan sangat pelan yang
cukup terdengar oleh telinga masing-masing pembacanya.
 Makmum dilarang mendahului gerakan imam. 

 
5. Ruku’ dengan tuma’ninah

 
Rasulullah SAW bersabda,
ْ ‫ثُ َّم ارْ َك ْع َحتَّى ت‬
‫َط َمِئ َّن َرا ِكعًا‬
“Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.

Dilakukan setelah berdiri dan disunahkan mengucapkan takbir sambil mengangkat kedua
tangan sebelum ruku', lalu memulai ruku' dengan posisi membungkukkan badan secara lurus
seolah membentuk huruf "L Terbalik" dengan meletakkan telapak tangan memegang persendian
lutut dan disunahkan pula membaca,

 ‫ح ْم ِد ِه‬
َ ِ‫َوب‬ ‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬
َ ‫ُسب َْح‬
SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. (Dibaca 3 kali)
"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya."
 Thumna'ninah adalah kondisi memberikan waktu jeda agar sholat dilakukan secara
tenang
(tidak terburu-buru)
 Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang pernah mengatakan pada orang yang jelek
shalatnya sehingga ia pun disuruh untuk mengulangi shalatnya,

‫ض ُع َكفَّ ْي ِه َعلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه َحتَّى‬َ َ‫صالَةُ َأ َح ِد ُك ْم َحتَّى يُ ْسبِ َغ … ثُ َّم يُ َكبِّ ُر فَيَرْ َك ُع فَي‬
َ ‫الَ تَتِ ُّم‬
‫صلُهُ َوتَ ْستَرْ ِخ َى‬ ِ ‫ط َمِئ َّن َمفَا‬ْ َ‫ت‬
“Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu, …
kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai
persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” 
 6. I’tidal dengan tuma’ninah

 
Rasulullah SAW bersabda,
‫ثُ َّم ارْ فَ ْع َحتَّى تَ ْعتَ ِد َل قَاِئ ًما‬
“Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.
 
Dilakukan setelah ruku' dengan posisi kembali berdiri dengan posisi tangan lurus kebawah,
adapula yang melakukan sidekap (agar tangan tidak bergerak-gerak)
Disunahkan untuk mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan,

ُ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َده‬


SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH
"Allah mendengar orang yang memuji-Nya" 

Juga disunahkan setelahnya (masih dalam posisi i'tidal) membaca,

َ ‫اشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْيٍئ بَ ْع ُد‬ ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء ْاالَر‬
ِ ‫ض َو ِملْ ُء َم‬ َ ‫ك ْال َح ْم ُد ِملْ ُء الس‬
ِ ‫َّموا‬ َ َ‫َربَّنَا ل‬
RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL'UL ARDHI WA MIL
'UMAASYI'TA MIN SYAI'IN
BA'DU.
"Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan
Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya".
(Doa i'tidal ada beberapa macam, bacaan diatas adalah salah satu yang sering dipakai)
 Khusus saat shalat berjamaah

 Saat setelah imam melafazkan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, disunahkan


makmum membaca RABBANAA WALAKAL HAMDU, lebih baik lagi jika dilanjutkan
secara lengkap

  7. Sujud dengan tuma’ninah

Rasulullah SAW bersabda,


ْ َ‫ثُ َّم ا ْس ُج ْد َحتَّى ت‬
‫ط َمِئ َّن َسا ِجدًا‬
“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud".

Dilakukan setelah i'tidal (untuk sujud pertama) dengan posisi sujud dimana ada 7 bagian anggota
badan yang menempel pada alas sholat, yaitu (1) Muka (Dahi dan Hidung), (2,3) Kedua telapak
tangan, (4,5) Kedua lutut kaki, (6,7) Kedua Ujung kaki (sekitar jari menempel pada alas sholat
dan telapak kaki menghadap kebelakang).
Jangan sampai ada benda yang menempel pada kita (rambut, peci, sorban dan sebagainya)
yang menghalangi anggota badan yang wajib menempel pada alas sholat, kecuali sudah
terlepas (misal peci terjatuh sebelum sujud). 

Rasulullah SAW bersabda,

ُ ْ‫ُأ ِمر‬
، ‫ت َأ ْن َأ ْس ُج َد َعلَى َس ْب َع ِة َأ ْعظُ ٍم َعلَى ْال َج ْبهَ ِة – َوَأ َشا َر بِيَ ِد ِه َعلَى َأ ْنفِ ِه – َو ْاليَ َد ْي ِن‬
‫اف ْالقَ َد َم ْي ِن‬ ْ ‫َوالرُّ ْكبَتَي ِْن َوَأ‬
ِ ‫ط َر‬
“Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: [1] Dahi (termasuk
juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), [2,3] telapak tangan kanan dan kiri, [4,5]
lutut kanan dan kiri, dan [6,7] ujung kaki kanan dan kiri. ”

Disunahkan mengucapkan takbir sebelum sujud, lalu saat sujud membaca,

‫ان َرب َِّي اَأْل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
Subhaana rabbiyal a’laa (3 kali)
“Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya”
 
Posisi rentang siku kedua tangan terbuka (untuk laki-laki) tidak terlalu sangat lebar dan tidak
terlalu rapat, untuk sholat berjamaah disesuaikan dengan menjaga rentang siku agar tidak
mengganggu jemaah disebelahnya, khusus wanita posisi rentang siku lebih merapat.
Posisi antar jari saling merapat ada juga yang berpendapat tidak terlalu rapat dan tidak terlalu
renggang. 

8. Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah

   
Rasulullah SAW bersabda,
ْ َ‫ ثُ َّم ا ْس ُج ْد َحتَّى ت‬، ‫ط َمِئ َّن َجالِسًا‬
‫ط َمِئ َّن‬ ْ َ‫ ثُ َّم ارْ فَ ْع َحتَّى ت‬، ‫اجدًا‬ ْ َ‫ثُ َّم ا ْس ُج ْد َحتَّى ت‬
ِ ‫ط َمِئ َّن َس‬
‫َسا ِجدًا‬
“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan
thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud. 
Dilakukan setelah sujud pertama setiap raka'at dengan posisi duduk dimana badan
menduduki kedua kaki yang tertekuk kebelakang dan menempel pada alas sholat.
Posisi ujung kaki kiri terduduki oleh badan dan posisi ujung kaki kanan masih seperti posisi saat
sujud ,dimana bagian sekitar jari kaki kanan menempel pada alas sholat dan telapak kaki kanan
menghadap ke belakang.
Posisi telapak tangan ada diatas paha.
 
Disunahkan mengucapkan takbir sebelum "duduk diantara dua sujud", lalu membaca,

ُ ‫َربِّ ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوارْ فَ ْعنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َو َعافِنِ ْي َوا ْع‬
‫ف َعنِّ ْي‬
ROBBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA'NII WARZUQNII WAHGDINII
WA'AAFINII WA'FU 'ANNII
"Ya Allah,ampunilah dosaku,belas kasihinilah aku dan cukuplah segala kekuranganku
dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku,dan berilah aku petunjuk dan
berilah kesehatan padaku dan berilah ampunan kepadaku." 
(Doa duduk diantara dua sujud ada beberapa macam, bacaan diatas adalah salah satu yang
sering dipakai) 
Kemudian diwajibkan melakukan sujud kedua dengan tata cara seperti sujud pertama.
Setelah sujud kedua, berdiri kembali (disunahkan duduk sebentar sebelum berdiri dan membaca
takbir saat berdiri). Mengulangi kembali tahapan-tahapan mulai dari membaca Surat Alfatihah
sampai sujud kedua sesuai jumlah raka'at.
Khusus shalat berjamaah, imam tidak lagi mengencangkan suara bacaan Surat Alfatihah setelah
rakaat pertama dan kedua) 
 9. Duduk tasyahud (tahiyat) akhir

   
Rasulullah SAW bersabda,

ُ ‫صالَ ِة فَ ْليَقُ ِل التَّ ِحي‬


...ِ ‫َّات هَّلِل‬ َّ ‫فَِإ َذا قَ َع َد َأ َح ُد ُك ْم فِى ال‬
“Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, maka ucapkanlah “attahiyatu
lillah …”
 Dilakukan setelah sujud terakhir dengan posisi duduk dimana ujung kaki kiri
diselipkan dibawah ujung kaki kanan yang masih dalam posisi seperti posisi kaki kanan saat
sujud dan "duduk diantara dua sujud".
Badan agak condong kearah kanan dan telunjuk tangan kanan akan dalam posisi
menunjuk kedepan. (Ada beberapa pendapat mengenai kapan waktu menunjuk dan 'posisi atau
gerakan' jari tersebut)
Mazhab Syafi'i, telunjuk kanan akan dalam posisi menunjuk pada saat syahadat dimana
jari hanya menunjuk tanpa ada pergerakan lain. Disunahkan mengucapkan takbir sebelum duduk
tasyahud.
 Khusus untuk sholat yang lebih dari 2 raka'at lakukan duduk tasyahud (tahiyat) awal
terlebih dahulu pada raka'at kedua, dengan tata cara :

 Posisi duduk sama seperti  posisi duduk diantara dua sujud ditambah gerakan jari kanan
menunjuk
 Membaca bacaan seperti saat duduk tasyahut akhir.
 Kemudian berdiri kembali melanjutkan raka'at.

 10. Membaca tasyahud akhir pada saat duduk tasyahud akhir

   
Bacaan tasyahud akhir (juga dibaca jika ada tasyahud awal),

ِ‫ْك اَيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللا‬ َ ‫ ال َّسالَ ُم َعلَي‬،ِ‫ات ِهلل‬ ُ َ‫ات الطَّيِّب‬®ُ ‫صلَ َو‬ ُ ‫ار َك‬
َّ ‫ات ال‬ َ َ‫َّات ْال ُمب‬
®ُ ‫اَلتَّ ِحي‬
‫® َأ ْشهَ ُد اَ ْن آل ِإلَهَ ِإالَّهللاُ َواَ ْشهَ ُد َأ َّن‬،‫ ال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِدهللاِ الصَّالِ ِحي َْن‬،ُ‫َوبَ َر َكاتُه‬
ُ‫ُم َح َّمدًا َرس ُْو ُل هللا‬
ATTAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWAATUT TOYYIBAATULILLAAH
ASSALAAMU'ALAIKA AYYUHAN
NABIYYU WAROHMATULLOOHI WABAROKAATUHU ASSALAAMU'ALAINAA WA
'ALAA 'IBAADIL-LAAHISH-
SHOOLIHIINA. ASYHADU ANLAA ILAAHA IL-LALLOOH WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAR ROSUULULLAAH.
Segala penghormatan yang berkat solat yang baik adalah untuk Allah. Sejahtera atas
engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas
hamba-hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku
bersaksi bahwasanya Muhammad itu adalah utusan Allah.   

11. Membaca shalawat Nabi pada saat duduk tasyahud akhir

   
Bacaan shalawat Nabi (hanya untuk tasyahud akhir),

‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫صلَّي‬ َ ‫ َك َما‬،‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫اَللهُ َّم‬
‫ت‬ َ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َر ْك‬ ِ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ِ ‫َو َعلَى‬
ِ َ‫آل َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َوب‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ َّ‫آل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم فِى ْال َعالَ ِمي َْن ِإن‬
ِ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
ALLOOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALAA AALI
SAYYIDINAA MUHAMMADIN. KAMAA
SHOL-LAITA 'ALAA SAYYIDINAA IBROOHIIMA WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA
IBROOHIIMA WABAARIK 'ALAA
SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMADIN
KAMAA BAAROKTA 'ALAA SAYYIDINAA
IBROOHIIMA WA 'ALAA AALI SAYYIDINAA IBROOHIIMA FIL 'AALAMIINA INNAKA
HAMIIDUN MAJIID
Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya.
Sebagaimana Engkau selawatkan ke atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim. Berkatilah ke atas
Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau berkati ke atas Ibrahim dan atas keluarga
Ibrahim di dalam alam ini. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung.  
 12. Mengucapkan Salam yang pertama.

 
Rasulullah SAW bersabda,
ُّ ‫صالَ ِة‬
‫الطهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم‬ َّ ‫ِم ْفتَا ُح ال‬
“Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar shalat
adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.
 
Dilakukan saat masih dalam posisi duduk tasyahud akhir setelah membaca shalawat Nabi,
wajah menoleh kearah kanan sambil mengucapkan,

ُ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI (WABAROKAATUH)
Semoga keselamatan, rohmat dan berkah ALLAH selalu tercurah untuk kamu sekalian.
Disunahkan untuk mengulangi hal yang sama ke arah sebelah kiri. 

13. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)


 
Wallahu a’lam bish-shawab
SAJADA Media Islam Inspiratif

Anda mungkin juga menyukai