Anda di halaman 1dari 6

ASAL USUL BACAAN DALAM SHALAT

Asal usul bacaan dalam shalat

terkaitan dengan sholat dan bacaan-bacaannya, Rasulullah SAW telah berwasiat kepada
kita semuanya, dalam sebuah hadits yang sangat terkenal:

َ ُ ‫صلُّوا َك َما َرأ َ ْيت ُ ُمونِي أ‬


‫ص ِلي‬ َ ‫َو‬
"Dan shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat."
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan selainnya (semoga Allah SWT
merahmati mereka semuanya).

Selanjutnya, bagaimanakah dengan bacaan-bacaan shalat Rasulullah SAW menurut hadits


shahih…???

Berikut ini ana akan paparkan hal tersebut:

1) Niat
Dalam hal niat, Nabi SAW tidak pernah memberikan contoh mengenai lafaznya dalam
semua ibadah, sebab niat adalah urusan hati dan tidak tergantung pada ucapan. Hal ini kemudian
melahirkan perbedaan pendapat dan ijtihad di kalangan ulama fiqh, ada yang berpendapat
bahwa niat itu perlu diucapkan meskipun hal itu tidaklah wajib, dan ada yang berkata bahwa
tidak perlu mengucapkannya. Namun satu hal yang ingin ana ingin tekankan adalah ini hanyalah
ijtihad, jika antum/antunna setuju dengan melafazkan niat, maka silahkan diamalkan. Jika
antum/antenna tidak setuju dengan melafazkan niat, maka tinggalkan.

Ana juga ingin sampaikan kepada kaum muslimin khususnya para aktivis dakwah dari
semua kalangan dan golongan bahwa tidak perlu mempersoalkan hal ini hingga saling mencela
sesama muslim, karena mempersoalkan hal-hal seperti ini dengan menyulut permusuhan dan
pertentangan di kalangan kaum muslimin adalah satu di antara tanda ketidakfahaman dan
kesempitan ilmu seorang dai.

2) Bacaan Iftitah
Bacaan iftitah dalam hadits shahih sangatlah beragam, namun yang sangat terkenal adalah:

َ‫ض َح ِنيفًا َو َما أَنَا ِمن‬ َ ‫ت َواأل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬


َّ ‫ط َر ال‬ َ َ‫ى ِللَّذِى ف‬ َ ‫َو َّج ْهتُ َو ْج ِه‬
َ ‫ب ْالعَالَ ِمينَ الَ ش َِر‬
‫يك‬ ِ َّ ِ ‫اى َو َم َما ِتى‬
ِ ‫ّلِل َر‬ َ َ‫س ِكى َو َم ْحي‬ ُ ُ‫صالَ ِتى َون‬ َ ‫ْال ُم ْش ِر ِكينَ ِإ َّن‬
. َ‫لَهُ َوبِذَ ِل َك أ ُ ِم ْرتُ َوأَنَا ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين‬
Doa ini adalah doa yang bersumber dari hadits shahih. Sebenarnya doa ini sangat
panjang, namun para ulama kita sangat bijaksana dan tidak ingin mempersulit orang-orang yang
belajar shalat untuk pertama kalinya dari kalangan kaum muslimin, hingga mereka berijtihad
bahwa doa iftitah sudah cukup meskipun hanya dengan lafaz di atas.
Lanjutan dari doa di atas secara lengkap adalah:
‫ظلَ ْمتُ نَ ْفسِى‬ َ ‫ت َر ِبى َوأَنَا َع ْبد َُك‬ َ ‫ أ َ ْن‬.‫ت‬ َ ‫ت ْال َم ِلكُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ أ َ ْن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ْن‬
‫ت‬ َ ‫وب ِإالَّ أ َ ْن‬َ ُ‫َوا ْعت َ َر ْفتُ ِبذَ ْن ِبى فَا ْغ ِف ْر ِلى ذُنُو ِبى َج ِميعًا ِإنَّهُ الَ يَ ْغ ِف ُر الذُّن‬
َ‫س ِيئ َ َها ال‬
َ ‫ف َع ِنى‬ ْ ‫ص ِر‬
ْ ‫ت َوا‬ َ ‫س ِن َها ِإالَّ أ َ ْن‬َ ‫ق الَ يَ ْهدِى أل َ ْح‬ ِ َ‫س ِن األ َ ْخال‬ َ ‫َوا ْه ِد ِنى أل َ ْح‬
‫ْس‬َ ‫ش ُّر لَي‬ َّ ‫س ْعدَي َْك َو ْال َخي ُْر ُكلُّهُ فِى يَدَي َْك َوال‬ َ ‫ت لَبَّي َْك َو‬ َ ‫س ِيئ َ َها ِإالَّ أ َ ْن‬
َ ‫ف َعنِى‬ ُ ‫ص ِر‬ْ َ‫ي‬
.» ‫وب ِإلَي َْك‬ ُ ُ ‫ْت أ َ ْست َ ْغ ِف ُر َك َوأَت‬ َ ‫ت َوتَعَالَي‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫ِإلَي َْك أَنَا ِب َك َو ِإلَي َْك تَب‬
Doa ini berasal dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, An-Nasa'I, Imam Ahmad, Abdurrazaq, Ibnu Abi Syaibah, dan masih banyak lagi imam
hadits yang lain melalui jalur riwayat yang disampaikan oleh Ali bin Abi Tahlib (semoga Allah
merahmati mereka semuanya).

Di dalam doa iftitah yang di ajarkan di buku-buku panduan sholat diawalnya terdapat
kalimat:

ِ َ‫َّللا بُ ْك َرة ً َوأ‬


ً‫صيال‬ ِ َّ َ‫س ْب َحان‬ ِ َّ ِ ُ‫يرا َو ْال َح ْمد‬
ً ِ‫ّلِل َكث‬
ُ ‫يرا َو‬ ً ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِب‬
َّ
Doa ini adalah doa yang bersumber dari hadits shahih. Berkaitan dengan doa ini, Imam
Muslim menyebutkan dalam kitab Shahihnya sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Umar,
bahwa suatu ketika para sahabat shalat berjamaah bersama Rasulullah SAW, ketika
usai takbiratul ihram, seorang laki-laki dengan suara yang agak keras membaca potongan doa di
atas hingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Setelah shalat usai, Rasulullah SAW bertanya kepada
para sahabat mengenai siapa yang membaca doa tersebut. Maka laki-laki yang membaca doa
tersebut menjawab,"Aku ya Rasulullah!" Rasulullah SAW bersabda,"Aku kagum terhadap doa ini,
karena pintu-pintu langit terbuka untuknya." Ibnu Umar kemudian berkata,"Sejak mendengar
perkataan Rasulullah SAW tersebut, aku tidak pernah meninggalkan membacanya (dalam setiap
shalat)."

Ana katakan kepada antum/antunna semua, inilah potongan doa yang kemudian disatukan
dengan doa sebelumnya hingga terbentuk doa iftitah sebagaimana yang sangat dikenal di
kalangan masyarakat kita saat ini dengan susunan lafaz:

)‫ (إني‬.ً‫صيال‬ ِ َ ‫َّللا بُ ْك َرة ً َوأ‬


ِ َّ َ‫س ْب َحان‬
ُ ‫يرا َو‬ ِ َّ ِ ُ‫يرا َو ْال َح ْمد‬
ً ِ‫ّلِل َكث‬ ً ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر َك ِب‬
َّ
َ‫ض َح ِنيفًا َو َما أَنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬ َ ‫ت َواأل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ط َر ال‬ َ َ‫ى ِللَّذِى ف‬ َ ‫َو َّج ْهتُ َو ْج ِه‬
‫يك لَهُ َو ِبذَ ِل َك‬َ ‫ب ْالعَالَ ِمينَ الَ ش َِر‬ ِ َّ ِ ‫اى َو َم َما ِتى‬
ِ ‫ّلِل َر‬ َ َ‫س ِكى َو َم ْحي‬ ُ ُ‫صالَتِى َون‬ َ ‫ِإ َّن‬
. َ‫أ ُ ِم ْرتُ َوأَنَا ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين‬
3) Bacaan Ruku', I`tidal (bangun dari ruku'), dan sujud
Bacaan ruku, I`tidal (bangun dari ruku'), dan sujud dalam hadits yang shahih adalah sebagai
berikut:
َ َ‫ ذ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫صلَّ ْيتُ َم َع النَّ ِب ِى‬
‫ات لَ ْيلَ ٍة فَا ْفتَت َ َح‬ َ ‫عن ُحذَ ْيفَ َةَ قَا َل‬
‫ضى‬ َ ‫ص ِلى ِب َها فِى َر ْكعَ ٍة فَ َم‬ َ ُ‫ضى فَقُ ْلتُ ي‬ َ ‫ ث ُ َّم َم‬.‫ْالبَقَ َرة َ فَقُ ْلتُ يَ ْر َك ُع ِع ْندَ ْال ِمائ َ ِة‬
ُ ‫سا َء فَقَ َرأَهَا ث ُ َّم ا ْفتَت َ َح آ َل ِع ْم َرانَ فَقَ َرأَهَا يَ ْق َرأ‬ ِ ‫ ث ُ َّم ا ْفتَت َ َح‬.‫فَقُ ْلتُ يَ ْر َك ُع ِب َها‬
َ ‫الن‬
‫سأ َ َل َو ِإذَا َم َّر ِبتَعَ ُّو ٍذ‬ َ ‫ال‬ ٍ ‫س َؤ‬ُ ‫سبَّ َح َو ِإذَا َم َّر ِب‬ َ ‫ُمت َ َر ِسالً ِإذَا َم َّر ِبآيَ ٍة فِي َها ت َ ْس ِبي ٌح‬
‫عهُ ن َْح ًوا ِم ْن‬ ُ ‫ فَ َكانَ ُر ُكو‬.» ‫يم‬ َِّ ‫َر ِّب َى َا ْلعَ ِّظ‬ َ ‫س ْب َح‬
َ ‫ان‬ ُ « ‫تَعَ َّوذَ ث ُ َّم َر َك َع فَ َجعَ َل يَقُو ُل‬
َ‫س َجد‬ َ ‫ط ِويالً قَ ِريبًا ِم َّما َر َك َع ث ُ َّم‬ َ ‫ام‬ َ َ‫ ث ُ َّم ق‬.» ‫ََّللاَُ ِّل َم ْنَ َح ِّم َد َُه‬
‫س ِّم َع ه‬ َ « ‫ام ِه ث ُ َّم قَا َل‬ِ َ‫ِقي‬
‫ قَا َل َوفِى‬.‫ام ِه‬ ِ َ‫س ُجودُهُ قَ ِريبًا ِم ْن قِي‬ ُ َ‫ فَ َكان‬.» ‫َر ِّب َى َاأل َ ْعلَى‬ َ ‫س ْب َح‬
َ ‫ان‬ ُ « ‫فَقَا َل‬
.» ‫َربهنَاَلَكَ َا ْل َح ْم َُد‬
َ ُ‫ََّللاَُ ِّل َم ْنَ َح ِّم َده‬
‫س ِّم َع ه‬ َ « ‫الزيَادَةِ فَقَا َل‬ ِ َ‫ير ِمن‬ ٍ ‫ث َج ِر‬ ِ ‫َحدِي‬
"Dari Abu Huzaifah, ia berkata, suatu ketika pada malam hari aku shalat bersama Rasulullah
SAW, beliau membaca surat al-Baqarah (dari ayat pertama). Maka aku berkata dalam hati bahwa
beliau akan ruku' pada ayat yang ke-100. Kemudian sampai pada ayat yang ke-100 beliau tetap
melanjutkan bacaannya. Aku berkata dalam hati, beliau akan ruku' setelah menyelesaikannya.
Setelah selesai surat al-Baqarah, beliau melanjutkan bacaannya ke surat an-Nisa, lalu ke surat Ali
Imran, beliau membaca dengan bacaan yang tersambung jelas. Jika beliau melewati ayat tasbih,
maka beliau bertasbih, jika melewati ayat-ayat tentang doa, beliau berdoa, dan jika melewati
ayat-ayat yang perlu perlindungan, beliau memohon perlindungan. Kemudian beliau ruku' dan
membaca,"Subhana rabbiyal-`Azhim." Beliau ruku' dengan lama, sebagaimana beliau berdiri.
Kemudian beliau bangun dari ruku dan membaca,"Sami'allahu liman hamidah." Kemudian
beliau tetap berdiri sebagaimana lamanya beliau ruku. Kemudian beliau sujud dan
membaca,"Subhana rabbiyal A`la,". Beliau sujud dengan lama, sebagaimana lamanya beliau
berdiri. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jarir, terdapat tambahan kalimat,"Sami`allahu
liman hamidah rabbana lakalhamdu,".

Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini, ada beberapa hal yang
ana garis bawahi:
 Bacaan ruku' dan sujud hanya sekali, bukan tiga kali sebagaimana yang beredar di masyarakat
kita;
 Bacaan ruku dan sujud tidak terdapat padanya tambahan kalimat"wabihamdih", sebagaimana
yang disebutkan dalam buku-buku panduan sholat yang beredar di masyarakat kita.
Melihat hal ini, mungkin akan lahir pertanyaan, bagaimanakah status hadits tentang
pengucapan doa ruku' dan sujud yang masing-masing tiga kali…???

Ana katakan bahwa jawabannya adalah pengucapan doa ruku' dan sujud dengan masing-
masing tiga kali juga bersumber dari hadits yang shahih. Sebagaimana yang disebutkan dalam
Sunan Ibnu Majah:
‫ أنه سمع رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول إذا‬- :‫عن حذيفة بن اليمان‬
‫ركع ( سبحان ربي العظيم ) ثالث مرات وإذا سجد قال ( سبحان ربي‬
. ‫األعلى ) ثالث مرات‬
"Dari Hudzaifah, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW membaca ketika ruku,"Subhana
rabbiyal-`Azhim' tiga kali, dan jika beliau SAW sujud, beliau membaca,"Subhana rabbiyal-
A`la, tiga kali.
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam bab al-Tasbih fi al-Ruku`.

Tersisa satu pertanyaan lagi yang mungkin akan muncul dari benak kaum muslimin,
yaitu bagaimanakah status tambahan kata"Wabihamdih" dalam doa ruku` dan sujud…???

Tambahan kata "wabihamdih" pada doa ruku' dan sujud dalam hadits diriwayatkan oleh
Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Umm, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.

Hanya saja, ketika mengkonfirmasi riwayat tersebut ke kitab al-Umm karya Imam Syafi'i,
ana menemukan bahwa Imam Syafi'i sendiri ragu terhadap keshahihan hadits ini, karena di akhir
perkataanya setelah menyebutkan hadits tersebut beliau berkata,"Jika saja seandainya hadits ini
kuat/shahih."

Imam Abu Dawud berkata,"Kalimat ini adalah kalimat tambahan (yang bukan bersumber
dari hadits), dan kami khawatir jika kalimat ini menjadi bagian dari hafalan doa (yang dihafalkan
oleh kaum muslimin)."

Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Talkhis al-Habir, menyebutkan bahwa semua hadits
yang menyebutkan tambahan kata"wabihamdih" dalam ruku' dan sujud, semuanya
berderajat dha`if dan tidak bisa dijadikan hujjah/dalil. Hal ini disebutkan pula oleh al-Hafiz Ibnu
al-Mulaqin dalam kitabnya al-Badr al-Munir.

4) Doa I`tidal (bangun dari ruku') versi buku-buku panduan shalat

Doa bangun dari ruku' yang tertulis di banyak duku panduan shalat adalah:

َ ‫ت ِم ْن‬
ُ‫ش ْىءٍ بَ ْعد‬ ِ ‫ت َو ِم ْل َء األ َ ْر‬
َ ْ‫ض َو ِم ْل َء َما ِشئ‬ َّ ‫َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ ِم ْل َء ال‬
ِ ‫س َم َوا‬
Doa ini adalah doa yang bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan yang lainnya.

Dalam riwayat yang lain, dalam kitab shahih Muslim, terdapat tambahan kalimat lain yang
bersatu dengan doa di atas, yaitu:

َ ‫ت ِم ْن‬
ٍ‫ش ْىء‬ َ ْ‫ض َو ِم ْل َء َما ِشئ‬ ِ ‫ت َو ِم ْل َء األ َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ ِم ْل َء ال‬
‫ت َوالَ يَ ْنفَ ُع ذَا‬ َ ‫ْت َوالَ ُم ْع ِط‬
َ ‫ى ِل َما َمنَ ْع‬ َ ‫َاء َو ْال َم ْج ِد الَ َما ِن َع ِل َما أَ ْع‬
َ ‫طي‬ ِ ‫بَ ْعدُ أ َ ْه َل الثَّن‬
.ُّ‫ْال َج ِد ِم ْن َك ْال َجد‬
5) Duduk antara Dua sujud

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, doa duduk di antara dua sujud
adalah sebagai berikut:
‫ار ُز ْق ِنى‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى َو‬
ْ ‫ار َح ْم ِنى َوا ْه ِد ِنى َو َعا ِف ِنى َو‬
Dalam riwayat shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah:

ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لي واجبرني َو َعافنِي وارزقني واهدني َو‬


‫ارفَ ْعنِي‬
Dua susunan inilah yang paling shahih mengenai doa di antara dua sujud.
Kedua doa di atas kemudian dicampur dalam satu doa, sehingga melahirkan doa duduk di
antara dua sujud sebagaimana yang disebutkan dalam buku-buku panduan shalat, yaitu:

َ ِ‫ار ُز ْقن‬
‫ىوا ْه ِدنِى َو َعافِنِى‬ ْ ‫ارفَ ْعنِي َو‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفرلي َو‬
ْ ‫ار َح ْمنِى واجبرني َو‬
‫ْف َعنِى‬ُ ‫َواع‬
Selain itu, ada hal yang ana harus sampaikan bahwa dalam doa duduk di antara dua sujud
yang dicantumkan di buku-buku panduan ibadah lengkap sebagaimana di atas, ada kalimat yang
sebenarnya bukan berasal dari doa duduk di antara dua sujud, dan merupakan selipan yang tidak
diketahui orang yang pertama kali menyelipkannya yaitu kata:

‫ْف َعنِى‬
ُ ‫َواع‬
Dalam Sunan al-Kubra, Imam al-Baihaqi menyebutkan kalimat yang satu ini memang
disandingkan dengan doa di antara dua sujud, namun kemunculannya bukan pada konteks doa
duduk di antara dua sujud, melainkan dalam konteks yang lain, sebagai dalam hadits berikut:

: ‫ فَقَا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّ ِب ِى‬: ‫َع ِن اب ِْن أ َ ِبى أ َ ْوفَى قَا َل‬
‫ قَا َل‬.ُ‫ فَعَ ِل ْمنِى َما يَ ْج ِزينِى ِم ْنه‬، ‫آن‬ ِ ‫ش ْيئًا ِمنَ ْالقُ ْر‬
َ ‫ِن‬ ُ ‫َّللا ِإنِى الَ أ ُ ْحس‬ ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫يَا َر‬
َ ‫ َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوة‬، ‫َّللاُ أ َ ْكبَ ُر‬
َّ ‫َّللاُ َو‬ ِ َّ ِ ُ‫َّللا َو ْال ْح ُمد‬
َّ َّ‫ َوالَ ِإلَهَ ِإال‬، ‫ّلِل‬ ِ َّ َ‫س ْب َحان‬ُ ‫« قُ ْل‬:
‫« قُ ِل اللَّ ُه َّم‬: ‫ َه ُؤالَ ِء ِل َر ِبى فَ َما ِلى؟ قَا َل‬: ‫َب ث ُ َّم َر َج َع فَقَا َل‬ َ ‫ فَذَه‬.» ‫اّلِل‬ ِ َّ ‫ِإالَّ ِب‬
‫ فَلَ َّما َولَّى‬.» ‫ْفَعَنِّى‬ ُ ‫ َو َعافِنِى َواع‬، ‫ار ُز ْقنِى‬ ْ ‫ َوا ْه ِدنِى َو‬، ‫ار َح ْم ِنى‬ ْ ‫ا ْغ ِف ْر ِلى َو‬
َ‫« أ َ َّما َهذَا فَقَ ْد َمأل َ يَدَهُ ِمن‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫لر ُج ُل قَا َل َر‬ َّ ‫ا‬
.» ‫ْال َخي ِْر‬
"Dari Ibnu Abi Aufa,"Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata,"Ya
Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mengetahui sesuatupun tentang Al-Qur'an, ajarkanlah
kepadaku sesuatu yang aku bisa mendapat pahala dengannnya. Rasulullah SAW
bersabda,"Bacalah,Subhanallah, walhamdulillah, wa laailahaillallah, wallahu akbar, wa laahaula
walaa Quwwata Illa billah. Kemudian laki-laki tersebut pergi, lalu kembali lagi mendatangi
Rasulullah SAW dan berkata,"Semua ini adalah kalimat untuk Tuhanku, maka apakah bacaan
untukku." Rasulullah SAW menjawab,"Bacalah, Allahummagfirli, warhamni, wahdini warzuqni, wa
`Afini wa`fu'anni. Ketika laki-laki tersebut berlalu, Rasulullah SAW bersabda,"Adapun laki-laki ini,
maka ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai