terkaitan dengan sholat dan bacaan-bacaannya, Rasulullah SAW telah berwasiat kepada
kita semuanya, dalam sebuah hadits yang sangat terkenal:
1) Niat
Dalam hal niat, Nabi SAW tidak pernah memberikan contoh mengenai lafaznya dalam
semua ibadah, sebab niat adalah urusan hati dan tidak tergantung pada ucapan. Hal ini kemudian
melahirkan perbedaan pendapat dan ijtihad di kalangan ulama fiqh, ada yang berpendapat
bahwa niat itu perlu diucapkan meskipun hal itu tidaklah wajib, dan ada yang berkata bahwa
tidak perlu mengucapkannya. Namun satu hal yang ingin ana ingin tekankan adalah ini hanyalah
ijtihad, jika antum/antunna setuju dengan melafazkan niat, maka silahkan diamalkan. Jika
antum/antenna tidak setuju dengan melafazkan niat, maka tinggalkan.
Ana juga ingin sampaikan kepada kaum muslimin khususnya para aktivis dakwah dari
semua kalangan dan golongan bahwa tidak perlu mempersoalkan hal ini hingga saling mencela
sesama muslim, karena mempersoalkan hal-hal seperti ini dengan menyulut permusuhan dan
pertentangan di kalangan kaum muslimin adalah satu di antara tanda ketidakfahaman dan
kesempitan ilmu seorang dai.
2) Bacaan Iftitah
Bacaan iftitah dalam hadits shahih sangatlah beragam, namun yang sangat terkenal adalah:
Di dalam doa iftitah yang di ajarkan di buku-buku panduan sholat diawalnya terdapat
kalimat:
Ana katakan kepada antum/antunna semua, inilah potongan doa yang kemudian disatukan
dengan doa sebelumnya hingga terbentuk doa iftitah sebagaimana yang sangat dikenal di
kalangan masyarakat kita saat ini dengan susunan lafaz:
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini, ada beberapa hal yang
ana garis bawahi:
Bacaan ruku' dan sujud hanya sekali, bukan tiga kali sebagaimana yang beredar di masyarakat
kita;
Bacaan ruku dan sujud tidak terdapat padanya tambahan kalimat"wabihamdih", sebagaimana
yang disebutkan dalam buku-buku panduan sholat yang beredar di masyarakat kita.
Melihat hal ini, mungkin akan lahir pertanyaan, bagaimanakah status hadits tentang
pengucapan doa ruku' dan sujud yang masing-masing tiga kali…???
Ana katakan bahwa jawabannya adalah pengucapan doa ruku' dan sujud dengan masing-
masing tiga kali juga bersumber dari hadits yang shahih. Sebagaimana yang disebutkan dalam
Sunan Ibnu Majah:
أنه سمع رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول إذا- :عن حذيفة بن اليمان
ركع ( سبحان ربي العظيم ) ثالث مرات وإذا سجد قال ( سبحان ربي
. األعلى ) ثالث مرات
"Dari Hudzaifah, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW membaca ketika ruku,"Subhana
rabbiyal-`Azhim' tiga kali, dan jika beliau SAW sujud, beliau membaca,"Subhana rabbiyal-
A`la, tiga kali.
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam bab al-Tasbih fi al-Ruku`.
Tersisa satu pertanyaan lagi yang mungkin akan muncul dari benak kaum muslimin,
yaitu bagaimanakah status tambahan kata"Wabihamdih" dalam doa ruku` dan sujud…???
Tambahan kata "wabihamdih" pada doa ruku' dan sujud dalam hadits diriwayatkan oleh
Imam Syafi'i dalam kitabnya al-Umm, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Hanya saja, ketika mengkonfirmasi riwayat tersebut ke kitab al-Umm karya Imam Syafi'i,
ana menemukan bahwa Imam Syafi'i sendiri ragu terhadap keshahihan hadits ini, karena di akhir
perkataanya setelah menyebutkan hadits tersebut beliau berkata,"Jika saja seandainya hadits ini
kuat/shahih."
Imam Abu Dawud berkata,"Kalimat ini adalah kalimat tambahan (yang bukan bersumber
dari hadits), dan kami khawatir jika kalimat ini menjadi bagian dari hafalan doa (yang dihafalkan
oleh kaum muslimin)."
Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Talkhis al-Habir, menyebutkan bahwa semua hadits
yang menyebutkan tambahan kata"wabihamdih" dalam ruku' dan sujud, semuanya
berderajat dha`if dan tidak bisa dijadikan hujjah/dalil. Hal ini disebutkan pula oleh al-Hafiz Ibnu
al-Mulaqin dalam kitabnya al-Badr al-Munir.
Doa bangun dari ruku' yang tertulis di banyak duku panduan shalat adalah:
َ ت ِم ْن
ُش ْىءٍ بَ ْعد ِ ت َو ِم ْل َء األ َ ْر
َ ْض َو ِم ْل َء َما ِشئ َّ َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ ِم ْل َء ال
ِ س َم َوا
Doa ini adalah doa yang bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan yang lainnya.
Dalam riwayat yang lain, dalam kitab shahih Muslim, terdapat tambahan kalimat lain yang
bersatu dengan doa di atas, yaitu:
َ ت ِم ْن
ٍش ْىء َ ْض َو ِم ْل َء َما ِشئ ِ ت َو ِم ْل َء األ َ ْر ِ س َم َوا َّ َربَّنَا لَ َك ْال َح ْمدُ ِم ْل َء ال
ت َوالَ يَ ْنفَ ُع ذَا َ ْت َوالَ ُم ْع ِط
َ ى ِل َما َمنَ ْع َ َاء َو ْال َم ْج ِد الَ َما ِن َع ِل َما أَ ْع
َ طي ِ بَ ْعدُ أ َ ْه َل الثَّن
.ُّْال َج ِد ِم ْن َك ْال َجد
5) Duduk antara Dua sujud
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, doa duduk di antara dua sujud
adalah sebagai berikut:
ار ُز ْق ِنى ْ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِلى َو
ْ ار َح ْم ِنى َوا ْه ِد ِنى َو َعا ِف ِنى َو
Dalam riwayat shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah:
َ ِار ُز ْقن
ىوا ْه ِدنِى َو َعافِنِى ْ ارفَ ْعنِي َو ْ اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفرلي َو
ْ ار َح ْمنِى واجبرني َو
ْف َعنِىُ َواع
Selain itu, ada hal yang ana harus sampaikan bahwa dalam doa duduk di antara dua sujud
yang dicantumkan di buku-buku panduan ibadah lengkap sebagaimana di atas, ada kalimat yang
sebenarnya bukan berasal dari doa duduk di antara dua sujud, dan merupakan selipan yang tidak
diketahui orang yang pertama kali menyelipkannya yaitu kata:
ْف َعنِى
ُ َواع
Dalam Sunan al-Kubra, Imam al-Baihaqi menyebutkan kalimat yang satu ini memang
disandingkan dengan doa di antara dua sujud, namun kemunculannya bukan pada konteks doa
duduk di antara dua sujud, melainkan dalam konteks yang lain, sebagai dalam hadits berikut:
: فَقَا َل-صلى هللا عليه وسلم- َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّ ِب ِى: َع ِن اب ِْن أ َ ِبى أ َ ْوفَى قَا َل
قَا َل.ُ فَعَ ِل ْمنِى َما يَ ْج ِزينِى ِم ْنه، آن ِ ش ْيئًا ِمنَ ْالقُ ْر
َ ِن ُ َّللا ِإنِى الَ أ ُ ْحس ِ َّ سو َل ُ يَا َر
َ َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوة، َّللاُ أ َ ْكبَ ُر
َّ َّللاُ َو ِ َّ ِ َُّللا َو ْال ْح ُمد
َّ َّ َوالَ ِإلَهَ ِإال، ّلِل ِ َّ َس ْب َحانُ « قُ ْل:
« قُ ِل اللَّ ُه َّم: َه ُؤالَ ِء ِل َر ِبى فَ َما ِلى؟ قَا َل: َب ث ُ َّم َر َج َع فَقَا َل َ فَذَه.» اّلِل ِ َّ ِإالَّ ِب
فَلَ َّما َولَّى.» ْفَعَنِّى ُ َو َعافِنِى َواع، ار ُز ْقنِى ْ َوا ْه ِدنِى َو، ار َح ْم ِنى ْ ا ْغ ِف ْر ِلى َو
َ« أ َ َّما َهذَا فَقَ ْد َمأل َ يَدَهُ ِمن: -صلى هللا عليه وسلم- َّللا ِ َّ سو ُل ُ لر ُج ُل قَا َل َر َّ ا
.» ْال َخي ِْر
"Dari Ibnu Abi Aufa,"Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata,"Ya
Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mengetahui sesuatupun tentang Al-Qur'an, ajarkanlah
kepadaku sesuatu yang aku bisa mendapat pahala dengannnya. Rasulullah SAW
bersabda,"Bacalah,Subhanallah, walhamdulillah, wa laailahaillallah, wallahu akbar, wa laahaula
walaa Quwwata Illa billah. Kemudian laki-laki tersebut pergi, lalu kembali lagi mendatangi
Rasulullah SAW dan berkata,"Semua ini adalah kalimat untuk Tuhanku, maka apakah bacaan
untukku." Rasulullah SAW menjawab,"Bacalah, Allahummagfirli, warhamni, wahdini warzuqni, wa
`Afini wa`fu'anni. Ketika laki-laki tersebut berlalu, Rasulullah SAW bersabda,"Adapun laki-laki ini,
maka ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan.