Sholat
FITRI NAHDIYATI
&
TIYA MASDIKA
1. Niat
Rasulullah SAW bersabda,
ٍ فَإِ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَى َج ْن، فَإِ ْن لَ ْم تَ ْستَ ِط ْع فَقَا ِعدًا، صلِّ قَائِ ًما
ب َ
“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk.
Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.
Posisi wajah menghadap kiblat dan pandangan mata (jangan memejamkan mata) menuju tempat
sujud.
Posisi badan berdiri tegak dan lurus menghadap kiblat.
Posisi kedua tangan masing-masing lurus (tidak kaku) berada disamping badan hingga paha
dengan jari terlepas (tidak mengepal).
Posisi kaki seimbang dengan lebar bahu (tidak terlalu rapat atau lebar) dan (saat berjamaah)
ujung tumit semua makmum sejajar sehingga shaf menjadi lurus dan posisi sisi luar kaki dan
bahu dirapatkan dengan jemaah yang berada disamping.
3. Takbiratul ikhram
Rasulullah SAW bersabda,
ُّ صالَ ِة
الطهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم َّ ِم ْفتَا ُح ال
“Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar
shalat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.
Mengangkat kedua tangan dengan ujung jari agak setinggi dan didepan posisi telinga dengan
kedua telapak tangan menghadap kiblat. Sebagian pendapat lainnya mengangkat tangan dengan
ujung jari agak setinggi dan didepan bahu dengan kedua telapak tangan menghadap kiblat.
Boleh mengangkat tangan secara bersamaan mengucapkan Takbir, boleh mengangkat tangan
terlebih dahulu baru kemudian mengucapkan takbir, boleh pula mengucapkan takbir terlebih
dahulu baru kemudian mengangkat tangan.
Posisi rentang siku kedua tangan terbuka (untuk laki-laki) tidak terlalu sangat lebar dan tidak
terlalu rapat, untuk sholat berjamaah disesuaikan dengan menjaga rentang siku agar tidak
mengganggu jemaah disebelahnya, khusus wanita posisi rentang siku lebih merapat.
Posisi antar jari saling merapat ada juga yang berpendapat tidak terlalu rapat dan tidak terlalu
renggang.
هللا أكبر
Allāhu akbar
"Allah Maha Besar"
Kemudian posisi tangan dalam keadaan bersidekap, yaitu telapak tangan kanan (selalu berada
diatas) memegang pergelangan atau setelah pergelangan tangan kiri. Ada juga yang berpendapat
sekedar berada diatasnya (tanpa memegang).
Posisi kedua tangan yang bersidekap berada diantara dada dan perut. Sebagian ulama
berpendapat berada di awal dada.
Kemudian disunahkan Membaca Doa Iftitah,
Rasulullah SAW bersabda,
Bacaan Surat Al Fatihah
ك يَ ْو ِم الدِّي ِن
ِ َِمال
Maaliki yaumiddiin
"Yang menguasai di Hari Pembalasan"
Dilakukan setelah berdiri dan disunahkan mengucapkan takbir sambil mengangkat kedua
tangan sebelum ruku', lalu memulai ruku' dengan posisi membungkukkan badan secara lurus
seolah membentuk huruf "L Terbalik" dengan meletakkan telapak tangan memegang persendian
lutut dan disunahkan pula membaca,
Rasulullah SAW bersabda,
ثُ َّم ارْ فَ ْع َحتَّى تَ ْعتَ ِد َل قَائِ ًما
“Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.
Dilakukan setelah ruku' dengan posisi kembali berdiri dengan posisi tangan lurus kebawah,
adapula yang melakukan sidekap (agar tangan tidak bergerak-gerak)
Disunahkan untuk mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan,
َ اش ْئ
ت ِم ْن َشي ٍْئ بَ ْع ُد ِ ْت َو ِملْ ُء ْاالَر
ِ ض َو ِملْ ُء َم َ ك ْال َح ْم ُد ِملْ ُء الس
ِ َّموا َ ََربَّنَا ل
RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL'UL ARDHI WA MIL
'UMAASYI'TA MIN SYAI'IN
BA'DU.
"Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan
Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya".
(Doa i'tidal ada beberapa macam, bacaan diatas adalah salah satu yang sering dipakai)
Khusus saat shalat berjamaah
ُ ْأُ ِمر
، َدي ِْنzَ ِه – َو ْاليzِ ِد ِه َعلَى أَ ْنفzَا َر بِيz ِة – َوأَ َشzَ ْب َع ِة أَ ْعظُ ٍم َعلَى ْال َج ْبهzت أَ ْن أَ ْس ُج َد َعلَى َس
اف ْالقَ َد َم ْي ِن ْ ََوالرُّ ْكبَتَي ِْن َوأ
ِ ط َر
“Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: [1] Dahi (termasuk
juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), [2,3] telapak tangan kanan dan kiri, [4,5]
lutut kanan dan kiri, dan [6,7] ujung kaki kanan dan kiri. ”
ُ َربِّ ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوارْ فَ ْعنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َو َعافِنِ ْي َوا ْع
ف َعنِّ ْي
ROBBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA'NII WARZUQNII WAHGDINII
WA'AAFINII WA'FU 'ANNII
"Ya Allah,ampunilah dosaku,belas kasihinilah aku dan cukuplah segala kekuranganku
dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku,dan berilah aku petunjuk dan
berilah kesehatan padaku dan berilah ampunan kepadaku."
(Doa duduk diantara dua sujud ada beberapa macam, bacaan diatas adalah salah satu yang
sering dipakai)
Kemudian diwajibkan melakukan sujud kedua dengan tata cara seperti sujud pertama.
Setelah sujud kedua, berdiri kembali (disunahkan duduk sebentar sebelum berdiri dan
membaca takbir saat berdiri).
Mengulangi kembali tahapan-tahapan mulai dari membaca Surat Alfatihah sampai sujud
kedua sesuai jumlah raka'at.
Khusus shalat berjamaah, imam tidak lagi mengencangkan suara bacaan Surat Alfatihah
setelah rakaat pertama dan kedua)
9. Duduk tasyahud (tahiyat) akhir
Rasulullah SAW bersabda,
Posisi duduk sama seperti posisi duduk diantara dua sujud ditambah gerakan jari kanan
menunjuk
Membaca bacaan seperti saat duduk tasyahut akhir.
Kemudian berdiri kembali melanjutkan raka'at.
10. Membaca tasyahud akhir pada saat duduk tasyahud akhir
Bacaan tasyahud akhir (juga dibaca jika ada tasyahud awal),
Bacaan shalawat Nabi (hanya untuk tasyahud akhir),