BAB II
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang
paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah ‘Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.1
1. Jenis Ibadah
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan
1
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penerbit Pustaka At-Taqwa.
9
dan hati adalah ibadah lisaniyah wa qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah wa qalbiyah (fisik dan hati). Serta
masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,
2. Prinsip Ibadah
Prinsip ibadah umat Islam dilandaskan atas isyarat al-Qur’an dan as-Sunnah
علَ ْي ِه
َ َُصلى ِهَّللا ِ سلَ ْي َمانَ َما ِلكُ ب ُْن ْال ُح َوي ِْر
ُ قَا َل لََنَا ََر: قَا َل، ث
َ ِسو ُل ِهَّللا ُ ع ْن أَبُو
َ
contohkan, apa yang beliau contohkan maka seperti itulah yang kita ikuti, jadi
semua yang terkait dengan shalatnya yaitu itu amalan sebelum shalat dan amalan
2
Ibid., 1.
3
Diriwayatkan oleh Bukhori no. 651 dan diriwayatkan juga oleh Baihaqi no. 1415.
4
Diwajibkan melihat sebagaimana yang Nabi contohkan bukan berarti kita harus bertemu dan
melihat Nabi secara langsung. Mustahil bagi kita untuk bertemu dengan karena tidak sejaman.
Melihat disini dalam artian menelusuri sanad atau kumpulan riwayat hadist yang tersambung
dari Nabi. Sebagai contoh Ibnu ‘Umar melihat bagaimana cara Nabi shalat yang kemudian
diajarkan lagi kepada si fulan dan kemudian si fulan mengajarkannya lagi sampai terbentuklah
jalur periwayatan (sanad) yang isi dari hadistnya tersebut menerangkan secara langsung
bagaimana shalat Nabi.
10
melainkan diminta agar kita persis sesuai kemampuan bisa melakukan seperti
besar yang bisa kita dapatkan seperti dibalik amalan setelah shalat juga banyak
manfaat yang dapat diraih. Setidaknya kurang lebih ada lima hal yang dapat kita
a. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti berdampak kepada sikap dan sifat
َ ع ِن ۡٱلفَ ۡح
شا ٓ ِء ِ َي إِلَ ۡي َك ِمنَ ۡٱل ِك َٰت
َ ب َوأَقِ ِم ٱلصلَ َٰوة َ إِن ٱلصلَ َٰوة َ ت َ َۡن َه َٰى ِ ُ ۡٱت ُل َما ٓ أ
َ وح
٤٥ ََو ۡٱل ُمَن َك ِر َولَذ ِۡك ُر ٱّللِ أ َ ۡك َب ُر َوٱّللُ َيعۡ لَ ُم َما ت َصۡ َنَعُون
“Bacalah kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu
b. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti akan berdampak pada ketenangan
5
Q.S. Al-‘Ankabût [29] : 45
11
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
ُ ُٱلذِينَ َءا َمَنُواْ َوتَ ۡط َمئِ ُّن قُلُوبُ ُهم بِذ ِۡك ِر ٱّللِ أ َ ََل بِذ ِۡك ِر ٱّللِ ت َ ۡط َمئِ ُّن ٱ ۡلقُل
٢٨ وب
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
firman Allah :
6
Q.S. Thaha [20] : 45
7
Q.S. Ar-Ra’d [13] : 28
12
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
علَى ٱّللِ فَ ُه َو َح ۡسبُ ُۚ ٓهۥُ إِن ٱّللَ َٰبَ ِل ُغ ُ ُۚ ث ََل َي ۡحتَس
َ ِب َو َمن َيت َ َوك ۡل ُ َويَ ۡر ُز ۡقهُ ِم ۡن َح ۡي
٣ أ َ ۡم ِرۦُۚ ِه قَ ۡد َج َع َل ٱّللُ ِل ُك ِل ش َۡي ٖء قَ ۡدَرا
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
8
Q.S. Al-Furqôn [25] : 2-3
9
Q.S. At-Thalaq [65] : 3
13
kepada mereka.”10
d. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti doanya cepat dikabulkan bahkan
saat dipanjatkan dalam shalat seketika dikabulkan jika itu memang yang
Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
saleh.’”11
10
Q.S. Al-Baqarah [2] : 3
11
Q.S. Al-Imran [3] : 38-39
14
manfaat yang disebutkan di atas berarti ada yang belum sempurna dalam
penunaian shalat kita. Lima hal diatas adalah parameter kita untuk
sudah sempurna pastilah lima hal itu terpenuhi. Contohnya dalam sejarah
tidak pernah ditemukan seluruh sahabat Nabi yang belajar tentang shalat
Allah , segala tindakan dan diamnya Nabi tidak bersumber dari hawa
nafsu, dapat dikatakan secara definitif bahwa tidak satu pun perbuatan dan
sirah Nabi yang dilakukan tanpa izin wahyu dari Allah . Sebagaimana
dalam firman-Nya:
12
Q.S. Al-Mu’mÎnûn [23] : 1-2
13
Ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.Ag. Amalan Pasca Shalat Bagian 1. Masjid Al-Murobbi
Bandung.
15
ٓ َٰ ع ِن ۡٱل َه َو
٤ ي يُو َح َٰىٞ ِإ ۡن ُه َو ِإَل َو ۡح٣ ى َ َنط ُق
ِ َو َما َي
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan
diwahyukan (kepadanya).”14
Begitupula yang terkait dengan amalan setelah shalat pun ada petunjuk
dari Allah apa yang harus kerjakan dan apa yang mesti dilakukan.
baru dalam agam tanpa berdasarkan dalil). Dan setiap perkara muhdats
dalam Islam yang tidak sesuai dengan sunnah akan tertolak. Adapun amal
ibadah yang paling disenangi oleh Allah adalah amal yang paling ikhlash
dalam dien adalah yang muhdats. Dan setiap perkara yang baru adalah
14
Q.S. An-Najm [53] : 3-4
16
Ikhlash dan benar yang menjadi syarat diterimanya amal dituntukan oleh
firman Allah ,
ْ فَ َمن َكانَ يَ ۡر ُجواٞ َٰ َو ِحدَٞر ِم ۡثلُ ُك ۡم يُو َح َٰ ٓى إِلَي أ َن َما ٓ إِ َٰلَ ُه ُك ۡم ِإ َٰلَهٞ قُ ۡل إِن َما ٓ أَن َ۠ا بَش
١١٠ َص ِلحا َو ََل ي ُۡش ِر ۡك ِب ِعبَادَةِ ََربِ ِ ٓهۦ أ َ َح َۢدَا َ َٰ ع َمَل َ ِلقَا ٓ َء ََربِ ِهۦ فَ ۡليَعۡ َم ۡل
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
Rabbnya"15
Maksud dari ayat ini adalah hendaknya beramal dengan ikhlash untuk
rukun amal yang diterima, yaitu ikhlash dan benar. Sedangkan orang yang
beribadah tanpa disertai dua syarat yaitu ikhlash dan shawab/benar, maka
15
Q.S. Al-Kahfi [18] : 110
17
ada waktu atau hanya sekedar ingin saja. Namun sebenarnya jika kita meneliti apa
yang diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya, sungguh amalan sunnah memiliki
keistimewaan yang luar biasa sehingga bisa mendukung sempurnanya amalan wajib
yang kita lakukan. Pentingnya amalan-amalan setelah shalat adalah sebagai berikut,
kita lakukan. Dengannya kita bisa mendekatkan diri kepada Allah . Meraih
juga di akhirat. Sebagaimana hadist yang sudah penulis kutip dalam Bab I
poin A. Latar Belakang Masalah, bahwa apabila seorang hamba yang shalat
Rasulullah bersabda :
wali Allah yang istimewa. Lalu apakah yang dimaksud dengan wali Allah?
ْ ٱلذِينَ َءا َمَنُوا٦٢ َعلَ ۡي ِه ۡم َو ََل ُه ۡم َي ۡحزَ نُون ٌ َل إِن أ َ ۡو ِليَا ٓ َء ٱّللِ ََل خ َۡو
َ ف ٓ َ َأ
٦٣ ََو َكانُواْ َيتقُون
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-
Jadi wali Allah bukanlah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa terbang,
memakai tasbih dan sorban, Namun yang dimaksud oleh Allah sebagaimana
16
Diriwayatkan oleh Abu Daud no. 864, at-Tirmidzi no. 413, dan an-Nasa’i no.465. dishahihkan oleh al-
Hakim dalam al-Mustadrok ‘ala ash-Shahihain dalam kitab al-Imamah wa ash-shalati al-Jama’ah bab:
ta’mÎn, no. 912.
17
Q.S. Yunus [10] : 62-63
18
Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/223, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.
19
firman-Nya dalam surat Yunus di atas, dan yang dimaksud wali Allah itu
Perlu diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: [1] As Saabiquun Al
Muqorrobun (wali Allah terdepan) dan [2] Al Abror Ash-habul Yamin (wali
Allah pertengahan).
yang wajib serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh.
mendekatkan diri pada Allah dengan amalan yang wajib dan meninggalkan
yang haram, ia tidak membebani dirinya dengan amalan sunnah dan tidak
ت ِ ِإُذَا َُرج٣ ٌة َرافِ َعةٞ ض َ ِ خَاف٢ ٌس ِل َو ۡق َعتِ َها َكا ُِذ َبة َ لَ ۡي١ ُت ۡٱل َواقِ َعةِ ِإُذَا َوقَ َع
َو ُكَنت ُ ۡم٦ فَ َكان َۡت َهبَآء ُّم ََۢن َبثا٥ ت ۡٱل ِجبَا ُل بَسا ِ َوبُس٤ ض ََرجا ُ ۡٱۡل َ َۡر
ب ۡٱل َم ۡش َم ِة
ُ َوأََصۡ َٰ َح٨ ب ۡٱل َم ۡي َمَنَ ِة ُ فَأََصۡ َٰ َح٧ أ َ ۡز َٰ َوجا ث َ َٰلَثَة
ُ ب ۡٱل َم ۡي َمَنَ ِة َما ٓ أََصۡ َٰ َح
ٓ
١١ َ أ ُ ْو َٰلَئِ َك ۡٱل ُم َقربُون١٠ َٱلسبِقُون َٰ َٱلسبِقُون َٰ َو٩ ب ۡٱل َم ۡش َم ِة ُ َما ٓ أََصۡ َٰ َح
١٤ َيل ِمنَ ۡٱۡل ٓ ِخ ِرين ٞ َوقَ ِل١٣ َة ِمنَ ۡٱۡلَولِينٞ ثُل١٢ ت ٱلَن ِع ِيم ِ فِي َج ََٰن
“Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
َ ب ِإلَى
ع ْبدِى ِ عادَى ِلى َو ِليًّا فَقَ ْد آُذَ ْنت ُهُ ِب ْال َح ْر
َ َو َما تَقَر، ب َ ِهَّللا قَا َل َم ْن
َ ِإن
َوإِ ْن، ش بِ َها َو َِر ْجلَهُ ال ِتى َي ْمشِى بِ َها ُ َويَدَهُ ال ِتى َي ْب، ْص ُر بِ ِه
ُ ط ِ الذِى يُب
19
Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 1-14
21
melindunginya.”20
kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan
mustajabnya do’a.21
1. Dzikir
Makna dzikir secara harfiah adalah ingat kepada Allah di setiap waktu
dan keadaaan. Orang yang berdzikir akan terhindar dari perbuatan dan
perkataan yang sia-sia (laghw). Mustahil orang yang berdzikir akan menyia-
20
H.R. Bukhori no. 2506
21
Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad, hadits ke-38.
22
Ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.Ag. Amalan Pasca Shalat Bagian 1. Masjid Al-Murobbi
Bandung.
22
١٠٣
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah
23
Q.S. An-Nisa [4] : 103
24
Q.S. Al-Hijr [15] : 9
25
Q.S. Al-Qomar [54] : 32
23
(nikmat)-Ku.”27
2. Do’a
26
Q.S. Thaha [20] : 14
27
Q.S. Al-Baqarah [2] : 152
28
Tadharru’ adalah sebuah istilah yang berarti ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang di
sebabkan oleh rasa putus asa.
24
berkata : “Yang dimaksud do’a dalam ayat diatas adalah doa yang bersifat
do’a karena sombong dan barangsiapa melakukan, maka dia telah kafir.
Adapun orang yang tidak mau berdo’a karena suatu alasan, maka tidak
29
Q.S. Ghafir [40] : 60.
25
Karena itu do’a adalah sebagai tanda dan bukti keimanan kepada Allah
ada dan Allah itu Maha Ghoniy (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha
Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, dan Rabb yang berhak diibadahi
Do’a pula ada yang langsung dikabulkan oleh Allah dan ada yang
kebaikan untuk para hamba-Nya. Apabila do’a hamba sesuai qadha’ dan
hamba-Nya.
َ إَِل أ َ ْع، َو ََل قَ ِطيعَةُ ََر ِح ٍم، ْس فِي َها إِثْ ٌم
ُ طا ه َ عو بِدَع َْوةٍ لَي
ُ َما ِم ْن ُم ْس ِل ٍم يَ ْد
َو ِإما أ َ ْن يَد ِخ َرهَا لَهُ فِي، ُ ِإما أ َ ْن ت ُ َعج َل لَهُ دَع َْوتُه: ث
ٍ هللاُ ِب َها ِإ ْحدَى ث َ ََل
salah satu di antara tiga hal: doanya segera dikabulkan, akan disimpan
Sesungguhnya berdo’a lebih mulia dari materi yang diminta dalam do’a.
3. Shalat Nâfilah
a. Pengertian Nâfilah
Nâfilah adalah sesuatu tambahan dari sesuatu yang pokok yang sifatnya
sebetulnya yang pokok tapi seakan-akan ada yang kurang, seperti contoh
bahwa ekor hewan itu disebut dalam bahasa Arab adalah Nâfilah, seperti
halnya jika hewan sapi tanpa ekor pasti masih dikatakan sapi, akan tetapi
masih dirasa ada yang kurang. Maka dalam bahasa Arab Nâfilah itu sesuatu
30
H.R. Ahmad (3/18), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 710), dan al Hakim (1/493) dan
dinyatakan shahih Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (11/96)
31
Lihat Q.S. Ghafir [40] : 60, Q.S. Al-A’raf [7] : 55, Q.S. Al-Baqarah [2] : 186
27
َق ٱل ۡي ِل َوقُ ۡر َءانَ ۡٱلفَ ۡج ِر ِإن قُ ۡر َءان ِ س ِ ُأَقِ ِم ٱلصلَ َٰوة َ ِلدُل
َ وك ٱلش ۡم ِس ِإلَ َٰى
َ غ
س َٰ ٓى أَن يَ ۡب َعث َ َك َ َو ِمنَ ٱل ۡي ِل َفت َ َهج ۡد ِب ِهۦ نَافِلَة ل َك٧٨ ۡٱلفَ ۡج ِر َكانَ َم ۡش ُهودا
َ ع
٧٩ ََرب َُّك َمقَاما م ۡح ُمودا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
yaitu diwaktu-waktu yang telah ditentukan oleh Allah , diluar yang ini ada
Nâfilah seperti tambahan dari yang pokok tidak sekedar memberikan isyarat
kepada kita bahwa shalat ini seperti tahajjud dan shalat-shalat lain diluar
tambahan saja, tapi seakan-akan ada isyarat dari penamaan ini bahwa shalat-
shalat ini sekalipun sifatnya tambahan dari yang pokok tapi ada pahala-
32
Q.S. Al-Isra [17] : 78-79
28
tidak mengerjakan, barangkali cukup dengan yang pokok ini, tetapi apabila
Apabila hanya tambahan saja yang sifatnya terlepas dari kelengkapan atau
menambah makan itu disebutnya Zâdiyah. Maka dari itu disebut dalam al-
Qur’an Nâfilah berarti ini bukan tambahan biasa, ada sesuatu yang penting
yang pokok.
َ -ع
tathowwu’ berasal dari kata )َط ْوعا ُ يَطا-ع َ ( yang diisytaq menjadi
َ َطا
menjadi َ َ ت-ع
)طوعا َ يَت-ع
ُ طو َ َ (ت. Jadi disebutkan tathowwu’ disini
َ طو
33
Dalam bahasa Arab kata disebut kalimat, dan susunan kata disebut jumlah.
29
a) Shalat Rawâtib
34
Shahih fil Jumlah, Lihat Ta’zhim Qadr ash-Shalah, hal. 180
30
ِ الظ ْه ِر َو ََر ْكعَتَي ِْن بَ ْعدَهَا َو ََر ْك َعتَي ِْن َب ْعدَ ْال َم ْغ ِر
ب فِي بَ ْيتِ ِه َو ََر ْكعَتَي ِْن ُّ
subuh.”35
35
Diriwayatkan oleh al-Bukhori dalam kitab at-Tahajjud, bab: Dua Raka’at Sebelum Zhuhur,
no.1118, no. 937, no.1165, dan 1172. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabush Shalatil Musafirin,
bab: Keutamaan Shalat Sunnah Rawâtib no. 729.
31
raka’at.38
b) Shalat Dhuha
36
Yakni dengan tekun dan tekad yang kuat. Lihat Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir VI: 5
37
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab ash-Shalah, bab: Riwayat Tentang Orang yang Shalat
Sunnah Sehari Semalam 12 Raka’at dan Keutamaannya, no. 414. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitab ash-Shalah bab; Riwayat Tentang 12 Raka’at Shalat Sunnah, no. 1140, dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi I; 131 dan juga Shahih Ibnu Majah I:188.
38
A. Zakaria, Al-Hidayah, bab: Tentang Beberapa Shalat Sunnat dan Sunnat Rawatib.
39
Lihat, Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qanthani, Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaanya,
terjemah Abu Umar Basyir, hal.26-28
32
bersabda,
ت ِم ْن أَو ِل
ٍ ع ْن أ َ َْر َب ِع ََر َك َعا
َ قَا َل ِهَّللاُ َعز َو َجل َيا ابْنَ آدَ َم َلَ ت َ ْع ِج ْز
ِ اَر أ َ ْك ِف َك
ُآخ َره ِ الَن َه
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah
siang.”41
bersabda,
40
Akhmad Muhaimin, 7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Barakah, hal. 111.
41
H.R. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451. Syaikh Al Albani
dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.
33
ٌَصدَقَة
َ َصدَقَةٌ َف ُك ُّل تَ ْس ِبي َح ٍة
َ سَلَ َمى ِم ْن أَ َح ِد ُك ْم
ُ علَى ُك ِل
َ ص ِب ُح
ْ ُي
ِ َ ََر ْك َعت
ُّ ان َي ْر َكعُ ُه َما ِمنَ ال
ض َحى
raka’at”42
c) Shalat Tahajud
42
H.R. Muslim no. 720
34
witir pada akhir malam itu lebih utama karena shalat diwaktu
43
Imam As-Shan’ani. Subulus Salam, Kitab Shalat, bab shalat tathowwu’, hadist Abdillah bin
‘Umar, no.354
35
malam maka shalat akhir itu disaksikan, dan demikian itu lebih
utama.”44
telah disebutkan.45
ini pendapat yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah, dan Ahmad bin
Hambal.46
hadist.47
44
H.R. Muslim. Disyarahkan juga pada Kitab Shalat, bab shalat tahowwu’ hadist-hadist abi sa’id dan
jabir dan ibn ‘Umar, menerangkan bahwa witir diakhir malam itu lebih utama, akan tetapi apabila
takut tidak bisa terbangun pada akhir malam karena telah bekerja terlalu berat (kelelahan) maka
kerjakanlah di awal. Dan makna kalimat masyhuda itu adalah disaksikan oleh malaikat malam dan
malaikat siang.
45
Ibnu Hajar Al-Asqolany mengatakannya dalam Fathul Baari : 2/407
46
Al-Majmu’ : 4/75
47
Nailul Authar : 3/70
36
duduk.”48
bagi siapa saja yang masuk masjid dan mau duduk di dalam.
1. Mengetahui Hukumnya
Dalam mengamalkan suatu ibadah kita wajib mengikuti apa yang telah
48
H.R. Bukhori no. 537 dan Muslim no. 714
49
H.R. Muslim no. 234
37
beribadah adalah suatu keharusan karena apabila jika kita hanya bertaklid
buta bisa kemungkinan ada yang benar dan juga tidak benar, sehingga
buta dan tuli adalah hukumnya tercela. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
ٓ
َص َر َو ۡٱلفُ َؤادَ ُك ُّل أ ُ ْو َٰلَئِ َك َكان
َ َس لَ َك بِ ِۦه ِع ۡل ُۚ ٌم إِن ٱلس ۡم َع َو ۡٱلب ُ َو ََل ت َ ۡق
َ ف َما لَ ۡي
٣٦ ع َۡنهُ َم ۡسوَل
َ
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
Allah
Pokok atau unsur yang penting dari setiap niat ialah ikhlash. Adapun
makna ikhlash itu ialah suci-murni, tidak bercampur dengan yang lain.
50
Q.S. Al-Isra [17] : 36
38
3) Mematuhi rukun-rukunnya.
maka ibadahnya itu batal. Siapa yang mengerjakan ibadah (shalat) sedang
Adapun tata cara dan urutan mengamalkan amalan-amalan setelah shalat adalah
sebagai berikut :
Dzikir sesudah atau setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita
51
Syarah Matan Al-Arba’in an-Nawawiyah, 9.
39
rutinitas (wirid) as-salafus shalih yang memiliki dasar yang kuat dari sunnah
Nabi .
Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr ba‘dash Shalâh
usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan
yang amat beragam. Satu dzikir yang sangat dianjurkan ialah membaca
tiga puluh tiga kali (33x). Kemudian ditutup dengan melafalkan lâ ilâha
illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alâ kulli
syai‘in qadîr satu kali.52 Orang yang terbiasa melakukan ibadah ini, dosanya
buih di lautan.53
tempat shalat. Biasakan diri untuk dzikir sejenak dan berdo’a untuk kebaikan
kita di dunia dan akhirat. Sebab dzikir merupakan ibadah yang sangat
52
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin pembahasan khusus dzikir dan doa.
53
Ibnu Hajar Al-Asqolany. Bulughul Maram, Bab Dzikir dan Do’a Hadist ke-6.
40
wal ikram”.54
laa syarikalah”55
dan membacakan tiga surat terakhir dalam Al-Qur’an yaitu Surat Al-
yang sekiranya yang kita mohon tidak ada dalam shalat. Adapun lafadz do’a
yang lebih afdol (utama) ialah mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh
selesai berdo’a kemudian diiringi dengan shalat sunnah yaitu shalat sunnah
Rawâtib apabila kita telah menunaikan shalat fardhu. Mengenai tata cara
54
H.R. Muslim no. 591
55
H.R. Muslim no. 593
56
H.R. Muslim no. 595
57
H.R. Abu Daud no. 1508 dan no. 1523
41
kurang khusyuk atau ada gangguan tertentu. Shalat sunnah setelah shalat
(beriringan) setelah shalat fardhu lima waktu. Jumlah raka’at shalat sunnah
melaksanakan dua belas raka’at karena lebih afdol, dua belas raka’at itu
kepanasan58 yaitu pada saat pukul 09.00 boleh juga pada saat matahari
mulai meninggi yaitu sekitar jam 07.00. Batas akhir waktu shalat dhuha
adalah ketika sebelum waktu dilarang shalat yaitu ketika matahari tepat
58
H.R. Muslim 748
42
dilakukan minimal dua raka’at dan maksimal dua belas rakat dengan
tahiyatul masjid itu bebas asalkan tidak dalam waktu dilarang shalat
59
Lihat Q.S. Al-Muzzammil ayat 3
60
H.R. Muslim I/568 no. 831.
43
api neraka di hari akhir nanti. Semoga Allah senantiasa selalu memberikan
Diantaranya yaitu :
a. Keutamaan Berdzikir
kepadanya.61
2) Hati dan jiwa akan semakin hidup. Ibnul Qoyyim pernah mendengar
semisal air yang dibutuhkan oleh ikan. Lihatlah apa yang terjadi
61
Dalil : Q.S. Al-Baqarah [2] : 152
62
Bulughul Maram, Bab Dzikir dan Do’a, hadist dari Abu Hurairah, hal. 394 terjemah : Harun Zen
& Zenal Muttaqin. Jabal. Bandung. 2011. Diriwayatkan juga oleh Muslim no. 2700.
63
Dalil : Q.S. Al-Hasyr [59] : 19
44
b. Keutamaan Berdo’a
tahowwu’ adalah :
kembali taat)
64
H.R. Abu Daud no. 1479
65
H.R. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al-Albani menyatakan hadist ini hasan.
45
bersabda :
ت ِم ْن أَو ِل
ٍ ِهَّللا َع ز َو َج ل َي ا ابْ َن آ َد َم ََل َت ْع ِج ْز َع ْن َأ َْر َب ِع ََر َكعَا
ُ ال َ َق
ِ اَر أ َ ْك ِف َك
ُآخ َره ِ الَن َه
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
sempurna.”67
66
H.R. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451. Syaikh Al
Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.
67
H.R. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani menyatakan hadist ini hasan.
46
seisinya.73
68
Yakni dengan tekun dan tekad yang kuat. Lihat Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir VI: 5
69
Dalam riwayat lain ada yang menyebutkan sepuluh raka’at, maka boleh seorang muslim memilih
untuk mengamalkan yang 10 atau 12, namun yang 12 raka’at itu lebih afdhol.
70
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab ash-Shalah, bab: Riwayat Tentang Orang yang Shalat
Sunnah Sehari Semalam 12 Raka’at dan Keutamaannya, no. 414. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitab ash-Shalah bab; Riwayat Tentang 12 Raka’at Shalat Sunnah, no. 1140, dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi I; 131 dan juga Shahih Ibnu Majah I:188.
71
H.R. Ahmad VI: 326, H.R. Abu Daud dalam kitab at-Tathowwu’, bab: Empat Raka’at sebelum dan
sesudah shalat Zhuhur, no. 1269.
72
H.R. Ahmad II: 117.
73
Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalatul Musafirin, bab: Dianjurkannya Shalat Dua Raka’at
Sebelum Shubuh.
47
memperbanyak wudhu. 74
74
H.R. Bukhori no. 136 dan Muslim no. 246.