DAN KEUTAMAANYA
Karya Tulis
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan pada Tingkat Mu’allimîn
Pesantren Persatuan Islam 1-2 Bandung
Disusun oleh:
Marhab Musaid
NIS. 1516.1.1.064
DAN KEUTAMAANNYA
Telah dipertahankan dalam ujian Sidang Karya Tulis yang dilaksanakan pada
Penguji,
Menyetujui
Koordinator,
i
Karya Tulis yang disusun oleh Marhab Musaid. NIS. 1516.1.1.064. Berjudul:
DAN KEUTAMAANNYA
Telah dinyatakan sah sebagai salah satu syarat kelulusan pada tingkat Mu’allimien
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Amalan-
Pembuatan karya tulis ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk
Tujuan penulisan ini adalah untuk dapat menjadi pedoman dan tuntunan dalam
umat muslim saat ini agar dapat memperhatikan ibadah sunnah, mengamalkan
ibadah sesuai isyarat dari Allah dan Rasul-Nya serta ikhlash dan penuh ketaatan
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menemui berbagai kesulitan dan
bahwa tanpa adanya bimbingan, dukungan, dan inspirasi dari berbagai pihak, maka
karya tulis ini tidak dapat diselesaikan sesuai harapan penulis. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta yang telah memberikan
semua dukungan, baik secara moril maupun materil, dan juga kepada pihak-pihak
yang telah membantu proses penulisan karya tulis ini Pada kesempatan kali ini
iii
1. Yth. Al-Ustadz Prof. DR. KH. Dedeng Rosyidin M.Ag. as’adahullahu
Bandung sekaligus sebagai penguji pada sidang karya tulis ini, yang telah
memberikan masukan dan perbaikan sehingga karya tulis ini layak untuk
dipublikasikan.
dâroien âmien, selaku pembimbing dan juga koordinator karya tulis yang
âmien, selaku wali kelas terbaik yang selalu mendampingi para santri
masukan dan saran terutama dalam hal penulisan karya tulis ini.
secara tulus dan ikhlash kepada Penulis juga para santri lainya dan
iv
7. Teman seperjuangan kelas 3C Mu’allimien yang telah memberikan
pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu besar harapan Penulis untuk menerima
saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat
memberikan manfaat bagi para santri Pesantren Persatuan Islam 1-2 Bandung
khususnya dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih untuk para pembaca
Penulis
v
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..................................................................................................i
Lembar Persetujuan.................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
C. Rumusan Masalah........................................................................................6
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
E. Metode Penulisan.........................................................................................6
F. Sistematika Penulisan...................................................................................7
KEUTAMAANNYA..............................................................................................8
1. Jenis Ibadah.....................................................................................8
2. Prinsip Ibadah..................................................................................9
Shalat..........................................................................................................15
Rasulullah.......................................................................................15
vi
C. Pentingnya Mengamalkan Amalan-Amalan Setelah Shalat......................17
1. Dzikir..............................................................................................22
2. Do’a................................................................................................24
3. Shalat Nâfilah.................................................................................27
a. Pengertian Nâfilah..............................................................27
a) Shalat Rawâtib..........................................30
b) Shalat Dhuha...............................................33
c) Shalat Tahajjud............................................35
1. Mengetahui Hukumnya..................................................................38
Allah..............................................................................................38
vii
1. Berdzikir Setelah Shalat.................................................................39
a. Keutamaan Berdzikir...............................................................44
b. Keutamaan Berdo’a.................................................................45
1. Kesimpulan.....................................................................................49
2. Saran-saran.....................................................................................50
viii
TALKHIS..............................................................................................................52
Daftar Kepustakaan................................................................................................53
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mudah, penuh dengan toleransi dan amat realistis.
Di antara kemudahan itu terlihat dari adanya berbagai jenis ibadah yang saling
terkait satu sama lain bahkan beragam ibadah itu saling menopang, menambal
Amalan sunnah adalah salah satu contohnya, beragam jenis amalan sunnah
tidaklah memberikan kesan yang memberatkan. Akan tetapi kesan yang justru
timbul adalah bahwa ajaran Islam itu penuh dengan toleransi. (Basyir, 2002)
syariat bagi umat Islam1. Amal wajib memberikan konsekuensi pahala jika
amalan wajib motifnya pasti tidak lebih dari mengharap pahala dan takut siksa.
betul-betul mengutamakan Allah tanpa ada ketakutan akan siksanya. Maka dari
1
Abdullah Taslim, “Keutamaan Menghidupkan Sunnah Rasul” muslim.or.id, 1 Agustus 2010,
h.17. Tersedia di: <muslim.or.id /1772-keutamaan-menghidupkan-sunnah-rasul.html>
2
itu pantas jika hanya dengan amal sunnah saja mahabbah dari Allah bisa
tercapai.2
Ibadah sunnah adalah yang paling disukai oleh Allah dengan melakukannya
bercerita,
عن عائشة ـ رضى هللا عنها ـ قالت كانت عندي امرأة من بني أسد فدخل على
فذكر. قلت فالنة ال تنام بالليل." رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقال " من هذه
فإن هللا ال يمل حتى، من صالتها فقال " مه عليكم ما تطيقون من األعمال
." تملوا
“Suatu hari datang kerumahku seorang wanita dari Bani Asad. Tiba-tiba
Rasulullah masuk. Beliau bertanya, ‘Siapa ini?’ Aku berujar, ‘Ia adalah
seorang wanita yang tidak pernah tidur malam, selalu terjaga melakukan
2
Imam at-Thufi dalam Fathul-Bari kitab ar-riqaq bab: at-tawadlu’. Dalam ceramah al-Ustadz
Nashruddin Syarief. “Menjadi Wali Allah swt”, Kajian Subuh Masjid TSM Bandung, 23
September 2017.
3
H.R. Bukhori dalam kitab at-Tahajjud bab: Sikap Ekstrim yang Dilarang dalam Ibadah, no.1151
3
Demikian juga shalat yang paling disukai oleh Nabi adalah yang paling rutin
Seorang muslim dapat memilih dari sekian banyak amalan sunnah untuk
sekali. Maka dari itu timbulah satu pertanyaan yaitu “Jika demikian apakah tidak
Diantara ibadah yang paling esensial 5 bagi seorang mukmin adalah shalat.
Karena shalat itu adalah tiang agama, dan juga ibadah yang paling pertama kali di
hisab dari diri seorang hamba di Hari Kiamat adalah shalatnya. Apabila shalat
seorang hamba baik, maka seluruh amalannya akan menjadi baik. Bila shalatnya
rusak, maka seluruh amalanya juga akan menjadi rusak. Namun kemudian bisakah
seorang mukmin menjamin bahwa ibadah shalat wajib yang dilakukannya sudah
shalat? Amat naif apabila kita katakan bahwa amalan kita sudah dijamin sempurna.
(Basyir, 2002)
Melihat dari sebagian banyak kaum muslim di era modern saat ini, yang banyak
disibukan oleh urusan duniawi, kurang memahami betul-betul apa arti dari ibadah
sunnah tersebut, sehingga ada sebagian dari kita enggan atau bahkan tidak
mengerjakan amalan sunnah. Mungkin saja sebagian dari kita terlalu disibukan
4
H.R. Bukhari dalam kitab as-Shaum bab: Shaum Sya’ban, no 1970
5
Pengertian esensial adalah inti, pokok penting atau sesuatu yang mendasar. Tersedia di:
<www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-esensial/>. [Diakses 29 September 2017]
6
Ittiba’ artinya mengikuti.
4
dalam urusan duniawi sehingga kurang dalam menggali ilmu agama. Diantara kita
juga ada yang beranggapan bahwa apabila telah selesai menunaikan ibadah yang
wajib serasa telah sempurna ibadahnya. Rasulullah adalah orang yang dijamin
amalan sunnah. Tapi mengapa kita yang belum tentu dimasukan ke surga justru
tidak mengerjakan amalan-amalan sunnah? Maka amat merugilah kita bila tidak
Amal yang paling pertama dihisab di Hari Kiamat adalah shalatnya, apabila
عا ت ُ ْك ِملُوا ِب ِه َما َ َ " ه َْل ت َ ِجد ُونَ ِلعَ ْبدِي ت: اركَ َوتَعَالَى ِل َمال ِئ َك ِت ِه
ً ط ُّو َّ قَا َل
َ ََّللاُ تَب
7
Tathawwu’ pada dasarnya adalah mengerjakan ketaatan. Dalam istilah syar’i artinya adalah mengerjakan
ketaatan-ketaatan yang tidak wajib. Shalat tathowwu’ adalah tambahan-tambahan atas shalat fardhu
5
Dari hadist diatas dijelaskan bahwa amalan yang dikerjakan setelah shalat wajib
yaitu shalat sunnah adalah sebagai pelengkap shalat wajib yang bermasalah, karena
kita tidak bisa mengukur sempurnanya shalat kita, bahkan Shahabat Nabi pun
ada yang shalatnya bermasalah9, maka janganlah merasa aman dengan shalatnya
Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik membahas amalan pasca shalat dan
karya tulis ini, dapat bermanfaat dan menjadi pedoman kecil bagi Umat Islam masa
B. Batasan Masalah
Masalah dalam karya tulis ini penulis batasi dalam beberapa hal, diantaranya :
(shalat wajib). Abu Haifa, “Shalat Tathowwu’” abu-haifa.blogspot.co.id, Maret 2012. Tersedia di: <abu-
haifa.blogspot.co.id/2012/03/shalat-tathawwu-shalat-sunnah.htm> [Diakses 29 September 2017]
8
Diriwayatkan oleh Abu Daud no. 864, at-Tirmidzi no. 413, dan an-Nasa’i no.465. dishahihkan oleh al-
Hakim dalam al-Mustadrok ‘ala ash-Shahihain dalam kitab al-Imamah wa ash-shalati al-Jama’ah bab:
ta’mÎn, no. 912.
9
H.R. Muslim Bab: Orang yang Shalatnya Bermasalah, no. 397.
6
C. Rumusan Masalah
shalat?
setelah shalat?
D. Tujuan Penelitian
setelah shalat.
E. Metode Penulisan
a. Studi Literatur
b. Bimbingan
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan dari penulisan karya tulis
Bab ini mengkaji dan menguraikan dasar-dasar teori yang relevan dengan
yang mendukung dalam pembuatan karya tulis ini yaitu mengenai Amalan-
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulisan karya tulis
ini.
TALKHIS
Bagian ini merupakan kesimpulan penjelasan dari hasil uraian penelitian yang
BAB II
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang
paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah ‘Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.1
1. Jenis Ibadah
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan
1
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penerbit Pustaka At-Taqwa.
9
dan hati adalah ibadah lisaniyah wa qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah wa qalbiyah (fisik dan hati). Serta
masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati,
2. Prinsip Ibadah
Prinsip ibadah umat Islam dilandaskan atas isyarat al-Qur’an dan as-Sunnah
علَ ْي ِه
َ َُصلى ِهَّللا ِ سو ُل
َ ِهَّللا ِ سلَ ْي َمانَ َما ِلكُ ْب ُن ْال ُح َوي ِْر
ُ قَا َل لََنَا ََر: قَا َل، ث ُ ع ْن أَبُو
َ
shalat’.”3
contohkan, apa yang beliau contohkan maka seperti itulah yang kita ikuti, jadi
semua yang terkait dengan shalatnya yaitu itu amalan sebelum shalat dan amalan
2
Ibid., 1.
3
Diriwayatkan oleh Bukhori no. 651 dan diriwayatkan juga oleh Baihaqi no. 1415.
4
Diwajibkan melihat sebagaimana yang Nabi contohkan bukan berarti kita harus bertemu dan
melihat Nabi secara langsung. Mustahil bagi kita untuk bertemu dengan karena tidak sejaman.
Melihat disini dalam artian menelusuri sanad atau kumpulan riwayat hadist yang tersambung
dari Nabi. Sebagai contoh Ibnu ‘Umar melihat bagaimana cara Nabi shalat yang kemudian
diajarkan lagi kepada si fulan dan kemudian si fulan mengajarkannya lagi sampai terbentuklah
jalur periwayatan (sanad) yang isi dari hadistnya tersebut menerangkan secara langsung
bagaimana shalat Nabi.
10
melainkan diminta agar kita persis sesuai kemampuan bisa melakukan seperti
besar yang bisa kita dapatkan seperti dibalik amalan setelah shalat juga banyak
manfaat yang dapat diraih. Setidaknya kurang lebih ada lima hal yang dapat kita
a. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti berdampak kepada sikap dan sifat
ٓ َ ۡ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َٰ َ َّ َّ َ َٰ َ َّ ََ َ ۡ َ َ َ
َ ٱتۡلُُ َمآُأ ي
ُوِحُإ ي َۡلكُمينُٱلكيتَٰ ي
ُُبُوأق ي يمُٱلص ُلوُةُإينُٱلصلوُةُتنَهُع ينُ ُٱلفحشاءي
َ
َ َ ۡ َ َ ۡ َ َّ َ َ ۡ َّ َ ۡ َ َ ۡ
ُ ُ٤٥ُونٱّللُيعلمُُماُتصنع
ُ ُو ُ َُُوٱلمنك يُرُ َوَليكر
ُ ُۗ ٱّلليُأكب
b. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti akan berdampak pada ketenangan
5
Q.S. Al-‘Ankabût [29] : 45
11
ۡ َ َٰ َ َّ َ َ ۡ ۡ َ ۠ َ َ ٓ َّ َ َ ٓ َ َّ َ َ َّ
ٓ
ُ١٤ُنُوُأق ي يمُٱلصلوُةُ يَليك يري ُ ٱّللَُلُإيلَٰهُإيَلُأنا
ُ ُفٱعبد ي ُٓ إين ي
ُ ُنُأنا
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
ۡ ُّ َ ۡ َ َّ ۡ َ َ َّ ۡ َ َ ْ َ َ َ َّ
ُ ُ٢٨ُُٱّلليُتطمئينُٱلقلوب ُ ُُوت ۡط َمئ ي ُّنُقلوبهمُب ي يذك ير
ُ ُٱّلليُُۗأَلُب ي يذك ير يينُءامنوا
ُ ٱَل
firman Allah :
ٞ َ َّ َ ۡ َ َ ٗ َ َ ۡ َّ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ َّ ۡ َ َّ
َُشيك
ي ُ ۥُ
نُل ك ُي م ل اُوَلُو ذخي ت ُي مل و ُ ُ
ۡرض
ي ٱۡلُ
و ُ ُ
تي َٰ وَٰ م ٱلسُ كل م ُ ۥُ
ل ُٱَليي
َّ ٗ ْ َ َّ َ ٗ ۡ َ َ َّ َ َ ۡ َ َّ َ َ َ َ ۡ ۡ
ُواُمينُدون ي ُهي ُۦُٓ َءال َيهةَُل
ُ ُوٱَّتذ٢ُكُوخلقُُكَُش ٖءُفقدرهُۥُتق يديرا
ُيِفُٱلمل ي
6
Q.S. Thaha [20] : 45
7
Q.S. Ar-Ra’d [13] : 28
12
َ َ ٗ ۡ َ َ َ ۡ َ ٗر َ َ ََ َ َ ۡ ۡ َ ٗۡ َ َ َۡ
ُس يهمُضاُوَلُنفعاُوَل ُوَل َُي ۡمليكون ي
ُۡلنف ي َيلقونُشيُاُوهمَُيلقون
ٗ ُو ََلُنش
ُ٣ُورا َ اُو ََل
َ ُح َي َٰو ٗة َ ُٗم ۡوت َ
َ ون َي ۡمليك
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
َّ َّ َّ َ َ ۡ َّ َ َ َ َ َ
َ ٱّلليُ َفه َو ََۡ َ ۡ َ ۡ ۡ ََۡ
ُٱّللُ َبَٰليغ
َُ ُُح ۡسبهُ ُۚ ُٓۥُإين ُ َُعُ ُبُومنُيتوَّك ُۚ ويرزقهُُمينُحيثَُلَُيت
س
ي
ٗ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ َّ ر ۡ َ
ُ ُ٣ُيكَُشءُٖقدرا
ٱّللُل ي
ُ ُأم يرُهُۚ ي ُۦُقدُجعل
8
Q.S. Al-Furqôn [25] : 2-3
13
Diperjelas lagi oleh Allah dengan tafsir qur’an bil qur’an dalam
firman-Nya:
َ ۡ َ َّ َ َ َٰ َ َّ َ َۡ َ ۡ َ َّ
٣ُاُر َزق َنَٰه ۡمُينفيقون ُيينُيؤمينونُُب يٱلغ ۡي ي
بُ َويقييمونُٱلصلوُةُوم ُيم ُ ٱَل
kepada mereka.”10
d. Bahwa orang yang shalatnya benar pasti doanya cepat dikabulkan bahkan
saat dipanjatkan dalam shalat seketika dikabulkan jika itu memang yang
َ كَ َّ َ َّ
َ نكُُذ رر َّي ٗة َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َّ َ َ َ ر
ۡ ُه
ُُس يميعُ َُط ري ي َبةُإين ي نَُلم
ُي ُُِل
ي ب بيكُدَعُزك يرياُربهُۥُُقالُر ي
ُ هنا ل
َّ َّ َ َ ۡ ۡ
َُٱّلل ُي ُبَ رّشك َ رٞ ٓ َ َ َ َ َٰٓ َ َ ۡ ۡ َ َ َ ٓ ُّ
َ
اب ُأن ُ ُ ي ُُِف ُٱل يمحر ي
لئيكةُ ُوهو ُقائ ي ُم ُيص يّل ي ُفنادتهُ ُٱلم٣٨ُ ُٱَل ََعءي
Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
9
Q.S. At-Thalaq [65] : 3
10
Q.S. Al-Baqarah [2] : 3
14
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari
saleh.’”11
َ َٰ َ ۡ َ َ ۡ َ َّ َ ۡ ۡ َ ََۡ َۡ
ُ ُ٢ُشعُون
ُِفُصَلت ي يهمُخ ي
يينُهم ي
ُ ٱَل١ُون
ُ ق ُدُأفلحُٱلمؤمين
manfaat yang disebutkan di atas berarti ada yang belum sempurna dalam
penunaian shalat kita. Lima hal diatas adalah parameter kita untuk
sudah sempurna pastilah lima hal itu terpenuhi. Contohnya dalam sejarah
11
Q.S. Al-Imran [3] : 38-39
12
Q.S. Al-Mu’mÎnûn [23] : 1-2
15
mereka sukses dan bahagia dalam seluruh aktivitasnya dengan segala porsi
Allah , segala tindakan dan diamnya Nabi tidak bersumber dari hawa
nafsu, dapat dikatakan secara definitif bahwa tidak satu pun perbuatan dan
sirah Nabi yang dilakukan tanpa izin wahyu dari Allah . Sebagaimana
dalam firman-Nya:
ٞ ۡ ُوَّ ۡ ۡ
َٰ َ ِحُي
ُ ُ٤ُوِح َ ُُإنُه َوُإَل٣ُى
ي
ََ َ َ ََ
وماُين يطقُع ينُٱلهو َُٰٓ ي
diwahyukan (kepadanya).”14
Begitupula yang terkait dengan amalan setelah shalat pun ada petunjuk
dari Allah apa yang harus kerjakan dan apa yang mesti dilakukan.
13
Ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.Ag. Amalan Pasca Shalat Bagian 1. Masjid Al-Murobbi
Bandung.
14
Q.S. An-Najm [53] : 3-4
16
baru dalam agam tanpa berdasarkan dalil). Dan setiap perkara muhdats
dalam Islam yang tidak sesuai dengan sunnah akan tertolak. Adapun amal
ibadah yang paling disenangi oleh Allah adalah amal yang paling ikhlash
dalam dien adalah yang muhdats. Dan setiap perkara yang baru adalah
Ikhlash dan benar yang menjadi syarat diterimanya amal dituntukan oleh
firman Allah ,
ْ ۡ َ َ َ َ َ ٞ َ ٞ َٰ َ ۡ َٰ َ ٓ َ َّ َ َّ َ َٰٓ َ ۡ ۡ رٞ َ َ ۠ َ َ ٓ َ َّ ۡ
ُحدُفمنَُكنُيرجوا َٰ
لُإينماُأناُبّشُميثلكمُيوِحُإيِلُأنماُإيلهكمُإيلهُو ي ُق
َ َ ۡ ۡ َ َ ٗ َٰ َ ٗ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ ٓ َ َ ر
ُ ُ١١٠ُّشكُب ي يع َبادة َيُر رب ي ُهي ُۦُٓأ َح َدَۢا
ل يقاءُرب ي ُهيۦُفليعملُعمَلُصليحاُوَلُي ي
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
Rabbnya"15
Maksud dari ayat ini adalah hendaknya beramal dengan ikhlash untuk
rukun amal yang diterima, yaitu ikhlash dan benar. Sedangkan orang yang
beribadah tanpa disertai dua syarat yaitu ikhlash dan shawab/benar, maka
ada waktu atau hanya sekedar ingin saja. Namun sebenarnya jika kita meneliti apa
yang diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya, sungguh amalan sunnah memiliki
keistimewaan yang luar biasa sehingga bisa mendukung sempurnanya amalan wajib
yang kita lakukan. Pentingnya amalan-amalan setelah shalat adalah sebagai berikut,
15
Q.S. Al-Kahfi [18] : 110
18
dunia juga di akhirat. Sebagaimana hadist yang sudah penulis kutip dalam
Bab I poin A. Latar Belakang Masalah, bahwa apabila seorang hamba yang
ْ َ فَإِ ْن َكانَ أ َ ْك َملَ َها كُتِب،ُب ِب ِه الْعَ ْبد ُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة الصالة
ت َ " أَو ُل َما يُ َحا
ُ س
16
Diriwayatkan oleh Abu Daud no. 864, at-Tirmidzi no. 413, dan an-Nasa’i no.465. dishahihkan oleh al-
Hakim dalam al-Mustadrok ‘ala ash-Shahihain dalam kitab al-Imamah wa ash-shalati al-Jama’ah bab:
ta’mÎn, no. 912.
19
wali Allah yang istimewa. Lalu apakah yang dimaksud dengan wali Allah?
َ
ُ ُ٦٣َُي َّتقون
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-
َّ َ َ َ ْ َ َ َ ُّ َ
ُم ْنَُكنُمؤمناُتقيياُكن ي
ُ اُّلل َيُو ي ًَّلا فك
Jadi wali Allah bukanlah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa terbang,
memakai tasbih dan sorban, Namun yang dimaksud oleh Allah sebagaimana
firman-Nya dalam surat Yunus di atas, dan yang dimaksud wali Allah itu
Perlu diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: [1] As Saabiquun Al
Muqorrobun (wali Allah terdepan) dan [2] Al Abror Ash-habul Yamin (wali
Allah pertengahan).
17
Q.S. Yunus [10] : 62-63
18
Majmu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/223, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.
20
yang wajib serta dia meninggalkan yang haram sekaligus yang makruh.
mendekatkan diri pada Allah dengan amalan yang wajib dan meninggalkan
yang haram, ia tidak membebani dirinya dengan amalan sunnah dan tidak
َّ َ ٌ َ َّ ٞ َ َ ٌ َ ۡ َ ۡ ََ َ
ُت
ُُإيُذاُرج ي٣ُ ُراف يعة ُُخاف يضة٢ُ ُُل ۡي َس ُل َيوق َعت ي َهاَُكُذيبَة١ُ ُت ُٱل َواق َيعة
إيُذا ُ َوقع ي
َ ۡ َ َ ٗر َ َ َ ۡ َ َ ٓ ٗ ُّ َ ٗر َّ ُُ َوب٤ُۡٱۡلَۡرضُ ُ َر ٗرجا
ُ ُُ َوكنت ۡم ُأ ۡز َو َٰ ٗجا٦ُۢنبثا ت ُهباء ُم ُ ُفَكن٥ُٱۡلبالُ ُبسا
ي ُ ت
ي س
ٓ َ َ َ ۡ َۡ َ ۡ ََ َََۡۡ َ ۡ َ ٓ َ َََۡۡ َ ۡ ََ َٗ ََ
ُ ُوأصحبُ ُٱلمشُمةيُ ُما٨ُ ُ ُفأصحبُ ُٱلميمنةيُ ُما ُأصحب ُٱلميمنةي٧ُ ثلَٰثة
َٰ َٰ َٰ
ُِف
َ
ُ ُ ي١١ُ ون
َ ۡ َ َ َ َٰ َّ َ َٰ َّ َ
ُ ُ ُأ ْو َٰٓلئيك ُٱلمق َّرب١٠ُ ون
ُ ٱلسبيق ُ ون ُ ُ ُ ُو٩ُ ُشُ َمةي
ُ ٱلسبيق َ أَ ۡص
َ ۡ حَٰب ُٱل ۡ َم
َ َ ر ٞ َ َ َ َّ َ ۡ َ رٞ َّ َّ َ
ُ ُ١٤ُين
ُ خ ير
يلُمينُٱٓأۡل ي ُ ُُثلةُمينُٱۡلول١٢ُتُٱنلَّعيي يُم
ُ ُوقل ي١٣ُيي جنَٰ ي
kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
َ ِب ِإلَى
ع ْبدِى ِ عادَى ِلى َو ِليًّا فَقَدْ آذَنْت ُهُ ِب ْال َح ْر
َ َو َما تَقَر، ِب َ ِإن ِهَّللاَ قَا َل َم ْن
َوإِ ْن، ش بِ َها َو َِر ْجلَهُ التِى يَ ْمشِى بِ َها ُ ْ َويَدَه ُ التِى يَب، ْص ُر بِ ِه
ُ ط ِ الذِى يُب
19
Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 1-14
22
melindunginya.”20
kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan
mustajabnya do’a.21
1. Dzikir
waktu dan keadaaan. Orang yang berdzikir akan terhindar dari perbuatan
dan perkataan yang sia-sia (laghw). Mustahil orang yang berdzikir akan
Allah .22
20
H.R. Bukhori no. 2506
21
Faedah dari Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad, hadits ke-38.
22
Ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.Ag. Amalan Pasca Shalat Bagian 1. Masjid Al-Murobbi
Bandung.
23
َ َ ۡ َ َ َ ٗ َ ٗ َ َ َّ ْ ۡ َ َ َّ َ َ َ َ
َٰ
ُٱّلل ُق ييَٰ ُما ُوقعودا ُوَع ُجنوبيك ُۚم ُفإيُذا ُ ٱلصل َٰوُةَ ُ ُفٱُذكر
ُ ُ وا ُ فإيُذا ُقض ۡيتم
ٗ ۡ َّ ٗ َٰ َ َ ۡ ۡ َ َ ۡ َ َ َ َٰ َ َّ َّ َ َٰ َ َّ ْ ََ ۡ ََۡ ۡ
ُ ُ١٠٣ُيُكيتباُم ُوقوتا
ُ َكنتَُعُٱلمؤ يمن ي
ُ ُٱَطمأننت ُمُفأقييمواُٱلصلوُة ُُۚإينُٱلصلوُة
َ َ
َ اُلۥُل َ
َّ ۡ ر ۡ َ
َ ۡ َّ
ُ ُ٩ُونحَٰفيظ ُ اُننُن َّزنلَاُٱَليك َُرُِإَون
ُ ُإين
ۡ َ َ َ ۡ َ َّ ۡ َ ۡ ۡ َ َ ر
ُ ُ٣٢ُ...انُل يليك يُر
ُ ولق ُدُيَّسناُٱلقرء
23
Q.S. An-Nisa [4] : 103
24
Q.S. Al-Hijr [15] : 9
25
Q.S. Al-Qomar [54] : 32
24
ۡ َ َٰ َ َّ َ َ ۡ ۡ َ ۠ َ َ ٓ َّ َ َ ٓ َ َّ َ َ َّ
ٓ
ُ ُ١٤ُنُوُأق ي يمُٱلصلوُةُ يَليك يري ُ ٱّللَُلُإيلَٰهُإيَلُأنا
ُ ُفٱعبد ي ُٓ إين ي
ُ ُنُأنا
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilâh (yang berhak
ۡ َ ََ ْ ۡ َ ۡ ۡ َۡ ٓ ۡ َ
ُ ُ١٥٢ُواُ يِلُوَلُتكفرو ين
ُ ُوٱشكر
ُ ونُأُذكركم
ُ فٱُذكر ي
(nikmat)-Ku.”27
2. Do’a
26
Q.S. Thaha [20] : 14
27
Q.S. Al-Baqarah [2] : 152
25
َ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َّ َّ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ٓ ۡ ُّ ال ُ َرَ ََ
ُين ُيستك يبون ُعن ُعيباد يِتُ ٱَل
ُجب ُلك ُۚم ُإين ُ ي
ي ت سأ ُ ُ
وني ع ٱد ُ مك ب ُ وق
َ َّ َ َ
ُج َهن َمُدا يي
َ خر
ُ ُ٦٠ُين َس َي ۡدخلون
berkata : “Yang dimaksud do’a dalam ayat diatas adalah doa yang bersifat
do’a karena sombong dan barangsiapa melakukan, maka dia telah kafir.
Adapun orang yang tidak mau berdo’a karena suatu alasan, maka tidak
28
Tadharru’ adalah sebuah istilah yang berarti ketundukan diri yang sangat dan rasa malu yang di
sebabkan oleh rasa putus asa.
29
Q.S. Ghafir [40] : 60.
26
Karena itu do’a adalah sebagai tanda dan bukti keimanan kepada Allah
ada dan Allah itu Maha Ghoniy (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha
Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, dan Rabb yang berhak diibadahi
Do’a pula ada yang langsung dikabulkan oleh Allah dan ada yang
kebaikan untuk para hamba-Nya. Apabila do’a hamba sesuai qadha’ dan
َ إَِل أ َ ْع، َو ََل قَ ِطيعَةُ ََر ِح ٍم، ْس فِي َها إِثْ ٌم
ُ طاه َ عو بِدَع َْوةٍ لَي
ُ َْما ِم ْن ُم ْس ِل ٍم يَد
َوإِما أ َ ْن يَد ِخ َرهَا لَهُ فِي، ُ إِما أ َ ْن تُعَج َل لَهُ دَع َْوتُه: ث
ٍ هللاُ بِ َها إِحْ دَى ث َ َال
salah satu di antara tiga hal: doanya segera dikabulkan, akan disimpan
Sesungguhnya berdo’a lebih mulia dari materi yang diminta dalam do’a.
3. Shalat Nâfilah
a. Pengertian Nâfilah
Nâfilah adalah sesuatu tambahan dari sesuatu yang pokok yang sifatnya
sebetulnya yang pokok tapi seakan-akan ada yang kurang, seperti contoh
bahwa ekor hewan itu disebut dalam bahasa Arab adalah Nâfilah, seperti
halnya jika hewan sapi tanpa ekor pasti masih dikatakan sapi, akan tetapi
30
H.R. Ahmad (3/18), al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 710), dan al Hakim (1/493) dan
dinyatakan shahih Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (11/96)
31
Lihat Q.S. Ghafir [40] : 60, Q.S. Al-A’raf [7] : 55, Q.S. Al-Baqarah [2] : 186
28
masih dirasa ada yang kurang. Maka dalam bahasa Arab Nâfilah itu sesuatu
َ َّ َۡ َ َّ َ َ َّ َ َّ َ
ُل ُ َوق ۡر َءان ُٱلف ۡج ُري ُإين ُق ۡر َُءان ُ ٱلصل َٰوُةَ ُ يَللوكي ُٱلش ۡم ي
ُۡ ُ س ُإ ي َِٰل ُغ َس يق
ُٱَل ي ُ أق ي يُم
َ َ َ ۡ َ َ َٰٓ َ َ َ َّ ٗ َ َ َ ۡ َّ َ َ ٗ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ
ُلُف َت َه َّج ُۡدُب ي ُهيۦُناف يل ُةُلكُعَسُأنُي ُبعثك
ُينُٱَل ي
ُ ُوم٧٨ُٱلفج يُرَُكنُمشهودا
ٗ ۡ َّ ٗ َ َ َ ُّ َ
ُ ُ٧٩ُاماَُّممودا ربكُمق
yaitu diwaktu-waktu yang telah ditentukan oleh Allah , diluar yang ini
Nâfilah seperti tambahan dari yang pokok tidak sekedar memberikan isyarat
kepada kita bahwa shalat ini seperti tahajjud dan shalat-shalat lain diluar
tambahan saja, tapi seakan-akan ada isyarat dari penamaan ini bahwa shalat-
32
Q.S. Al-Isra [17] : 78-79
29
shalat ini sekalipun sifatnya tambahan dari yang pokok tapi ada pahala-
tidak mengerjakan, barangkali cukup dengan yang pokok ini, tetapi apabila
Apabila hanya tambahan saja yang sifatnya terlepas dari kelengkapan atau
menambah makan itu disebutnya Zâdiyah. Maka dari itu disebut dalam al-
Qur’an Nâfilah berarti ini bukan tambahan biasa, ada sesuatu yang penting
yang pokok.
menjadi )ً طوعا
َ َ ت-ع َ يَت-ع
ُ طو َ َ (ت. Jadi disebutkan tathowwu’
َ طو disini
33
Dalam bahasa Arab kata disebut kalimat, dan susunan kata disebut jumlah.
30
a) Shalat Rawâtib
34
Shahih fil Jumlah, Lihat Ta’zhim Qadr ash-Shalah, hal. 180
31
ِ الظ ْه ِر َو ََر ْكعَتَي ِْن بَ ْعدَهَا َو ََر ْكعَتَي ِْن بَ ْعدَ الْ َمغْ ِر
ِب ِفي بَ ْي ِت ِه َو ََر ْكعَت َي ِْن ُّ
subuh.”35
bersabda :
35
Diriwayatkan oleh al-Bukhori dalam kitab at-Tahajjud, bab: Dua Raka’at Sebelum Zhuhur,
no.1118, no. 937, no.1165, dan 1172. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabush Shalatil Musafirin,
bab: Keutamaan Shalat Sunnah Rawâtib no. 729.
32
raka’at.38
36
Yakni dengan tekun dan tekad yang kuat. Lihat Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir VI: 5
37
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab ash-Shalah, bab: Riwayat Tentang Orang yang Shalat
Sunnah Sehari Semalam 12 Raka’at dan Keutamaannya, no. 414. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitab ash-Shalah bab; Riwayat Tentang 12 Raka’at Shalat Sunnah, no. 1140, dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi I; 131 dan juga Shahih Ibnu Majah I:188.
38
A. Zakaria, Al-Hidayah, bab: Tentang Beberapa Shalat Sunnat dan Sunnat Rawatib.
33
b) Shalat Dhuha
bersabda,
ت ِم ْن أَو ِل
ٍ ع ْن أ َ َْربَ ِع ََر َكعَا
َ عز َو َجل يَا ابْنَ آدَ َم َلَ ت َ ْع ِج ْز
َ ُقَا َل ِهَّللا
ِ َاَر أ َ ْكفِك
ُ آخ َره ِ الَن َه
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah
siang.”41
39
Lihat, Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qanthani, Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaanya,
terjemah Abu Umar Basyir, hal.26-28
40
Akhmad Muhaimin, 7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Barakah, hal. 111.
41
H.R. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451. Syaikh Al Albani
dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.
34
bersabda,
ِ َ ََر ْكعَت
ُّ ان يَ ْر َكع ُ ُه َما ِمنَ ال
ض َحى
raka’at”42
42
H.R. Muslim no. 720
35
c) Shalat Tahajud
witir pada akhir malam itu lebih utama karena shalat diwaktu
43
Imam As-Shan’ani. Subulus Salam, Kitab Shalat, bab shalat tathowwu’, hadist Abdillah bin
‘Umar, no.354
36
malam maka shalat akhir itu disaksikan, dan demikian itu lebih
utama.”44
telah disebutkan.45
ini pendapat yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah, dan Ahmad bin
Hambal.46
44
H.R. Muslim. Disyarahkan juga pada Kitab Shalat, bab shalat tahowwu’ hadist-hadist abi sa’id dan
jabir dan ibn ‘Umar, menerangkan bahwa witir diakhir malam itu lebih utama, akan tetapi apabila
takut tidak bisa terbangun pada akhir malam karena telah bekerja terlalu berat (kelelahan) maka
kerjakanlah di awal. Dan makna kalimat masyhuda itu adalah disaksikan oleh malaikat malam dan
malaikat siang.
45
Ibnu Hajar Al-Asqolany mengatakannya dalam Fathul Baari : 2/407
46
Al-Majmu’ : 4/75
37
hadist.47
duduk.”48
bagi siapa saja yang masuk masjid dan mau duduk di dalam.
47
Nailul Authar : 3/70
48
H.R. Bukhori no. 537 dan Muslim no. 714
49
H.R. Muslim no. 234
38
1. Mengetahui Hukumnya
Dalam mengamalkan suatu ibadah kita wajib mengikuti apa yang telah
beribadah adalah suatu keharusan karena apabila jika kita hanya bertaklid
buta bisa kemungkinan ada yang benar dan juga tidak benar, sehingga
buta dan tuli adalah hukumnya tercela. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
َ َ َ َ ُّ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َّ َّ ٌ ۡ َ َ َ َ َۡ ََ
ُادُُكُأ ْو َٰٓل ُئ يكَُكن ُ ُماُليۡ َسُلكُب ي ُهيۦُعيل ُۚمُإينُٱلسم ُعُ ُوٱۡل
ُ صُ ُوٱلفؤ َلُتقف
ُو
ٗ ۡ َ َۡ
ُ ُ٣٦ُُمسُوَل عنه
Allah
Pokok atau unsur yang penting dari setiap niat ialah ikhlash. Adapun
makna ikhlash itu ialah suci-murni, tidak bercampur dengan yang lain.
50
Q.S. Al-Isra [17] : 36
39
3) Mematuhi rukun-rukunnya.
maka ibadahnya itu batal. Siapa yang mengerjakan ibadah (shalat) sedang
Adapun tata cara dan urutan mengamalkan amalan-amalan setelah shalat adalah
sebagai berikut :
51
Syarah Matan Al-Arba’in an-Nawawiyah, 9.
40
Dzikir sesudah atau setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita
rutinitas (wirid) as-salafus shalih yang memiliki dasar yang kuat dari sunnah
Nabi .
Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr ba‘dash Shalâh
usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan
yang amat beragam. Satu dzikir yang sangat dianjurkan ialah membaca
tiga puluh tiga kali (33x). Kemudian ditutup dengan melafalkan lâ ilâha
illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alâ kulli
syai‘in qadîr satu kali.52 Orang yang terbiasa melakukan ibadah ini, dosanya
buih di lautan.53
tempat shalat. Biasakan diri untuk dzikir sejenak dan berdo’a untuk kebaikan
kita di dunia dan akhirat. Sebab dzikir merupakan ibadah yang sangat
52
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin pembahasan khusus dzikir dan doa.
53
Ibnu Hajar Al-Asqolany. Bulughul Maram, Bab Dzikir dan Do’a Hadist ke-6.
41
wal ikram”.54
laa syarikalah”55
dan membacakan tiga surat terakhir dalam Al-Qur’an yaitu Surat Al-
yang sekiranya yang kita mohon tidak ada dalam shalat. Adapun lafadz do’a
yang lebih afdol (utama) ialah mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh
54
H.R. Muslim no. 591
55
H.R. Muslim no. 593
56
H.R. Muslim no. 595
57
H.R. Abu Daud no. 1508 dan no. 1523
42
selesai berdo’a kemudian diiringi dengan shalat sunnah yaitu shalat sunnah
Rawâtib apabila kita telah menunaikan shalat fardhu. Mengenai tata cara
kurang khusyuk atau ada gangguan tertentu. Shalat sunnah setelah shalat
(beriringan) setelah shalat fardhu lima waktu. Jumlah raka’at shalat sunnah
melaksanakan dua belas raka’at karena lebih afdol, dua belas raka’at itu
kepanasan58 yaitu pada saat pukul 09.00 boleh juga pada saat matahari
mulai meninggi yaitu sekitar jam 07.00. Batas akhir waktu shalat dhuha
adalah ketika sebelum waktu dilarang shalat yaitu ketika matahari tepat
dilakukan minimal dua raka’at dan maksimal dua belas rakat dengan
tahiyatul masjid itu bebas asalkan tidak dalam waktu dilarang shalat
58
H.R. Muslim 748
59
Lihat Q.S. Al-Muzzammil ayat 3
60
H.R. Muslim I/568 no. 831.
44
api neraka di hari akhir nanti. Semoga Allah senantiasa selalu memberikan
Diantaranya yaitu :
a. Keutamaan Berdzikir
kepadanya.61
2) Hati dan jiwa akan semakin hidup. Ibnul Qoyyim pernah mendengar
semisal air yang dibutuhkan oleh ikan. Lihatlah apa yang terjadi
61
Dalil : Q.S. Al-Baqarah [2] : 152
45
b. Keutamaan Berdo’a
tahowwu’ adalah :
62
Bulughul Maram, Bab Dzikir dan Do’a, hadist dari Abu Hurairah, hal. 394 terjemah : Harun Zen
& Zenal Muttaqin. Jabal. Bandung. 2011. Diriwayatkan juga oleh Muslim no. 2700.
63
Dalil : Q.S. Al-Hasyr [59] : 19
64
H.R. Abu Daud no. 1479
65
H.R. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al-Albani menyatakan hadist ini hasan.
46
kembali taat)
bersabda :
ت ِم ْن أَو ِل
ٍ ِهَّللا َع ز َو َج ل َي ا ا بْ َن آ َد َم ََل َت ْع ِج ْز َع ْن َأ َْر َب ِع ََر َكعَا
ُ ََق ال
ِ َاَر أ َ ْكفِك
ُ آخ َره ِ الَن َه
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
66
H.R. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451. Syaikh Al
Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.
47
sempurna.”67
67
H.R. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani menyatakan hadist ini hasan.
68
Yakni dengan tekun dan tekad yang kuat. Lihat Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir VI: 5
69
Dalam riwayat lain ada yang menyebutkan sepuluh raka’at, maka boleh seorang muslim memilih
untuk mengamalkan yang 10 atau 12, namun yang 12 raka’at itu lebih afdhol.
70
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab ash-Shalah, bab: Riwayat Tentang Orang yang Shalat
Sunnah Sehari Semalam 12 Raka’at dan Keutamaannya, no. 414. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitab ash-Shalah bab; Riwayat Tentang 12 Raka’at Shalat Sunnah, no. 1140, dishahihkan oleh
al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi I; 131 dan juga Shahih Ibnu Majah I:188.
71
H.R. Ahmad VI: 326, H.R. Abu Daud dalam kitab at-Tathowwu’, bab: Empat Raka’at sebelum dan
sesudah shalat Zhuhur, no. 1269.
72
H.R. Ahmad II: 117.
48
seisinya.73
memperbanyak wudhu. 74
73
Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shalatul Musafirin, bab: Dianjurkannya Shalat Dua Raka’at
Sebelum Shubuh.
74
H.R. Bukhori no. 136 dan Muslim no. 246.
49
BAB III
A. Kesimpulan
berikut :
1. Bahwa prinsip ibadah dalam Islam ialah harus sesuai dengan isyarat dan contoh
dari Rasulullah .
2. Adab dan tata cara mengamalkan amalan-amalan setelah shalat adalah dengan
besar ketimbang hanya taklid saja, dan yang harus di perhatikan adalah kita
tidak boleh semata-mata hanya ikut-ikutan saja (taklid buta) dalam pengamalan
amalan setelah shalat harus sesuai dengan isyarat dari Nabi , mulai dari
3. Cara agar kita dapat menggapai kesempurnaan shalat adalah salah satunya
ini dapat menjadi pelengkap dan penyempurna shalat. Penulis mengutip dari
ceramah Al-Ustadz Adi Hidayat bahwa amalan shalat itu ibaratkan ibarat ekor
pelengkap, sebut saja bahwa seekor sapi itu mempunyai ekor, tetapi apakah
Shalat ini juga sebagai penguat dan peningkat keimanan dan ketaqwaan kita
ketaatan dan beribadah ikhlash dan benar sesuai tuntunan Nabi sebagai bukti
penghambaan kepada Allah bahwa kita adaah makhluk ciptaan-Nya, dan kita
urusan kita kepada Allah dan Allah akan mudahkan langkah kita menuju
kakinya. Allah juga akan memberikan orang seperti ini keutamaan dengan
B. Saran-Saran
(jelas) dan shahih (benar), sesuai dengan isyarat al-Qur’an dan dicontohkan oleh
Rasulullah .
2. Hendaknya kita beribadah secara ikhlash, tunduk, dan patuh kepada Allah .
51
3. Hendaknya selalu mengambil ibrah dan senantiasa berfikir dari ibadah yang kita
amalkan.
setelah shalat, yaitu ketika sesudah shalat wajib tidak langsung meninggalkan
penyempurna dan juga pelengkap bagi ibadah yang pokok, maka seharusnya kita
yang wajib diiringi dengan ibadah yang sunnah, maka sungguh Allah akan
Allah-lah yang patut disembah, Allah-lah sang Maha Pencipta Langit dan Bumi,
ِ ْ َّللاُ يَأ ْ ُخذ ُ ِبأ َ ْي ِد ْينَا ِإلَى َما فِ ْي ِه َخي َْر ِل
ْلس ََْل ِم َو ْال ُم ْس ِل ِم ْي َن ه
52
TALKHIS
علَى ِدي ِْن ُكلَّ ِه َو َكفَى س ْولَهُ ِبالْ ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َحق ِليُ ْ
ظ ِه ُرهُ َ ا َ ْل َح ْمد ُ هّلل الَّذِي ا َ ْر َ
س َل َر ُ
ي ال ِعبَادَة ُ الهذ ْ
ِي يَ ْع َم ُل ِبالثَا ِب ِر َو لَ ْو ُج ْملَةُ لَم َكثِيْر. تَعَلَى ِه َ
صالة فإذَا لَ ْم يُ ْك ِم ْل يَ َرى للاُ ِمنَ الت َّ َ
ط هوع. اْلخ َر ِة َّأو ًال هي ال َّ
ِ ب فِي
س ُ
َويُ َحا َ
صالَتنا َ َكامالً.
ب ال َّ ب اْلَمنَ ْ .لنَّا الَ يُ ْم ِك ْن أن يُ َحا َ
س ُ في الحديث .فال تَجْ عَلٌ ْوا في قُلُ ْو ٍ
صالة ال يعين اْلنطباع ثقيالً لكن اْلنطباع الَّذِي الناشئة هي َو َّ
إن اْلعمال بعد ال ه
اإلسال ُم ِدي ٌْن موبوءة بالتسامح .و المؤمنون التي يعمل عمال سنهة طبعا ْلتم و
(تطوع)
ه و اْلعمال بعد الصالة منها :ذكر للا و الدعاء إلى للا و الصالة نفيالة
؛ متلق و مقيهد و الصالة نفيالة مقيهد ؛ الصالة الرواتب و ضحي و قيام الليل و تحيهاة
فرض
ٍ صالة منها :للزوائد و ْلت َ هم من عم ٍل
و بين من فضائل اْلعمال بعد ال ه
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qanthani, Said bin Ali bin Wahf. 2002, Kumpulan Shalat Sunnah dan
Keutamaannya. Terjemah : Abu Umar Basyir. Jakarta: Darul Haq.
Hidayat, Adi. Amalan Pasca Shalat Bag 1-4. Kajian Masjid Al-Murabbi. Bandung,
2017.
Syarief, Nashruddin. Menjadi Wali Allah. Kajian Shubuh Masjid TSM. Bandung,
23 September 2017.
Zakaria, Aceng. Al-Hidayah, jilid ke 2, bab: Tentang Beberapa Shalat Sunnat dan
Sunnat Rhawatib.
<http://library.islamweb.net/hadith/displayhbook.php?bk_no=684&hid=1415&pid
=336663> [Diakses 17 Oktober 2017 pukul 22.02 WIB].
<http://lpsi.uad.ac.id/fiqih-ibadah-dan-prinsip-ibadah-dalam-islam.asp> [Diakses
17 Oktober 2017 pukul 22.02 WIB].
<https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam.html> [Diakses 17
Oktober 2017 pukul 22.05 WIB].
<http://www.nu.or.id/post/read/79315/susunan-bacaan-wirid-sesudah-shalat-lima-
waktu> [Diakses 22 Oktober 2017 pukul 17.00 WIB]
<http://www.nu.or.id/post/read/67204/keutamaan-dzikir-setelah-shalat-
wajib>[Diakses 22 Oktober 2017]
<http://salafy.or.id/blog/2005/07/18/seputar-masalah-shalat-dzikir-setelah-
shalat/>[Diakses 22 Oktober 2017]
<http://yesmuslim.blogspot.co.id/2016/04/pendapat-imam-syafii-dzikir-
setelah.html> [Diakses 22 Oktober 2017]
<https://al-atsariyyah.com/pembahasan-lengkap-shalat-sunnah-rawatib.html>
[Diakses 13 November 2017 pukul 20.15 WIB]
<https://muslim.or.id/18829-shalat-tahiyatul-masjid.html>[Diakses 26 November
2017 pukul 15.29 WIB]
55
DATA PRIBADI
Nama : Marhab Musaid
Panggilan : Marhab
NIS : 1516.1.1.064
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 07 April 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Aspol Sukagalih No. 75 Kecamatan Sukajadi,
Kelurahan Cipedes, Bandung, Jawa Barat.
Nama Orang Tua
a. Ayah : Muhtadi
b. Ibu : Iis Elisah
Alamat Orang Tua : Jalan Aspol Sukagalih No. 75 Kecamatan Sukajadi,
Kelurahan Cipedes, Bandung, Jawa Barat.
Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Keamanan
b. Ibu : Guru
RIWAYAT KEPENDIDIKAN
SD : SDN Luginasari 1, tahun 2006 - 2012
SMP/MTs : MTs PERSIS 1 - 2 Bandung, tahun 2012 - 2015
SMA/MA : MA PERSIS 1 Bandung, tahun 2015 - 2018