Anda di halaman 1dari 5

MAKNA ISRA’ MI’RAJ

DALAM PERINTAH SHALAT


Oleh:
Dr. H. Syarif usain, S.Ag. M.Si.

،‫ْسى ِب َع ْب ِد ِه لَ ْي اًل ِم َن الْ َم ْسجِ ِد الْ َح َرا ِم ا ََل الْ َم ْسجِ ِد ْ َاْل ْق ََص‬ َ ْ ‫ َالْ َح ْمدُ ِهلل ذ ِاَّل ْي َأ‬،‫َالْ َح ْمدُ ِهلل‬
.‫َشيْ َك َ َُل ذ ِاَّل ْي َأنْ َع َم ِع َبا َد ُه َكثِ ْ َْي اة ََل ُ ُْت ََص َو ََل تُ ْس َت ْق ََص‬ ِ َ ‫هللا َو ْحدَ ُه ََل‬ ُ ‫َأ ْشهَدُ َأ ْن ََل ا َ ََل ا ذَل‬
َ‫ َالل ذ ُه ذم فَ َص ِ ِّل َو َس ِ ِّ ِْل عَ ََل َس ِ ِّي ِدَن‬.‫َو َأ ْشهَدُ َأ ذن َس يِدَ َنَ َو َم ْو ََلَنَ محمدا ا ﷺ قَائِدُ ْ َاْلنْ ِب َيا ِء َوالْ َو َرى‬
‫ أما بعد فَ َيا‬،‫َص ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِِب ْح َس ٍان ا َِل ي َ ْو ِم الْ ِق َيا َم ِة‬ ْ َ ‫ َوعَ ََل أ ِ َِل َو‬،‫هللا‬ ِ ‫َش ِف ِع َبا ِد‬ َ ْ ‫محم ٍد َأ‬
ِ ‫ِس َوا ذَّي ُ ُْك ِبتَ ْق َوى‬
.‫ فَقَدْ فَ َاز الْ ُمتذ ُق ْو َن‬،‫هللا‬ ُ ِ ‫َاُّيه َا الْ َح‬
ْ ِ ‫ ُأ ْو ِص ْي ِ ِْن ن َ ْف‬،‫اِض ْو َن‬
Kaum muslimin jama’ah jum’at rahimaumullah,
Pada hari yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri sendiri
dan kepada hadirin sekalian. Marilah kita tingkatkan iman dan takwa
kepada Allah Swt., dengan berusaha melaksanakan semua perintah
Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Marilah kita istiqamah
menapaki jalan kebenaran berdasarkan petunjuk Allah dan istiqamah
mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Kaum muslimin rahimakumullah
Hari ini adalah hari jum’at keempat di bulan Rajab 1443 H.
Salah satu bulan mulia, dimana Rasulullah Saw., menjadikan bulan
Rajab ini menjadi bulan awal untuk mempersiapkan amal guna
menyambut bulan suci Ramadhan. Makna ini tersirat dari do’a yang
Beliau ungkapkan apabila memasuki bulan Rajab, yakni:
‫َألل ذ ُه ذم َِب ِركْ لَنَا ِ ِْف َر َج َب َو َش ْع َب َان َوب َ ِل ِّ ْغنَا َر َمضَ َان‬
Ya Allah, berkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan
pertemukan kami dengan bulan Ramadlan.

1
Do’a Rasulullah Saw., ini dapat ditemukan dalam hadits riwayat
Imam Ahmad dari Anas ibnu Malik Ra. Padsa do’a tersebut terdapat
isyarat bahwa Nabi Saw. mulai menyambut bulan suci Ramadhan
sejak masuknya bulan Rajab. Bulan Rajab dijadikan titik nol untuk
melangkah maju menuju bulan suci Ramadhan. Bulan Rajab menjadi
tonggak awal dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan
Sya’ban sampai datangnya bulan suci Ramadhan.
Seorang ulama pada abad ke-9 bernama Abu Bakar Al-Warraq
mengungkapkan perihal rangkaian tiga bulan yang dijadikan awal
persiapan menyambut bulan suci Ramadhan sebagai berikut:
‫الس ْق ِي َو َر َمضَ ُان َشه ُْر الْ َح َصا ِد‬
َ ‫َر َج ُب َشه ُْر ذالز ْرعِ َوش ْع َب ُان َشه ُْر‬
Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk
menyirami, dan Ramadlan adalah bulan untuk memanen.
Dengan demikian, maka manfaatkanlah kesempatan ini untuk
menambah amal dan meningkatkan amal shaleh dengan
memperbanyak istighfar, sedekah, puasa sunnah dan lain-lain.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Salah satu keunggulan dan mulianya bulan Rajab adalah karena
di dalamnya terdapat suatu peristiwa bersejarah dan mengagumkan
dalam sejarah peradaban Islam, yakni peristiwa Isra’ dan Mi’raj nabi
Muhammad Saw. Beliau diperjalankan oleh Sang Khaliq pada suatu
malam dari al-Masjidi al-Haram ke al-Masjid al-Aqsha. Bahkan
beliau langsung Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini sangat
jelas karena berdasarkan dalil naqli al-Qur’an. Al-Qur’an
menyebutnya dengan kalimat: sebuah kejadian yang pasti terjadi,
pasti benar tidak ada keraguan di dalamnya. Kemudian tidak semata-
mata ayat al-Qur’an dimulai dengan kalimat tasbih, kecuali, pasti
bahwa kejadian tersebut adalah sangat luar biasa. Semua hal yang

2
terjadi, lalu dianggap aneh dan di luar jangkauan akal manusia adalah
dalam rangka untuk menguji dan mengukur ketebalan iman
seseorang.
Apakah benar Allah memiliki tujuan dengan memperjalankan
hamba-Nya Muhammad Saw., dari Mekah ke Palestina dan ke
Sidratul Muntaha itu untuk menguji iman seseorang? Maka
jawabannya adalkah benar. Karena hanya manusia sesatlah yang
hanya mengukur kebenaran itu berdasarkan logika dan akal sebagai
sandarannya. Wahai kaum muslimin, selektiflah apabila kita
berdialog dengan orang atau kelompok yang hanya membanggakan
akal dengan mengesampingkan kekuasaan Allah. Dikhawatirkan
apabila sesuatu yang dijadikan tolok ukurnya hanya akal semata,
maka apabila bertemu dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan
akalnya, dia akan menolak ajaran agama bahkan mengingkarinya.
Na’udzubillah.
Kemudian, yang perlu kita renungi berikutnya adalah bahwa
sebelum Nabi diperjalankan ke Palestina dan Mi’raj ke Sudratul
Muntaha, Beliau terlebih dahulu dioperasi dadanya dibersihkan
dan ditambah lagi kesucian karena hakikatnya Beliau sudah bersih
dari dosa dengan sifat ma’shumnya. Maknanya bagi kita adalah
apabila kita akan menghadap Allah seperti halnya shalat, maka
bersihkan dan sucikanlah terlebih dahulu dirimu barulah menghadap
Allah.
Sebagaimana hadits Nabi Saw:
َ ‫هللا صًل َة أح ِدُك اذا َأ ْح‬
َ‫دث حىت يتوضذ أ‬ ُ ‫َل يقبَ ُل‬
Allah tidak akan menerima shalat orang yang berhadats, sampai dia
berwudhu. (HR. Bukhari)

3
Makna berikutnya adalah menandakan bahwa perjalanan Isra’
dan Mi’raj itu adalah perjalanan yang sangat serius dan khusyu’,
sehingga terlebih dahulu Allah memerintahkan kepada malaikat Jibril
As. untuk mengoperasi dada Rasulullah dan menyucikannya.
Sehingga makna wudhu adalah sarana pembersih lahir dan shalat
adalah sarana penyuci lahair dan batin, inilah makna mendirikan
shalat:
‫الظا ِه َر ِة َو ُح ُق ْو ِقهَا الْ َب ِا َطنَة‬
‫الص ًَل ِة ِ ُِب ُق ْو ِقهَا ذ‬
‫ِاتْ َي ُان ذ‬
Melaksanakan shalat dengan menjalankan syarat-rukun shalat
yang dhahir dan syarat-rukun shalat yang bathin, yaitu khusyu’.
Kaum muslimin jama’ah Jum’at rahimakumullah
Pemaknaan shalat khusus dalam al-Qur’an adalah shalat yang
telah memberikan makna dalam sendi-sendi kehidupan, shalatnya
telah mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar:
‫وِح الَ ْي َك ِم َن الْ ِك َت ِاب َو َأ ِق ِم ذ‬
ۗ ‫الص ًَل َة ۖ ا ذن ال ذص ًَل َة تَْنْ َ ٰى َع ِن الْ َف ْحشَ ا ِء َوالْ ُم ْن َك ِر‬ َ ِ ‫اتْ ُل َما ُأ‬
ُ ‫اَّلل َأ ْك َ َُب ۗ َو ذ‬
َ ‫اَّلل ي َ ْع َ ُِل َما ت َْصنَ ُع‬
‫ون‬ ِ ‫َو َ َِّل ْك ُر ذ‬
Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu
(Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah)
mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Mendirikan shalat lebih tinggi maknanya daripada hanya
mengerjakan shalat, karena mendirikan shalat adalah shalat yang
kerjakan dengan khusyu’, merasa dan yakin Allah melihat anda yang
mendirikan shalat (hudhur) serta shalat yang sudah di dahului dengan
bersih badan dan kesucian jiwa.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Shalat khusu’ dapat kita raih apabila memperhatikan komponen-
komponen berikut:

4
Pertama, lakukan dengan cara yang benar, artinya sesuai dengan
tuntunan dan memenuhi syarat serta rukun shalat.
Kedua, pahamilah bacaan shalat, jika kita ingin mendapatkan
perasaan khusyu’ dalam shalat, kita bisa mencoba memahami arti
bacaan shalat. Dengan memahami bacaan shalat, kita bisa
menghayati setiap ucapan kita dan pikiran kita juga bisa lebih fokus
dalam shalat.
Ketiga, fokuslah dalam melaksanakannya, lihatlah tempat sujud,
hindari memejamkan mata, tahan jangan sampai melirikan mata
apalagi sambil menoleh, hadirkan perasaan bahwa anda sedang
berhadapaan dengan Allah.
Keempat, laksanakanlah shalat di tempat yang bersih, aman dan
nyaman.
Kelima, anggaplah ibadah shalat yang anda lakukan adalah shalat
anda yang terakhir di dunia. Kita tidak tahu kapan akan mati, karena
itu adalah rahasia. Maka dengan selalu mengingat kematian, anda
bisa lebih konsentrasi dalam menjalankan ibadah shalat. Syeikh Ibnul
Mulqin mengingatkan: Bila kau sedang rukuk, jangan bayangkan
usiamu panjang sampai i‘tidal. Apabila engkau sedang i'tidal, jangan
bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud.
Bayangkan surga ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu
sementara sirath di bawah kedua telapak kakimu. Kalau begini
caranya, baru kau benar-benar shalat.
Hadirin sekalian,
Semoga kita semua, dan keluarga kita dapat menjadi semakin
baik memperbaharui shalat, dimudahkan dalam melaksanakan semua
perintah Allah Swt., meraih ridha dan Syurga-Nya.
Aamiin.
‫ ان ذ ُه ه َُو الْغَ ُف ْو ُر ذالر ِح ْ ُي‬،‫ فَ ْاس تَ ْغ ِف ُر ْو ُه‬،‫هللا ِ ِْل َولَ ُ ُْك‬
َ ‫َأقُ ْو ُل قَ ْو ِ ِْل ه َٰذا َو َأ ْس تَ ْغ ِف ُر‬

Anda mungkin juga menyukai