ٓ
.َ ب َو َي ْز
دَاد َ وا ْٱل ِك ٰ َت
۟ ِين ُأو ُت َ ار ِإاَّل َم ٰلَِئ َك ۭ ًة ۙ َو َما َج َع ْل َنا عِ َّد َت ُه ْم ِإاَّل فِ ْت َن ۭ ًة لِّلَّذ
۟ ِين َك َفر
َ ُوا لِ َيسْ َت ْيق َِن ٱلَّذ ِ ب ٱل َّن َ َو َما َج َع ْل َنٓا َأصْ ٰ َح
َ وب ِهم م ََّر ۭضٌ َو ْٱل ٰ َكفِر
ُون َم َاذٓا ِ ُِين فِى قُل َ ب َو ْٱلمُْؤ ِم ُن
َ ون ۙ َولِ َيقُو َل ٱلَّذ َ وا ْٱل ِك ٰ َت
۟ ِين ُأو ُت
َ اب ٱلَّذ َ ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإي ٰ َم ۭ ًنا ۙ َواَل َيرْ َت َ ٱلَّذ
ِى ِإاَّل
َ ِّك ِإاَّل ه َُو ۚ َو َما ه َ ك يُضِ ُّل ٱهَّلل ُ َمن َي َشٓا ُء َو َي ْهدِى َمن َي َشٓا ُء ۚ َو َما َيعْ لَ ُم ُج ُنودَ َرب َ َِأ َرا َد ٱهَّلل ُ ِب ٰ َه َذا َم َثاًۭل ۚ َك ٰ َذل
ِذ ْك َر ٰى ل ِْل َب َش ِر
Artinya : “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-
orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang
yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan
orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya
ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah
dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan
orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia
sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” ( QS.AL-Mudatsir :
31 )
Mengucapkan dengan lisan
“mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan” maksudnya adalah menyatakan
dengan lisan bahwa dirinya beriman kepada allah dengan mengucapkan dua kalimat
syahadat yaitu “Asyhaduallah Ilaha Illallah Wa Asyhaduanna Muhammad Rasulullah”
yang artinya ( Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah ).
Di riwayatkan Imam Muslim dari abu hurairah Radhiallaahu anhu,ia berkata
bahwasanya Rasulullah salallahu alaihi wasalam bersabda :”Iman itu tujuh puluh cabang
lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan “LA ILAHA
ILLALLAHU” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari
tengah jalan, sedang rasa malu (juga) salah satu cabang dari iman.”(HR.Muslim)[2]
Mengamalkan dengan perbuatan
“Mengamalkan dengan perbuatan” maksudnya adalah sesuatu yang di yakininya
dalam hati dan yang di ikrarkannya dengan lisan di implementasikan dengan perbuatan
sebagai bukti bahwa dirinya benar-benar beriman kepada allah. Mengamalkannya
dengan ibadah-ibadah yang di perintahkan allah kepadanya dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Allah subhanallahu ta’ala berfirman :
دَر َجاة عِ ْن ِد َرب ِِّه ْم َو َمعْ ف َِرةٌ وَّ ِر ْز ًق َ َُأ ْول, ُه ْم ُي ْنفِقُ ْو َِن.صاَل َة َو ِممَّا َر َز ْق َنا
َ ن َحقا ً لَ ُه ْم.َ ِئك ُه ُم ْالمُْؤ ِم ُن ْو َّ اَلَّ ِدي َْن ُيقِ ْيم ُْو َن ال
َك ِر ْي ٌِم
Artinya : “Orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezeki yang kami berikan kepada mereka.Itulah orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan
ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
Ulama’ terdahulu yang biasa di kenal saat ini dengan sebutan Ulama’ salaf
menggolongkan amal termasuk dalam kategori pengertian Iman.Oleh sabab itu Ulama’ salaf
menganggap dan meyakini bahwa iman dapat bertambah dan berkurang atas sesuatu yang
di lakukannya.
c) Bertambah dan berkurangnya iman
Dalam masalah bertambah dan berkurangnya iman dapat di ketahui dari segi amal
perbuatan meskipun hanya terkadang sedikit salah menilainya,kita dapat mengetahui
bertambahnya iman bila seseorang mengerjakan hal-hal yang baik atau menjauhi
perbuatan yang buruk, dan sebaiknya apabila seseorang melakukan perbuatan yang
menentang syari’at atau perbuatan yang dilarang oleh allah maka imannya telah
meredup dan berkurang.
Ulama’ salaf membenarkan tentang adanya bertambah dan berkurangnya iman.dan
mereka menguatkannya dengan dalil-dalil yang telah di sebutkan di atas.
Rukun-rukun iman
Ada 6 rukun iman yang harus tertanam dan yang kita imani dalam hati. Enam rukun
tersebut adalah yang paling utama dan menjadi inti dari cabang-cabang iman dan
hukumnya wajib kita imani, sebagaimana yang telah di sebutkan dalam Sabda rasulullah
di atas. Adapun enam rukun tersebut ialah :
Pertama : Iman kepada Allah subhanallahu ta’ala
Kedua : Imana kepada malaikat-malaiktNya
Ketiga : Iman kepada kitab-kitabNya
Kempat : Iman kepada rasul-rasulnya
Kelima : Iman kepada hari akhir (Kiamat)
Kenam : Iman kepada Qada’ dan qadar.
2. Islam
a) Pengertian islam
Defenisi dari secara etimologi berasal dari bahasa arab aslama-yuslimu-islaman
yang artinya pasrah, atau tunduk. Sedangkan secara terminologi
yaitu agama yang berisi ajaran tauhid menyerah diri serta tunduk kepada Tuhan Allah
maha Esa yang di bawa nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam untuk menunjukkan
jalan yang lurus kepada ummatnya.
KH Endang Saifuddin Anshari[4]. mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah
rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan
menyimpulkan pengertian Islam, bahwa agama Islam adalah:
1. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada
segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
2. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala perikehidupan dan
penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam lainnya.
3. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
4. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
5. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT
sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah
Rasulullah Saw. Wallahu a'lam.
Orang-orang yang telah islam atau orang yang telah memeluk agama islam di sebut
muslim. Orang-orang yang telah memeluk agama islam berarti dia telah memasrahkan
dirinya kepada allah dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya[5].
Dan orang tersebut telah terbebani hukum (mukallaf)[6].
Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah Subhanallahu ta’ala sendiri. Dia
juga menyatakan hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama
selain Islam kehidupannya akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah
sempurna sebagai ajaran-Nya yang merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat
manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi ajaran-ajaran selain Islam.Ini
membuktikan bahwa islam adalah agama yang peling benar, dan hal ini telah di jelaskan
dalam Al-qur’an surat Al-imran ayat 19.
Allah Subhanallahu ta’ala berfirman :
ْ ِإنَّ الَّ ِديْنَ ِع ْندَهللا آِإْل
سلَم
Artinya : “Sesungguhnya agama di sisi allah ialah islam”.(QS. 3 : 19)
Dan Allah berfirman dalam ayat lain :
َس ِريْن ِ سلَ ِم ِد ْينَا فَلَنْ ي ْقبَل ِم ْنهُ َو ُه َو فِي اَأْل ِخ َرة ِمنَ ا ْل َخ ْ َو َمنْ يَّ ْبت َِغ ِغ ْير اِإل
Artinya : “Dan siapa saja yang memeluk agama selain islam, tidak akan di terima (oleh
Allah) dan dia termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti.” (QS. Al-imran : 85)
Di tambah lagi dalam surat lain Allah subhanallahu ta’ala berfirman :
سلَ ِم ِد ْينَا ِ اليَو َم َأ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِى َو َر
ْ ضيْتُ لَ ُك ْم آِإل
Artinya : “Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (islam) dan Aku telah
limpahkan nikmat-Ku kepada mu dan Aku ridha islam sebagai agamamu.” (QS. 5:3)
Bahkan menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul
sebelum Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut
Muslim (Q.S. 2:136), (Q.S. 10:72) dan banyak lagi ayat-ayat lainnya. Bahkan, Hawariyun,
yakni sebutan bagi pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52).
b) Rukun-rukun islam
1) Mungucapkan Syahadat
Mengucapkan syhadat ( س ْو ُل هللا ْ َش َه ُد اَنْ إَل اِلَهَ اِاَّل هللا َوا
ُ ش َه ُد اَنَّ محمد ال َّر ْ َ ) اadalah sesuatu yang harus
dilakukan oleh orang islam maupun orang yang menghendaki masuk islam. Karna
syahadat adalah sebuah kesaksian diri bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah
kecuali Tuhan (Allah) yang maha Esa, dan Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam
adalah utusan-Nya.
2) Mendirikan Sholat
Mendirikan sholat adalah salah satu bentuk cara berhubungan vertikal secara langsug
dari seorang hamba kepada Allah subhanallahu Ta’ala.
3) Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat adalah salah satu perintah Allah kepada hambanya untuk membagi
hartanya kepada orang-orang yang tidak mampu. Sehingga rasa kepedulian antara
sesama manusia terwujud. Kesolidaritasan da saling tolong menolong akan semakin
kuat ikatannya.
4) Melaksanakan Puasa
Puasa adalah salah satu perintah tuhan yang sebagia besar manusia mampu
melaksanakannya. Rasa lapar dan haus, menahan hawa nafsu adalah bentuk kepedulian
atau kesetaraan semua manusia. Puasa mengajarkan kita bagaiman rasannya lapar dan
haus, agar kita peduli kepada manusia yang kelaparan dan tidak mampu.
5) Menunaikan Haji
Haji adalah perintah Allah yang dimana keharusan pelaksananya adalah bagi orang-
orang yang mampu saja untuk menunaikannya. Haji adalah ajang tempat memper erat
ukhuwah atau persaudaraan antara ummat muslim se dunia.
3. Ihsan
a) Pengertian Ihsan
Defenisi ihsan secara etimologi berasal dari bahasa arab (isim masdar) ahsana-
yuahsinu-ihsanan berarti baik atau penuh perhatian. Sedangkan secara terminologi
ihsan adalah menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau setidaknya kita
selalu merasa di awasi oleh-Nya.
ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih baik, yang lebih
afdhal, dan bernilai lebih sehingga seseorang tidak hanya berorientasi untuk
menggugurkan kewajiban adalah beribadah, melainkan justru berusaha bagaimana amal
ibadahnya diterima dengan sebaik-baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa
diawasi oleh Allah, maka akan terus timbul dihatinya tuntutan untuk selalu meng
upgrade amal perbuatannya dari yang kurang baik menjadi yang baik, dari yang sudah
baik, terus berusaha untuk yang lebih baik demi diterimanya amal perbuatan mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang melakukan sholat, cukup dengn melakukan syarat
dan rukun sholat saja, tanpa harus khusu’ maupun khudu’. Orang itu sudah tidak
dituntut lagi kelak karena dia sudah melakukan kewajibannya walaupun hanya sebatas
menggugurkan kewajiban belaka. Beda dengan orang yang muhsin (ihsan), maka dia
akan melakukan sholat tersebut dengan sesempurna mungkin, dia tidak hanya
memperhatikan syarat dan rukun saja, melainkan adab dalam sholat, kekhusyu’an,
khudu’, dan hal-hal yang dapat menghalangi sampainya ibadah tersebut sampai kepada
hadroh sang kholiq.
Ihsan memiliki potensi untuk menjuhkan kita dari sifat buruk di hati atau bisa di
sebut penyakit hati seperti; sombong, riya’, hasud, dengki dan lain sebagainya. Ihsan
juga salah satu cara agar bagaimana Allah menerima ibadah-ibadah kita.
IV. Kesimpulan
Jadi betapa pentingnya Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya adalah pondasi menuju
kehidupan yang bahagia dan kekal karena ketiganya menentukan amal dan ibadah
manusia semasa hidupnya.
Ketiganya ibarat sebuah bangunan, Iman sebagai pondasi penyanggah dan
penguat suatu bangunan dan islam sebagai atap atau entitas yang ada di atasnya,
sehingga bila iman yang di ibaratkan pondasi rapuh dan mudah roboh maka islam pun
yang di ibaratkan atap akan jatuh, semua rukun-rukun islam dan kewajiban dalam islam
akan di tinggalkan.
Ihsan di ibaratkan hiasan yang mempercantik dan memperindah bangunan
tersebut dengan tujuan untuk menarik perhatian sang Kholik. Karena hidup di dunia
semata-semata untuk mencari keridhoan-Nya. Dengan cara mengimplementasikan
iman, islam dan ihsan dalam kehidupan Allah akan meridhoi kita.
Sekian pemaparan dari kami, mungkin dari pemaparan tentang iman, islam dan
ihsan yang kami berikan terdapat kekurangan dan kesalahan yang di sebabkan karena
terbatasnya pengetahuan kami.
Kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr Wb.