Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Agama Islam

Rizkya Aldini Dias Retnoe


047870912

Tugas 1
1. Konstruksi Pengertian iman dalam Al-Qur'an berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-Baqarah
(2) : 165), qalbu, mata dan telingan (QS. Al-A'raaf (7) :179).
a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
Jawaban :
QS. Al Baqarah (2) : 165
َ‫اس َم ۡن يَّتَّ ِخ ُذ ِم ۡن د ُۡو ِن هّٰللا ِ اَ ۡندَادًا ي ُِّحب ُّۡونَهُمۡ َكحُبِّ هّٰللا ِؕ َوالَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡ ٓوا اَ َش ُّد ُحبًّا هّٰلِّل ِ ؕ َولَ ۡو يَ َرى الَّ ِذ ۡين‬
ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِل‬
ِ ‫اب اَ َّن ۡالقُ َّوةَ ِ َج ِم ۡيعًا ۙ َّواَ َّن َ َش ِد ۡي ُد ۡال َع َذا‬
‫ب‬ َۙ ‫ظلَ ُم ۡ ٓوا اِ ۡذ يَ َر ۡونَ ۡال َع َذ‬
َ

Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zhalim itu melihat,
ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan
bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

i. Jelaskan Pengertian Hubban dalam ayat tersebut?


Berdasarkan redaksi ayat tersebut, iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub
artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif syadiid (sangat).
Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa.
Lillah artinya kepada atau terhadap Allah.
ii. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?
Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (attitude), yaitu kondisi mental
yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-
orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan
raganya untuk mewujudkan harapn atau kemauan yang di tuntut oleh Allah kepadanya.

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A'raaf (7) : 179 dengan teliti dan benar!
Jawaban :
QS. Al-A'raaf (7) : 179

ٓ
َ ‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَٓا ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
‫ك‬ ِ ‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَهُونَ بِهَا َولَهُ ْم َأ ْعي ٌُن اَّل يُ ْب‬
ٌ ‫صرُونَ بِهَا َولَهُ ْم َءا َذ‬ ‫ْأ‬
ِ ‫َولَقَ ْد َذ َر نَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّٓمنَ ْٱل ِجنِّ َوٱِإْل‬
َ‫ك هُ ُم ْٱل ٰ َغفِلُون‬ ٰ
َ ‫ضلُّ ۚ ُأ ۟ولَِئ‬
َ ‫كَٱَأْل ْن ٰ َع ِم بَلْ هُ ْم َأ‬

Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut !


Jawaban : Rukun (struktur) iman ada tugas aspek yaitu ; kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah
jika iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku.
Jika pengertian ini diterima, maka istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya,
atau pendirian yang konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan,
kemauan dan keterampilan.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut !
Jawaban : Jika didefinsikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu
keterpaduan antar kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh
Malaikat kepada Nabi Muhammad SAW. Ada 3 Aspek iman yaitu, pengetahuan, kemauan dan
kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah yang memiliki pengetahuan, kemauan dan
kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-Qur'an seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan
penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan
ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan Q.S. Qaaf (50) : 16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut kedua ayat tersebut!
Jawaban : Terjemahan QS. Ali-Imran (3) : 190-191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami
dari azab neraka.

Berdasarkan ayat diatas, mereka yang disebut Manusia Ulil albab senantiasa menggunakan
akalnya untuk mentadabburi, mengobservasi, memikirkan, menghayati, mengintropeksi akan
adanya sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah SWT.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat
tersebut!
Jawaban : Terjemahan QS. Qaaf (50) : 16
16. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Allah SWT mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu yang samar atau
tersembunyi bagi-Nya.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Jawaban : Hakikat kesepurnaan manusa menurut Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):
16 ialah Allah mnciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baik nya dan Allah menciptakan
siang malam agar manusia senantiasa tidak lalai dari perintah Allah melaikan Allah ciptakan siang
dan malam agar manusia senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apapun dan Allah
menegaskan bahwa Allah Maha tau bisikan hati manusia bahkan Allha lebih dekat dari pada urat
lehernya.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Jawaban : Secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi. Karena
itu untuk membantu pemahaman terminologis kita tentang masyarakat kita harus merujuk pada
sosiologi.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32
Jawaban : Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia untuk bersama
dengan orang, lalu terbentuklah hubungan sosial yang melahirkan aturan atau norma. Ada tiga
unsur pokok pembentuk masyarakat: individu-individu yang membangun kelompok, hubungan
sosial dan aturan.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!
Jawaban : Ketika Nabi mengubah kota Yatrsib menjadi Madinah pada waktu itu, maka Nabi
sebenarnya mendeklarasikan terbentuknya suatu masyarakat yang bebas dari kezaliman tirani
dan taat hanya kepada hukum dan aturan untuk kesejahteraan bersama.
Aturan dan hukum yang dimaksud itu tidak dibuat sewenang-wenang oleh penguasa akan tetapi
berdasarkan perjanjian (mitasq), kesepakatan (mu'ahadah), kontrak (akad) dan janji setia (bay')
yang seakar dengan bay'at mensyaratkan adanya saling rela antara penjual dan pembeli. Ini
berarati bahwa semua aturan dan hukum harus berdasarkan musyawarah diaman semua warga
merasa ikut memberikan gagasannya secara terbuka mengenai apa yang menjadi aspirasinya
yang kemudia diputuskan secara bersama. Karena itu, ketaatan dalam masyarakat madani
bersifat terbuka, rasional, kontraktual, dan transaksional, bukan pola ketaatan yang tertutup,
tidak rasional, tidak kritis dan bersifat hanya satu arah.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!


Jawaban :
i. Keadilan, berbicara tentang keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan
umum, Menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus
ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial dimana
manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya.
ii. Supermasi Hukum, keadilan seperti disebutkan diatas dipraktikkan dalam semua aspek
kehidupan. Dimulai dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yanga dil merupakan
amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak.
iii. Egalitarianisme (Persamaan), tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya bahwa
masyarakat madani tidak meilhat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll. melainkan
atas prestasi.
iv. Pluralisme, adalah sikap dimana kemajemukan merupakat sesuatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluarisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui
bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa
keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat Nya karena akan
memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka
ragam.
v. Pengawasan Sosiak, yang disebut dengan amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan
demi kebaikan bersama.

Sumber :
BMP Pendidikan Agama Islam Modul 1, 2 dan 3.

Anda mungkin juga menyukai