Anda di halaman 1dari 29

Nama : AMALIA PRESTI PARAMITA

NIM : 048309541
Prodi : Manajemen

TUGAS 1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyadu hubban (QS.Al-
Baqarah(2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS.Al-A`raaf (7): 179).

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS Al-Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

Jawab :
Dalam Al-quran terdapat sejumlah ayat, yang berbicara tentang iman diantaranya QS. Al-
Baqarah (2) : 165
‫ۗ وم َن النَّاس م ْن يَّتَّخ ُذ م ْن ُد ْون هّٰللا اَ ْن َدادًا يُّحب ُّْونَهُم َكحُبِّ هّٰللا‬
ِ ْ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ َ
َ ۙ ‫ظلَ ُم ْٓوا اِ ْذ يَ َر ْو َن ْال َع َذ‬
‫اب‬ َ ‫َوالَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ َش ُّد ُحبًّا هّٰلِّل ِ َۙولَ ْو يَ َرى الَّ ِذي َْن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِل‬
ِ ‫اَ َّن ْالقُ َّوةَ ِ َج ِم ْيعًا ۙ َّواَ َّن َ َش ِد ْي ُد ْال َع َذا‬
‫ب‬
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi andāday
yuḥibbụnahum kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi walau
yarallażīna ẓalamū iż yaraunal-'ażāba annal-quwwata lillāhi jamī'aw wa
annallāha syadīdul-'ażāb
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi andāday
yuḥibbụnahum kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi walau
yarallażīna ẓalamū iż yaraunal-'ażāba annal-quwwata lillāhi jamī'aw wa
annallāha syadīdul-'ażāb
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dnillāhi andāday yuibb nahumụḥụkaubbillāh,
wallażīna āmanū asyadduubbal lillāhi walau yarallażīnaalamū iżḥḥẓyaraunal-'ażāba annal-
quwwata lillāhi jamī'aw wa annallāha syadīdul-'ażāb

Artinya : Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandinganselain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orangyang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yangberbuat zalim
itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatanitu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya merekamenyesal).

Referensi: https://tafsirweb.com/644-quran-surat-al-baqarah-ayat-165.html

(i) Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


Jawab :

Hubban artinya cinta/kecintaan/kerinduan luar biasa. Asyaddu hubban berarti sikap


yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa.

(ii) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Jawab :

Berdasarkan ayat tersebut, iman identic dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya
kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlative syadiid (sangat). Assyadu
hubban berarti sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah
artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut teragambar bahwa iman adalah
sikap (attitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan kecenderungan atau
keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau
kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

Referensi : Modul MKDU4221 Edisi 2

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS.Al-A`Raaf (7) : 169 dengan teliti dan benar!

Jawab :

‫س لَهُ ْم قُلُ ْوبٌ اَّل يَ ْفقَه ُْو َن بِهَ ۖا‬ ‫ْأ‬


ِ ۖ ‫َولَقَ ْد َذ َر نَا لِ َجهَنَّ َم َكثِ ْيرًا ِّم َن ْال ِجنِّ َوااْل ِ ْن‬
‫ان اَّل يَ ْس َمع ُْو َن بِهَا‬ٌ ‫صر ُْو َن بِهَ ۖا َولَهُ ْم ٰا َذ‬ ِ ‫َولَهُ ْم اَ ْعي ٌُن اَّل يُ ْب‬
ۗ ‫ك هُ ُم ْال ٰغفِلُ ْو َن‬ ٰۤ ُ ‫اْل‬ ٰۤ ُ
‫ى‬
َ ِٕ ‫ول‬ ‫ا‬ ۗ ُّ‫ل‬ ‫ض‬ َ ‫ا‬ ‫م‬
َ ْ َ ِ َُ ‫ه‬ ْ‫ل‬‫ب‬ ‫ام‬‫ع‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ا‬‫ك‬َ ‫ك‬
َ ِٕ ‫ا‬
‫ى‬ ‫ول‬
Arab-Latin: Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā
yafqahụna bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna bihā, ulā`ika
kal-an'āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Referensi : https://tafsirweb.com/2633-surat-al-araf-ayat-179.html

c. Jelaskan pegertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A`raaf (7) :179
tersebut?

Jawab :

Berdasarkan tafsiran terebut diketahui, bahwa rukun (struktur) iman ada tiga aspek
yaitu : kalbu, lisan , dan perbuatan. Tepatlah jika iman didefinisikan dengan pendirian
yang diwujudkan dalam bentuk Bahasa dan perilaku. Jika perngertian ini diterima,
maka istilah iman identic dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang
konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan
keterampilan.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?

Jawab :

Dari ayat tersebut mendefinisikan bahwa iman adalah sikap (attitude) atau ucapan,
yaitu sikap yang menunjukkan kecintaan atau keinginan luar biasa terhadap Allah.
Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu
keterpaduan antara kalbu, ucapan, dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang
disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ada tiga aspek iman yaitu
pengetahuan, kemauan, dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah
yang memiliki pengetahuan , kemauan, dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran
Al-quran seperti yang dicontohkan Rasulullah.

Referensi : Modul MKDU4221 Edisi 2

2. Manusia berbeda dengan


makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
3. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
4. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
5. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
6. Q.S. Qaaf (50) : 16.
7. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
8. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
9. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
10. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
11. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
12. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
13. Q.S. Qaaf (50) : 16.
14. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
15. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
16. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
17. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
18. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
19. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
20. Q.S. Qaaf (50) : 16.
21. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
22. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
23. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
24. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
25. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
26. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
27. Q.S. Qaaf (50) : 16.
28. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
29. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
30. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
31. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
32. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
33. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
34. Q.S. Qaaf (50) : 16.
35. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
36. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
37. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
38. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
39. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
40. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
41. Q.S. Qaaf (50) : 16.
42. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
43. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
44. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
45. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
46. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
47. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
48. Q.S. Qaaf (50) : 16.
49. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
50. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
51. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
52. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
53. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
54. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
55. Q.S. Qaaf (50) : 16.
56. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
57. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
58. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
59. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
60. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
61. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
62. Q.S. Qaaf (50) : 16.
63. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
64. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
65. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
66. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
67. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
68. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
69. Q.S. Qaaf (50) : 16.
70. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
71. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
72. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
73. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
74. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
75. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
76. Q.S. Qaaf (50) : 16.
77. a. Tuliskan terjemah Q.S.
Ali-Imran (3) : 190-191 dan
jelaskan secara ringkas
hakikat
78. manusia menurut kedua
ayat tersebut!
79. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dari segi
fisik, non fisik dan
tujuan
80. penciptaannya. Namun,
kesempurnaan manusia
lebih ditekankan kepada
aspek non
81. fisik dan pencapaian
tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal
ini
82. diantaranya diisyaratkan
dalam kandungan ayat- ayat
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan
83. Q.S. Qaaf (50) : 16
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat QS. Ali –imran (3): 190-191 dan Q.S Qaaf (50) :
16.

a. Tuliskan terjemahan Q.S Ali-imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!

Jawab :

ِ َ‫ت ُأِّل ۟ولِى ٱَأْل ْل ٰب‬


‫ب‬ ٍ َ‫ار َل َءا ٰي‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ِ َ‫ف ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ْ ‫ِإ َّن فِى‬
ِ ‫خَل‬
‫ق‬ِ ‫ٱلَّ ِذينَ يَ ْذ ُكرُونَ ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِى خ َْل‬
َ ‫ض َربَّنَا َما خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا ٰبَ ِطاًل ُسب ٰ َْحنَكَ فَقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬ ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ِ ‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
Arab-Latin: inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb
(190), allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī
khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār
(191).

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190). Yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka (191).

Referensi : https://tafsirweb.com/37646-surat-ali-imran-ayat-190-191.html

Q.S Ali –Imran (3) : 190 – 191 menjelaskan bahwa Hakikat Manusia yaitu untuk
menggunakan akal, merenung, dan memikirkan atas penciptaan Allah baik yang ada
dilangit dan bumi maupun diaantaranya. Pada Q.S Ali Imran ayat 190 dijelaskan bahwa
tatanan langit dan bumi serta dalam bergantinya saiang dan malam secara teratur
sepanjang tahun menunjukkan keagungan Tuhan, kehebatan pengethuan dan kekuasaan-
Nya. Semua itu menjadi tanda kebesaran dan keagungan Allah SWT bagi orang yang
berpikir.
Sementara itu Q.S Ali Imran ayat 191 memberikan penjelasan pada orang- orang yang
cerdas dan brpikir tajam (ulul albab) yaitu orang yang berakal, selalu menggunakan
pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah. Ia selalu
engingat Allah (berdzikir) dalam keadaan apapun. Ayat ini menjelaskan bahwa ulul albab
ialah orang –oarang yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati. Dari
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa objek berdzikir adalah Allah, sedangkan objek
pikir ciptaan Allah berupa fenomena alam.

b. Tuliskan terjemahan Q.S Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!

Jawab :

‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ َونَ ْعلَ ُم َما تُ َوس ِْوسُ بِ ٖه نَ ْف ُسهٗ ۖ َونَحْ ُن اَ ْق َربُ اِلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْال َو ِر ْي ِد‬

Arab-Latin : Wa laqad khalaqnal insaana wa na'lamu maa tuwaswisu bihii nafsuhuu wa Nahnu
aqrabu ilaihi min hablil wariid

Artinya : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Dalam ayat ini Hakikat Manusia yang dimaksud adalah secara keseluruhan baik itu orang
beriman maupun orang kafir diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh
manusia dan tidak ada sesuatupun yang samara tau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh Allah
Maha Mengetahui keadan manusia walau yang paling tersembunyi sekalipun. Bisikan hati ini
(dalam Bahasa Arab) dinamakan hadisun nafsi. Bisikan hati tidak dimintai pertanggung jawaban
kecuali jika dikatakan atau dilakukan. Allah lebih dekat kepada manusia dari urat lehernya
sendiri. Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Sa'id bahwa Nabi saw
bersabda: Allah dekat kepada manusia (putra Adam) dalam empat keadaan; Ia lebih dekat
kepada manusia daripada urat lehernya. Ia seolah-olah dinding antara manusia dengan hatinya. Ia
memegang setiap binatang pada ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia dimana saja ia
berada. (Riwayat Ibnu Mardawaih)

Referensi: https://tafsirweb.com/9822-quran-surat-qaf-ayat-16.html

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


Jawab :

Hakikat kesempurnaan manusia menurut Q.S Ali Imran (3) : 190-191 dan Q.S Qaaf (50) :
16 ialah Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya dan Allah
menciptakan fenomena alam bukan agar manusia senantiasa tidak lalai dari perintah
Allah melainkan agar manusia senantiasa mengingat keberadaan Allah dalam keadaan
apapun dan Allah menegaskan bahwa Allah itu Maha Tau sekalipun bisikan hati manusia
yang tesembunyi.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk social, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat?

Jawab :

Sekelompok individu yang disebut masyarakat terbentuk disebabkan karena adanya


suatu hasrat yang bekaitan dengan perasaan dan pikiran yang memberi respon
terhadap lingkungan disekelilingnya, dimana didalam sitem tersebut masyarakat
saling berhubungan satu sama lainnya dalam bentuk suatu kesatuan. Terminologi
masyarakat pada umumnya merujuk pada sosiologi. Masyarakat meruapakan
pergaulan hidup, oleh karena itu manusia hidup bersama. Ahli sosiolog termasyhur,
Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat meruapakan kenyataan yang
obyektif secara mandiri, bebas dari individu yang merupakan anggotanya.
Kesimpulannya masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam
suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga membentuk
satu kesatuan.

Referensi : https://nasional.kompas.com/read/2022/03/09/01150061/pengertian-
masyarakat-menurut-para-ahli

b. Jelaskan asal usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam Q.S Al-Hujurat : 13 dan
Q.S Az-Zukhruf :32

Jawab :

Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun didalam proses kehidupan
selanjutnya, manusia membutuhkan manusia lain disekelilingnya. Ini menunjukkan
manusia adalah makhluk social yaitu makhluk yang hidup bersama.Keinginan
manusia untuk bersama dengan orang lain atau membutuhkan orang lain merupakan
fitrah. Untuk mewujudkan keinginan tersebut manusia harus melakukan interaksi
social dengan sesamanya. Dengan adanya pergaulan dan interaksi social maka akan
tercipta suatu pergaulan yaitu pembentukan masyarakat yang bermula dari fitrah
manusia untuk bersama dengan orang , lalu terbentuk hubungan social yang
melahirkan norma. Berdasarkan kedua ayat tersebut asal usul masyarakat sebagai
berikut :

- Surah Al-Hujurat ayat 13


 Sebelum membentuk masyarakat , manusia dibentuk terlebih dahulu
sebagai individu dari dua induk (laki-laki&perempuan)
 Kemudian masyarakat terdiri dari berbagai bangsa bangsa
 Didalam masyarakat juga terdapat berbagai latar belakang suku yang
berbeda yang bersatu dan berusha saling mengnal hingga tinggal bersama
sebagai satu kesatuan masyarakat.

- Surah Az-Zukhruf ayat 32


 Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang termasuk pendidikan,
keilmuwan, kekayaan, dan keahlian. Ada orang yang Allah berikah
pendidikan lebih tinggi, ilmu lebih banyak, kekayaan lebih banyak, keahlian
yang banyak. Hal ini bukan menjadikan dirinya individu , tetapi agar
membaur ke dalam masyarakat dan memberikan manfaat untuk sekitar.

Referensi : Modul MKDU4221 Edisi 2

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradap dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!

Jawab :

Masyarakat beradap dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil society


atau masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri, tetapi
keduanya, civil society dan masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama
sebagi sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran
ketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan social.
Prinsip masyarakat beradap dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan
soaial, egalitarisme, pluralism, supremasi hokum, dan pengawasan social. Keadilan
soaial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala
penindasan. Egilitarisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama,
suku,dll.Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya
secara tulussebagaisebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah
menempatkan hukum diatas segalanya dan menetapkan tanpa memandang atas dan
bawah.

Referensi : Modul MKDU4221 Edisi 2

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradap dan sejahtera!

Jawab :
1. Keadilan
Keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran islam. Setiap orang
muslim akan memperoleh hak dan kewajiban secara sama. Bersarkan pada
hakikat manusia yang derajatnya sama antara satu dengan yang lain. Dan yang
membedakan hanyalah tingkat ketaqwaan dari setiap mukmim tersebut.
Keadilan merupakan sunatullah dimana Allah menciptakan alam semsta ini
dengan prisip keseimbangan. Keadilan juga merupakan sikap yang paling
dekat dengan takwa.
2. Supremasi Hukum’
Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk
dilaksanakan kepada yang berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi
hokum itu maka kita harus menetapkan hokum kepada siapapun tanpa
pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita harus
berlaku adil. Hal ini diperjelas dalam Q.S Al-Maidah (8) dan Q.S An-Nisa
(58).
3. Egalitarisme (Persamaan)
Egalitarisme artinya persamaan , tidak mengenal system dinasti geneologis.
Artinya bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar
keturunan,ras,etnis,dll melainkan pretasi.Prinsip ini sendiri maka akan
terwujud keterbukaan dimana seluruh anggota msyarakat dalam menentukan
pimpinannya dan menentukan kebijakan-kebijakan public.
4. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap dimana kemajemukan meruapakan sesuatu yang harus
diterima sebagai bagian dari realitas objektif. Pluralisme merupakan suatu
sitem nilai atau pandangan yang mengakui keragaman didalam suatu bangsa.
Kesadaran pluralism itu diwujudkan untuk bersikap toleransi dan saling
menghormati diantara sesame anggota baik yang berbeda dalam hal
etnis,suku,bangsa, maupun gama.
5. Pengawasan social
Pengawalan social ini menjadi penting terutama ketika kekuatan baik
kekuatan uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng
sehingga perwujudan masyarakat beradap dan sejahtera hanya slogan semata.
Pengawasan social baik secara individu maupun lembaga meruapakan suatu
keharusan dalam usaha pemebentukan masyarakat beradab dan sejahtera.
Namun demikian pengawasan tersebut harus didasarkan atas prinsip fitrah
manusia senantiasa bersikap husnu al-dzan

Referensi : Modul MKDU4221 Edisi 2


Dari ayat tersebut tergambar
bahwa iman adalah sikap
(atitude) dan ucapan , yaitu
kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan
atau keinginan luar biasa
terhadap
Allah. Orang- orang yang
beriman kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau
kemauan yang dituntut oleh
Allah
kepadanya
Dari ayat tersebut tergambar
bahwa iman adalah sikap
(atitude) dan ucapan , yaitu
kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan
atau keinginan luar biasa
terhadap
Allah. Orang- orang yang
beriman kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau
kemauan yang dituntut oleh
Allah
kepadanya
Dari ayat tersebut tergambar
bahwa iman adalah sikap
(atitude) dan ucapan , yaitu
kondisi mental yang
menunjukkan kecenderungan
atau keinginan luar biasa
terhadap
Allah. Orang- orang yang
beriman kepada Allah berarti
orang yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau
kemauan yang dituntut oleh
Allah
kepadanya

Anda mungkin juga menyukai