Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama : Aditia Pratama Putra


NIM : 045067911
Assalamualaikum wr.wb
Yth,
Bapak/Ibu Tutor
Berikut soal dan jawaban yang telah saya kerjakan

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu


hubban (QS. Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf
(7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

(i) Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

(ii) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek
non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan Q.S. Qaaf (50) : 16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!


3, Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:


13 dan QS. Az-Zukhruf: 32

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang


masyarakat madani!

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!

Jawaban Tugas 1.

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. QS. Al- Baqarah (2) : 165

ۗ‫َو ِم َن الَّناِس َم ْن َّيَّتِخ ُذ ِم ْن ُد ْو ِن ِهّٰللا َاْنَد اًد ا ُّيِح ُّبْو َنُهْم َك ُحِّب ِهّٰللا‬
‫َو اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاَشُّد ُح ًّبا ِهّٰلِّلۙ َو َلْو َيَر ى اَّلِذ ْيَن َظَلُم ْٓو ا ِاْذ َيَر ْو َن اْلَع َذ اَۙب‬

‫َاَّن اْلُقَّو َة ِهّٰلِل َجِم ْيًعاۙ َّو َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلَع َذ اِب‬
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi andāday yuḥibbụnahum
kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi walau yarallażīna ẓalamū iż
yaraunal-'ażāba annal-quwwata lillāhi jamī'aw wa annallāha syadīdul-'ażāb

Terjemahan :

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang merek cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat
zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan
itu semuanya milik Allah bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka
menyesal).

(i) Asyaddu hubban berarti sikap yang menunjukan kecintaan atau kerinduan luar
biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Orang-orang yang beriman
kepada Allah berarti orang rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

(ii) Iman identik degan Asyaddu Hubban lillah. Artinya kecintaan atau kerinduan.
Asyaddu adalah kata superlatif syadiid (sangat). Asyaddu Hubban berarti sikap
yang menunjukan kecintaan dan kerinduaan yang luar biasa. Lillah artinya
kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah
sikap (attitude), yaitu kondisi mental yang menunjukan kecenderungan atau
keingin yang luar biasa terhadap Allah.
Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan
jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang di tuntut
oleh Allah kepadanya.

b. QS. Al-A’raaf (7):179

‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثْيًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُلْو ٌب اَّل َيْفَقُهْو َن ِبَهۖا‬
‫ۗا ُا ٰۤل‬
‫َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُر ْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُع ْو َن ِبَه و ِٕىَك‬
‫ِم‬ ‫َك اَاْلْنَع ا‬
‫ُل‬ ‫ْلٰغ‬ ‫ُا ٰۤل‬
‫َبْل ُهْم َاَض ُّل ۗ و ِٕىَك ُم ِف ْو َن‬
‫ا‬ ‫ُه‬

Arab-Latin: Wa laqad żara`nā


lijahannama kaṡīram minal-jinni
wal-insi lahum qulụbul
lā yafqahụna bihā wa lahum
a'yunul lā yubṣirụna bihā wa
lahum āżānul lā yasma'ụna
bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal hum
aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn
Arab-Latin: Wa laqad żara`nā
lijahannama kaṡīram minal-jinni
wal-insi lahum qulụbul
lā yafqahụna bihā wa lahum
a'yunul lā yubṣirụna bihā wa
lahum āżānul lā yasma'ụna
bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal hum
aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn
Arab-Latin: Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul
lā yafqahụna bihā wa lahum a'yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma'ụna
bihā, ulā`ika kal-an'āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Terjemahan:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak diperguankannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak diperguanakanya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.

c. “Iman adalah keterikatan antara kalbu, ucapan dan perilaku”.

d. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (attitude) dan ucapan,
yaitu kondisi mental yang menunjukan kecenderungan atau keinginan luar biasa
terhadap Allah. Orang-orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang
dituntut oleh Allah kepadanya Pengertian iman yang sesungguhnya adalah meliputi
aspek kalbu, ucapan dan perilaku.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan Q.S. Qaaf (50) : 16

a. Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191

‫ِإَّن ِفى َخ ْلِق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض َو ٱْخ ِتَٰل ِف ٱَّلْيِل َو ٱلَّنَهاِر َل َء اَٰي ٍت ُأِّل۟و ِلى ٱَأْلْلَٰب ِب‬

Arab-Latin: inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil


li`ulil-albāb

Terjemahan:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.

b. Q.S. Qaaf (50) : 16


‫َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن َو َنْع َلُم َم ا ُتَو ْس ِوُس ِبِهۦ َنْفُس ُهۥۖ َو َنْح ُن َأْقَر ُب ِإَلْيِه ِم ْن‬ ‫َو َلَقْد‬
‫ٱْلَو ِريِد‬ ‫َح ْبِل‬
Arab-Latin: Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa
naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd

Terjemahan:
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikian oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Tafsir Quran Surat Qaf Ayat 16 16. Dan kami telah menciptakan manusia dan
Kami mengetahui apa yang dibisikan oleh jiwanya berupa lintasan-lintasan dan
pemikiran-pemikiran, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat yang berada
di lehernya yang tersambung dengan jantungya.

c. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akan dan pikiran untuk
berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang
tidak dilakukan . Manusia bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) untuk diri mereka sendiri. Secara umum manusia sebagau
makhluk pribadi dan makhluk sosial, karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi
manusia perlu bantuan dari orang lain.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Terminologis dalam masyarakat artinya suatu konsep, gabungan yang digunakan


masyarakat untuk mencakup pembentukan suatu budaya. Pengertian
terminologis sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata, konsep, maupun
hal-hal tertentu yang dapat meberikan pemahaman bagi manusia.

QS. Al-Hujuraat: 13 dan


QS. Az- Zukhruf: 32
QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az- Zukhruf: 32
QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az- Zukhruf: 32
QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az- Zukhruf: 32
QS. Al-Hujuraat: 13 dan
QS. Az- Zukhruf: 32 QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-
Zukhruf: 32

b. QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-Zukhruf: 32

QS. Al-Hujuraat: 13

‫ٰٓي َاُّي َه ا الَّن اُس ِاَّن ا َخ َلْق ٰن ُك ْم ِّمْن َذ َك ٍر َّو ُاْن ٰث ى َو َج َع ْلٰن ُك ْم ُشُعْو ًبا‬
‫َّو َقَب ۤا ِٕىَل‬
‫ِلَت َع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِهّٰللا َاْت ٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْي ٌم َخ ِبْيٌر‬
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seseorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.

QS. Az-Zukhruf: 32

‫َاُهْم َيْقِس ُم ْو َن َر ْح َم َت َر ِّبَۗك َنْح ُن َقَسْم َنا َبْيَنُهْم َّمِع ْيَشَتُهْم ِفى‬
‫اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيۙا‬
‫َو َر َفْعَنا َبْع َض ُهْم َفْو َق َبْع ٍض َد َر ٰج ٍت ِّلَيَّتِخ َذ َبْع ُضُهْم َبْعًضا‬
‫ُس ْخ ِرًّياۗ َو َر ْح َم ُت‬
‫َر ِّبَك َخ ْيٌر ِّم َّم ا َيْج َم ُع ْو َن‬
Arab-Latin: A hum yaqsimụna raḥmata rabbik, naḥnu qasamnā bainahum
ma'īsyatahum fil-ḥayātid-dun-yā wa rafa'nā ba'ḍahum fauqa ba'ḍin darajātil
liyattakhiża ba'ḍuhum ba'ḍan sukhriyyā, wa raḥmatu rabbika khairum mimmā
yajma'ụn

Terjemahan:

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan


antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggalkan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sbegaian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

Tafsir Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 32 32. Apakah mereka yang membagi-bagikan
rahmat Rabbmu-wahai Rassul-sehingga mereka memberikanya kepada mereka
yang kehendaki dan menahannya dari yang mereka kehendaki? Kami-lah yang
membagi rezeki mereka di dunia dan Kami menjadikan di antara mereka ada
yang kaya dan ada yang miskin agar sebagian dari mereka memanfaatkan
sebagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu untuk hamba-hamba-Nya di Akhirat
lebih baik daripada harta dunia fana yang mereka kumpulkan
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang
masyarakat madani!

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kedua kata
tersebut memiliki arti sebagai berikut Masyarakat adalah sejumlah manusia
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama, sedangkan Madani adalah menjunjung tinggi nilai, norma, hukum
yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan tekhnologi yang berperadaban.

1. Menjunjung tinggi nilai


Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang dengan iman, ilmu,
dan tekhnologi. Itu artinya masyarakat madani hidup berdasarkan aturan-aturan
yang berlaku, seperti nilai, norma, dan hukum. Ketaatan tersebut dilandaskan
pada ilmu dan tekhnologi yang telah dipelajari dan dikembangkannya beserta
kekuatan iman atau keyakinannya kepada Sang Maha Pencipta.

2. Memiliki perabadan yang tinggi


Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada Sang Maha
Pencipta, masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka merupakan
manusia yang memiliki peradaban, yaitu beradab atau bertata krama. Selain
bertata krama terhadap Tuhan, tentunya juga bertata krama pada sesama
manusia.

3. Mengedepankan kesederajatan dan transparansi.


Ciri masyarakat madani dalam hal ini adalah mereka menganggap bahwa status
mereka sama, baik pria atau perempuan. Transparansi atau keterbukaan berarti
mereka menjalankan hidupnya harus dengan sikap jujur dan tidak perlu ada hal-
hal yang harus ditutupi sehingga menumbuhkan rasa saling percaya antar satu
sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat madani terdapat nuansa
demokrasi, di mana demokratisasi dapat diwujudkan dengan adanya fungsi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pers yang bebas, supremasi atau kekuasaan
tertinggi dalam hukum, partai politik, perguruan tinggi, dan toleransi.
Hal ini dikarenakan dalam masyarakat sosial memiliki kaitan dengan wacana kritik
rasional masyarakat yang secara eskplisit atau jelas mensyarakat munculnya
demokrasi. Sedemikian sehingga masyarakat madani hanya bisa dijamin di negara
yang menganut sistem demokrasi, seperti Indonesia. Demikianlah pendapat yang
disampaikan oleh Neera Candoke. Toleransi sebagaimana telah disinggung dalam
poin keempat di atas, memiliki artian bahwa kesedian individu atau perseorangan
untuk menerima pandangan, pendapat serta sikap yang berbeda mengenai politik
dan sosial. Toleransi yang demikian juga merupakan sikap yang dikembangkan
dalam masyarakat madani sebagai bentuk dari rasa saling menghargai dan
menghormati antar sesama, baik perorangan maupun kelompok terkait pendapat
dan sikap yang berbeda-beda.

4. Ruang publik yang bebas


Ruang public yang bebas atau dikenal dengan istilah free public
sphere merupakan wilayah yang memungkinkan masyarakat sebagai warga
negara untuk memiliki hak dan kewajiban warga negara melalui akses penuh
terhadap kegiatan politik, menyampaikan pendapat dengan status orang yang
merdeka (yang berarti bebas), berserikat atau bekerjasama, berkumpul serta
mempublikasikan pendapat dan informasi kepada publik atau masyarakat luas.
5. Supremasi hukum
Supremasi hukum atau dalam KBBI diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam
hukum memiliki arti bahwa terdapat jaminan terciptanya keadilan yang bisa
dicapai bila menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi dalam sebuah
negara. Tentu keadilan tersebut akan tercipta apabila hukum diberlakukan secara
netral, dalam artian tidak adanya pengecualian untuk memperoleh suatu
kebenaran atas nama hukum.

6. Keadilan sosial
Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu keseimbangan dan pembagian
yang proporsional atau sesuai antara hak dan kewajiban antar warga dan negara
yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Artinya seorang warga negara memiliki
hak dan kewajiban terhadap negaranya. Begitupula pula sebuah negara juga
memiliki hak dan kewajiban atas warganya. Yang mana hak dan kewajiban
tersebut memiliki porsi atau ukuran yang sama sehingga berimbang. Plural atau
keberagaman pasti akan terjadi dalam kalangan masyarakat terlebih dalam suatu
negara yang merupakan kesatuan atau kumpulan dari berbagai kelompok
masyarakat, terlepas dari masyarakat asli maupun pendatang yang menutuskan
untuk tinggal di dalamnya.
Sedemikian sehingga yang dimaksud dengan pluralisme adalah sebuah sikap
menerima dan mengakui fakta serta tulus bahwa masyarakat itu bersifat
majemuk atau beragam dan dapat menjadi penyebab terciptanya masyarakat
majemuk dan multikultural. Mulai dari kebiasaan, nilai norma, dan
kebudayaannya, seperti contohnya Negara kita sendiri, yaitu Indonesia. Banyak
sekali keragaman masyarakat, mulai dari bahasa, suku, agama, etnis, dan
budayanya. Sebagai masyarakat madani, tentunya sikap tersebut, yaitu pluralisme
harus dimiliki dan dijaga serta berkeyakinan bahwa keberagaman itu bernilai
positif yang dirahmatkan oleh Sang Maha Pencipta.
7. Partisipasi sosial
Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu cara untuk menjalin
hubungan dan kerjasama antar individu maupun kelompok untuk mencapai
sebuah tujuan tertentu. Partisipasi sosial yang bersih tanpa rekayasa merupakan
awal yang baik untuk menciptakan masyarakat madani. Hal ini bisa saja terjadi
apabila terdapat nuansa yang memungkinkan otonomi (hak dan kewajiban)
individu terjaga dengan baik. Artinya dalam masyarakat madani harus seimbang
antara hak dan kewajibannya sesama individu. Sedemikian sehingga tercipta
keadilan sosial atau social justice sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada
poin kedelapan.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!
Jawab :
Masyarakat Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
negara lainnya.
Karakteristik tersebut diantaranya adalah:
(1) Pluralistik/keberagaman,
(2) sikap saling pengertian antara sesama anggota masyarakat,
(3) toleransi yang tinggi dan
(4) memiliki sanksi moral

Anda mungkin juga menyukai