Anda di halaman 1dari 6

Nama : PRAMESTA FEBRA ARDIKA

NIM : 042417333

TUGAS 1 – PENDIDIKAN AGAMA

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

QS. Al-Baqarah (2) : 165.

ِّ‫اس َمنْ َّي َّت ِخ ُذ ِمنْ ُد ْو ِن هّٰللا ِ اَ ْندَ ا ًدا ُّي ِحب ُّْو َن ُه ْم َكحُب‬ ِ ‫َو ِم َن ال َّن‬
‫هّٰللا ِ ۗ َوالَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اَ َش ُّد ُح ًّبا هّٰلِّل ِ َۙو َل ْو َي َرى الَّ ِذي َْن َظ َلم ُْٓوا ِا ْذ‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰلِل‬
‫ب‬
ِ َ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ع‬‫ال‬ْ ‫د‬ُ ْ
‫ي‬ ‫د‬‫ش‬َ
ِ َ َّ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ۙو‬
َّ ‫ا‬ ً
‫ع‬ ْ
‫ي‬ ِ َ ِ ‫اب اَنَّ ْالقُ َّو َة‬
‫م‬ ‫ج‬ َ ۙ ‫َي َر ْو َن ْال َع َذ‬
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan,
yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka
melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah
sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).”

(i) Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Berdasarkan ayat tersebut, iman hampir mirip dengan kalimat assyhaddu


hubban. Hubban yang berasal dari kata dasar Hub, yang artinya kerinduan atau
kecintaan. Assyhaddu merupakan kata superlatif dari kata syadiid, yang artinya
sangat. Sehingga, assyhaddu hubban berarti bersikap untuk menunjukan kerinduan
dan kecintaan yang sangat luar biasa.

(ii) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Berdasarkan ayat tersebut, iman dijelaskan lebih ke arah sikap (attitude),


sehingga hal tersebut mencerminkan kondisi mental yang menunjukan kecenderungan
atau keinginan yang luar biasa terhadap Allah. Orang beriman kepada Allah berarti
orang-orang yang rela dan siap untuk mengorbankan jiwa dan raganya untuk
mewujudkan keinginan atau harapan yang ditentukan oleh Allah.
b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7) : 179 dengan teliti dan benar!

QS. Al A’raaf (7) : 179.

‫ب اَّل َي ْف َقه ُْو َن‬ٌ ‫س َل ُه ْم قُلُ ْو‬ ِۖ ‫َو َل َق ْد َذ َر ْأ َنا لِ َج َه َّن َم َك ِثيْرً ا م َِّن ْال ِجنِّ َوااْل ِ ْن‬
‫ان اَّل َيسْ َمع ُْو َن ِب َه ۗا‬ ٌ ‫ْصر ُْو َن ِب َه ۖا َو َل ُه ْم ٰا َذ‬ِ ‫ِب َه ۖا َو َل ُه ْم اَعْ ي ٌُن اَّل ُيب‬
ُ ٰ ْ ٰۤ ُ ْ ‫اْل‬ ٰۤ ُ
‫ك ُه ُم الغ ِفل ْو َن‬ َ
َ ‫ك كا ن َع ِام َب ْل ُه ْم ا‬
َ ‫ض ُّل ۗ اول ِِٕ;ٕى‬ َ َ َ ‫اول ِِٕ;ٕى‬
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah.”

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
tersebut?

Berdasarkan ayat tersebut, diketahui bahwa iman memiliki rukun (struktur) yang
terdiri dari 3 aspek, yaitu, kalbu, lisan, dan perbuatan. Dengan begitu, iman memiliki definisi
sebagai pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa(ucapan) dan perilaku(perbuatan).
Sehingga, pengertian iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian
yang konsisten. Jadi, orang yang beriman pada dasarnya adalah orang yang memiliki
kecerdasan, kemauan, keterampilan.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

Iman kepada Allah berarti sikap seseorang yang rela berkorban jiwa dan raga demi
memenuhi harapan Allah sebagai hambanya. Iman tersebut dicerminkan dari pendirian
seseorang yang diwujudkan melalui cara bicara dan perilakunya. Sehingga, beriman bukan
sebatas hanya merasa rela berkorban kepada-Nya, namun harus disertai dengan perbuatan dan
ucapan sebagai orang yang beriman. Karena pada dasarnya, manusia yang beriman kepada
Allah, memiliki kecerdasan, kemauan, dan keterampilan.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan
Q.S. Qaaf (50) : 16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut kedua ayat tersebut!

QS. Ali Imran (3) : 190

ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْل َبا‬


‫ب‬ ِ ‫اخ ِتاَل فِ اللَّي ِْل َوال َّن َه‬
ٍ ‫ار آَل َيا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫إِنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

QS. Ali Imran (3) : 191

ِ ْ‫ت َواأْل َر‬


‫ض‬ ;ِ ‫ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬ َ ‫ِين َي ْذ ُكر‬
ِ ‫ُون هَّللا َ قِ َيامًا َوقُعُو ًدا َو َع َل ٰى ُج ُن‬ َ ‫الَّذ‬
‫ار‬ ِ ‫اب ال َّن‬ ;َ ‫ك َف ِق َنا َع َذ‬َ ‫ت ٰ َه َذا بَاطِ اًل ُسب َْحا َن‬َ ‫َر َّب َنا َما َخ َل ْق‬
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”

Berdasarkan ayat tersebut, manusia diciptakan untuk selalu mengingat Allah dalam
setiap aktivitasnya. Selain itu, ayat tersebut mengandung makna bahwa orang yang berakal
(Ulul albab) adalah manusia yang melakukan kedua hal, yaitu tafakkur yang artinya yakin
memikirkan (ciptaan Allah) dan tadzkkur yang artinya mengingat (Allah). Ulul albab,
merupakan sosok seorang manusia yang selalu memikirkan segala keadaan berbagai
fenomena yang terjadi di semesta ini, baik yang terjadi di langit maupun di bumi, serta saat
pergantian siang dan malam, dan selalu beribadah kepada Allah dalam setiap keadaan.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut ayat tersebut!

QS. Qaaf (50) : 16

ُ‫ان َو َنعْ َل ُم َما ُت َوسْ ِوسُ ِبهٖ َن ْفس ُٗه َۖو َنحْ ن‬ َ ‫َو َل َق ْد َخ َل ْق َنا ااْل ِ ْن َس‬
‫اَ ْق َربُ ِا َل ْي ِه ِمنْ َحب ِْل ْال َو ِر ْي ِد‬
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Berdasarkan ayat tersebut, hakikat manusia diciptakan oleh Allah agar manusia dapat
selalu merasakan pengawasan Allah yang selalu mengetahui isi hati manusia. Sehingga,
manusia merasakan malu saat hendak ingin melakukan dosa maksiat karena senantiasa dilihat
oleh-Nya. Selain itu ada malaikat yang selalu bekerja mencatat amal kebaikan dan keburukan
manusia. Manusia tidak bisa menyembunyikan dan membisikan apa isi hati mereka, karena
Allah maha mengetahui semuanya, dan Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat
lehernya dengan ketinggian Dzat-nya.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Hakikat kesempurnaan manusia berdasarkan ayat tersebut adalah, manusia diciptakan


untuk selalu mengingat penciptanya yaitu Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam keadaan
senang maupun berduka, manusia harus selalu ingat kepada Allah, dan yakin bahwa Allah
Maha Mengetahui segalanya. Dengan begitu, manusia mustahil untuk mampu
menyembunyikan isi hatinya kepada Allah. Karena Allah lebih dekat kepada manusia
daripada urat lehernya.

3. Manusia dari sisi perwujudanya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Masyarakat merupakan manusia yang bergaul satu sama lain, sehingga para manusia
itu hidup bersama yang membentuk suatu sistem yang disebabkan dari hubungan antar
anggotanya. Sehingga, masyarakat tidak hanya dipandang dari sebatas kumpulan individu
atau penjumlahan dari individu-individu semata. Dengan kata lain, masyarakat merupakan
manusia yang hidup bersama yang membentuk suatu sistem dari hubungan antar manusia
satu dengan lainnya.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13


dan QS. Az-Zukhruf: 32

Berdasarkan kedua ayat tersebut, manusia dilahirkan hanya seorang diri saja, namun
pada saat sudah memasuki kehidupannya dan beranjak dewasa, manusia pasti memerlukan
manusia lain. Sehingga manusia dijuluki sebagai makhluk sosial, dan kehidupannya
bergantung juga pada kehidupan manusia. Kebutuhan manusia yang membutuhkan bantuan
manusia lain merupakan fitrah. Fitrah merupakan suatu hal yang diberikan oleh pencipta
manusia yaitu Allah SWT. kepada manusia bersamaan saat proses penciptaan. Sehingga,
keinginan untuk hidup bersama tersebut, merupakan suatu hal yang pasti dimiliki oleh setiap
manusia. Jadi, asal usul pembentukan manusia, terbentuk dari kodrat kehidupan manusia
yaitu saling membutuhkan satu sama lain. Pada akhirnya mereka berkumpul dan saling
membantu sesama, dan terbentuklah kumpulan manusia, yang disertai dengan kententuan-
kententuan sosial dan aturan yang berlaku, sehingga kehidupan perkumpulan manusia
tersebut dapat berjalan dengan teratur dan tentram.
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani!

Masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani, memiliki
kriteria yang sudah dideklarasikan oleh Nabi Muhammad. Kriteria yang dimaksud adalah
masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat
kepada perintah-Nya. Taat kepada Allah merupakan semangat ketuhanan yang diwujudkan
dengan membangun hubungan yang baik dengan Allah dan manusia, yang tentunya harus
dilandasi dengan budi yang luhur dan akhlak mulia. Kesimpulannya, masyarakat yang
madani adalah masyarakat yang berbudi luhur mengacu kepada kehidupan masyarakat
berkualitas dan beradab.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

Masyarakat madani pada hakikatnya adalah sebuah masyarakat berperadaban yang


disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan untuk kebaikan bersama. Untuk menciptakan
masyarakat madani, beberapa prinsip harus ditegakkan, antara lain,

- Keadilan. Keadilan merupakan suatu hal yang dianjurkan di dalam Al-Quran, yang
memiliki pola pikir dengan prinsip seimbang, dan sama rata. Sama seperti saat Allah
SWT menciptakan alam semesta ini menggunakan prinsip keadilan dan
keseimbangan, yang mana hal tersebut merupakan hukum jagat raya. Dan hal ini
sudah jelas diekspresikan di QS. Al-Takaatsur : 1-8.

- Supremasi hukum. Supremasi hukum merupakan suatu aturan tertinggi yang harus
ditaati oleh pelaksana hukum(manusia), agar lingkungan tetap teratur dan tertata.
Dalam menegakkan hukum juga harus bersifat adil bagi setiap manusia. Sehingga,
tidak menimbulkan munculnya pelanggar hukum yang merasa hukum tersebut tidak
adil baginya. Dan hal tersebut akan mengantarkan suatu bangsa menuju kehancuran,
karena tidak menegakkan hukum dengan adil. Seperti yang dinyatakan di QS. An-
Nisaa': 58.

- Egalitarianisme(persamaan). Egalitarianisme artinya adalah persamaan, dengan


kata lain masyarakat tidak memandang keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dan
sebagainya, melainkan berdasarkan prestasi(diIslam disebut dengan takwa). Hal
tersebut dinyatakan di QS. Al-Hujuraat : 13.

- Pluralisme. Pluralisme merupakan sikap dimana masyarakat mengakui adanya


kepluralan didalam kehidupan bermasyarakat serta menyikapi dengan tulus hal
tersebut bahwa keberagaman itu juga merupakan karunia dari Allah SWT dan rahmat-
Nya. Dan juga hal tersebut dapat memperkaya budaya melalui interaksi dinamis
dengan adanya pertukaran antar budaya yang beranekaragama. Sehingga, hal tersebut
dapat mewujudkan sikap toleransi dan saling menghormati di dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal ini dinyatakan dalam QS. Yunus : 99.

- Pengawasan Sosial. Pengawasan sosial merupakan suatu keharusan dalam usaha


pembentukan masyarakat yang lebih beradab dan sejahtera. Tentunya penerapan
tersebut berdasarkan dengan prinsip fitrah manusia baik sehingga senantiasa bersikap
husnu al-adzan. Hal ini dinyatakan dalam QS. Al-'Ashr : 1-3.

Sumber referensi:

- Al- Qur’ân al- Karîm

- MKDU4221 – Pendidikan Agama Islam (Modul 1-3)

Anda mungkin juga menyukai