Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dyah Puji Utami

NIM : 042234203

UPBJJ UT : JEMBER

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.


Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

‫ِين َظلَم ُٓو ۟ا إِ ْذ‬


َ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا أَ َش ُّد ُح ًّبا هَّلِّل ِ ۗ َولَ ْو َي َرى ٱلَّذ‬
َ ‫ون ٱهَّلل ِ أَندَ ا ًدا ُي ِحبُّو َن ُه ْم َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّذ‬
ِ ‫اس َمن َي َّتخ ُِذ مِن ُد‬ ِ ‫َوم َِن ٱل َّن‬
ِ ‫اب أَنَّ ْٱلقُوَّ َة هَّلِل ِ َجمِيعًا َوأَنَّ ٱهَّلل َ َشدِي ُد ْٱل َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫َي َر ْو َن ْٱل َع َذ‬

Artinya : Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai
tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat
besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika
mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa
Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

(i) Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Hubban artinya kecintaan atau kerinduan.

(ii) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Orang-orang yang beriman selain kepada Allah maka mereka akan melihat
azab pada hari kiamat dan mereka akan menyesal.

b. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

َ ‫ُون ِب َها َولَ ُه ْم أَعْ يُنٌ اَّل ُيبْصِ ر‬ ْ


‫ُون ِب َها َولَ ُه ْم َء َاذانٌ اَّل‬ َ ‫نس ۖ لَ ُه ْم قُلُوبٌ اَّل َي ْف َقه‬
ٓ ِ ِ ‫َولَ َق ْد َذ َرأ َنا ل َِج َه َّن َم ٓ َك ِثيرً ا م َِّن ْٱل ِجنِّ َوٱإْل‬
‫ون‬ َ ‫ض ُّل ۚ أ ُ ۟و ٰلَئ‬
َ ُ‫ِك ُه ُم ْٱل ٰ َغ ِفل‬ َ ‫ُون ِب َهٓا ۚ أ ُ ۟و ٰلَ ِئ‬
َ َ‫ك َكٱأْل َ ْن ٰ َع ِم َب ْل ُه ْم أ‬ َ ‫َيسْ َمع‬

Artinya : Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lengah.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf
(7):179 tersebut?

Berdasarkan ayat tersebut, iman didefinisikan dengan pendirian yang diwujudkan


dalam bentuk bahasa dan perilaku. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki
kecerdasan, kemauan dan keterampilan. Sebaliknya, orang yang tidak beriman tak
ubahnya binatang ternak, bahkan lebih sesat.

d. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat
tersebut?

Iman adalah sikap atau atau attitude yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luarbiasa terhadap Allah. Orang-orang yang beriman
kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk mewujudkan
harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya. Serta mereka yang
beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan dan keterampilan.
Sebaliknya, orang yang tidak beriman tak ubahnya binatang ternak, bahkan lebih
sesat.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek
non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191
dan Q.S. Qaaf (50) : 16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas
hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Allah SWT  mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi.
Dia mengarahkan agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan
pergantian antara siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda
kebesaran Allah. Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka manusia harus
selalu berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!
Artinya : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Allah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya, apa
yang manusia pikirkan, karena Allah lebih dekat kepadanya daripada urat yang
berada di lehernya.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Pada hakikatnya manusia tidak hanya memiliki kelengkapan hanya dari wujud fisik
saja, tetapi juga dari non fisik yang justru tudak dimiliki makhluk lainnya. Seperti ruh
dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah
diri serta mengabdi yang meripakan mekanisme kejiwaan manusia sebagai makhluk
Allah.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran
pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat:


13 dan QS. Az-Zukhruf: 32

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, karena manusia membutuhkan


manusia lain di sekelilingnya untuk menjalankan kehidupan bermasyarakatnya.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang


masyarakat madani!

Masyarakat madani yang beradab dan sejahtera adalah masyarakat yang adil, terbuka,
dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!

1) Keadilan
Menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus
ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial
dimana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah
di mana Allah menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan. Dalam Al Qur’an keadilan disebut sebagai hukum keseimbangan yang
menjadi hukum jagad raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan
takwa. Karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh Al Qur’an.

2) supremasi hukum

Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk


dilaksanakan kepada yang berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu
maka kita harus menetapkan hukum pada siapapun tanpa pandang bulu, bahkan pada
orang yang kita benci sekalipun kita harus tetap berlaku adil.

3) egalitarianisme (persamaan)

Egalitarianisme artinya persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya


adalah bahwa Masyarakat Madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras,
etnis, dan sebagainya. Melainkan atas prestasi. Karena semua warga masyarakat
dihargai bukan atas dasar geneologis melainkan atas dasar prestasi.

4) Pluralisme

Pluralism adalah sikap di mana kemajemukan merupakan suatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralism yang dimaksud tidak sebatas
mengakui bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap
yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya
karena akan memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran
budaya yang beraneka ragam itu.

5) Pengawasan sosial

Karena manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang dilakukan bukan
karena inheren di dalam dirinya akan tetapi lebih disebabkan oleh factor-faktor luar
yang mempengaruhinya. Karena itu agar manusia dan warga tetap berada dalam
kebaikan sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan sosial.

Anda mungkin juga menyukai