Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1 PAI

Nama : Moh. Dafa’ El Huda


NIM : 047889812
Prodi : Manajemen

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan


asyaddu hubban (QS. Al-Baqarah (2):165), qalbu, mata, dan telinga (QS.
Al-A’raaf (7):179).

Jawab :

a.) QS. Al- Baqarah (2) : 165

‫ِين َظلَم ُٓو ۟ا ِإ ْذ‬


َ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا َأ َش ُّد ُح ًّبا هَّلِّل ِ ۗ َولَ ْو َي َرى ٱلَّذ‬
َ ‫ون ٱهَّلل ِ َأندَ ا ًدا ُي ِحبُّو َن ُه ْم َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّذ‬
ِ ‫اس َمن َي َّتخ ُِذ مِن ُد‬
ِ ‫َوم َِن ٱل َّن‬
ِ ‫اب َأنَّ ْٱلقُوَّ َة هَّلِل ِ َجمِيعً ا َوَأنَّ ٱهَّلل َ َشدِي ُد ْٱل َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫َي َر ْو َن ْٱل َع َذ‬

Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-


tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).

Referensi : https://tafsirweb.com/644-surat-al-baqarah-ayat-165.html

b.) Jelaskan pengertian Hubban dalam ayat tersebut?

Asyaddu hubban lillah, hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu


hubban berarti sikap yang menunjukan kecintaan atau kerinduaan luar biasa.
Lillah artinya kepada atau terhadap Allah dari ayat tersebut tergambar bahwa
iman adalah sikap atau attitude yaitu kondisi mental yang menunjukan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang orang yang
beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan
raganya untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah
kepadanya.
c.) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Dalam QS. Al-Baqarah (2) :165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh
karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran
Allah, yaitu Al-Quran menurut Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang
dikehendaki Allah, menjadi kehendak orang yang beriman, sehingga dapat
menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau perlu
mempertaruhkan nyawa. Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani,
iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Imanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun
billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan
atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga
dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

d.) QS. Al-A'raf (7):179

َ ‫ُون ِب َها َولَ ُه ْم َأعْ يُنٌ اَّل ُيبْصِ ر‬ ‫ْأ‬


‫ُون ِب َها َولَ ُه ْم َءا َذانٌ اَّل‬ ِ ‫َولَ َق ْد َذ َر َنا ل َِج َه َّن َم َكثِيرً ا م َِّن ْٱل ِجنِّ َوٱِإْل‬
َ ‫نس ۖ لَ ُه ْم قُلُوبٌ اَّل َي ْف َقه‬
ٓ ٓ
َ ُ ‫ك ُه ُم ْٱل ٰ َغفِل‬
‫ون‬ َ ‫ض ُّل ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬ َ َ‫ُون ِب َهٓا ۚ ُأ ۟و ٰل‬
َ ‫ِئك َكٱَأْل ْن ٰ َع ِم َب ْل ُه ْم َأ‬ َ ‫َيسْ َمع‬

Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)


kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Referensi : https://tafsirweb.com/37108-surat-al-araf.html

e.) Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-
A'raf (7):179 tersebut?

Menurut QS. Al-A'raf Ayat 179 Iman kepada Allah adalah meyakini dengan
hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh
indera yang ada.
f.) Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari
kedua ayat tersebut?

Dari surat Al-A’raf ayat 179 dan QS. Al-Baqarah:165 dapat disimpulkan
hakikat/inti keimanan ditunjukkan oleh rasa cinta yang tinggi kepada Allah
SWT. Kecintaan tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu dengan mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Manusia yang beriman juga memanfaatkan karunia Allah (hati, mata, dan
telinga) sebaik-baiknya untuk mengerjakan syariat agama. Tidak hanya itu,
manusia yang beriman kepada Allah juga tunduk dan takut akan azab dari
Allah.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan
tujuan penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan
kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut
daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan
ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.

Jawab :

a.) Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara
ringkas hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

1. Terjemahan :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (190)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(191)

2. Hakikat manusia menurut kedua ayat diatas

Yakni orang-orang yang dapat menggunakan akal dan logikanya dengan baik
dan benar untuk mengenal lebih dalam siapakah Allah, mengetahui
keagungan-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, dan kekuasaan-Nya
melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum syari’ah yang ditetapkan-
Nya, atau dapat disebut juga dengan (Ulul Albab).
b.) Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50):16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut !

1. Terjemahan :
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya.” (16)

2. Hakikat manusia menurut ayat diatas


Dalam ayat diatas Allah menekankan bahwasannya Allah lebih mengetahui
tujuan penciptaan manusia daripada manusia itu sendiri. Tidak ada sesuatu
pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya, karena Allah adalah yang maha
kuasa atas segala ciptaanNYA.
Hal ini menyeru manusia untuk selalu muraqabah terhadap Pencipta yang
mengetahui hati dan batinnya, yang lebih dekat kepadanya dalam berbagai
keadaannya sehingga manusia akan merasa malu ketika Allah melihatnya
melakukan yang dilarang atau tidak melaksanakan yang diperintahkan.

c.) Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat


tersebut!

Dari QS. Ali-Imran ayat 190-191 dan QS. Qaaf ayat 16, bisa kita simpulkan
bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai
makhluk yang sempurna.
Manusia mempunyai tujuan mulia untuk hidupnya di dunia, yaitu beribadah
kepada Allah dan berjuang untuk kemaslahatan sesama. Serta sebagai
manusia, kita perlu mengimani firman Allah tersebut dan
menginternalisasikannya dengan senantiasa berusaha menjadi manusia yang
bermanfaat.
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat
tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama
dalam suatu masyarakat.
Jawab :

a.) Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


Pengertian terminologis sendiri adalah suatu penjelasan atas istilah, kata,
konsep, maupun hal-hal tertentu yang dapat memberikan pemahaman bagi
manusia. Terminologis masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki
hubungan erat yang disebabkan oleh kesamaan dalam sistem, tradisi,
pemufakatan dan hukum yang mengarah kepada kehidupan yang kolektif
dimana di dalam sistem tersebut masyarakat saling berhubungan satu sama
lainnya dalam bentuk suatu kesatuan.

b.) Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-
Hujurat :13 dan QS. Az-Zukhruf :32

1. Surat Al Hujurat ayat 13:


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ُ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
● َ َّ‫ارفُ ْو ۚا اِنَّ اَ ْك َر َم ُك ْم عِ ْندَ ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗ اِن‬
َ ‫شع ُْوبًا َّو َق َب ۤا ِٕى َل لِ َت َع‬
‫َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر‬

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."

2. Surat Az Zukhruf ayat 32:


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
‫ت لِّ َي َّت ِخ َذ‬
ٍ ‫ض د ََر ٰج‬ َ ْ‫ِّك َنحْ نُ َق َسمْ َنا َب ْي َن ُه ْم َّم ِع ْي َش َت ُه ْم فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْن َي ۙا َو َر َفعْ َنا َبع‬
ٍ ْ‫ض ُه ْم َف ْو َق َبع‬ َ ۗ ‫ت َرب‬
َ ‫اَ ُه ْم َي ْقسِ م ُْو َن َرحْ َم‬
‫ِّك َخ ْي ٌر ِّممَّا َيجْ َمع ُْو َن‬
َ ‫ت َرب‬ ُ ‫ضا س ُْخ ِر ًّيا ۗ َو َرحْ َم‬ ً ْ‫ض ُه ْم َبع‬ ُ ْ‫َبع‬
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang
menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

Dari kedua ayat tersebut maka asal usul masyarakat menurut fitrah
manusia adalah sebagai berikut:

● Allah Subhanahu wa ta'ala pada awalnya menciptakan manusia dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan. Yang dimaksud disini adalah
Nabi Adam dan Hawa.
● Kemudian Allah jadikan berbangsa bangsa dan bersuku suku yaitu
menjadi sebuah masyarakat. Untuk bisa saling mengenal.
● Namun suku-suku ini tidak ada manfaatnya di sisi Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Karena sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa.
● Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang termasuk pendidikan,
keilmuan, kekayaan, dan keahlian. Ada orang-orang yang Allah berikan
pendidikan lebih tinggi, ilmu lebih banyak, kekayaan lebih banyak, dan
keahlian yang lebih banyak. Hal ini bukan menjadikan dirinya individual,
tetapi agar membaur ke dalam masyarakat dan memberikan manfaat
untuk sekitar seperti untuk membantu orang lain yang lebih
membutuhkan contohnya berbagi ilmu, berbagi sedekah, dan berbagi
keahlian kepada sesama.

c.) Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut


pandang masyarakat madani!

Jawab :

Masyarakat beradab dan sejahtera dapat dikonseptualisasikan sebagai civil


society atau masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah
sendiri, tetapi keduanya, civil society dan masyarakat beradab merujuk pada
semangat yang sama sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka,
demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang
diimplementasikan dalam kehidupan sosial.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, berikut adalah penjelasan


mengenai ciri-ciri masyarakat madani :

● Memiliki ruang publik yang bebas sebagai sarana mengemukakan


pendapat.
● Mempunyai Peradaban yang Tinggi Sebagai manusia yang mempunyai
keyakinan serta keimanan yang kuat kepada Tuhan Sang Pencipta,
Dimana mereka memiliki adab yang baik dan bertata krama. Selain itu,
mereka juga mempunyai tata krama kepada sesama manusia serta
Tuhannya.
● Masyarakat berlaku demokratis di dalam kehidupan bermasyarakatnya
serta tidak membedakan suku, ras, dan agama dari suatu individu atau
kelompok.
● Bersikap toleran dengan saling menghormati dan menghargai suatu
kegiatan yang dilakukan orang lain, misalnya kegiatan agama.
● Adanya pluralisme, atau menerima serta mengakui adanya perbedaan
di dalam suatu masyarakat seperti suku, agama, ras, dan lainnya.
● Keadilan sosial yaitu adanya kesetaraan antara hak dan kewajiban
setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek dari kehidupan.

d.) Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab


dan sejahtera!

Untuk membangun masyarakat madani yang beradab dan sejahtera, terdapat


beberapa prinsip yang perlu dimiliki suatu masyarakat, yaitu:

● Keadilan

Jika berbicara tentang keadilan, maka tak akan lepas dari kesejahteraan
umum. Keadilan harus ditegakkan oleh setiap manusia sebagai pelaksanaan
dari perjanjian paling mendasar dimana manusia mengakui Allah sebagai
Tuhannya. Tuhan menciptakan alam semesta dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan.
Dalam Al-Quran keadilan dikatakan sebagai hukum keseimbangan di alam
semesta. Keadilan adalah sikap terdekat dengan takwa. Bentuk praktik
ketidakadilan merupakan sesuatu yang dikutuk dalam Al-Qur'an.

● Supremasi Hukum

Supremasi hukum adalah upaya kita untuk menegakkan hukum di posisi


tertinggi. Supremasi hukum dalam Al-Qur'an ialah memberikan keadilan dan
kesamaan hak pada setiap manusia dalam rangka menjaga dan
meningkatkan harkat serta martabat manusia.

● Egalitarianisme

Arti dari egalitarianisme adalah persamaan, manusia itu sama dan tak
mengenal kasta. Egalitarianisme memandang manusia berdasarkan prestasi,
bukan dari suku, ras, bahasa, agama, etnis, atau yang lainnya. Prestasi
tersebut adalah takwa.

● Pluralisme

Pluralisme adalah sikap untuk menerima suatu kemajemukan. Dalam


pluralisme masyarakat harus mengakui, dan bersikap tulus dengan
keberagaman yang ada. Karena, keberagaman adalah bagian dari karunia
Allah.

● Pengawasan sosial

Pada dasarnya manusia memiliki kebebasan dalam melakukan tindakan.


Supaya manusia tetap berada dalam kebaikan sebagaimana dasarnya,
dibutuhkanlah pengawasan sosial. Pengawasan sosial memiliki peran penting
karena tidak akan ada terjadinya penyelewengan.

Referensi : MKDU4221

Sekian dari saya bila ada yang salah mohon koreksi dan tambahan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai