Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya iman itu tidak diperoleh hanya dengan
berangan-angan, tidak pula dengan berhias secara fisik, akan tetapi iman adalah
apa yang terukir dan tertanam di dalam hati. Dan bukti kejujuran iman itu adalah
dengan mengerjakan berbagai ketaatan dan menjauhi berbagai maksiat. Setiap
orang bisa mengaku seorang Muslim, bahkan lebih dari itu yaitu mengaku Mukmin.
Setiap orang bisa mengucapkan asyhadu allâ ilâha illallâh wa asyhadu anna
muhammadar rasûlullâh. Orang-orang munafik juga menyebut Allah Azza wa Jalla ,
padahal mereka berada di neraka yang paling dasar. Mereka datang kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan, “Kami bersaksi bahwa
engkau adalah utusan Allah.” Mereka bersumpah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para Sahabatnya bahwa mereka beriman kepada beliau, padahal
sebenarnya mereka tidaklah demikian. Akan tetapi syahadat dan iman mereka
tidaklah bermanfaat bagi mereka dan mereka berada di neraka yang paling bawah,
di bawah orang-orang Musyrik, Atheis, Yahudi dan Nasrani. Karena syahadat dan
iman mereka tidak bersumber dari keyakinan dan keimanan, tidak pula karena sikap
menerima dan tunduk.
Di antara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [al-
Baqarah/2:8]
Iman adalah akidah yang kokoh sebelum segala sesuatu. Iman itu membuahkan
perkataan yang baik dan amal shaleh. Iman juga menghasilkan kecintaan kepada
Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta ikhlas dalam mentauhidkan Allah Azza wa
Jalla dan mengikuti Rasul-Nya. Iman adalah kesungguhan, amalan, ketekunan,
kesabaran, menahan dan mencegah diri dari sesuatu disukai maupun yang tidak
disukai semata-mata karena Allah Azza wa Jalla . Sesungguhnya iman memiliki
tanda-tanda yang banyak. Allah Azza wa Jalla banyak menyebutkannya dalam al-
Qur`ân dan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak menyebutkannya dalam
haditsnya.
َع َل ٰى َربِ ِه ْم يَت ََو َّكلُونَ الَّذِينَ يُقِي ُمون َ علَ ْي ِه ْم آيَاتُهُ زَ ا َدتْ ُه ْم ِإي َمانًا َو ْ َت قُلُوبُ ُه ْم َو ِإذَا ت ُ ِلي
َ ت ُ َّ ِإنَّ َما ْال ُمؤْ مِ نُونَ الَّذِينَ ِإذَا ذُك َِر
ْ ََّللا َو ِجل
ٰ
ص ََلة َ َومِ َّما َرزَ ْقنَاهُ ْم يُ ْن ِفقُونَ أُولَئِكَ هُ ُم ْال ُمؤْ مِ نُونَ َحقًّا ۚ لَ ُه ْم َد َر َجاتٌ ِع ْن َد َر ِب ِه ْم َو َم ْغف َِرة ٌ َو ِر ْز ٌق ك َِري ٌم َّ ال
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal. (yaitu)
Orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki
yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi
Rabb-nya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” [al-Anfâl/8:2-4]
ورة ٌ فَمِ ْن ُه ْم َم ْن يَقُو ُل أَيُّ ُك ْم زَ ا َدتْهُ ٰ َه ِذ ِه إِي َمانًا ۚ فَأ َ َّما الَّذِينَ آ َمنُوا فَزَ ا َدتْ ُه ْم إِي َمانًا َو ُه ْم يَ ْست َ ْبش ُِرونَ َوأ َ َّما الَّذِينَ فِي
َ سُ ت ْ ََوإِذَا َما أ ُ ْن ِزل
ع ٍام َم َّرة ً أَ ْو َم َّرتَي ِْن ث ُ َّم
َ سا ِإلَ ٰى ِر ْج ِس ِه ْم َو َماتُوا َوهُ ْم كَاف ُِرونَ أ َ َو ََل َي َر ْونَ أَنَّ ُه ْم يُ ْفتَنُونَ فِي ُك ِل ً ض فَزَ ا َدتْ ُه ْم ِر ْج ٌ قُلُو ِب ِه ْم َم َر
َّ َّ
َََل يَتُوبُونَ َو ََل هُ ْم يَذك ُرون
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik)
ada yang berkata, “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turannya) surat ini?” adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati
mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di
samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
C.HIKMAH KEPADA ALLAH SWT
Dan tentunya masih banyak lagi faidah-faidah yang bisa dapatkan dari
menerapkan iman kepada Allah Ta’ala dalam kehidupan sehari-hari kita
Allah SWT yang telah menciptakan segalanya, memberi nikmat yang sangat besar kepada
kita semua. Sudah sangat sepantasnya jika kita terus dan semakin bersyukur atas segala
karunia yang telah Allah berikan kepada kita.
8. Ketaatan Kepada Allah Bertambah
Perintah dan larangan Allah SWT akan mudah dibedakan oleh seorang mukmin, dan jika
manusia patuh maka hasilnya hati akan selalu ingat kepada Allah Swt.
1.Wujud
2.Qidam
3.Baqa
4.Mukhlafatuhu Lil Hawadisi
5.Qiyamuhu Binafsihi
6.Wahdaniyyah
7.Qudrat
8.Iradat
9.Ilmu
10.1Hayat
11.Sama'
12.Basar
13.Kalam
14.Qadiran
15.Muridan
16.Aliman
17.Hayyan
18.Sami'an
19.Basiran
20.Mutakalliman
Mengimani bahwa Allah bersifat wujud merupakan salah satu ciri iman kepada Allah
SWT. Apabila Allah tidak ada, maka dunia dan alam semesta tidak ada..
Gunung-gunung, lautan, dan daratan itu menunjukkan bahwa ada yang menciptakan
dan memeliharanya, yaitu Allah SWT. Hal ini didasarkan dalam salah satu firman
Allah pada surat Ibrahim ayat 32.
Artinya: "Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai,"
2. Sifat Salbiyah
Selanjutnya adalah sifat salbiyah. Sifat ini artinya menolak segala sifat-sifat yang
tidak layak bagi Allah SWT atau digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak
pantas, karena Allah Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Sifat salbiyah hanya dimiliki oleh Allah, bukan makhluk-Nya. Adapun, sifat-sifat yang
masuk ke dalamnya ialah qidam, baqa, mukhalafatu lil hawadisi, qiyamuhu binafsihi,
dan wahdaniyah.
Qidam sendiri artinya terdahulu, berarti Allah itu menjadi yang lebih dahulu ada dari
semuanya, termasuk dunia. Dahulunya Allah tidak memakai kata permulaan, jika
Allah memakai permulaan tentu ada yang menjadi penyebab keberadaan Allah.
Hal tersebut mustahil, karena Allah sebagai penghabisan segala yang ada di langit
dan Bumi, ini sesuai dengan apa yang tersemat dalam surat Al Hadid ayat 3.
علِيم
َ ش ْىء َّ َٰ ٱل َءاخِ ُر َوٱل
َ ظ ِه ُر َو ْٱلبَاطِ ُن ۖ َوه َُو ِب ُك ِل ْ ه َُو ْٱْل َ َّو ُل َو
Artinya: "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu,"
Adapun, pada sifat baqa yang artinya kekal itu berarti Allah tidak akan musnah dan
rusak. Jika Allah dapat rusak, berarti Dia bukanlah Tuhan, melainkan makhluk. Sifat
kekal Allah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Ar Rahman ayat 27, berikut bunyinya:
َٰ
ِ ْ َويَ ْبقَ َٰى َو ْجهُ َربِكَ ذُو ْٱل َجلَ ِل َو
ٱْل ْك َر ِام
Artinya: "Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan,"
Selanjutnya adalah mukhlafatu lil hawadisi yang berarti Allah SWT berbeda dengan
makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk yang menyerupai Allah, baik dari segi
sifat maupun perbuatan.
Kemudian, sifat wajib Allah lainnya yang termasuk ke dalam sifat salbiyah adalah
qiyamuhu binafsihi. Artinya, Allah SWT berdiri sendiri dan tidak membutuhkan
bantuan apapun dari siapapun.
Bahkan, Allah tidak bergantung kepada selain-Nya, justru Dia-lah yang menjadi
tempat bergantung seluruh makhluk yang ia ciptakan.
Yang terakhir yaitu wahdaniyah, artinya yang Maha Esa. Sifat ini menunjukkan
bahwa Allah hanya satu-satunya Tuhan.
qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basar, dan kalam.
Menurut buku Aqidah Akhlak karya Taofik Yusmansyah, qudrat artinya kuasa. Jadi,
adanya alam semesta beserta isinya menjadi bukti kekuasaan Allah.
Sementara itu, iradat memiliki arti berkehendak. Kehendak Allah sifatnya bebas,
tidak ada yang bisa melarang atau memerintah-Nya, segala yang diciptakan oleh
Allah adalah kehendak-Nya.
Lalu, ada juga ilmu yang berarti mengetahui. Meski seorang dokter atau arsitek ahli
di bidangnya, mereka tentu telah belajar terlebih dahulu dengan jangka waktu yang
cukup lama.
Lain halnya dengan Allah yang mampu menciptakan sesuatu tanpa belajar terlebih
dahulu. Allah memiliki ilmu yang lengkap, pengetahuan Allah sangatlah luas dan
tidak terbatas.
Adapun, sifat hayat yang dimiliki Allah artinya hidup. Allah Maha Hidup dan tidak
memerlukan sesuatu untuk bertahan hidup, karena kehidupan Allah tidak ada awal
dan tidak berkesudahan, tentu berbeda dengan manusia, tumbuhan dan hewan.
Selanjutnya adalah sifat sama' yang berarti mendengar. Semua suara dan bunyi,
baik itu yang jelas, samar, bahkan yang tidak terdengar oleh manusia sekalipun
dapat Allah dengar.
Selain itu, ada juga sifat basar yang artinya melihat. Allah SWT dapat melihat segala
sesuatu, baik itu yang tampak maupun yang tersembunyi. Semuanya tidak luput dari
pandangan dan pengawasan Allah SWT.
Terakhir ialah sifat kalam. Kalam artinya berkata-kata atau berfirman. Komunikasi
tidak akan berhasil jika tidak menggunakan bahasa yang jelas, begitu pun dengan
Allah. Mustahil bagi-Nya yang telah menciptakan hewan dan tumbuhan namun tidak
bisa berkata-kata atau berfirman.
Cara berkata-kata dan berkomunikasi Allah tentu berbeda dengan yang kita pahami
di dunia. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah berkomunikasi dengan makhluk-Nya,
seperti para nabi dan rasul. Allah berkomunikasi dengan bahasa-Nya yang disebut
kalamullah.
4. Sifat Ma'nawiyah
Sifat ma'nawiyah maksudnya sifat yang berkaitan erat dengan sifat-sifat ma'ani.
Sifat-sifat ini tidak dapat berdiri sendiri, karena pada tiap sifat ma'ani ada sifat
ma'nawiyah yang juga disebut sebagai penguat bagi sifat-sifat ma'ani.