PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Mahardhana, Pendidikan Keterampilan Teknik Elektronika. Sanggar Guru. Bandung.
2
Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna
ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor
dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6
menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.
2.1.2 Kapasitor
Kapasitor adalah Komponen Elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
dalam waktu sementara. Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor (Kondensator), kita
memerlukan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi
Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai
Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur
gabungan yang dapat mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya
adalah LCR Meter dan Multimeter.2
2.1.2.1 Kapasitor Electrolyte Condensator (Elco)
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau
disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan
Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah
Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan
sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar
dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit
2
Jenis-Jenis dan Fungsi Kapasitor. [Internet]. Tersedia di: <https://teknikelektronika.com/simbol-fungsi-
kapasitor-beserta-jenis-jenis-kapasitor/>
3
(ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya.
Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
2.1.2.2 Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau
polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya,
Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik
yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface
Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
2.1.3 Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam
fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain
sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling
banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa
hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan
dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti
Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game,
Power Supply dan lain-lainnya.3
Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3
Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang
disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta
Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan strukturnya,
Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan
tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan
3
Pengertian Transistor. [Internet]. Tersedia di: <https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-
jenis-jenis-transistor/>
4
Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar
karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.
5
2.2 Diskursus Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus
listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum,
sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa
fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga
orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A
(ampere), V(volt), dan O(ohm).4
Gambar 3.1
Gambar 3.2
4
Pengertian Multimeter. [Internet]. Tersedia: <ghofarudin.wordpress.com/2012/08/18/pengertian-
dan-fungsi-multimeter/amp/>
6
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya:
7
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat
Multimeter analog
3.1.2 Bahan-Bahan
3 buah baterai 1.5 V
3 resistor dengan nilai tahanan berbeda
Kapasitor Elco dan Kapasitor Keramik
Transistor PNP dan NPN
Kabel
Gambar 4.1
3. Dari gambar dapat diketahui bahwa cara mengukur arus ialah dengan cara
sambungan diputus terlebih dahulu.
Lebih jelasnya lihat prosedur berikut:
Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
1. Posisikan Saklar Selektor ke DCA.
8
2. Cari skala yang sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang
akan diukur adalah 200mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika
Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam
Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya
lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.
4. Hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe
Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+)
Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat
gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
9
Gambar 4.2
Untuk lebih jelasnya lihat prosedur berikut:
Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)
10
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter). **Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari
terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC,
tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+).
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
11
3.2.4 Prosedur Pemeriksaan Fungsi Kapasitor Elco
1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K
2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.
(Memilih selektor)
(Jarum naik)
12
(Jarum kemudian turun, mendandakan kapasitor dalam fungsi baik)
3.2.5 Prosedur Pemeriksaan Fungsi Kapasitor Keramik
Untuk mengetahui nilai kapasitor maka diperlukan multimeter digital untuk
mengukut nilai kapasitasnya, sedangkan untuk mengecek terjadinya kebocoran/tidak bisa
menggunakan multimeter analog. Cara kerjanya sama seperti mengecek kapasitor Elco.
1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K
2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.
13
3.2.6 Prosedur Pengukuran Fungsi Transistor NPN
1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada
Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu,
berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke
kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
14
Gambar 5.2 (sumber: teknikelektronika.com)
15
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwa multimeter mempunyai banyak kegunaan untuk pengukuran elektronika,
dengan cara pengukuran yang berbeda-beda untuk setiap jenis benda yang akan diukur.
Seperti misalnya pada pengukuran arus dalam sebuah rangkaian, maka rangkaian tersebut
haruslah diputus terlebih dahulu sambungannya kemudian barulah dipasangkan probe
multimeter. Sedangkan pengukuran tegangan menggunakan multimeter yaitu dengan cara
menempelkan probe pada rangkaian pararel yang sudah dialiri listrik. Berbeda juga
dengan pengukuran resistor yang pembacaannya dari kanan, serta pengukuran transistor
dan kapasitor yang jenisnya berbeda maka cara pengukurannya berbeda pula.
Untuk itu perlulah kita mengetahui cara-cara pengukuran di atas agar kedepannya
tidak menjadikan suatu insiden bilamana salah memilih selektor atau apapun. Disamping
membuat multimeter rusak, ada kemungkinan besar multimeter bisa meledak yang bisa
melukai seseorang yang didekatnya.
5.2 Saran
Penulisan laporan ini hanya merupakan praktikum konseptual secara mandiri,
yang tidak menutup kemungkinan terdapat suatu pemaksaan terhadap konteks. Maka
kiranya ada sebuah kajian ulang yang lebih komprehensif untuk ke depannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17