Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

‘’RESISTOR, KAPASITOR DAN INDUKTOR’’ 

RACHMAT ASHARI
20.42.015
TEKNIKA IV A
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen elektronika yang dirangkai dengan sumber
tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan

tertentu.

Elemen Elemen Listrik terdiri dari Resitor, Kapasitor dan Induktor dimana peran nya sangat
penting dalam suatu rangkain listrik.
Resistor ialah komponen yang berguna membatasi arus listrik, Kapasitor berguna untuk
menyimpan muatan listrik sedangkan Indukator berguna menyimpan arus listrik dalam bentuk medan
magnet.

B. Rumusan Masalah

 Apa saja bagian dari elemen elemen listrik?


 Apa pengertian dari masing masing elemen listrik?
 Apa fungsi dari masing masing elemen listrik?
C. Tujuan dan Manfaat

 Mengetahui bagian bagian dari elemen listrik


 Mengetahui pengertian dari masing masing elemn listrik
 Mengetahui fungsi dari elemen listrik

BAB I I

PEMBAHASA
N
A. Resistor

1.1 Pengertian Resistor

Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik
dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik, atau resistor dapat dikatakan juga sebagai
penentu besarnya suatu arus dan tegangan listrik pada suatu rangkaian elektronika.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk menahan arus listrik
sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan (resistansi) tertentu. Satuan besarnya nilai
tahanan suatu resistor adalah Ohm (Ω). Ohm diambil dari seseorangbernama Georg Simon
Ohm yang berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah fisikawan penemu hubungan antara arus,
tegangan dan tahanan pada suatu rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.

1.2 Simbol Resistor

Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya dibagi menjadi dua
jenis yaitu simbol Amerika dan simbol Eropa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1.1 Simbol Resitor

Simbol Eropa ditunjukkan oleh R1 sedangkan R2 merupakan symbol Amerika kedua symbol tersebut
bukan merupakan bentuk asli resistor tetapi sibol tersebut digunakan untuk menggambarkan resistor
padarangkaian elektronika.

1.3 Kode Resistor

 Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa kode, pada
umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan kode angka. Kode warna
ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut.

Gambar 1.2 Kode Warna

Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat) merupakan
digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali, dan cincin 4 (warna emas)
merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin memiliki nilai yang
 berbeda, untuk mengetahui nilai –n  ilai setiap warna tersebut perhatikan tabel berikut ini.
Contoh

· Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1

· Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7

· Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102Ω 

· Cincin 4 (emas) = toleransi = ± 5% Jadi

nilai resistor tersebut adalah:

· = 17 x 100Ω dengan toleransi ± 5% 

· = 1700Ω dengan toleransi ± 5% 

 Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri, walaupun resistor
memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah jika
terpengaruh oleh faktor eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan
terhadap suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke empat pada
badan resistor.
Rentang nilai minimum dan maksimum resistor

· 1700Ω x 5% = 85Ω 

· Nilai minimum = 1700Ω - 85Ω = 1615Ω 

· Nilai maksimum = 1700Ω + 85Ω = 1785Ω 

Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu adalah
1615Ω-1785Ω. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula rentang-nya
perubahan nilai tahanan suatu resistor, atau dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi
semakin baik pula kualitas resistor tersebut.

1.4 Disipasi Panas pada Resistor

Jika suatu arus listrik yang melewati resistor meningkat, maka akan dihasilkan
 panas dan jika arus tersebut terus meningkat hingga melewati batas maksimum maka resistor akan
rusak. Untuk mencegah hal tersebut, selain memiliki nilai tahanan dan toleransi, resistor juga
memiliki nilai disipasi dalam Watt.
Gambar 1.3 Resistor

Biasanya nilai disipasi pada resistor adalah 1/16W, 1/8W, 1/4W, 1/2W, 1W, 2W, 5W, dan
seterusnya. Nilai disipasi pada resistor berguna agar sebuah resistor dapat bertahan dari panas,
pada kondisi arus listrik maksimum yang melewatinya. Semakin besar nilai disipasinya semakin
besar ukuran resistor-nya. Untuk

menentukan daya yang akan mengalir melalui resistor digunakan rumus berikut ini.

Dimana:

· P adalah daya dalam Watt (W)

· V adalah tegangan dalam Volt (V)

· I adalah arus listrik dalam Ampere (A)

· R adalah tahanan resistor dalam Ohm (Ω) 

  1.5 Resistor Nonlinear

Resistor yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan resistor linier atau


resistor yang memiliki nilai tahanan yang tetap, walaupun dijelaskan juga sebelumnya
 bahwa nilai tahanan resistor berubah-ubah terhadap temperatur tetapi perubahan
tersebut tidaklah terlalu besar. Pada resistor nonlinier nilai tahanan-nya dibuat dapat
 berubah-ubah sesuai kebutuhan, jenis resistor ini antara lain Potensiometer (resistor
variabel), Negative Temperature Co-eficient (NTC), Positive Temperature Coeffi
cient (PTC),
dan Light Depending Resistor (LDR).

1.5.1 Potensiometer

Resistor ini memiliki tuas putar atau geser yang berfungsi untuk
merubah nilai tahanan-nya. Biasanya potensiomenter digunakan pada tombol
 pengatur volume, bass, treble, dan equalizer pada perangkat audio seperti
amplifier dan mini compo.

Gambar 1.4 Potensiometer


Simbol untuk potensiometer ditunjukkan pada gambar sebelah kiri,
sedangkan di sebelah kanan merupakan gambar potensiometer sebenarnya.

1.5.2 NTC dan PTC

Kedua jenis resistor ini merupakan jenis resistor nonlinier yang nilai
tahanan-nya tergantung dari temperatur atau suhu. Pada NTC ( Negative
Temperature Co-efficient ) nilai tahanan-nya akan berkurang jika temperaturnya
naik, sedangkan PTC ( Positive Temperature Co-efficient ) nilai tahanan-nya akan
bertambah seiring dengan naiknya temperatur.

Gambar 1.5 NTC dan PTC

Pada gambar a. paling sebelah kiri merupakan simbol NTC disebelah


kanannya merupakan bentuk-bentuk NTC sebenarnya. Pada gambar b. paling
sebelah kiri merupakan simbol dari PTC dan disebelah kanannya merupakan
bentuk-bentuk nyata dari PTC .Resistor jenis ini biasanya digunakan sebagai senor suhu
pada suatu peralatan elektronika.

  1.5.3 LDR

LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa


digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.

Gambar 1.6 LDR

Pada gambar diatas merupakan contoh bentuk LDR yang sering digunakan pada rangkaian
elektronika. Pada rangkaian elektronika LDR biasa digunakan sebagai sensor cahaya.
B. Kapasitor

2.1 Pengertian Kapasitor

Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C"
adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor
ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x
1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
 bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas
dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
 pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.

Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak
bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan
positif dan negatif di awan.

Prinsip dasar kapasitor dielektrik elektroda elektroda Kapasitor memiliki berbagai macam
bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi
dalam dua kelompok yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang
memiliki kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.

2.2 Kapasitor Nonpolar

Kapasitor nonpolar merupakan jenis kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap,
kapasitor ini memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar. Untuk menggambarkan sebuah
kapasitor dalam sebuah gambar rangkaian elektronika, kapasitor nonpolar digambarkan dengan
simbol seperti dibawah ini.

Gambar 2.1 Simbol Kapasitor

Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan kertas, mica, keramik, mylar dan lain
sebagainya. Jenis bahan pembuat kapasitor memiliki karakteristik yang
 berbeda-beda, sehingga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Gambar 2.2 Jenis Jenis Kapasitor

Pada umumnya nilai kapasitas dari sebuah kapasitor nonpolar digambarkan dengan kode
angka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut.
Gambar 2.3 Nilai Kapasitas Kapasitor

Pada kode angka yang ditampilkan pada baris A untuk mengetahui berapa nilai
kapasitas-nya adalah dengan melihat pada bagian Capacitance/Voltage yang terletak pada bagian
depan, disana tertulis 0.01/100 yang artinya kapasitor ini memiliki kapasitas 0,01nF dan tegangan
maksimum-nya adalah 100V. Sedangkan

untuk nilai toleransi-nya diperlihatkan pada bagian belakang, disana tertulis angka 10 yang artinya
10%.

Pada kode angka yang ditampilkan pada baris B, kode angka dibubuhkan pada
 bagian atas kapasitor. Pada bagian tersebut tertulis 1,0J63 yang berarti kapasitor tersebut memiliki
kapasitas sebesar 1nF, tegangan maksimum-nya 63V, sedangkan toleransi-nya ditandai oleh huruf
”J” yang mana pada keterangan gambar  memiliki nilai 5%. Kedua contoh kode diatas nilai
kapasitas kapasitor-nya selalu dalam nF (nano Farad). Selain dua contoh diatas ada satu lagi
contoh pengkodean pada kapasitor, seperti berikut.

Gambar 2.4 Kode Kapasitor

Pada gambar diatas kode yang tertera adalah 101, angka pertama merupakan digit
pertama, angka kedua merupakan digit kedua dan angka ketiga merupakan faktor
 pengali dalam satuan pF (pico Farad). Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10 x 101 = 100pF.
Contoh lain; Jika kode yang tertera adalah 223 maka nilai kapasitasnya adalah 22 x 103 =
22000pF = 22nF

2.3 Kapasitor Polar atau Kapasitor Elektrolit

Sesuai dengan namanya kapasitor ini memiliki polaritas pada kedua kakinya yaitu
polaritas positif (+) dan polaritas negatif (-). Kapasitor ini termasuk dalam kelompok kapasitor
yang memiliki nilai kapasitas yang tetap dan memiliki nilai kapasitas yang besar. Pada rangkaian
elektronika kapasitor elektrolit disimbolkan seperti gambar berikut.

Gambar 2.5 Simbol Kapasitor

Untuk C1 merupakan simbol gaya Eropa ( Europe Syle) dan C2 adalah simbol gaya
Amerika ( American Style). Untuk pemberian nilai kapasitas, pada kapasitor elektrolit ditulis
secara langsung lengkap dengan satuan  dan tegangan maksimum, serta simbol polaritas-nya.
 

Gambar 2.6 Kapasitor Polar

Kaki yang memiliki polaritas negatif berdekatan dengan tanda garis vertikal pada bodi
kapasitor, atau kaki yang berpolaritas positif memiliki ukuran yang lebih panjang daripada kaki
yang berpolaritas negatif. Seperti terlihat pada gambar diatas 2.4 Kapasitor VariableKapasitor
variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitas-nya dapat diubah- ubah sesuai keinginan. Oleh karena
itu kapasitor ini di kelompokan ke dalam kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tidak
tetap.

 potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau biasa disebut rotor, dan bagian
yang diam disebut stator. Kapasitor variabel dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, nilai
kapasitas-nya mulai dari beberapa pF hingga ratusan pF keatas. Kapasitor variabel biasa terdapat
pada pesawat radio penerima, biasanya kapasitor variabel digunakan sebagai tuning untuk mencari
frekuensi radio dari pemancar.

Gambar 2.7 Simbol Kapasitor Variable

Simbol kapasitor variabel diperlihatkan seperti gambar sebelah kiri diatas. Seperti
potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau biasa disebut rotor, dan bagian yang
diam disebut stator. Kapasitor variabel dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, nilai kapasitas-
nya mulai dari beberapa pF hingga ratusan pF keatas. Kapasitor variabel biasa terdapat pada
pesawat radio penerima, biasanya kapasitor variabel digunakan sebagai tuning untuk mencari
frekuensi radio dari pemancar.

2.5 Menghitung Nilai Kapasitor

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat angka yang
tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jeis elektrilit memang
mudah,karena nilai kapasitasnya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya

  Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasanya
kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit terakhir
berupa huruf yang menyatakan toleransinya. Untuk 3 digit pertama angka yang terakhir berfungsi
untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada tabel dibawah.
Gambar 2.8 Table Nilai Kapasitor

Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya
adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47μF sedangkan toleransinya 5%. Yang harus diingat didalam
mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF (Pico Farad).

C. Induktor

3.1 Pengertian Induktor

Induktor  adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor termasuk


 juga komponen yang dapat menyimpan muatan listrik. Bersama kapasitor induktor
dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang dapat beresonansi pada frekuensi
tertentu.

3.2 Fungsi Induktor

Fungsi Induktor:
1. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet

2. Menahan arus bolak-balik/ac

3. Meneruskan/meloloskan arus searah/dc

4. Sebagai penapis ( filter )

5. Sebagai penalaan (tuning) 

Kumparan/coil ada yang memiliki inti udara, inti besi, atau inti ferit.

 Nilai/harga dari inductor disebut sebagai induktansi dengan satuan dasar henry.
3.3 Jenis Jenis Induktor

Jenis Jenis Indukto :

a) Fixed coil, yaitu inductor yang memiliki harga yang sudah pasti. Biasanya
dinyatakan dalam kode warna seperti yang diterapkan pada resistor. Harganya
dinyatakan dalam satuan mikrohenry (μH). 

 b) Variable coil, yaitu inductor yang harganya dapat diubah-ubah atau disetel.
Contohnya adalah coil yang digunakan dalam radio.

c) Choke coil (kumparan redam), yaitu coil yang digunakan dalam teknik sinyal
frekuensi tinggi.

Gambar 3.1 Jenis dan Simbol Induktor

3.4 Konstruksi Induktor

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan


 penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau
 bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih
tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada
induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi rendah
dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy. Ferit lunak
 biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit tidak

menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini
dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian
 besar dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti
dengan kaki-kali kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan
kawat didalam material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor
mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan pengubahan
induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat tinggi biasanya
dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik ferit pada kabel transmisi.Induktor
kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur
tembaga berbentuk spiral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Elemen elemen dasar kelistrikan ada 3, yaitu:

1. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik
dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik.

2. Kapasitor

Suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

3. Induktor

Induktor  adalah komponen yang tersusun dari lilitan kawat. Induktor termasuk juga
komponen yang dapat menyimpan muatan listrik.
 

Anda mungkin juga menyukai