Anda di halaman 1dari 17

TUGAS I

ELEKTRONIKA DASAR I
KOMPONEN ELEKTRONIKA

NAMA : AFDATUL ZIKRI


NIM : 16033003
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA A
DOSEN : Drs. HUFRI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
KOMPONEN ELEKTRONIKA

A. Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dapat beroperasi tanpa
memerlukan arus dan tegangan listrik.
Alat – alat elektronika yang termasuk dalam komponen pasif diantaranya :
1. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari
hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau
dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Untuk menyatakan resistansi sebaiknya
disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam resistor di buat dari bahan
yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu
rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja
dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar
W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia
ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10
dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih,
namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran
jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W.
Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat
dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama
besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.

Fungsi Resistor
a. Sebagai pembagi arus
b. Sebagai penurun tegangan
c. Sebagai pembagi tegangan
d. Sebagai penghambat aliran arus listrik, dll.
Jenis Resistor
1) Fixed Resistor yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap. Terdiri dari :
a) Resistor Karbon, merupakan resistor yang memilki empat gelang /cincin.

Kode Warna Resistor

Nilai tahanan rata-rata


C
R = C1 C 2 10 3
Ring 2
multiplier
Ring 1
R =gelang
Toleransi DR/R = warna R ± ΔR
tolerance toleransi

b) Resistor Metal

Variable Resistor yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah


Perubah tahanan

kaki kaki
kaki

Potensiometer Trimpot/Trimmer
Contoh Pemanfaatan Potensiometer
Penerapan Potensiometer Dalam Rangkaian Elektronika
1) Power Amplifier: sebagai pengatur volume, bass, dan treeble
2) Equalizer: sebagai pengatur filter frekuensi suara
3) Power Supply (Regulator DC) : pengatur tegangan output DC
4) Control Motor DC : pengatur kecepatan putaran motor
5) Lamp Dimmer : pengatur intensitas cahaya

2) Resistor Non Linier yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena
pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya
NTC 6D
25

Thermistor LDR

Sensor merupakan piranti yang dapat mengubah stimulus ke tahanan. Contoh


thermistor dan LDR diatas.
Thermistor adalah alat /sensor yang dapat mengubah suhu ke tahanan(listrik) .
Sedangkan LDR adalah alat /sensor yang dapat mengubah cahaya ketahanan
(listrik).

Nama komponen Gambar Simbol


Resistor (nilai tetap)
Perubah
Variable resistor tahanan
k k k
LDR (light dipending a a
a
ki ki ki
resistor)
Termistor NTC
6D 25

2. Kapasitor
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika
Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu.
Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih
gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga
sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk
Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F).
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat
digunakan untuk membedakan jenis kapasitor
Beberapa kapasitor menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik
cairan dan sebagainya

Simbol Kapasitor

Bentuk kapasitor
1) Kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
2) Kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
3) Kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan nilai kapasitas
maksimum 500 pF)

Fungsi kapasitor dalam suatu rangkaian


1) Menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik
2) Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada
PS)
3) Sebagai filter dalam rangkaian PS
4) Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
5) Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
6) Menghilangkan loncatan api bila dipasang pada saklar

Cara Menentukan Nilai Kapasitor


1) Kapasitor Elektrolit
Pada sebuah kapasitor tertulis : 470 μF, 25V artinya,
Kapasitas = 470 μF dengan tegangan kerja = 25 Volt

2) Kapasitor Keramik
2A104J, 473 25V, 684J400V, 2H224K, 2A104J , 2A=kode pabrik
3) Kapasitor Polyester dengan Kode Warna

3. Induktor
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga
sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada
Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti
Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Induktor adalah komponen elektronik pasif yang dapat menghasilkan
tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang
mengalir melaluinya. Induktor dapat menimbulkan medan magnet sesuai dengan
kebutuhan. Solenoida panjang merupakan contoh induktor paling dikenal.

Induktor solenoida
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan
fluktuasi arus yang melewatinya
Aplikasinya pada rangkaian dc salah satunya adalah untuk menghasilkan tegangan
dc yang konstan terhadap fluktuasi beban arus.
Fungsi Induktor
1) Tempat terjadinya gaya magnet
2) Pelipat tegangan
3) Pembangkit getaran

Menentukan Nilai Induktansi Induktor


1) Dengan Huruf dan Angka

Digit pertama dan kedua sesuai dengan kode yang tertera yaitu 32
Digit ke tiga menandakan banyaknya jumlah koma nol, kode 3 berarti ditulis
0,001, L = 32 mH .
2) Dengan Kode Warna
Kode warna yang ditetapkan oleh RMA (Radio Manufactures Association) ini
menentukan besarnya nilai induktansi dari inductor dalam micro henry ( uH )

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :


a. Induktor yang nilainya tetap
b. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.
4. Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC)
Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
1) Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input
2) Kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output
3) Inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan

Bagian Transformator

Us

Up

Prinsip Kerja Transformator


1) Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah.
2) Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, shg pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).

Jenis Transformator
1) Transformator daya yaitu tranformator yg digunakan utk menurunkan atau
menaikkan tegangan bolak balik pd PLN
2) Transformator keluaran yaitu transformator yg digunakan utk menyampaikan
isyarat dari penguat daya kepada beban
Transformatof rf dan if yaitu transformator yg digunakan utk menggandeng
masukan kepada penguat atau dari suatu penguat kepada penguat lain.

B. KOMPONEN AKTIF
1. Dioda Semikonduktor
a. Pegertian Dioda Semikonduktor
Secara etimologis, kata dioda berasal dari dua kata yaitu di (dua) dan oda
(elektroda) yang berarti dua elektroda. Secara harfiah, pengertian dioda adalah sebuah
komponen elektronika yang terdiri dari dua buah elektroda yang memiliki fungsi sangat
berhubungan dengan pengendalian arus dan tegangan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dioda adalah komponen elektronika yang hanya memperbolehkan
arus listrik mengalir dalam satu arah, sehingga dioda biasa disebut juga sebagai
penyearah (Rectifier).
Semikonduktor dalam pandangan elektronika dasar adalah bahan dasar untuk
membuat komponen aktif yaitu dioda, transistor, dan IC (rangkaian terpadu/integreted
circuit). Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan
(junction) P-N. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward),
sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Dioda semi konduktor
adalah peralatan elektronika yang terdiri dari pertemuan semi konduktor tipe P dan tipe
N. Elektroda yang dihubungkan dengan tipe P disebut anoda, sedangkan yang
dihubungkan dengan tipe N adalah katoda.
Pada umumnya semikonduktor bersifat sebagai isolator pada suhu dekat 0 0C dan
pada suhu kamar bersifat sebagai konduktor. Bahan semikonduktor murni, yaitu yang
terdiri dari unsur silikon saja atau unsur germanium saja disebut semikonduktor
instrinsik. Semikonduktor yang digunakan untuk membuat dioda dan transistor terdiri
dari campuran bahan semikonduktor instrinsik dengan unsur kelompok V atau
kelompok III. Semikonduktor yang dihasilkan disebut semikonduktor ekstrinsik.
(Sutrisno, 1986: 71)
b. Struktur dan Simbol Dioda

Struktur dioda Simbol dioda

c. Pemberian Bias pada Dioda


Ada dua cara untuk memberikan bias pada dioda yaitu :
1. Dioda bias maju (forward bias)
Dioda dikatakan mengalami bias maju bila kutub positif (+) dari sumber
tegangan dihubungkan ke anoda dan kutub negatif (-) sumber tegangan dihubungkan
ke katoda.
Pada saat ini tahanan dioda sangat kecil dan dioda menghantar (on).

Tahanan sangat kecil


sehingga arus mengalir
melalui dioda.

Gambar 1. Rangkaian dioda bias maju


2. Dioda bias mundur/balik (reserve bias)
Suatu dioda dikatakan mengalami bias mundur bila kutub positif (+) sumber
dihubungkan ke katoda dan kutub negatif (-) dari sumber dihubungkan ke anoda.
Pada analisis ini tahanan dioda sangat besar, arus tidak dapat mengalir pada dioda
sehingga dioda dalam keadaan terputus (off).
\
Gambar 2. Rangkaian dioda bias mundur

d. Karakteristik Dioda
Menyatakan hubungan antara arus dioda dengan perbedaan tegangan antara
ujung dioda. Hubungan kedua besaran ditentukan arus pada dioda. Arus total yang
mengalir pada dioda dalam keadaan bias maju adalah :
qV
IDf = Is ( e kT −¿ 1) (1)

Arus total yang mengalir pada dioda dalam keadaan bias mundur adalah :
−qV
IDs = Is ( e kT
−¿ 1) (2)

(Asrizal, 2000: 42)


Ket : Is = arus saturasi {arua yang mengalir pada dioda yang tidak mau
lagi berubah/jenuh} (A)
V = perbedaan potensial (volt)
T = temperatur (K)
q = muatan e- (1,6 x 10-19C)
k = konstanta boltzman (1,38 x 10-23)
Gambar 3. Karakteristik dioda persambungan p-n
Vp = tegangan potong
Vip = tegangan breakdown tegangan balik puncak
Untuk dioda silikon, Vp = 0,6 volt
Untuk dioda germanium Vp = 0,3 volt
Ciri (karakteristik) dioda adalah hubungan antara arus dioda dan beda tegangan
antara kedua ujung dioda. Pada lengkung ciri dioda, arus dioda I D = 0 jika VD = 0, yaitu
pada keadaan tanpa tegangan (VD = 0) arus minoritas dan arus mayoritas mempunyai
besar sama tetapi arah yang berlawanan, sehingga arus total pada keadaan tanpa
tegangan panjar sama dengan nol.
Jika dioda diberi tegangan maju, yaitu VD > 0, arus ID mula-mula mempunyai
nilai ID ≅ 0, sehingga VD = Vpotong, setelah mana arus dioda naik dengan cepatnya
terhadap perubahan tegangan dioda VD. Untuk dioda Silikon Vpotong ≅ 0,6 V sedang
untuk dioda Germanium Vpotong ≅ 0,3 V.
Pada tegangan bias mundur arus yang mengalir amat kecil, dan sampai batas-
batas tertentu tak bergantung pada tegangan dioda. Arus ini terdiri dari aru pembawa
muatan minoritas, mengalir dari anoda ke katoda, dan disebut arus penjenuhan dioda.
Pada tegangan mundur tertentu lengkung ciri turun dengan curam, terjadi kedadalan
(breakdown).
Tegangan mundur pada keadaan itu disebut tegangan dadal atau tegangan balik
puncak (peak invese voltage −PIV ). Dioda penyearah ada yang mempunyai VPIV =
50 V, 100 V, 200 V, hingga beberapa kilo volt. (Sutrisno, 1986 : 85-86)

e. Tahanan pada Dioda


Perubahan arus dioda terhadap tegangan pada dioda dalam keadaan bias maju :

d ( I [e ])
qv
kT
d I Df S −1
=
dV dV
qv

= ( kT
d I S e −I S )
dV
qV
kT q
¿ ISe .
kT
qV
q
¿ . I e kT (3)
kT S
Konduktansi pada dioda dalam keadaan biasmaju
d I Df q
gf = ( I Df + I S ) (4)
dV kT

Dimana :
qV qV
I Df =I S e kT −I S dan I S e kT =I Df + I S (5)

Konduktansi adalah kemampuan bahan semikonduktor untuk menghantarkan


arus resistansi pada dioda :
1 kT 1
rf = = (6)
g q ( I Df + I S )

Arus saturasi jauh lebih real dari arus dioda. Pembawa muatan adalah
elektron dan pada suhu kamar ( 27 ℃=300 K ) , maka tahanan dioda saat bias
maju adalah :
1 1
rf = = (7)
25 I D (mA ) 40 I D ( A )

f. Penggunaan Dioda
1. Sebagai penyearah gelombang
Untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak balik.
2. Sebagai pembentuk gelombang
Misalnya untuk menghasilkan gelombang segitiga, persegi dan pulsa.
3. Sebagai regulator tegangan
Untuk menghasilkan suatu tegangan konstan (dioda zener).
4. Untuk memancarkan cahaya dengan cara mengubah arus listrik menjadi
cahaya seperti LED (light emiting dioda).
5. Sebagai elemen sensor gelombang instrumentasi
Sensor adalah suatu alat yang mengubah suatu stimulus (temperatur,
cahaya, suara, kelembaban, perpindahan, gaya, dsb) menjadi sinyal listrik
(tegangan, arus listrik, tahanan dsb). Contohnya: Fotodioda yang
mengubah cahaya menjadi arus listrik. (Yohandri dan Asrizal, 2014: 143)
2. Transistor Bipolar
a. Pengertian dan Simbol
Transistor berasal dari dua kata yaitu transfer dan resistor, yang ditransfer arus
listrik. Transistor merupakan salah satu komponen aktif elektronika yang mentransfer
arus listrik dari resistansi rendah menuju resistansi tinggi.
Transistor merupakan suatu piranti semikonduktor 3 lapisan yang terdiri dari :
1) 2 lapisan tipe n dan 1 lapisam tipe p dari material. Bentuk ini disebut transistor
tipe n-p-n.
2) 2 lapisan tipe p dan 1 lapisan tipe n dari material. Bentuk ini disebut transistor
tipe p-n-p.

b. Terminal Transistor
Transistor bipolar memiliki 3 terminal yaitu :
1) Emitter / Emitor
Emitor berfungsi untuk memancarkan atau menginfeksikan elektron ke
dalam base.
2) Base
Base berfungsi untuk melewatkan sebagian besar elektron yang dipancarkan
dari emitor ke kolektor.
3) Kolektor
Kolektor berfungsi untuk mengumpulkan atau menangkap elektron dari
base.
Tahanan pada terminal transistor ini berbeda. Terminal yang memiliki resistansi
rendah adalah base dan terminal yang memiliki resistansi tinggi adalah kolektor. Jadi,
transistor akan mentransfer arus listrik dari base ke kolektor.
Diantara terminal pada resistor akan terdapat persambungan. Secara umum
transistor memiliki 2 persambungan yaitu:
a. Persambungan antara emitor dan base yang membentuk dioda emiter-base atau
dioda emitor.
b. Persambungan antara base dan kolektor yang membentuk dioda kolektor-base
atau dioda kolektor.

c. Konfigurasi Transistor
Transistor memiliki tiga terminal sehingga ada 3 kemungkinan cara untuk
menghubungkannya dengan suatu rangkaian elektronika dengan satu terminal digunakan
bersama-sama.
Secara umum ada tiga konfigurasi pada transistor, yaitu :
1. Common Base
Pada keadaan ini kaki base dipakai secara bersama-sama antara terminal
masukkan (emitor) dan terminal keluaran (kolektor).
Karakteristik transistor menyatakan hubungan antara arus listrik dengan
tegangan bias yang diberikan.
a. Karakteristik keluaran statik untuk konfigurasi common base
menyatakan hubungan antara arus kolektor (Ic) dengan tegangan
kolektor base (Vcb)
Persamaan tegangan pada loop keluaran :
Vcc – Vcb = Ic. Rc
Vcc−Vcb
Ic =
Rc

b. Karakteristik statik masukan menyatakan hubungan antara arus emitor


(Ie) dengan tegangan emiter base (Veb).
Persamaan tegangan pada loop masukan :
VEE – VBE = I E . RE
V EE – V BE
Ic =
RE
Faktor penguatan arus untuk konfigurasi common base didefenisikan
sebagai perbandingan dari perubahan yang kecil arus kolektor terhadap
perubahan arus yang kecil dalam arus emitor untuk tegangan V CB konstan
dan dilambangkan dengan alpha ( α ).
∆IC
α =
∆ IE
2. Common Emitter
Pada kondisi ini kaki emitter dipakai secara secara bersama-sama antara
terminal masukan (base) dan terminal keluaran (kolektor).
Karakteristik statik keluaran untuk common emitor menyatakan hubungan
antara arus kolektor (Ic) dengan tegangan antara kolektor-emitor (Vce).
a. Karakteristik statik masukan untuk common emitor menyatakan hubungan
antara arus base (Ib) dengan tegangan base-emitor (Vbe).
VBB – VBE = IB . RB
V BB – V BE
IB =
RB
b. Karakteristik statik keluaran untuk common emitor menyatakan hubungan
antara arus kolektor (Ic) dengan tegangan antara kolektor-emitor (Vce).
VCC – VCE = IC . RC
V CC – V CE
IC =
RC
Untuk konfigurasi common emitor, perbandingan dari perubahan yang
kecil dari arus kolektor terhadap perubahan yang kecil dari arus base pada
suatu tegangan kolektor-emitor konstan disebut faktor penguatan arus emitor
ditanahkan dan dilambangkan dengan β (beta).
∆IC
β =
∆ IB
Hubungan antara α dan β adalah :
IB + I C = I E
IC
IB + β IB =
α
β
α =
1+ β

3. Rangkaian Terpadu (IC)


IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang
diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil.
Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki
3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai
dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada
umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam
sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang
sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer
yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah
tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asrizal. 2000. Petunjuk Praktikum Elektronika Dasar 1. Padang: UNP.


Edminister, Joseph A dan Mahmood Nahvi.2003.Rangkaian Listrik Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga
Ramdani, Mohammad.2008.Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga
Sugini.2004. Elektronika Dasar Dan Peripheral Komputer.Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Sutrisno. 1986. Elektronika: Teori dan Penerapannya jilid 1. Bandung: ITB.
Yohandri dan Asrizal. 2014. Elektronika Dasar 1: Komponen, Rangkaian, dan Aplikasi.
Padang: UNP.

Anda mungkin juga menyukai