Anda di halaman 1dari 36

1.

REESITOR

 Definisi Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau


membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana
fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut
Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya
(Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang
mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk
diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor
selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut. Berikut adalah simbol resistor dalam
bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan
dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis
potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
 Jenis-jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.

1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat
yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang
dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama
batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan
banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya
1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
 Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor
yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik.
Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor
metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang
digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film
ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.
Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri
dan perangkat militer.

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor
tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).

 Resistor tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap.
Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam
suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

 Metal Film Resistor


 Metal Oxide Resistor
 Carbon Film Resistor
 Ceramic Encased Wirewound
 Economy Wirewound
 Zero Ohm Jumper Wire
 S I P Resistor Network

2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

 Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara
langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2
jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
 Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu
(obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut
dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
 Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah
mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC.
Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
 LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya
akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
 KAPASITOR

 Definisi Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus
listrik dalam bentuk muatan. sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah
lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut
terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.

Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut.
adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara, metal film
dan lain-lain. Suatu kapasitor mempunyai satuan yaitu Farad (F), yang menemukan adalah
Michael Faraday(1791-1867).

 Jenis-jenis kapsitor

pada dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian yaitu kapasitor Polar dan Non Polar, berikut
penjelasanya :

 * Kapasitor Polar adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyai polaritas


positif dan negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elketrolit
dan biasanya kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan
dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau
keramik.Lihat pada gambar di bawah.
 * Kapasitor Non Polar adalah kapasitor yang yang pada kutubnya tidak mempunyai
polaritas artinya pada kutup kutupnya dapat dipakai secara berbalik. biasanya
kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat
dari keramik, mika dll.

Satuan satuan yang sering dipakai untuk kapasitor adalah :

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad).


* 1 µFarad = 1.000 nF (nano Farad).
* 1 nFarad = 1.000 pF (piko Farad).

Sifat dasar sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan kapasitor
juga mempunyai sifat tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat dilalui arus AC
(alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya
tergantung dari frekuensi yang diberikan). kapasitor berdasarkan nilai kapasitansinya dibagi
menjadi 2 bagian:

* kapasitor tetap adalah seperti yang telah dijelaskan diatas.

* kapasitor variable adalah kapasitor yang dapat diubah nilainya. Biasanya kapasitor ini
digunakan sebagai tuning pada sebuah radio. Ada 2 macam kapasitor variable yaitu varco
(variable Capacitor) dengan inti udara dan varaktor ( dioda varaktor). Pada dasarnya varaktor
adalah sebuah Dioda tetapi dipasang terbalik, dioda varaktor dapat mengubah kapasitansi
dengan memberikan tegangan reverse kepada ujung anoda dan katodanya. Biasanya varaktor
digunakan sebagai tuning pada radio digital dengan fasilitas auto search.

 Kegunaan Kapasitor

Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai
berikut:

* Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan
tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang
saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya
sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.

* Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya maksud
disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat
menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.

* Kapasitor sebagai penggeser fasa.

* Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.

* Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
 Dioda

 Definisi Dioda

Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction)
P-N.Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus
pada tegangan balik. Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan
katoda. Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga
banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa
kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir
dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran
air dari depan katup.


Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis yang
melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu
sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada
ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).

 Fungsi Dioda
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada suatu
sinyal AC
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor

 JENIS DIODA
1. Dioda standar
Dioda jenis ini ada dua macam yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon mempunyai
tegangan maju 0.6 V sedangkan dioda germanium 0.3 V. Dioda jenis ini mempunyai
beberapa batasan tertentu tergantung spesifikasi. Batasan batasan itu seperti batasan tegangan
reverse, frekuensi, arus, dan suhu. Tegangan maju dari dioda akan turun 0.025 V setiap
kenaikan 1 derajat dari suhu normal.

Sesuai karakteristiknya dioda ini bisa dipakai untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah sinyal AC
2. Pemotong level
3. Sensor suhu
4. Penurun tegangan
5. Pengaman polaritas terbalik pada DC input
Contoh dioda jenis ini adalah 1N400x (1A), 1N5392 (1.5A), dan 1N4148 (500mA).

2. LED (light emiting diode)

Dioda jenis ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kedua kutubnya. LED mempunyai batasan arus maksimal yang mengalir
melaluinya. Diatas nilai tersebut dipastikan umur led tidak lama. Jenis led ditentukan oleh
cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, hijau, biru, kuning, oranye, infra merah dan
laser diode

3. Dioda Zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga
dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.
Karena kemampuan arusnya yang kecil maka pada penggunaan dioda zener sebagai penstabil
tegangan untuk arus besar diperlukan sebuah buffer arus. Dioda zener dibias mundur
(reverse).

4. Dioda photo

Dioda photo merupakan jenis komponen peka cahaya. Dioda ini akan menghantar jika
ada cahaya yang mauk dengan intensitas tertentu. aplikasi dioda photo banyak pada sistem
sensor cahaya (optical). Contoh : pada optocoupler dan optical pick-up pada sistem CD.
Dioda photo dibias maju (forward).

5. Dioda varactor

Kelebihan dari dioda ini adalah mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai
dengan besar tegangan yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan
digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat, seperti pada radio
dan televisi. Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock
loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk
kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda varactor dibias reverse

 KARAKTERISTIK DIODA
1. Bias Maju Dioda

Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Jika anoda dihubungkan dengan
kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan
diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya
sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan
ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positif.

2. Bias Mundur Dioda

Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus
yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur
(reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak
terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant.
Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative
sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat,
baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda.
 .TRANSISTOR

 Definisi Transistor

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi


seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat
elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.
Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel,
Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.

Seiring dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah
berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis Transistor
yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus listrik untuk dapat
berubah menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus
diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga
Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya namun
ada yang hanya memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang
memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di terminal Basis sedangkan ada
Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
 Jenis-jenis Transistor

Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang
paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau
Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk
mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya
menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor
Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET hanya
memerlukan salah satunya. Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan
singkatnya.

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan
electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua”
dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga
dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.

Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga
Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.

 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan
yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan
yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah
jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang
dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal
Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal
Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar
karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah
muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.
 Fungsi transistor

Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana di bawah ini:

 Transistor sebagai saklar elektronik, yaitu dengan mengatur bias dari sebuah
transistor sampai transistor jenuh maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor
dan emitor, dengan memanfaatkan kejadian ini maka transistor bisa digunakan
sebagai saklar.
 Transistor sebagai penguat arus, lalu fungsi dari transistor lainnya adalah dapat di
gunakan sebagai penguat arus. Dengan fungsi ini transistor dapat digunakan sebagai
rangkaian power supply tentunya dengan tegangan yang di setting. Untuk dapat
digunakan sebagai fungsi penguat arus transistor harus dibias tegangan yang constant
pada basisnya, agar pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya untuk dapat
tegangan basis agar tetap digunakan diode zener.
 Transistor sebagai penguat sinyal AC, Adapun fungsi transistor yang yang lainnya
adalah sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain.
 MOSFET

 Definisi MOSFET

Transistor efek-medan semikonduktor logam-oksida (MOSFET) adalah salah satu


jenis transistor efek medan. Prinsip dasar perangkat ini pertama kali diusulkan oleh Julius
Edgar Lilienfeld pada tahun 1925 . MOSFET mencakup kanal dari bahan semikonduktor
tipe-N dan tipe-P, dan disebut NMOSFET atau PMOSFET (juga biasa nMOS, pMOS). Ini
adalah transistor yang paling umum pada sirkuit digital maupun analog, namun transistor
sambungan dwikutub pada satu waktu lebih umum.

Berbagai simbol digunakan untuk MOSFET. Desain dasar umumnya garis untuk
saluran dengan kaki sumber dan cerat meninggalkannya di setiap ujung dan membelok
kembali sejajar dengan kanal. Garis lain diambil sejajar dari kanal untuk gerbang. Kadang-
kadang tiga segmen garis digunakan untuk kanal peranti moda pengayaan dan garis lurus
untuk moda pemiskinan.

Sambungan badan jika ditampilkan digambar tersambung ke bagian tengan kanal


dengan panah yang menunjukkan PMOS atau NMOS. Panah selalu menunjuk dari P ke N,
sehingga NMOS (kanal-N dalam sumur-P atau substrat-P) memiliki panah yang menunjuk
kedalam (dari badan ke kanal). Jika badan terhubung ke sumber (seperti yang umumnya
dilakukan) kadang-kadang saluran badan dibelokkan untuk bertemu dengan sumber dan
meninggalkan transistor. Jika badan tidak ditampilkan (seperti yang sering terjadi pada desain
IC desain karena umumnya badan bersama) simbol inversi kadang-kadang digunakan untuk
menunjukkan PMOS, sebuah panah pada sumber dapat digunakan dengan cara yang sama
seperti transistor dwikutub (keluar untuk NMOS, masuk untuk PMOS).

 Jenis-jenis MOSFET

a. MOSFET gerbang ganda

MOSFET gerbang ganda mempunyai konfigurasi tetroda, dimana semua gerbang


mengendalikan arus dalam peranti. Ini biasanya digunakan untuk peranti isyarat kecil pada
penggunaan frekuensi radio dimana gerbang kedua gerang keduanya digunakan sebagai
pengendali penguatan atau pencampuran dan pengubahan frekuensi.

FinFET
Peranti FinFET gerbang ganda

FinFET adalah sebuah peranti gerbang ganda yang diperkenalkan untuk memprakirakan flek
kanal pendek dan mengurangi perendahan sawar diinduksikan-cerat.

b. MOSFET moda pemiskinan

Peranti MOSFET moda pemiskinan adalah MOSFET yang dikotori sedemikian rupa
sehingga sebuah kanal terbentuk walaupun tidak ada tegangan dari gerbang ke sumber. Untuk
mengendalikan kanal, tegangan negatif dikenakan pada gerbang untuk peranti salur-n
sehingga "memiskinkan" kanal, yang mana mengurangi arus yang mengalir melalui kanal.
Pada dasarnya, peranti ini ekivalen dengan sakelar normal-hidup, sedangkan MOSFET moda
pengayaan ekivalen dengan sakelar normal-mati.

Karena peranti ini kurang berdesah pada daerah RF dan penguatan yang lebih baik, peranti
ini sering digunakan pada peralatan elektronik RF.

c. Logika NMOS

MOSFET salur-n lebih kecil daripada MOSFET salur-p untuk performa yang sama, dan
membuat hanya satu tipe MOSFET pada kepingan silikon lebih murah dan lebih sederhana
secara teknis. Ini adalah prinsip dasar dalam desain logika NMOS yang hanya menggunakan
MOSFET salur-n. Walaupun begitu, tidak seperti logika CMOS, logika NMOS menggunakan
daya bahkan ketika tidak ada pensakelaran. Dengan peningkatan teknologi, logika CMOS
menggantikan logika NMOS pada tahun 1980-an.

d. MOSFET daya

Irisan sebuah MOSFET daya dengan sel persegi. Sebuah transistor biasanya terdiri dari
beberapa ribu sel.

MOSFET daya memiliki struktur yang berbeda dengan MOSFET biasa. Seperti peranti
semikonduktor daya lainnya, strukturnya adalah vertikal, bukannya planar. Menggunakan
struktur vertikal memungkinkan transistor untuk bertahan dari tegangan tahan dan arus yang
tinggi. Rating tegangan dari transistor adalah fungsi dari pengotoran dan ketebalan dari
lapisan epitaksial-n, sedangkan rating arus adalah fungsi dari lebar kanal. Pada struktur
planar, rating arus dan tegangan tembus ditentukan oleh fungsi dari dimensi kanal,
menghasilkan penggunaan yang tidak efisien untuk daya tinggi. Dengan struktur vertikal,
besarnya komponen hampir sebanding dengan rating arus dan ketebalan komponen sebanding
dengan rating tegangan.

MOSFET daya dengan struktur lateral banyak digunakan pada penguat audio hi-fi.
Kelebihannya adalah karakteristik yang lebih baik pada daerah penjenuhan daripada
MOSFET vertikal. MOSFET vertikal didesain untuk penggunaan pensakelaran.

e. DMOS

DMOS atau semikonduktor–logam–oksida terdifusi–ganda adalah teknologi


penyempurnaan dari MOSFET vertikal. Hampir semua MOSFET daya dikonstruksi dengan
teknologi ini.

Kanal-P

Kanal-N

JFET MOSFET pengayaan MOSFET pemiskinan

 Kegunaan MOSFET

Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan
tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
 OSILATOR

 Definisi Osilator

Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan sejumlah


getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal
yang dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak
(Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus
searah atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator
menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik
dengan amplitudo konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator
adalah “Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga
istilah penting tersebut.

 Penggolongan osilator

Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik Frekuensi keluaran


yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah Penggolongan Osilator berdasarkan
Frekuensi keluaran.

 Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
 Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan frekuensi
Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
 Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

Rangkaian Osilator banyak digunakan dalam perangkat-perangkat Elektronika seperti


Pemancar Radio, Pemancar Televisi, Jam, Beeper dan Konsol video Games.
 Prinsip Kerja Osilator

Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu Penguat
(Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian
Osilator.

Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari
Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik, desah kecil akan
terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat sehingga terjadi penguatan
sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan)
tersebut, maka Osilasi akan terjadi.

 Fungsi Osilator

Osilator berfungsi untuk membangkitkan getaran listrik dengan frekuensi tertentu dan
amplitudonya tetap. Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian penguat dengan sistem
feedback, yaitu sebagian sinyal keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase
dan tegangan yang sama sehingga terjadi osilasi yang terus menerus.
Adapun beberapa bagian yang menjadi syarat untuk sebuah osilator supaya terjadi osilasi
yaitu adanya rangkaian penguat, rangkaian feedback, dan rangkaian tank circuit.

 Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik yang sebagian sinyal
keluarannya dikembalikan lagi ke masukan, hal ini salah satu sistem supaya terjadinya
tegangan dan phase yang sama antara input dan output, juga menjadi salah satu syarat
penting terjadinya osilasi pada sebuah rangkaian osilator. Pada umumnya rangkaian
feedback menggunakan komponen pasif R dan C ( Malvino, 1993).

 Tank circuit yaitu rangkaian yang menentukan frekuensi kerja dari osilator frekuensi
pembawa (carrier), yang digunakan pada aplikasi ini digunakan komponen L dan C
karena semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka makin kecil harga komponen
yang digunakan lain halnya menggunakan R dan C karena frekuensi yang dihasilkan
tidak akan bisa mencapai harga yang paling tinggi karena terbatasnya harga Resistor.
 SAKELAR

 Definisi Sakelar

Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik,
atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau
pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga
dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.

Tiga macam saklar tekan/tombol

Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus
(off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar tahan terhadap
korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering
tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh
dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan
untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan
rangkaian pengontrolan.

 Jenis-jenis sakelar

Saklar Push Button


Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik sesaat saja
saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi off. Saklar tipe ini
banyak digunakan pada rangkaian elektronika yang di kombinasikan dengan
rangkaian pengunci.

Saklar Toggle
Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan
toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya
digunakan pada rangkaian elektronika
Selector Switch, disingkat (SS)
Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi off, ada dua,
tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai tipe geser maupun putar.
Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel kontrol untuk memilih jenis operasi
yang berbeda, dengan rangkaian yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa
kontak dan setiap kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda,
misal untuk rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor
lambat. Atau pada rangkaian audio misalnya memilih posisi radio, tape dan lainnya

Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik,
antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure
Switch dan Temperature Switch. Contoh pengunaannya seperti pada magic com
adalah saklar Temperature Switch

Limit Switch (LS)


Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit
switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat tekanan
plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip
roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip
rod yang bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan
berubah posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch)
untuk menghentikan putaran motor lengan PMS.

Temperature Switch
Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan temperatur.
Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada
chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan
silinder yang terbuat dari stainless steel. Cairan di dalam chamber mempunyai
koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan
memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan
ini menyebabkan kontak berubah status.Secara fisik saklar ini terdiri dari dua
komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian
kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik
biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan
menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya)

Flow Switch (FL)


Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam
pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada aliran,
maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan dan kiri tuas
sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan
berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.
Float Switch (FS)
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk
mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairan dalam tangki
digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar. Posisi level switch ada yang
horizontal dan ada yang vertikal.

Saklar Tekanan atau Pressure Switch


Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada
perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya,
misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi
pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan
tekanan)

Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar
sangat banyak macam dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk
tegangan tinggi, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya. Sebagai pengetahuan dasar cukup
mengenai beberapa macam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari: di rumah, sekolah
dan tempat-tempat umum lainnya. Saklar ada yang dipasang di luar tembok dan ada pula
yang dipasang did alam. Saklar yang dipasang di dalam tembok harganya lebih mahal, tetapi
lebih banyak yang menyukai sebab tampak lebih bersih dindingnya karena pipanya tidak
tampak,sehingga tidak mengganggu pemandangan.

Jenis-jenis sakelar pada dasarnya dibedakan menjadi:


1. Saklar manual
2. Saklar magnetik (MC)
3. Saklar otomatis

Saklar manual menurut penggunaannya untuk:


1. Instalasi penerangan.
2. Instalasi tenaga.

Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut


hubungannya antara lain:
1. Saklar tunggal 6. Saklar kutub dua
2. Saklar seri 7. Saklar kutub tiga
3. Saklar silang 8. Saklar tarik
4. Saklar tukar 9. Saklar tombol tekan
5. Saklar kelompok

Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah:


1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW
2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW
Ada beberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain:
1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai atau
pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu saklar dalam keadaan terbuka atau tidak
terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1).
3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua saklar
dalam keadaan terhubung: Jika tangkai saklar didorong ke atas atau.
Jika pengumpil saklar bagian atas ditekan (Puil 1977 Pasal 206.B1)
1. Pemasangannya harus sedemikian rupa sehingga tidak mungkin akan terhubung sendiri
oleh pengaruhgayaberatnya.
2. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus mempunyai kemampuan sesuai dengan alat
yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh lebih kecil dari 5 A (Puil 1977 Pasal 630 C61).

Saklar Tunggal Seri dan Tukar


Saklar Silang , Saklar Kutub Dua , dan Saklar Kutub Tiga

Saklar Tarik dan Saklar Tombol Tekan

Setelah kita saksikan bersama tentang pelaksanaan dari bermacam-macam penghubung untuk
ini kami berikan sedikit keterangan-keterangan dari rangkaian penghubung tersebut.
1. Saklar tunggal (lihat gambar 1)Saklar ini tidak lagi memerlukan penjelasan. Ini suatu cara
yang termudah untuk menghubungkan/memutuskan suatu hantaran.

2. Saklar seri/deret (lihat gambar 2)Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan
menghubungkan dua buah kelompok lampu secara bergantian.
Misalnya:
Lampu yang terdapat pada ruangan tamu dan lampu yang terdapat pada taman dapat hidup
sendiri-sendiri atau seluruhnya dihidupkan pada waktu bersamaan.

3. Saklar tukar/hotel (lihat gambar 3)Saklar tukar/hotel ini digunkaan apabila kita
menghendaki melayani satu lampu dari dua tempat atau lampu menyala secara berurutan.
Misalnya:
Pada lorong-lorong dalam kamar yang dua pintu dan tangga pada rumah bertingkat, maka
kita pakai dua buah saklar tukar.

4. Saklar silang (lihat gambar 4)Saklar silang ini digunakan apabila kita harus dapat
melayani satu lampu dan tiga tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang.
Hendaklah diingat, bahwa saklar yang pertama dan penghabisan haruslah dipasang saklar
tukar, saklar di antaranya adalah saklar silang.

5. Saklar kutub dua (lihat gambar 5)Misalnya:


Kamar mandi, atau penerangan luar sehingga kedua kawat lampu diputuskan hubungannya.

5. Saklar kutub tiga (lihat gambar 6)Saklar ini dipakai pada golongan yang terdiri dari
sejumlah lampu-lampu besar.
Misalnya:
Untuk penerangan lantai, penerangan bagian atas dan gedung-gedung pertemuan untuk
dihubungkan dengan tiga fasa. Hubungan ini disambung dan diputuskan dengan saklar kutub
tiga.

6. Saklar tarik (lihat gambar 7)Saklar tarik ini digunakan pada kamar tidur, dan kamar
mandi yang dapat dihidupkan dan dimatikan dengan menarik saklarnya dengan perantaraan
tali sebagai penariknya.

7. Saklar tombol tekan (lihat gambar 8)Saklar tombol banyak digunakan untuk mengontrol
motor-motor listrik dan juga banyak digunakan untuk melayani bel, dan lain-lain.
 OP-AMP (operational amplifier)

 Definisi Op-AMP

Operational Amplifier atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis
penguat elektronika dengan sambatan (bahasa Inggris: coupling) arus searah yang memiliki
bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain) sangat besar dengan dua masukan
dan satu keluaran. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu
dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741. Penguat operasional adalah perangkat
yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk
operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan
listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator
dengan distorsi rendah.

Berikut dibawah ini adalah Simbol dan bentuk IC Op-Amp pada umumnya.

Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional)


diantaranya adalah :

1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +


2. Masukan pembalik (Inverting) –
3. Keluaran Vout
4. Catu daya positif +V
5. Catu daya negatif -V
Karakteristik Op-Amp (Operational Amplifier)
Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh
Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input).
Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan
Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif ini akan
menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan yang
dapat diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah
untuk menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon
yang tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop
Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan
output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai
berikut :

 Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)


 Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
 Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
 Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
 Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak
mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu berusaha
untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh karena itu, sebuah
Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik yang hampir mendekati
kondisi Op-Amp Ideal.
 SCR

 Definisi SCR

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri
dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Beberapa jenis rangkaian yang sering menggunakan komponen SCR diantaranya


adalah rangkaian logika, lampu dimmer, osilator, chopper, pengendali kecepatan motor,
inverter, timer, dan masih banyak lagi yang lainnya. SCR memiliki 4 lapis semikonduktor,
yakni Positif-Negatif-Positif-Negatif (PNPN). Cara kerja SCR tak berbeda dari dua buah
bipolar transistor yang disambung.
 Fungsi SCR

Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa komponen SCR memiliki fungsi sebagai
pengendali atau sebagai saklar (switch). Dalam sebuah rangkaian elektronika, komponen
elektronika dalam memutus dan menyambung arus serta tegangan listrik kelas menengah ke
atas. Berikut adalah lambang atau simbol dari komponen SCR.

 Prinsip Kerja SCR

Perlu dipahami bahwa prinsip kerja dari komponen SCR sebenarnya tak berbeda dari
komponen dioda pada umumnya. Akan tetapi karena SCR memiliki 3 kaki, maka
perlakuannya juga sedikit berbeda. Agar dapat berkerja sebagaimana mestinya, kaki ketiga
(gate) dari komponen SCR ini memerlukan tegangan positif sebagai trigger atau pemicu.

Saat SCR dalam keadaan ON, maka seterusnya akan dalam keadaan ON walaupun
tegangan pemicu dilepas. Dan untuk mengembalikannya ke posisi OFF, arus maju pada
anoda dan katoda harus diturunkan sampai berada di posisi Ih (Holding Current) SCR. Perlu
diketahui bahwa masing-masing SCR memilik arus holding yang berbeda-beda.
 TRIAC

 Definisi Triac

TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik)
adalah sebuah komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang
disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama resmi untuk
TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang dapat
mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik
dengan tegangan positif ataupun negatif pada elektrode gerbang. Sekali disulut, komponen ini
akan terus menghantar hingga arus yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal
pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok
untuk mengendalikan kalang AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi
dengan arus kendali yang sangat rendah. Sebagai tambahan, memberikan pulsa sulut pada
titik tertentu dalam siklus AC memungkinkan pengendalian persentase arus yang mengalir
melalui TRIAC (pengendalian fase). Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus
1 ampere dan mempunyai maksimal tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current
TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai maksimal tegangan
hingga 1.000 volt.

TRIAC memiliki kemampuan yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah
(bidirectional) ketika dipicu. Terminal Gate TRIAC hanya memerlukan arus yang relatif
rendah untuk dapat mengendalikan aliran arus listrik AC yang tinggi dari dua arah
terminalnya. TRIAC sering juga disebut dengan Bidirectional Triode Thyristor.Pada
dasarnya, sebuah TRIAC sama dengan dua buah SCR yang disusun dan disambungkan secara
antiparalel (paralel yang berlawanan arah) dengan Terminal Gerbang atau Gate-nya
dihubungkan bersama menjadi satu. Jika dilihat dari strukturnya, TRIAC merupakan
komponen elektronika yang terdiri dari 4 lapis semikonduktor dan 3 Terminal, Ketiga
Terminal tersebut diantaranya adalah MT1, MT2 dan Gate. MT adalah singkatan dari Main
Terminal.
Berikut ini adalah gambar dan Struktur serta Simbol TRIAC.

 Rangkaian Switching TRIAC

Gambar diatas adalah Rangkaian dasar dari aplikasi TRIAC yang digunakan
sebagai Switching (Saklar). Pada saat SW1 terbuka, tidak ada arus listrik yang mengalir ke
terminal Gate TRIAC dan Lampu dalam kondisi OFF (mati). Saat SW1
tertutup/dihubungkan, Terminal Gate pada TRIAC akan dialiri oleh arus listrik melalui
Resistor (R) dari sumber daya DC atau Baterai (VG). Hal ini akan menggerakkan TRIAC
menjadi Konduktor yang menghubungkan Lampu dengan sumber arus listrik AC. Lampu
akan berubah menjadi ON (Nyala).
 Aplikasi TRIAC
TRIAC merupakan komponen yang sangat cocok untuk digunakan sebagai AC
Switching (Saklar AC) karena dapat megendalikan aliran arus listrik pada dua arah siklus
gelombang bolak-balik AC. Kemampuan inilah yang menjadi kelebihan dari TRIAC jika
dibandingkan dengan SCR. Namun TRIAC pada umumnya tidak digunakan pada rangkaian
switching yang melibatkan daya yang sangat tinggi. Salah satu alasannya adalah karena
karakteristik Switching TRIAC yang non-simetris dan juga gangguan elektromagnetik yang
diciptakan oleh listrik yang berdaya tinggi itu sendiri.

Beberapa aplikasi TRIAC pada peralatan-peralatan Elektronika maupun listrik


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pengatur pada Lampu Dimmer.


2. Pengatur Kecepatan pada Kipas Angin.
3. Pengatur Motor kecil.
4. Pengatur pada peralatan-peralatan rumah tangga yang berarus listrik AC.

Anda mungkin juga menyukai