Anda di halaman 1dari 35

1.

) Resistor
A. Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus
listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam
menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor
tersebut.
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang memang di desain mempunyai
dua kutub sehingga dapat berfungsi sebagai pengatur tegangan listrik dan arus listrik.
Tegangan listrik pada kedua kutub resistor dapat memproduksi resistansi tertentu,
berdasarkan hukum ohm nilai tegangan resistansi berbanding dengan arus listrik yang
mengali
Resistor disimbolkan dengan huruf R. dan mempunyai satuan ohm, resistor
ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang ahli fisika yang bernama George Ohm dari
bangsa jerman.Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan
melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm.

B. Simbol Resistor
Simbol resistor adalah sebuah lambang dari sebuah resistor. Resistor sendiri
sebenarnya merupakan komponen elektronik yang bersifat pasif. Hal tersebut
mengandung arti bahwa resistor tidak memerlukan listrik ketika bekerja. Resistor sendiri
berfungsi untuk menahan arus listrik dengan memanfaatkan kedua kutubnya untuk
memproduksi tegangan listrik. Resistor sendiri memiliki beberapa simbol yang berfungsi
untuk mengetahui nilai resistor guna mendukung komponen yang akan digunakan. Dari
berbagai simbol yang ada kita bisa menentukan fungsi dari resistor itu sendiri. Untuk
menentukan nilai resistor sendiri kita bisa menghitung dari warna gelang yang terdapat
pada tubuh resistor. Penghitungan nilai dengan gelang warna diaplikasikan pada resistor
jenis Film Karbon dan Film Metal. Selain itu, kita bisa menghitung nilai resistor
berdasarkan nilai angka yang terdapat pada resistor jenis SMD ( Surface-mount Device ).
Contoh Gambar Simbol Resistor dan Fungsinya

Terdapat beberapa simbol resistor sekarang ini. Yang pertama adalah simbol Fixed Value
Resistor ( IEC Symbol ). Simbol ini memiliki dua kutub lurus dengan kotak berbentuk
persegi panjang ditengah. Untuk Fixed Value Resistor dengan garis zig-zag tengah.
Untuk Variable Resistor ( Potentiometer) memiliki gambar garis panah menunjuk pola
zig-zag ditengah. Pada Variable Resistor ( Rheostat ) dengan gambar mirip dengan
Variable Resistor namun gambar panah menyilang ditengah pola zig-zag. Selain itu
teradapat LDR atau Light Dependant Resistor dengan gambar lingkaran ditengah dengan
persegi panjang ditengah-tengah lingkaran. Simbol selanjutnya adalah Thermistor.
Thermistor memiliki tampilan pola zig-zag ditengah dibungkus dengan lingkaran dengan
tulisan to .
Simbol-simbol resisitor tersebut bertujuan untuk memudahkan kita saat mengetahui
jenis resistor tanpa melihat secara langsung bentuk resistor yang diinginkan. Resistor
sendiri memiliki beberapa fungsi pada rangakaian elektronik. Yang pertama, seperti yang
kami sebutkan diatas resistor berfungsi untuk menahan arus listrik. Selain itu resistor
berfungsi untuk menghambat arus listrik. Berbagai resistor juga berfungsi untuk
membagi arus listrik dan juga pengaman arus berlebih pada beberapa komponen.
Resistor juga berfungsi untuk menurunkan tegangan yang dinilai terlalu tinggi yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen elektronik.
C. Kegunaan Resistor

Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika, misalnya :


Sebagai penghambat arus listrik
Sebagai pembagi tegangan
Sebagai pengaman arus berlebih
Sebagai pembagi arus
Kegunaan Resistor dalam kehidupan sehari-hari Resistor memilki banyak kegunaan,
terutama dalam bidang elektro. Adapun kegunaan Resistor sebagai berikut:
a. Pembangkit potensi listrik
Maksudnya bahwa Resistor bisa menimbulkan potensial listrik dengan nilai tertentu.
b.

Memperkecil tegangan (potensial) listrik

Maksudnya dengan pemasangan ini kita barhasil menurunkan tegangan listrik dari
suatu sumber listrik. Misalnya bila kita berkehendak memutar suatu motor listrik dengan
tegangan 6 volt sedang kita memiliki accu 7,5 volt atau 12 volt, maka caranya bisa
dipasangkan tahanan dengan perhitungan tertentu. Bila motor listrik tersebut memiliki
tahanan dalam sebesar 3 ohm maka agar diperoleh potensial 6 volt sebagai dimaksud kita
harus memasangkan tahanan sebesar 3 ohm pada accu 12 volt.
c. Memperkecil arus listrik
Maksudnya yaitu jika dipasangkan suatu tahanan dakam suatu rangkaian kawat maka
akibatnya arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil.
d.
Pembagi tegangan listrik
Maksudnya bahwa dengan pemakaian tahanan ini kita akan berhasil membagi tegangan
listrik dari suatu sumbar listrik, tetapi bila hasil pembagian itu dijumlahkan hasilnya akan
sama dengan tegangan sumbernya.

D. Jenis-Jenis Resistor
Pada saat ini hanya ada 2 jenis, yaitu Fixed Resistor (Resistor Tetap) dan Variable
Resistor (Resistor Tidak Tetap). Dari dua jenis resistor tersebut di bagi lagi menjadi
beberapa bagian, berikut ini akan kami jelaskan bagian-bagian dari kedua jenis tersebut :

Fixed Resistor (Resistor Tetap) adalah jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada
badan resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak
digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Fungsi dari resistor ini
adalah sebagai pembatas arus yang mengalir pada lampu LED. Jenis dari fixed resistor
adalah :
Resistor Kawat

Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini
bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi
dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian
power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan
kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.

Resistor Batang Karbon (Arang)

Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda
dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari
setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini
terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan
resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.

Resistor Keramik

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada
saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin
dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai
resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik.
Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
Resistor Film Karbon

Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan dengan
perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon dan dilapisi
dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai
resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena memiliki nilai
resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga banyak digunakan
di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang dimiliki resistor ini adalah
1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
Resistor Film Metal

Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya saja
resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian yang
tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan dengan jenis
Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih tinggi karena

memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna. Resistor film
metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki tingkat ketelitian
tinggi, seperti alat ukur.
Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap) adalah jenis resistor yang memiliki nilai
resistansi berubah-ubah secara langsung dengan cara memutar atupun menggeser tuas
yang ada. Jenis dari Variable Resistor adalah :

Potensiometer

Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita rubah
dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada umumnya,
resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan dalam rangkaian
elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari bahan karbon karena
memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup besar. Perubahan nilai
resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik. Untuk mengetahui apakah
potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat dari huruf yang tertera pada
bagian belakang. Apabila tertera huruf B maka potensiometer tersebut bersifat
logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf A maka potensiometer tersebut bersifat
linier.
Trimpot

Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai resistansinya
dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan potensiometer,
hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan potensiometer.
Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier dan logaritmatik.
Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang tengah pada badan trimpot
dengan menggunakan obeng.

NTC dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature


Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi
perubahan temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila
temperatur di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika
temperatur di sekelilingnya naik. Kedua resiston ini paling sering digunakan sebagai
sensor karena dapat mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.

LDR

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Itu dapat
terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus
batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jiga intensitas yang
diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya
yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya,
khususnya pada lampu taman.

E. MENGUKUR / MENGETAHUI NILAI RESISTOR


1. Metode melihat warna (gelang) pada fisik resistor
Pada gelang warna resistor terdapat 3 macam resistor, ada yang memiliki 4 gelang
warna, 5 gelang warna, dan juga ada yang memiliki 6 gelang warna. Dan berikut ini
adalah cara menghitungnya. Hafalakan juga dengan mudah urutan warna. Hi-Co-Me-OKu-Hi- Bi-U-Ab-Put-E-Pe-Tak
Kode Warna Resistor
Resistor yang menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu:
1. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi.
2. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi
3. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna
untuk reliabilitas
Sedangkan ukuran resistor bermacam macam sesuai dengan ukuran daya resistor itu.
Dipasaran terdapat beberapa ukuran daya seperti ditunjukkan pada Gambar 1, Gambar 2
untuk komposisi karbon dan Gambar 3, Gambar 4 untuk metal film
Kode warna resistor dapat disederhanakan seperti pada Gambar di bawah ini.

GGb. Tabel warna pada resistor


Cara menggunakan tabel pada Gambar diatas adalah sebagai berikut:
1.

2.
3.
4.
5.
6.

7.

Kolom colour menunjukkan warna pita pita pada resistor. Supaya mudah dihafal
maka dapat diringkas menjadi hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-p-em-per-no, yaitu kempanjangan
dari hitam-coklat-merah-jingga(oranye)-kuning-hijau-biru-ungu-abu abu-putih-emasperak-no warna.
Kolom band a, band b, band c, adalah pita resistor yang menunjukkan angka
resistansi.
Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai resistansi namun dikalikan
dengan nilai pada band a, band b, band c.
Kolom band d adalah pita resistor yang menunjukkan nilai toleransi.
Kolom band e adalah pita resistor yang menunjukkan nilai reliabilitas.
Untuk membedakan resistor dengan 5 pita dengan pita terakhir adalah toleransi dan 5
pita dengan pita terakhir adalah reliabilitas adalah dengan melihat jarak pita terakhir. Jika
jaraknya lebar maka pita kelima adalah reliabilitas dan jika jaraknya sama dengan pita
pita yang lain maka pita kelima adalah toleransi.
Pita pertama suatu resistor adalah yang paling dekat dengan ujung resistor

Contoh :
1. Berapa nilai resistor di bawah ini?

Jawab
Resistor ini memliki 5 pita warna dengan satu pita terakhir memiliki jarak terpisah.
Pita pertama kuning: (hi-co-me-ji-ku) => 4
Pita kedua abu abu: (hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a) => 8
Pita ketiga ungu: (hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u) => 7
Pita keempat merah: (hi-co-me) => x 100
Pita kelima emas: (hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-p-em) => toleransi + 5 %
(*) jadi nilai resistansinnya sebesar 48700 ohm atau 48K7 dengan toleransi + 5 %

2. Berapa nilai resistor di bawah ini?

Jawab
Resistor ini memliki 5 pita warna dengan satu pita terakhir memiliki jarak terpisah.
Pita pertama coklat: (hi-co) => 1
Pita kedua putih: (hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-p) => 9
Pita ketiga kuning: (hi-co-me-ji-ku) => 4
Pita keempat coklat: (hi-co) => x 10
Pita kelima coklat: (hi-co) => toleransi + 1 %
(*) jadi nilai resistansinnya sebesar 1940 ohm atau 19K4 dengan toleransi + 1 %

2. ELCO (Electrolit Condensator)


A. Pengertian Kondensator Elektrolit
Kondensator Elektrolit biasanya disebut juga Elco ataupun Kapasitor Elektrolit
adalah Kondensator yang biasanya berbentuk tabung, dengan dua kaki berpolaritas (+)
positif dan (-) negatif. Kaki positif dan kaki negatif dibedakan dengan tanda satu kaki
panjang berpolaritas positif (+) sedangkan kaki kedua biasanya lebih pendek atau ada

tanda - - itu berarti berpolaritas negatif (-). Dalam rangkaian elektronika disimbolkan
dengan huruf C.
B. Fungsi Kondensator Elektrolit
Fungsi Elco dalam rangkaian elektronika adalah di gunakan untuk mengetahui nilai
kapasitas sebuah elco dalam satuan uF (mikro Farad). Fungsi Elco sering di sebut
sebagai kapasitor polar. Di dalam kapasitor polar memiliki dua kutub yang berbeda pada
tiap kakinya, sehingga dalam pemasangan komponen ini tidak boleh terbalik ataupun
salah dalam pemasangan.
1.
2.
3.
4.

Kondensator Elektrolit pada sebuah rangkaian elektronika berfungsi sebagai :


Penyimpanan arus listrik
Pem-filter atau penyaring arus / tegangan listrik
Sebagai kopling atau penghubung
Penstabil tegangan listrik
C. Satuan Nilai Kondensator Elektrolit

Nilai kapasitansi sebuah Kondensator Elektrolit ditentukan menggunakan


nilai microFarad (uF). Nilai tersebut biasanya tertera langsung pada body Elco tersebut,
disamping microFarad Elco juga mempunyai nilai Voltage/voltase sendiri-sendiri. Suatu
contoh 47uF/25v itu berart kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi sebesar
47microFarad dan maksimum voltase 25volt, hati-hatilah apabila ada sebuah rangkaian
elektronika membutuhkan kondensator elektrolit sebesar 47uF/50v misalnya, karena kita
gugup mungkin dalam membaca skema rangkaian elektro tersebut kita pasangkan Elco
sebesar 47uF/25v itu akan berakibat Elco tersebut meledak/meletus. Lebih baik kalau
sudah mencari namun tak mendapat nilai yang serupa dengan 47uF/50v, ada misal diatas
50volt itu akan lebih baik daripada kurang dari nilai voltase pada rangkaian.
Gambar Kondensator Elektrolit dan macam-macam simbolnya

Gambar simbol Kondensator Elektrolit


D. Kerusakan Pada Kondensator Elektrolit
Kerusakan pada Kondensator Elektrolit biasanya antara lain:
1.

Elco kering / Nilai kapasitansinya berubah

2.

Meledak

3.

Konslet / terhubung langsung (short)

3.) Macam-Macam Kondensator, Simbol dan Fungsinya


Simbol dan Fungsi Kapasitor beserta jenis-jenisnya Kapasitor (Capacitor) atau
disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif
yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan
kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya
yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun Farad adalah
satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan
dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad,
NanoFarad dan MicroFarad.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000F (mikro Farad)
1F = 1.000nF (nano Farad)
1F = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang
pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai
pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf C.

Jenis-Jenis Kapasitor
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya
untuk masing-masing jenis Kapasitor :
A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau
tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :

1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau
polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya,
Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01F.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik
yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang
dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount
Technology) yang berkecepatan tinggi.
2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan
bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian
Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)

3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4F. Kapasitor Kertas
tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian
Elektronika.
4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai
Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02F. Kapasitor Mika
juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan
ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-)
dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus
sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari
0.47F hingga ribuan microfarad (F). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO)
akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang
perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya
Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan
Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih
tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi
yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena
itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya
dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan
Laptop.
B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE CAPACITOR)
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubahubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih
besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada
Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF
2. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri
dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw
yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi
berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan
gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai
100pF.

Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika


Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen Elektronika
yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki banyak fungsi
sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :

Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik

Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)


Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
Sebagai Kopling
Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
Sebagai Penggeser Fasa
Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan
Spul Antena dan Osilator)
Kapasitansi
Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang
terlalu besar, sehingga digunakan:

Pikofarad (

Nanofarad (

Microfarad (

)=
)=
)=

Kapasitansi dari kondensator dapat ditentukan dengan rumus:

: Kapasitansi
: permitivitas hampa
: permitivitas relatif
: luas pelat
:jarak antar pelat/tebal dielektrik

Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:


1.
2.
3.

Menyusunnya berlapis-lapis.
Memperluas permukaan variabel.
Memakai bahan dengan daya tembus besar

4.) Transistor
A. Pengertian Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi


dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat
arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal,
Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis
(B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri
dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field
Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan
keluarga dari Transistor.
Gambar dan Simbol Transistor :

B. Jenis-Jenis Transistor
Jenis-Jenis Transistor dan cara kerja transistor pada umumnya dibagi menjadi dua
jenis yaitu; Transistor Bipolar (dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET Field
Effect Transistor).
Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan
pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian
lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-NP (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga
menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis
yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Masing-masing dari ketiga kaki jenis-jenis transistor ini di beri nama B(Basis),
K (Kolektor), dan E (Emitor). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus
listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang
mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau
NPN).
Di bawah ini Gambar dan jenis-jenis transistor :

Ganbar 1. jenis-jenis transistor


T sistor Efek Medan (FET Field Effect Transistor) merupakan jenis transistor yang
juga
memiliki
3
kaki
terminal yang
masing-masing
diberi
nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara
kerja
transistor
ini
adalah mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan
yang diberikan pada terminal Gate.
Perbedaan antara transistor bipolar dan transistor FET adalah jika transistor bipolar
mengatur besar kecil-nya arus listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau
sebaliknya melalui seberapa besar arus yang diberikan pada kaki Basis, sedangkan pada
FET besar kecil-nya arus listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya
adalah dengan seberapa besar tegangan yang diberikan pada kaki Gate.
Selain di gunakan sebagai penguat, transistor digunakan sebagai saklar.Caranya
adalah dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor hingga mencapai
titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau
saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor
bagai saklar terbuka.

1.
2.
3.
4.
5.

Fungsi transistor adalah sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal.
Fungsi Transistor antara lain :
Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
Sebagai penyearah
Sebagai mixer
Sebagai osilator
Sebagai switch
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :
1.
2.
3.

Uni Junktion Transistor (UJT)


Field Effect Transistor (FET)
MOSFET

1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar 2. symbol dan gambar transistor type UJT


Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua
jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.
2. Field Effect Transistor (FET)

Gambar 3. symbol dan gambar transistor type FET


Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih tinggi
dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang memerlukan.
Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua
yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion
FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET(MOSFET).
3. MOSFET

Gambar 4.symbol dan gambar transistor type MOSFET


MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang
mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input
impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET
hanya digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya
misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi
dengan desah yang rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan
MOSFET perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis solder yang
khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET, terdapat dua macam
MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.

5.) IC (Integrated Circuit)


IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang
diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk
IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga
ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching,
pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC
merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static
Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang
disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum
lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.
Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang


dikemas menjadi satu kemasan kecil atau dengan kata lain yaitu beberapa komponen
elektronika yang dijadikan satu wadah sehingga membentuk sebuah komponen
Macam-Macam IC dan Bentuknya

Integrated Circuit (IC) terbagi atas 2 bagian

IC Monolitik, Yaitu IC yang berdiri sendiri artinya dalam satu IC monolitik ini hanya
menjalankan/mengatur satu blok rangkaian saja dan tidak tergabung dengan IC yang lain.
Umumnya IC monolitik ini biasanya kebanyakan didapati pada radio dan televise.
Contohnya : IC AN 7812, AN 7805, SN 7400, 7411 dan lain-lain.
IC Hybrid
Yaitu gabungan dari beberapa IC atau dengan kata lain IC yang terkumpul. Dalam satu
PCB (papan rangkaian) Umumya IC Hybrid ini terdapat pada komputer.
Dalam beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan
dikemas dalam kemasan yang kecil. Sementara satu IC yang kecil dapat membuat
ratusan hingga ribuan komputer. Berikut dibawah ini satu gambar IC yang bentuknya
seperti transistor.
Bentuk IC yang menyerupai sisir disebut menyerupai sisir karena kaki-kakinya
hanya satu sisi saja biasa pula IC dinamakan IC SINGLE INLINE
Bentuk IC yang segiempat dengan kaki-kaki berada pada keempat sisinya. Bentuk
yang seperti ini kebanyakan digunakan pada CPU komputer salah satu contohnya seperti
gambar di bawah ini.
Bentuk IC yang kaki-kakinya hanya pada dua sisinya saja atau biasa disebut Dual
Line (DIL).
IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki-kakinya diberi nomor urut untuk
dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor satu diberikan tanda titik atau takikan.
Setiap IC ditandai dengan nomor type, Nomor ini menunjukkan jenis IC, jadi jika
nomornya sama misalnya IC SN 7400 dengan IC HD 7400 dan sebagainya.
Kelompok-kelompok IC
IC Linear
a. IC Regulator
b. IC Operational Amplifier (OP-AMP)
c. IC Audio Amplifier dan sebagainya
IC Digital
d. NAND
e. NOR
f. OR
g. AND EXOR
h. BCD, dan lain-lain
Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah transistortransistor logic (TTL) dan juga Complimentary Metal Oxide Semoconduktor (CMOS).
Tujuan dan Fungsi IC

IC dibuat dengan tujuan agar dalam merakit satu rangkaian, penggunaan IC itu
lebih praktis dan biayanya relatif lebih ringan dan juga dapat mengerjakan suatu
rangkaian dengan efektif dan efisien di dibanding menggunakan transistor.
Fungsi IC sendiri ada bermacam-macam sesuai dengan kode atau type IC
tersebut. Tapi, Fungsi IC secara umum yaitu:
1. Mengatur tegangan input dan out put
2. Sebagai jantung pada suatu rangkaian. Karena IC-lah yang mengatur kerja dari setiap
blok rangkaian dengan membagi tugas masing-masing blok rangkaian tertentu.
3. Dan lain-lain
IC Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi
sebagai :

Penguat Daya (Power Amplifier)


Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
Voltage Comparator
Multiplier
Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
IC Digital
IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan Outputnya
hanya memiliki 2 (dua) level yaitu Tinggi dan Rendah atau dalam kode binary
dilambangkan dengan 1 dan 0.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :

Flip-flop
Gerbang Logika (Logic Gates)
Timer
Counter
Multiplexer
Calculator
Memory
Clock
Microprocessor (Mikroprosesor)

Microcontroller

6.) DIODA
A. Pengertian Dioda
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2
Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi
sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah
tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut
sering disebut dengan Tegangan Zener.
3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering
digunakan sebagai Sensor.
5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi
sebagai pengendali .
6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda
Laser sering disingkat dengan LD.
Gambar dan Simbol Dioda:

Berikut ini adalah pengertian dari Jenis-Jenis Dioda :

Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)

Dioda yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu piranti elektronik yang
menggabungkan dua unsur yaitu optik dan elektronik yang disebut juga sebagai
Opteolotronic.dengan masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan katroda (-),
dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan diameter cahaya yang dihasilkan,
dan warna nya.

Diode Photo (Dioda Cahaya)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada
daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat
melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan
geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita data berlubang yang
berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).
Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada dioda
ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan
menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin besar
kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini banyak digunakan
sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima radio.

Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang diberikan,
contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus searah
(DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas
tegangan yang dimiliki.

Diode Zener

Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari
dioda tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika
tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang dihasilkan
akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari kapasitasnya yaitu 5,1,
dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan inputnya.

7.) LED
A. Pengertian LED
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik
yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai,
seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas,
lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk
televisi, komputer, pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan
berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada
dalam proses kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak
digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam
warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak
lagi
Macam-macam LED :
1. Dioda Emiter Cahaya . Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik
langsung menjadi cahaya. Dengan mengubah-ubah jenis dan jumlah bahan yang
digunakan untuk bidang temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah
merah, hijau dan kuning.
2. LED Warna Tunggal . LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya
dijumpai. Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping
silicon. Sebuah lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya
yang dipancarkan.
3. LED Tiga Warna Tiga Kaki . satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED.
Satu kaki dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda
LED hijau. Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada
kaki merah atau hijau akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan
pada kedua katoda dalam waktu yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersamasama. Pencampuran warna merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning.
4. LED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah
yang berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan
pada kedua LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua
LED menyala dan menghasilkan warna kuning.
5. . Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0
sampai 9, angka angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7
segmen yang ada pada led yang disusun seperti gambar dibawah ini :

Gambar LED Seven Segmen :

Led Seven Segmen, terdapat dua macam, yaitu common anoda dan common Catoda :
1. Common Catoda berarti seven segmen tersebut terdiri dari led led dimana Catoda
nya (Kutub -) di hubungkan menjadi satu, skematiknya adalah seperti gambar dibawah
ini :
Gambar Common Cathode :

2. Common anoda, skema nya adalah seperti dibawah ini :


Gambar Common Anode :

Led seven segmen tersebut dapat diaktifkan dengan menghubungkan dengan perangkat
kontrol seperti mikrokontroler, seperti di bawah ini :

Cara Kerja LED :


Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda
dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda
menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik
kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbedabeda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka
semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya
arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter
warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan

terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai
penghambat arus.
Gambar LED :

Simbol LED:

Sebuah LED :

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,
kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Untuk menghasilkan warna putih
yang sempurna, spectrum cahaya dari warna-warna tersebut digabungkan, dengan cara
yang paling umum yaitu penggabungan warna merah, hijau, dan biru, yang disebut RGB.
Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak
efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus
maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacammacam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. Bahan semikonduktor yang sering
digunakan dalam pembuatan LED adalah:
1. Ga As (Galium Arsenide,) meradiasikan sinar infra merah,
2. Ga As P (Galium Arsenide Phospide) meradiasikan warna merah dankuning,
3. Ga P (Galium Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning.
Gambar Fisik LED :

Cara Menghitung Nilai Resistor pada LED :

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :
1. Infra merah : 1,6 V
2. Merah : 1,8 V 2,1 V
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
6. Biru : 3,0 V 3,5 V
7. Putih : 3,0 3,6 V
8. Ultraviolet : 3,5 V
Berdasarkan Hukum Ohm, V=I.R
Keterangan : V = tegangan, I = arus listrik, R = Resistor.
Apabila kita mencari nilai resistor maka : R = V/I
R =(Vs-Vd) / I
Vs = tegangan sumber(batry,accu,power suply).
Vd = jatuh tegangan.
Contoh : Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (memiliki jatuh tegangan 1,8
Volt) yang akan dinyalakan menggunakan sumber tegangan(misalnya accu) : 12Volt
maka kita harus mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan
LED.Sebelumnya kita mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah
20mA Jadi dari masalah diatas dapat diketahui : tegangan yang digunakan : 12V, jatuh
tegangan : 1,8V, dan Arus listrik : 20mA=0,02Ampere. R=(12-1,8) / 0,02 = 510 ohm
Menghitung nilai resistor secara parallel :

R LED Merah = (12 V- 1.8V) /0.02 A = 510 ohm


R LED Biru = (12V 3V) / 0.02 A = 450 ohm
Kelebihan dari LED :
LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain,
dimana LED lebih hemat energi 80 % sampai 90% dibandingkan lampu lain.
LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100 ribu jam.
LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah.
Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV atau
energi panas).
Ukurannya yang mini dan praktis

Kelemahan LED
Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada
LED.
Harga LED per lumen lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain.
Kelemahan dari LED di atas yang menyebabkan masyarakat lebih memilih
menggunakan
Cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon dibandingkan menggunakan
LED.
Fungsi LED

Fungsi fisikal

Sebuah LED adalah sejenis diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah diode
normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau didop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n
junction. Pembawa-muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektrode
dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat
energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Lampu LED sekarang sudah digunakan untuk:

penerangan untuk rumah

penerangan untuk jalan

lalu lintas

advertising

interior/eksterior gedung

8.) Transformator
A. Pengertian Transformator
Transformator adalah sebuah alat yang mentransfer energi antara 2 sirkuit yang
melalui induksi elektromagnetik. Transformer di mungkinkan untuk di gunakan
sebagai perubahan tegangan dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari
satu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya dari input ke input alat tertentu,
untuk menyediakan kebutuhan yang berbeda dari sebuah tingkatan arus sebagai
sumber arus cadangan, atau bisa juga di gunakan untuk mencocokkan impedansi
antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron untuk memaksimalkan pertukaran antara 2
sirkuit. Hal ini memungkinkan terjadinya pertambahan daya arus listrik yang terjadi
dari sebuah benda yang memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil.

Transformator (trafo) adalah alat yang


menurunkan tegangan bolak-balik (AC).

digunakan

untuk

menaikkan

atau

Berikut ini Contoh Gambar dari Pengertian


Transformator

Pada pengertian transformator ini, biasanya alat ini terdiri dari 2 kabel yang
melilit di sekeliling inti yang sama untuk menciptakan efek arus listrik yang sangat
kuat dari ke 2 kabel tersebut. Inti tersebut biasanya di lapisi dengan besi. Gulungan
yang menerima aliran arus listrik merujuk pada untaian primer, sedangkan gulungan
hasil disebut dengan untaian kedua. Sebuah arus listrik di salurkan melalui untaian
primer transformer yang menghasilkan medan elektromagnetik di sekelilingnya dan
bemacam perubahan magnetik pada inti dari transformer tersebut. Dengan induksi
elektromagnetik, perubahan magnetik tersebut menghasilkan bermacam daya
elektromotif pada untaian kedua, menghasilkan arus listrik sepanjang sambungan
hasil. Jika ada banyak impedansi yang tersambung sepanjang untaian kedua, aliran
yang melewati untaian tersebut menyerap tenaga dari untaian primer dan sumber
tenaganya.

Di dalam perkembangannya terdapat bermacam-macam jenis transformator atau trafo


dan mempunyai berbagai fungsi, diantaranya :
Trafo ( Transformator ) Adaptor
Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah )
Trafo Step Up / Step Down
Trafo OT ( Out Put )
Berikut ini contoh fungsi transformator yang diaplikasikan dalam kehidupan seharihari :
Trafo step up, Fungsi transformator ini digunakan untuk menaikkan tegangan AC,
trafo jenis ini dipakai dalam rangkaian-rangkaian pembangkit tegangan pada perangkat
elektronika seperti trafo inverter monitor LCD, trafo inverter TV, dll.
Trafo step-down adalah kebalikannya, fungsi transformator ini untuk menurunkan
tegangan AC, contoh pemakaiannya pada adaptor.

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:


1.

Kumparan pertama (primer) yang sebagai input.

2.

Kumparan kedua (skunder) yang sebagai output.

3.

Inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 1. Bagian-Bagian Transformator

Gambar 2. Lambang Transformator


Prinsip kerja dari sebuah transformator atau trafo yaitu ketika kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik (AC), perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Gambar 3. Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder terhadap


medan magnet
Pada skema transformator di Gambar 3, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya)medan magnet
yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan
sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 4. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan


sekunder, dan jumlah lilitan sekunder
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt)


Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1.

Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak dari pada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2.

Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer
lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekunder(Np > Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan


sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dirumuskan:

B. Penggunaan Transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio
memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan
transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan
listrik bolak-balik 12 volt.
Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah:
- TV
- Komputer
- Mesin foto kopi
- Gardu listrik
- Dll.

9.) PCB(Printed Circuit Board)


A. Pengertian PCB
PCB adalah sebuah papan yang di penuhi dengan sirkuit dari logam yang
menghubungkan komponen elektronik yang berada di atasnya satu sama lain,rangkaian
pcb juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan komponen lainnya.
Rangkaian PCB (Printed Circuit Board) adalah papan yang berfungsi untuk
meletakan komponen-komponen menjadi suatu rangkaian elektronika. Papan PCB
terbuat dari bahan pertinaks yang sudah di lapisi dengan tembaga di mana lapisan

tembaga berfungsi sebagai penghubung komponen satu dengan yang lainnya dalam suatu
rangkaian.
PCB ada yang terbuat dari bahan fiber atau sejenisnya pada bagian yang non
conductive. Ketebalan tembaga pada PCB bermacam macam, ada yang 35 micrometer
ada juga yang 17-18 micrometer.
Bahan PCB yang lain adalah paper phenolic atau pertinax, biasanya berwarna coklat,
bahan jenis ini lebih populer karena harganya yang lebih murah.
B. History PCB
PCB pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan berkebangsaan Austria pada tahun
1936, beliau bernama Paul Eisler. kala itu beliau (Paul Eisler) mengaplikasikan
penggunaan PCB dalam sebuah Radio. Ditahun 1943 Amerika Serikat menggunakan
PCB pada sebagian besar Radio Militer mereka. dan setelah tahun 1950 papan sikuit
cetak
(PCB)
telah
dipakai
secara
masal
di
industri
elektronik.
C. Fungsi PCB
PCB berfungsi untuk membuat rapih rakitan rangkaian elektronik serta sebagai tempat
untuk memasang komponen elektronik. Selain itu PCB juga berfungsi meminimalisir
pemakaian tempat, ruang Rangkaian elektronik.
Contoh Gambar PCB

Tampak Atas

Tampak Bawah
D. Jenis-jenis PCB
PCB atau Printed Circuit Board ini memiliki beberapa macam sesuai dengan
fungsinya, yaitu satu sisi (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, TV,
dll), dua sisi (dapat digunakan untuk menghubungkan komponen di kedua sisinya) dan
multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar,
misalnya pada rangkaian-rangkaian PC).
MACAM-MACAM BENTUK PCB

PCB Matrix Strip Board atau biasa dikenal PCB berlubang merupakan salah satu
jenis PCB yang bentuknya terdiri atas susunan lubang-lubang. Namun, kekurangan
dalam penggunaan PCB ini ialah sulitnya mengatur sistem pengkabelan yang
menghubungkan antara komponen satu dengan komponen lain sehingga menyebabkan
kabel-kabel yang dihubungkan saling menyilang. Kesulitan lain juga akan dijumpai saat
penyolderan kaki-kaki komponen dengan 2 kabel penghubung atau lebih, pada titik
solder (pad) yang sama.
Jenis PCB lainnya adalah PCB Cooper Clad. PCB jenis Cooper Clad merupakan PCB
yang terbuat dari bahan ebonite atau fiber glass yang salah satu atau kedua sisinya
dilapisi oleh lapisan tembaga. Untuk PCB yang mempunyai lapisan tembaga hanya pada
salah satu sisi permukaannya saja disebut PCB satu sisi (Single Side). Sedangkan PCB
yang mempunyai lapisan tembaga di kedua sisi permukaannya disebut PCB dua sisi
(Double Side).
PCB dapat digolongkan atas beberapa jenis berdasarkan:

susunan lapis

lapis tunggal

lapis ganda

multi lapis (4, 6, 8 lapis)

bentuk

keras

lunak (fleksibel)

gabungan keras dan lunak

spesifikasi

konvensional

penghubung kepadatan tinggi (High Density Interconnect)

material basis

FR4

logam

keramik

Anda mungkin juga menyukai