Ada dua macam komponen elektronika, yaitu komponen elektronika pasif dan komponen
elektronika aktif. Contoh komponen elektronika pasif adalah resistor (R), Kapasitor (C), dan
Induktor (L). Transistor, diode, IC, relay merupakan contoh komponen elektronika aktif.
Transistoro dapat berfungsi kalau diberi tegangan atau arus dari catu daya. Jika catu daya
tak dihubungkan, maka transistor tidak akan bekerja. Komponen yang bekerjanya memerlukan
Suatu resistor dapat berfungsi memberikan hambatan tanpa adanya catu daya, itu lah
kenapa resistor termasuk komponen elektronika pasif. Komponen elektronika yang dapat bekerja
Gambar 7. Simbol (kiri) dan Bentuk fisik Potensiometer & Trimpot (kanan)
Modul Elektronika Dasar – Mekatronika SMK Negeri 3 Sekayu
4
Potensiometer dan Trimpot memiliki 3 kaki. Kaki bagian luar (samping)
merupakan kaki dengan nilai resistansi tetap. Misalnya Potensiometer 100 , maka
nilai resistansi antara kedua kakia tersebut pasti 100 . Sedangkan kaki bagian
tengah (tanda panah) merupakan kaki dengan nilai yang dapat berubah-ubah.
Gambar 9. Simbol (Kiri) dan Bentuk Fisik LDR & karakteristik LDR (kanan)
c. Termistor
Termistor adalah salah satu jenis resistor yang mempunyai koefisien
temperature () yang sangat tinggi. Fungsi utama komponen ini dalam suatu
rangkaian elektronik adalah untuk mengubah nilai resistansi karena adanya
perubahan temperature dalam rangkaian tersebut. Dengan demikian dapat
difungsikan sebagai sensor suhu.
Termistor dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Termistor NTC ( Negative Temperature Coefficient )
Yaitu termistor yang mempunyai koefisien temperature () negatif, dengan
kata lain semakin rendah suhu ( temperature ) semakin tinggi nilai
resistansi (linier). Pada umumnya, bila kita menyebut kata termistor, maka
termistor tersebut adalah termistor NTC. Termistor NTC banyak digunakan
untuk sensor dan regulator.
Gambar 13. Karakteristik Tagangan-Tahanan VDR (kiri) dan simbol VDR (Kanan)
2. Berapaha nilai resistor dengan kode warna : Cokelat, Hitam, Merah, Perak?
Jawab : 1 st Ring 2 nd Ring 3 rd Ring 4 th Ring
Cokelat Hitam Merah Perak
1 0 x 100 ± 10 %
Jadi Nilai Resistor tersebut adalah = 1.000 ± 10 %
Gambar 17. Simbol Kapasitor tetap (kiri) dan kapasitor variable (kanan)
B. Jenis-jenis Kapasitor
1. Kapasitor Elektrolit (ELCO)
Gambar 20. Simbol Elko (kiri) dan Bentuk Fisik Elko (kanan)
Ciri – ciri :
Memiliki polaritas positif (+) dan negative (-)
Cara menentukan polaritas kaki Elko yaitu kaki yang panjang adalah kaki positif
(+) atau kaki yang berada dibawah tanda panah adalah kaki negative (-).
Salah satu fungsinya adalah untuk filter pada penyearah.
Modul Elektronika Dasar – Mekatronika SMK Negeri 3 Sekayu
12
Kerusakan yang sering terjadi adalah konslet, kering, bocor, dan meletus.
Nilai kapasitansinya tertulis pada body, kapasitansinya dinyatakan dalam F dan
tegangan kerja tertentu yang tidak boleh dilampaui.
Contoh :
Sebuah kapasitor Elko tertulis 2200F / 25 V, artinya kapasitor Elko tersebut
memiliki nilai kapasitansi sebesar 2200 dengan tegangan kerja maksimal yang
diperbolehkan adalah 25 V.
2. Kapasitor tantalum
3. Kapasitor Keramik
22 K = 22 = 22 pF ± 10 %
4. Kapasitor Polyester
Gambar 25. Simbol (kiri atas) dan bentuk fisik (kanan)kapasitor film
Ciri – ciri :
Tidak memiliki polaritas, pemasangannnya kakinya bebas.
Tegangan kerjanya sangat tinggi.
Nilai kapasitansinya dalam orde F.
Nilai kapasitansinya tertulis dalam body dalam bentuk kode Alphanumerik atau
kode warna.
Banyak digunakan pada lampu blitz kamera.
Gambar 26. Simbol (kiri ) dan bentuk fisik (kanan)kapasitor Variabel Kapasitor (logam)
Ciri – ciri :
Nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah.
Berfungsi sebagai tunning pada pemancar atau penerima radio.
Bahan dielektrikumnnya antara lain yaitu udara, logam, plastic, dan keramik.
Kapasitansi Varco logam antara 200pF – 1000 pF
Kapasitansi Varco plastik antara 100pF – 350 pF
Kapasitansi Varco plastic jenis trimmer antara 20pF – 100 pF
Kapasitansi Varco keramik antara 1,5pF – 1100 pF
Varco logam digunakan pada tunning tegangan tinggi seperti pada pemancar radio
atau televise.
Varco keramik banyak digunakan pada tunning tegangan tinggi seperti pada
pemancar radio atau televise, pesawat terbang, dan radar pesawat.
C. Pengujian Kapasitor
1. Pengujian Elko
a. Siapkan multimeter analog pada fungsi Ohmmeter dan sudah dalam keadaan
terkalibrasi.
b. Kosongkan muatan listrik pada kapasitor dengan cara menghubung singkatkan kedua
kaki kapasitor.
c. Hubungkan probe hitam multimeter dengan kaki positif kapasitor dan probe merah
multimeter dengan kaki negative kapasitor.
d. Apabila jarum multimeter menyimpang kekanan dan kembali menyimpang kekiri
maka kapasitor masih dalam kondisi baik.
A. Macam-Macam Induktor
1. Induktor inti udara
Gambar 28. Simbol Induktor (kiri) dan Bentuk fisik induktor inti udara (kanan)
2. Induktor inti besi
Gambar 29. Simbol (kiri) dan Bentuk fisik induktor inti besi (kanan)
3. Induktor inti ferrit
Gambar 30. Simbol (kiri) dan Contoh bentuk fisik induktor inti Ferrit / trafo (kanan)
4. Variabel Induktor
Latihan Soal
Materi : Induktor
1. Apakah satuan induktansi ?
2. Apakah simbol huruf untuk Induktor?
3. Apakah fungsi Induktor?
4. Sebutkan jenis-jenis Induktor!
5. Gambarkan simbol Induktor inti Ferit!
Frequensi dari arus AC yang diinduksikan adalah sama dengan frequensi arus AC yang
menginduksikan. Apabila VP adalah amplitudo (tinggi gelombang) tegangan pada kumparan
primer, dan VS adalah amplitude tegangan pada kumparan sekunder, maka:
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan P-N memiliki lapisan deplesi ( depletion
layer), yaitu lapisan yang memiliki keseimbangan antara hole dan elektron atau juga disebut
dengan daerah pengosongan. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-
hole yang siap menerima elektron, sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang
siap bebas. Lalu bila dioda diberi bias positif, yaitu member tegangan potensial sisi P lebih besar
dari sisi N (bias maju/forward bias), maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak
untuk mengisi hole pada sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk
hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Hal ini disebut aliran hole dari P menuju N, kalau
menggunakan terminology arus listrik, maka dikatana terjadi aliran listrk dari sisi P ke sisi N.
Gambar 36. Rangkaian Bias Maju (kiri) dan Rangkaian Bias Mundur (kanan)
Sebaliknya apakah yang akan terjadi apabila polaritas sumber tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas lebih besar dari
pada sisi P.
Sebaliknya untuk bias negative dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada
batasnya sampai beberapa puluh bahkan ratusan Volt. Peristiwa tersbeut disebut breakdown,
dimana dioda tidak dapat lagi menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
Tegangan yang mampu melewati rangkaian reverse bias dioda disebut dengan tegangan
breakdown.
Dioda dinyatakan dalam ukuran menurut kemampuan kuat arus yang mampu dialirkan.
Semakin besar ukuran fisik dioda, semakin besar kuat arus yang mampu dialirkan. Ukuran arus
tersebut merupakan nilai maksimal yang tidak boleh dilampaui, apabila dilampaui maka dioda
akan mengalami kerusakan. Khusus bagi dioda dengan kempuan besar biasanya disertai dengan
plat pendingin.
3. Dioda Zener
1
Watt sampai 50 Watt. Semakin besar ukuran fisik dioda zener semakin besar pula
4
kemampuan daya dioda tersebut. Daya dioda Zener adalah perkalian antara tegangan dan
arusnya yaitu:
Pz = V z x Iz
Selama Pz kurang dari Pz maksimumnya dioda zener tidak akan rusak. Dioda Zener
banyak digunakan sebagai penyetabil tegangan / pembatas tegangan.
Bila dioda di forward bias, elektron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam
hole. Pada saat elektron-elektron jatuh pada pita konduksi ke pita valensi, mereka
memancarkan energi. Pada dioda LED energy ini dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan
pada dioda penyearah energy ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar
seperti gallium, arsen, dan phosphor pabrik dapat membuat LED yang dapat memancarkan
cahaya berwarna merah, kuning, hijau, biru, dan infra merah (tidak kelihatan).
LED biasa digunakan sebagai indicator, peralatan display, jam digital dan lain
sebagainya, sedangkan LED infra merah banyak digunakan pada remote televisi, peralatan
pengamanan dari tindak pencurian. Keuntungan lampu LED dibandingkan lampu pijar
adalah umurnya yang lebih panjang dan tegangannya rendah. LED umumnya hanya
memerlukan 2 volt untuk dapat menyala secara normal. Apabila LED mendapatkan tegangan
yang lebih besar maka LED akan mengalami kerusakan, maka dalam pemasangannya LED
memerlukan resisrtor yang dipasang secara seri sebagai pembatas arus dan tegangan.
Penentuan kaki LED dapat dilakukan dengan melihat kakinya, kaki yang panjang adalah
kaki Anoda, sedangkan kaki Katoda adalah kaki yang pendek. Cara lain yaitu sama seperti
menentukan kaki pada dioda penyearah. Atur multimeter analog pada fungsi Ohmmeter,
hubungkan kedua probe ke kaki LED. Tukar probe ke keki sisi lain apabila jarum belum
menyimpang. Apabila jarum multimeter sudah menyimpang atau LED menyala maka kaki
yang terhubung dengan probe hitam adalah kaki anoda sedangkan kaki yang terhubung
dengan probe merah adalah kaki katoda.
Pengujian LED juga mirip dengan pengujian dioda penyearah, bedanya apabila LED
normal saat di uji LED juga akan menyala pada saat Anoda terhubung dengan probe hitam
dan Katoda terhubung dengan probe merah.
5. Photo Dioda
Bila diperhatikan, simbol Photo Dioda hampir mirip dengan simbol LED, bedanya adalah
simbol LED memiliki anak panah kea rah luar yang artinya memancarkan cahaya. Sedangkan
pada simbol Photo Dioda memiliki arah anak panah ke dalam, ini artinya Photo Dioda
meneima cahaya dari luar. Nanum pada bentuk fisik antara LED dan Photo dioda memiliki
kesamaan.
Energi Thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu
makin besar arus dioda yang terbias reverse. Energy cahaya juga menghasilkan pembawa
minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar,
pabrik dapat membuat photo dioda. Jika cahaya luar mengenai junction photo dioda yang di
rangkai bias mundur (revesre bias) akan dihasilkan pasangan elektron-hole dalam lapisan
pengosongan. Makin kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya
makin besar arus bias mundur ( reverse). Oleh sebab itu Photo dioda dapat digunakan
sebagai sensor cahaya yang baik.
6. Dioda Schottky
Dioda jenis ini menggunakan logam emas, perak, atau platina pada salah satu sisi
junction (biasanya pada tipe-N) yang di dop ke sisi lain. Dioda semacam ini adalah piranti
unipolar (tidak berpolaritas) karena electron bebas merupakan pembawa mayoritas pada
kedua sisi junction. Dioda Schottky tidak memiliki lapisan pengosongan atau penyimpanan
muatan, sehingga ia dapat di switch (nyala-mati) lebiih cepat daripada dioda bipolar. Sebagai
hasilnya piranti ini dapat menyerahkan tegangan diatas frequensi 300MHz, jauh diatas
kemampuan dioda bipolar (dioda penyearah).
V BB −V BE
I B=
RB
Ini merupakan hokum Ohm untuk tahanan basis. Sebagai contoh, andaikan V BB =5V
dan RB = 1 M . Maka,
5 V −0,7 V 4,3 V
I B= = =4,3 A
1M 1M
Jika arus basis besar atau sama dengan I B , titik kerja transistor berada pada ujung
atas dari garis beban dc. Dalam hal ini, transistor kelihatan seperti sebuah switch yang
tertutup. Sebaliknya, jika arus basis nol, transistor bekerja pada ujung bawah dari garis beban
dc dan transistor seperti switch yang terbuka.
Rangkaian di atas merupakan rangkaian transistor sebagai saklar dengan menggunakan
transistor NPN yang memiliki karakteristik aktif high, yaitu transistor akan aktif sebagai saklar
apabila basis mendapat arus tinggi ( high). Padahal tidak semua rangkaian switch pada
elektronika ideal menggunakan rangkaian switch aktif high, ada beberapa rangkaian yang
menghendaki rangkaian switch aktif low.
Rangkaian switch transistor aktif low adalah rangkaian switch transistor yang bekerja
(saklar menutup) apabila basis mendapat arus rendah ( low). Hal ini dapat dibuat dengan
menggunakan transistor PNP. Karakteristiknya berkebalikan dengan rangkaian yang telah
dibahas diatas.
Dengan memahami konsep forwar bias dan memperhatikan arah panah atau tipe
bahan semikonduktor pada suatu kaki transistor akan mempermudah kita dalam
memahami cara menentukan kaki-kaki transistor. Selain itu bahwa pada transistor yang
memiliki kemasan besi / logam, bagian body biasanya terhubung dengan kaki Colector.
Pada saat pengujian kaki Colector – Emitor jarum hanya menyimpang sedikit sekali,
sehingga terkadang perlu ketelitian ekstra.
1. JFET
Terbuat dari bahan semikonduktor P dan N. Memiliki 3 buah kaki yaitu kaki
penguras (drain - D), pintu (gate – G), dan sumber (source – S).