NAMA : SUSISUSANTI
NIM : 220104501007
KELAS : FISIKA SAINS
PRODI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023
KOMPONEN PASIF
1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor termasuk komponen pasif
pada rangkaian elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan
termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Berikut adalah simbol
resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan
oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan
tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Nilai toleransi
resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai
contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna
emas. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Contoh resistor SMD dengan kode 473, maka nilai resistor tersebut adalah:
47 x 10³ohm = 47.000 ohm
= 47 K Ω
Selain dari resistor Surface Mount Device (SMD), juga terdapat jenis resistor
fixed lainnya seperti pada gambar 1.5 berikut:
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih
kecil dan tidak memiliki tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
obeng kecil untuk dapat memutar porosnya. Trimer Potensiometer (trimpot) merupakan
potensiometer yang hanya bisa diubah nilai hambatannya dengan menggunakan sebuah obeng
untuk memutar kontaknya. Berikut lambang dan gambar trimpot.
Jika dilihat pada tabel 1.1, diketahui cincin kuning nilainya = 4 dan cincin violet nilainya
= 7. Jadi cincin pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47.
Cincin ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna cincinnya merah berarti faktor pengalinya
adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan faktor
pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7 kilo ohm (pada rangkaian elektronika biasanya ditulis 4K7
Ohm) dan toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu sendiri adalah batasan nilai resistansi
minimum dan maksimum yang di milikioleh resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor
4,7k Ohm + 5% adalah :4700 x 5% = 235 ohm. Jadi nilai maksimum pada resistor tersebut adalah
4700 + 235 = 4935 Ohm. Sedangkan minimum pada resistor tersebut adalah 4700 – 235 = 4465
Ohm.
Bagian yang paling penting dalam pembacaan tahanan menggunakan multimeter adalah :
1. Pengaturan pengali pada knop multimeter
2. Kalibrasi
3. Pembacaan skala
2. Kondensator/ kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah
komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan
satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya yaitu
Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Fungsi kapasitor antara lain:
a. Sebagai filter atau penyaring, biasanya digunakan pada sistem radio, tv, amplifier dan
lain-lain. Filter pada radio digunakan untuk menyaring (penghambatan ) gangguan-
gangguan dari luar.
1) Kapasitor tetap
yaitu kapasitor yang mempunyai nilai sesuai dengan tertera pada body kapasitor
tersebut. Kapasitor tetap terbagi 6 yaitu:
a) Kapasitor Polar, adalah kapasitor yang kedua kutubnya mempunyaipolaritas positif dan
negatif, biasanya kapasitor Polar bahan dielektriknya terbuat dari elektrolit dan biasanya
kapasitor ini mempunyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan kapasitor yang
menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik.
b) Kapasitor Non Polar, adalah kapasitor yang pada kutubnya tidak mempunyai polaritas
artinya pada kutup-kutupnya dapat dipakai secara terbalik. Biasanya kapasitor ini mempunyai
nilai kapasitansi yang kecil dan bahan dielektriknya terbuat dari keramik, mika dll.
1. Kapasitor keramik (Ceramic Capacitor)
Cara membaca kapasitor keramik pada contoh di atas adalah : pada kapasitor
tertera 103 maka artinya 10 dan 3 angka menjadi 10.000 pF yang dalam satuan
yang lebih besar menjadi 10 nF.
Kode 103, penjabaran menjadi nilai 10nF adalah sebagai berikut:
3. Kapasitor Mika
5. Kapasitor kertas
6. Kapasitor tantalum
Kapasitor variabel adalah kapasitor yang dapat diubah nilai kapasitornya sesuai
dengan kebutuhan. Ada dua jenis kapasitor variabel yaitu : Varco (Variable Condenstator)
dan Trimmer.
1. Variable condensator
2. Trimmer
Prinsip/ Cara kerja kapasitor dalam rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron ke
dalam kapasitor. Ketika kapasitor diisi dengan elektron, tegangan berubah. Selanjutnya, elektron
akan keluar dari kapasitor dan mengalir ke sirkuit yang mereka butuhkan. Dengan cara ini,
kapasitor akan menghasilkan rangkaian reaktif
Membaca nilai kapasitor pada kapasitor ukuran besar dapat langsung dibaca pada
kemasannya, Untuk kapasitor berukuran kecil nilai kapasitor ditulis dalam kode tertentu, dengan
cara pembacaan nilai kapasitor sebagai berikut. Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai
kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum
dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar
22uF/25V. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua)
atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai
contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF.
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka
ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10,
2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka
kapasitansinya adalah 10 x 104pF = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222,
artinya kapasitansikapasitor tersebut adalah 22 x 102pF = 2200 pF = 2.2 nF.
Kapasitor juga dituliskan dengan kode warna seperti resistor, namun kapasitor jenis ini
jarang ditemui. Format penulisan dengan kode warna kapasitor ditulis dalam 4 ring warna dan 5
ring warna. Kapasitor yang ditulis dengan kode warna menggunakan satuan dasar pico farad (pF).
Urutan pembacaan ring kapasitor dimulai dari ring paling atas. Ring pertama = digit ke 1, ring
kedua = digit ke 2, ring ketiga = faktor pengali, ring ke empat = toleransi. Sebagai contoh kapasitor
dengan 4 ring warna dimulai dari atas kuning (4), ungu (7), merah (2) dan hijau (5%) sehingga nilai
kapasitor tersebut adalah 4700 pF = 4,7 nF dengan toleransi 5%. Tabel kode warna untuk kapasitor
dapat dilihat pada gambar berikut.
3. Induktor
Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga
sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau
Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio.
Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil)
tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :
3.Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi ataupun Ferit.
4.Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek Induktor (Coil) tersebut semakin tinggi
induktansinya.
1.Pengatur frekuensi
2.Pelipat tegangan.
2. Induktor variabel : Induktor yang induktansinya dapat diatur secara terus menerus.
Prinsip kerja induktor adalah pada saat arus mulai mengalir ke induktor, dalam komponen
tersebut maka akan menghasilkan medan magnet yang disebabkan oleh perubahan arus listrik ke
medan magnet dengan tidak mengubah besaran tegangan listrik. Perubahan ini disebut fluks
magnet.Secara matematis, untuk mencarai besar induktansi pada induktor dapat menggunakan
rumus berikut ini.
4. Trafo
Suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud
dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220 VAC ke 12
VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110 VAC ke 220 VAC.Fungsi trafo adalah Menaikkan
atau menurunkan tegangan AC.
1. Trafo Step Up : Jenis transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan AC.
Pada trafo Step Up, jumlah lilitan kumparan sekunder jauh lebih banyak dibanding
jumlah kumparan primer.
2. Trafo Step Down : Jenis transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan
AC. Pada trafo Step Down, jumlah lilitan kumparan primer jauh lebih banyak
dibanding jumlah kumparan sekunder.
1. Dioda
Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu
Anoda dan Katoda. Prinsip kerja dari dioda sendiri bermula dari adanya dua arus listrik yang
bermuatan negatif dan positif. Dari dua arus ini bergerak ini dioda harus mampu mengubahnya
menjadi satu arah saja dengan teknik bias. Dengan begini, arus listrik bisa menjadi searah.
1) Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
2) Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
3) LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik.
4) Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
5) Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali .
6) .Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).
1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak. **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah
rusak.
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak
ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.
2. Transistor
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan
merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik
modern ini. Prinsip kerjanya transistor diaplikasikan dengan memberi tegangan atau arus listrik
pada kedua kaki terminal untuk mengatur arus listrik yang mengalir melalui terminal yang
lain.
4.Penyearah
Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan
Collector/Kolektor (K).Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP
dan NPN.
Simbol dan jenis transistor
3. IC (Integrated Circuit)
Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor,
Resistor dan komponen lainnya yang di integrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang
berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
1 .Sebagai pembalik dan pemantap atau untuk mendeteksi taraf dan membentuk
kembali pulsa-pulsa yang buruk pada bagian tepinya (membentuk sinyal kotak).
2. Penguat,
3. Switching,
4.Media penyimpanan
▪ Macam – macam IC diantaranya adalah sebagai berikut :
NOT,OR,NOR,XNOR,AND,XCR,dan,NAND
Prinsip kerja IC adalah menerima masukkan berupa logika dan mengeluarkannya berupa
sinyal keluaran logic. Sel logika ini dapat diimplementasikan secara elektronis dengan
menggunakan dioda atau transistor. Namun, dapat pula dibangun menggunakan susunan komponen
yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay).
KOMPONEN PENUNJANG
1. Saklar
Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik.
Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan
Elektronika.Fungsi saklar adalah sebagai pemutus arus listrik.Macam – macam saklar dapat dijelaskan
dalam gambar dibawah ini:
Secara umum, prinsip kerja saklar adalah dua atau lebih konduktor yang masing-masing terpasang
terminal, kedua konduktor tersebut dapat diputus sambung dengan menggunakan switch(mekanis maupun
elektronis) yang berguna untuk mematikan dan menghidupkan beban listrik. Sedangkan secara khusus, tiap-
tiap saklar memiliki cara kerjanya masing-masing dalam menghidupkan dan mematikan beban listrik.
2.Relay
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Prinsip kerja Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
2.Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
3.Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.
4.Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya
dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
1.Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
2.Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
OPEN (terbuka)
1.Pole adalah Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
2.Throw adalah Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :
Cara Mengukur/ Pengujian Relay Menggunakan Multimeter Digital.
• Aktifkanlah relay dengan cara menghubungkan arus listrik sesuai dengan tegangan relaynya,
semisal memakai baterai 9V untuk mengaktifkannya. Pada saat relay aktif sesudah dialiri arus
listrik maka akan terdengar suara “klik”. Suara tersebut mencirikan kondisi relay sudah berpindah
dari posisi NC ke posisi NO.
• Pastikanlah posisi saklar multimeter masih berada pada posisi Ohm (Ω).
• Selanjutnya hubungkanlah salah satu probe multimeter pada terminal “COM” serta probe yang
lainnya di NC, pastikan bahwa nilai yang ditunjukkan pada display ialah “Tak terhingga”. Kondisi
tersebut berarti menandakan bahwa antara Terminal “COM” serta terminal NC tak terhubung sama
sekali ketika relay diaktifkan ataupun ketika relay dalam kondisi open dengan baik.
• Setelah itu pindahkanlah probe multimeter yang ada di terminal NC ke NO, pastikan bahwa nilai
yang ada pada display multimeter ialah “0” Ohm. Itu berarti kondisi tersebut menandakan bahwa
antara terminal “COM” serta Terminal NO terhubung dengan baik ketika relay diaktifkan.