Anda di halaman 1dari 26

KARAKTERISTIK RANGKAIAN RC SERI

PRAKTIKUM III

NAMA : Cahya Pratiwi


NIM : 1631130096
KELAS : 1A
PRODI : D III T.Telekomunikasi

TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016
1. Judul : Karakteristik Rangkaian RC Seri

2. Tujuan : Mengetahui perubahan resistansi dalam rangkaian seri-parallel RC

3. Alat dan Bahan Praktikum :


3.1.Bahan Praktikum:
 Resistor = 1,2 kΩ
 Resistor = 2,2 kΩ
 Resistor = 3,3 kΩ
 Resistor = 4,7 kΩ
 Capasitor = 2,2 mf
 Capasitor = 0,1 mf
3.2.Alat Praktikum:
 Multimeter Analog dan Digital
 Jumper = 10 buah
 U-patch

4. Dasar Teori
4.1.Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam
suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai
namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan
simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) resistorjuga memiliki nilai yang lain seperti
nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk
diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh
karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan
resistor tersebut.
Simbol Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering
digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang
berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”.
Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan
dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR”
dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan
huruf “VR” dan “POT”.

Kapasitas Daya Resistor


Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya
maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai
kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor
dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan
kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting
dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan
daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk
efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

Nilai Toleransi Resistor


Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari
nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan
dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor
merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi
akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada
beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1%
(resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%),
resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor
dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor
dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor
dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin
ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik
kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada
umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk
membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang
dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
 Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan


resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan.
Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya
kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya
dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

 Resistor Arang (Carbon Resistor)


Resistor arang atau resistor karbon merupakan
resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau
karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak
digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor
jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt,
1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

 Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan


nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah
dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui
dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal
film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan
jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor
tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini
juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8
Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak
digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri
dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed
Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

 Resistor Tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai


resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini
biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai
pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor
tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :
 Metal Film Resistor
 Metal Oxide Resistor
 Carbon Film Resistor
 Ceramic Encased Wirewound
 Economy Wirewound
 Zero Ohm Jumper Wire
 S I P Resistor Network

 Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe


yaitu :
 Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur
nilai resistansinya secara langsung karena telah
dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri
dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan
Potensiometer Logaritmis
 Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang
membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai
resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut
dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
 Thermistor, yaitu tipe resistor variable
yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu
disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu
NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan
dibahas dalam artikel yang lain.
 LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor
variabel yang nilai resistansinya akan berubah
mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.

Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas


lebih detil dalam artikel yang lain.

Menghitung Nilai Resistor


Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan
kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi
ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor
tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor
yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada
resistor tetap daaya besar dan resistor variable.

Kode Warna Resistor


Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4
ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari
suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai
resistansi resistor dengan kode warna yaitu
4.2.Capasitor

Simbol dan Fungsi Kapasitor beserta jenis-jenisnya –


Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat
menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan
kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari
nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal
dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh
karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam
peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi
pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.

Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :

1 Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)


1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)

Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri


dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari
logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai pemisah. Dalam
Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.

Jenis-Jenis Kapasitor

Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat


dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor
Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk masing-
masing jenis Kapasitor :

A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR)

Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor


yang nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah
Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya Tetap :

1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)


Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat
dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat.
Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat
dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya,
Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya
terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk
memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin
kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount
Technology) yang berkecepatan tinggi.

2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)


Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat
dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester
dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak
memiliki polaritas arah)

3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)


Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari
Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara
300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah
atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)


Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat
dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar
antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang
bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.

5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)


Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya
terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder.
Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai
pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki
Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan
Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal
Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari
0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor
Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan
tegangannya.

6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan
Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya
juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum
karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada
suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit
lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat
dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu,
Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga
mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang
berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE CAPACITOR)


Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya
dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini
terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam
dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan
untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio
(digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk
lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat
memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam
yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw
yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai
kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian
Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang
Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal
sampai 100pF.

Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika


Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu
jenis Komponen Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini
dikarenakan Kapasitor memiliki banyak fungsi sehingga hampir
setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam
Rangkaian Elektronika :
 Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
 Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC
(Alternating Current)
 Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
 Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
 Sebagai Kopling
 Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
 Sebagai Penggeser Fasa
 Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel
yang digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)

4.3.Multimeter Analog
Multimeter Analog, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya
menggunakan penunjuk jarum.

Fungsi Multimeter :
 Mengukur tegangan DC
 Mengukur tegangan AC
 Mengukur kuat arus DC
 Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
 Mengecek hubung-singkat / koneksi
 Mengecek transistor
 Mengecek kapasitor elektrolit
 Mengecek dioda, led dan dioda Zener
 Mengecek inductor
 Mengukur HFE transistor (type tertentu)
 Mengukur suhu (type tertentu)

4.4.Multimeter Digital
Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya
berupa digit angka.

Fungsi Multimeter :

Mengukur tegangan DC
Mengukur tegangan AC
Mengukur kuat arus DC
Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
Mengecek hubung-singkat / koneksi
Mengecek transistor
Mengecek kapasitor elektrolit
Mengecek dioda, led dan dioda zener
Mengecek induktor
Mengukur HFE transistor (type tertentu)
Mengukur suhu (type tertentu)
5. Hasil dan Pembahsan
5.1.Tabel 1 Pengukutan Resistansi R dan C dengan Multimeter analog merk
Helles YX 360 TRD dan Multimeter Digital merk Heles UX37

Multimeter
R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) C1 (Ω) C2 (Ω) C3 (Ω)
Analog Skala
10x 120 220 330 470 450 1,5K ∞
1KX 1 2 3 4,3 100 55 500

Multimeter
R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) C1 (Ω) C2 (Ω) C3 (Ω)
Digital Skala
20k 1,19 2,16 3,25 4,55 ∞ ∞ ∞

5.2. Tabel 2 Pengukuran Resistansi R dan C Seri-Parallel dengan


Multimeter analog merk Helles YX 360 TRD pada U-Patch.
5.2.1. Tabel 2.1. Rangkaian RSeri pada U-Patch

Skala R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) RTotal (Ω)


10x 119 225 320 490 1,1k

5.2.2. Tabel 2.2. Rangkaian RParallel pada U-Patch


Skala R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) RTotal (Ω)
10x 60 60 60 60 60

5.2.3. Tabel 2.3. Rangkaian CSeri pada U-Patch


Skala C1 (Ω) C2 (Ω) C3 (Ω) CTotal (Ω)
10x 420 1,8k ∞ ∞
1kx ∞ ∞ ∞ ∞

5.2.4. Tabel 2.4. Rangkaian CParallel pada U-Patch


Skala C1(Ω) C2(Ω) C3(Ω) CTotal (Ω)
1x 2k 2k 2k 2k
10x 400 400 400 400
1kx 55 55 55 55
5.3.Tabel 3 Pengukuran Resistansi R dan C Seri-Parallel dengan Multimeter
Digital merk Heles UX37 pada U-Patch.
5.3.1. Tabel 3.1. Rangkaian RSeri pada U-Patch
Skala R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) RTotal (Ω)
20k 1,19 2,18 3,26 4,64 11,28

5.3.2. Tabel 3.2. Rangkaian RParalel pada U-Patch


Skala R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) RTotal (Ω)
20k 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54

5.3.3. Tabel 3.3. Rangkaian CSeri pada U-Patch


Skala C1 C2 C3 C
20k ∞ ∞ ∞ ∞

5.4.Langkah – langkah Pengukuran RC Seri-Parallel dengan Multimeter


Analog merk Helles YX 360 TRD
5.4.1. Langkah – langkah pengukuran dengan resistansi tubuh
1. Siapkan resistor 1,2 kΩ, 2,2 kΩ, 3,3 kΩ, 4,7 kΩ dan
capasitor 2,2mF(2x), 0,1mF.
2. Siapkan Multimeter Analog merk Helles YX 360 TRD, atur
skala Multimeter Analog 10x dan 1kx.
3. Kemudian kalibrasi terlebih dahulu sebelum mengukur
resistansi pada R1-R4 dan C1-C3.
4. Ukur resistansi R1-R4 dan C1-C3 seperti pada gambar
dibawah ini:

Pengukuran resistansi pada resistor seperti pada gambar


diatas,dengan meliputi suhu badan.
Pengukuran resistansi pada capasitor dilakuakan seperti pada
gambar diatas.(condensator memiliki kaki negative(pendek)
dan kaki positif(panjang)).
5. Lihat nilai resistansi resistor dan capasitor pada Multimeter
Analog merk Helles YX 360 TRD dengan skala 1kx dan 10x.

5.4.2. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian RSeri dengan Multimeter


Analog merk Helles YX 360 TRD.
1. Siapkan U-Patch, R1-R4, jumper, dan Multimter Analog
merk Helles YX 360 TRD.
2. Susun resistor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
seri.
3. Untuk skala 10x resistor dan jumper harus dipasang seri dari
atas ke bawah (horizontal), karena nilai mendekati sumber &
skala kecil/faktor rugi tegangan.
4. Hitung/ukur R1-R4 dengan cara menempelkan probe merah
di kaki resistor yang dekat dengan nilai toleransi dan
tempelkan probe hitam pada kaki resistor yang dekat dengan
nilai resistansi.(ukur dengan skala 10x).
5. Hitung/ukur RTotal, probe merah pada di R1(nilai resistansi)
dan probe hitam R4(nilai toleransi).
5.4.3. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian CSeri dengan Multimeter
Analog merk Helles YX 360 TRD.
1. Siapkan U-Patch, C1-C3, jumper, dan Multimter Analog
merk Helles YX 360 TRD.
2. Susun capasitor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
seri.
3. Untuk skala 10x capasitor dan jumper harus dipasang seri
dari atas ke bawah (horizontal), karena nilai mendekati
sumber & skala kecil/faktor rugi tegangan.
4. Hitung/ukur C1-C3 dengan cara menempelkan probe hitam
dikutub negative(kaki pendek) dan probe merah tempelkan
dikutub positif(kaki panjang).
5. Hitung/ukur CTotal dengan cara probe merah di C1 (kaki
panjang/kutub positif) dan probe hitam di C3 (kaki pendek/
kutub negative).
6. Dalam melakukan pengukuran salah satu kaki pada capasitor
harus tersentuh tangan, agar menimbulkan arus pada
kapasitor tersebut.

5.4.4. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian RParallel dengan


Multimeter Analog merk Helles YX 360 TRD.
1. Siapkan U-Patch, R1-R4, jumper, dan Multimter Analog
merk Helles YX 360 TRD.
2. Susun Resistor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
parallel.
3. Hitung/ukur R1-R4 dengan cara menempelkan probe merah
di kaki resistor dekat nilai resistansi dan probe hitam di dekat
nilai toleransi.
4. Hitung/ukur RTotsl, dengan cara menempelkan probe merah
di kaki R1 dekat nilai resistansi dan probe hitam di R4 dekat
nilai toleransi.
5.4.5. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian CParallel dengan
Multimeter Analog merk Helles YX 360 TRD.
1. Siapkan U-Patch, C1-C3, jumper, dan Multimter Analog
merk Helles YX 360 TRD.
2. Susun capasitor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
parallel.
3. Hitung/ukur C1-C3 dengan cara menempelkan probe merah
di kutub positif (kaki panjang) dan probe hitam di kutub
negative (kaki pendek).
4. Hitung/ukur CTotal , dengan cara probe merah di C1 (kaki
panjang/kutub positif) dan probe hitam di C3 (kaki pendek/
kutub negative)
5. Dalam melakukan pengukuran salah satu kaki pada capasitor
harus tersentuh tangan, agar menimbulkan arus pada
kapasitor tersebut
.
5.5.Langkah – langkah Pengukuran RC Seri-Parallel dengan Multimeter
Digital merk Heles UX37
5.5.1. Langkah – langkah pengukuran dengan resistansi tubuh
1. Siapkan resistor 1,2 kΩ, 2,2 kΩ, 3,3 kΩ, 4,7 kΩ dan
capasitor 2,2mF(2x), 0,1mF.
2. Siapkan Multimeter Digital merk Heles UX37, atur skala
Multimeter Digital 20k.
3. Kemudian kalibrasi terlebih dahulu sebelum mengukur
resistansi pada R1-R4 dan C1-C3.
4. Ukur resistansi R1-R4 dan C1-C3 seperti pada gambar
dibawah ini:
Pengukuran resistansi pada resistor seperti pada gambar
diatas,dengan meliputi suhu badan.

Pengukuran resistansi pada capasitor dilakuakan seperti pada


gambar diatas.(condensator memiliki kaki negative(pendek)
dan kaki positif(panjang)).
5. Lihat nilai resistansi resistor dan capasitor pada Multimeter
Digital merk Heles UX37 dengan skala 20k.

5.5.2. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian RSeri dengan Multimeter


Digital merk Heles UX37
1. Siapkan U-Patch, R1-R4, jumper, dan Multimter Digital
merk Heles UX37.
2. Susun resistor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
seri.
3. Untuk skala 20k resistor dan jumper harus dipasang seri dari
atas ke bawah (horizontal), karena nilai mendekati sumber &
skala kecil/faktor rugi tegangan.
4. Hitung/ukur R1-R4 dengan cara menempelkan probe merah
di kaki resistor yang dekat dengan nilai toleransi dan
tempelkan probe hitam pada kaki resistor yang dekat dengan
nilai resistansi.(ukur dengan skala 20k).
5. Hitung/ukur RTotal, probe merah pada di R1(nilai resistansi)
dan probe hitam R4(nilai toleransi).
5.5.3. Langkah-langkah Mengukur Rangkaian RParallel dengan
Multimeter Digital merk Heles UX37
1. Siapkan U-Patch, R1-R4, jumper, dan Multimter Digital
merk Heles UX37.
2. Susun Resistor dan jumper pada U-Patch menjadi rangkaian
parallel.
3. Hitung/ukur R1-R4 dengan cara menempelkan probe merah
di kaki resistor dekat nilai resistansi dan probe hitam di dekat
nilai toleransi.
4. Hitung/ukur RTotsl, dengan cara menempelkan probe merah
di kaki R1 dekat nilai resistansi dan probe hitam di R4 dekat
nilai toleransi.
5.6.Gambar Rangkaian RC Seri Parallel
1. Gambar rangkaian R Seri

2. Gambar rangkaian R Parallel

3. Gambar rangkaian C Seri

4. Gambar rangkaian C parallel


5.7.Analisa Hasil Percobaan
1. Resistansi pada Resistor/capasitor dipasang Parallel maka resistansi
komponen tersebut akan bernilai sama R Total = R Komponen.
2. Skala 1x lebih tepat, karena skala dalam pengukuran mendekati nili
batas min/skala rendah maka nilai resistan akan mendekati nilai
sebenarnya.
3. Pengukuran resistansi dalam menggunakan multimeter Digital
memiliki akurasi yang tinggi.

6. Kesimpulan
Dalam Pengukuran Resistansi dipengaruhi oleh skala, semakin kecil
skala maka semakin mendekati nilai sebenarnyaPengukuran Menggunakan
multimeter Digital lebih sempurna karena memiliki akurasi/ketepatan yang
tinggi tanpa adanya kesalahan paralag dan interpolasi. Bahwa rangkai
resistor/capasitor dipasang parallel maka memiliki resistansi yang sama.
Pemasangan rangkaian RC dalam skala kecil harus dipasang dari atas
kebawah(horizontal) karena memiliki factor beda teganagn.
Lampiran

Mengukur R1 pada skala ×10 Mengukur Rtotal pada skala ×10


rangkaian seri menggunakan M. analog rangkaian seri menggunakan M. analog

Mengukur R1 pada skala 20K Mengukur Rtotal pada skala 20K


rangkaian seri menggunakan M. digital rangkaian seri menggunakan M. digital
Mengukur R1 pada skala ×10 Mengukur Rtotal pada skala ×10
rangkaian paralel menggunakan rangkaian paralel menggunakan
multimeter analog multimeter analog

Mengukur R1 pada skala 20K rangkaian Mengukur Rtotal pada skala 20K rangkaian
paralel menggunakan multimeter digital paralel menggunakan multimeter digital
Mengukur C1 pada skala ×10 Mengukur Ctotal pada skala ×10
rangkaian seri menggunakan M. analog rangkaian seri menggunakan M. analog

Mengukur C1 pada skala 20K


rangkaian seri menggunakan M. digital
Mengukur C1 pada skala ×10 Mengukur Ctotal pada skala ×10
rangkaian paralel menggunakan rangkaian paralel menggunakan
multimeter analog multimeter analog

Mengukur C1 pada skala 20K rangkaian Mengukur Ctotal pada skala 20K rangkaian
paralel menggunakan multimeter digital paralel menggunakan multimeter digital

Anda mungkin juga menyukai