Anda di halaman 1dari 23

UJIAN TENGAH SEMESTER

“MATA KULIH ELEKTRONIKA DASAR”

Dibuat Oleh:

Nama : Rusdi Syafii Hutabarat


NIM : 5231131002
Kelas : PTE A
Prodi : Pendiikan Teknik Elektro

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2023/2024
1. Jelaskan secara rinci tentang jenis dan fungsi dari komponen berikut:
a. Resistor
b. Potensiometer
c. Induktor
d. Trafo
e. Capasitor
f. Varco

Jawab:

A. Resistor

Jenis - jenis resistor yang ada dipasaran lebih dikenal sebagai resistor tetap
(fixed resistor) dan resistor variabel (variabel resistor).

1). Jenis Resistor Tetap ( Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan
resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak
digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen.
 Resistor Komposisi Karbon (Carbon Composition Resistor)

Adapun jenis resistor komposisi karbon dibuat dari campuran karbon


atau grafit dengan bahan isolasi yang berfungsi untuk membungkusnya.

Resistor
komposisi umumnya diberi awalan "CR" pada penulisannya, contoh CR10k Ω
dan tersedia dalam kemasan E6 ( ± 20% toleransi), E12 ( ± 10% toleransi) dan
E24 ( ± 5% toleransi) dengan daya 0.125 atau 1/4 Watt sampai 5 Watt. Karena
memiliki nilai toleransi yang cukup besar sehingga kurang presisi (akurat) dalam
penggunaanya.

 Resistor Film

a. Resistor Film Karbon

Jenis Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang
diendapkan atau dibungkus isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai
resistansinya tergantung pada proporsi antara karbon dan isolator.
b. Resistor Film Metal

Jenis Resistor jenis film metal memiliki kestabilan suhu yang lebih baik
dibanding film karbon, tidak mudah noise serta memiliki frekuensi yang lebih
baik atau diaplikasikan dalam frekuensiradio. Metal Film Resistor adalah jenis
Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan
dipotong berbentuk spiral.

c. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)


jenis resistor ini dibuat dengan cara melilitkan kawat kedalam keramik lalu
membungkusnya dengan bahan isolator.
Karena jenis resistor kawat umumnya memiliki besaran resistansi yang
tergolong tinggi dan tahan terhadap temperatur tinggi, resistor ini hanya
digunakan pada rangkaian power.

2). Jenis Resistor Variabel

Resistor tidak tetap merupakan jenis resistor yang nilai resistansi tahananya
dapat berubah dan diatur sesuai dengan yang diinginan. Adapun untuk jenis resistor
variabel dibago menjadi 3 yaitu Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

a. Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis variable resistor yang paling sering digunakan.
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat
berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat
pada kepala Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di
badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

b. Rheostat

Rheostat merupakan jenis jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi


pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif
dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas Toroid.

c. Preset Resistor (Trimpot)


Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer
Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas.
Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil
untuk dapat memutar porosnya.

d. Thermistor (Thermal Resistor)


Thermistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah
karena dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan
dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature
Coefficient).

Fungsi utama resistor tentunya sebagai penghambat arus listrik. Namun,


fungsi resistor rupanya tidak hanya itu saja, ada berbagai fungsi lainnya yang
sangat penting yaitu:

Berikut fungsi resistor lainnya:

 Membatasi arus listrik yang mengalir.


 Sebagai standar di dalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur
resistive.
 Sebagai pengatur tegangan output pada power supply.
 Sebagai pembagi tegangan listrik.
 Sebagai Pengatur Arus listrik
 Sebagai Pembagi Tegangan listrik
 Sebagai Penurun Tegangan listrik
 Sebagai aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon yang
baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power
wirewound resistor.
 Untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi.
Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring
equipment, dan reference gulators untuk voltage regulator dan decoding
Networ.

Membaca Kode Warna Resistor

Cara membaca kode warna resistor ditemukan pada tahun 1920-an, nilai
resistansi serta toleransi pada resistor ditampilkan berdasarakan deretan pita berwarna
yang dilukis pada badan resistor.
Sebagian besar resistor yang kamu lihat akan memiliki empat pita berwarna . Begini
cara mereka membacanya :

1. Dua pita pertama menentukan nilai dari resistansi.


2. Pita ketiga menentukan faktor pengali, yang akan memberikan nilai resistansi.
3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai toleransi.

Untuk lebih jelasnya kamu bisa baca artikel dibawah ini yang membahas secara lengkap
bagaimana cara membaca kode warna resistor
B. Potensiometer

Jenis-jenis potesiometer berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Potensiometer Slinder
Potensiometer Slinder yaitu potensiometer yang niali resistansinya dapat diataur
dengan cara menggeserkan wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas
sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan ibu jari untuk
menggeser.

2. Potensiometer Rotary
Potensiometer Rotary yaitu potensiometer yang nilai resistansinya dapat di atur
dengan cara memutarkan wiper-nya dari sepanjang lintasan melingkar.

3. Potensiometer Trimmer
Potensiometer Trimmer atau yang biasa disebut dengan trimpot yaitu
potensiomer yang berukuran kecil dan diputar dengan obeng
Fungsi potensiometer sebagai pembagi tegangan variabel yang aplikasi penggunaan
potensiometer pun sangat banyak dan mudah ditemukan. Dalam peralatan elektronik,
potensiometer sering digunakan sebagai pengatur volume pada peralatan audio.

C. Induktor

Jenis-jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah :

 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya


 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk
Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa
lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing
lempengan logam diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan
Ferit yang dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil)

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus


listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-
balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta
melipatgandakan tegangan.

D. Trafo

Fungsi trafo adalah mengubah besaran listrik suatu rangkaian. Adapun besaran
utama yang diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan.

Fungsi trafo berdasarkan jenisnya sebagai berikut:

 Transformator step down digunakan pada rangkaian penyearah, rangkaian


pengisi daya baterai, TV, amplifier, dan sebagainya.
 Transformer step up digunakan dalam stabilisator, kontrol industri, mesin berat,
dan lain-lain.
 Trafo isolasi digunakan dalam rangkaian elektronika daya, sistem kontrol
industri, dan lain-lain.
 Trafo arus dan tegangan digunakan dalam alat ukur, panel kontrol listrik, sistem
otomasi, dan sebagainya.
 Trafo audio digunakan dalam rangkaian penguat, rangkaian penyeimbang, dan
sebagainya.

E. Kapasitor

Jenis Kapasitor

Berdasarkan berdasarkan bahan isolator dan nilainya, kapasitor dapat dibagi


menjadi dua jenis, yaitu kapasitor nilai tetap dan kapasitor variavel.

1. Kapasitor Nilai Tetap

Kapasitor nilai tetap atau Fixed Capacitor adalah kapasitor yang nilainya
konstan atau tidak berubah-ubah. Adapun jenis kapasitor yang termasuk dalam
kapasitor nilai tetap antara lain:

 Kapasitor keramik
 Kapasitor polyester
 Kpapasitor kertas
 Kapasitor mika
 Kapasitor elektrolit
 Kapasitor tantalum
Kapasitor Variabel

Jenis kapasitor variabel yang dimaksud yaitu

 Varco (Variable Condensator)


 Trimmer

F. Varco

Varco ini sebenarnya merupakan singkatan dari istilah Variable Condensator.


Kapasitor yang satu ini memiliki ukuran besar serta biasanya menggunakan bahan
logam.

komponen varco berfungsi sebagai pemilih/pencari gelombang frekuensi radio,


sehingga varco dapat ditemui pada radio AM/FM/MW/SW manual. Pemilihan frekuensi
radio, dapat dilakukan dengan memutar bagian trimmer dari komponen varco yang
berfungsi mengatur nilai kapasitansi varco.
2. Bagaimanakah cara menentukan/mengetahui bahwa komponen berikut
dalam kondisi baik atau rusak:
a. Resistor
b. Potensiometer
c. Induktor
d. Trafo
e. Capasitor
f. Varco

Jawab:

A. Resistor
Langkah-langkah untuk menentukan bahwa komponen tersebur dalam kodisi
baik /rusak sebagai berikut:
1. Sambungkan salah satu konektor avometer ke resistor yang akan diuji.
2. Sambungkan konektor avometer yang lain ke sumber daya yang sesuai.
3. Perhatikan nilai resistansi yang tertera pada avometer.
4. Jika nilai resistansi yang terlihat sama dengan nilai resistansi yang tercantum
pada resistor, maka resistor dalam keadaan baik.
5. Namun jika nilai resistansi yang terlihat berbeda dengan nilai resistansi yang
tercantum pada resistor, maka resistor dalam keadaan rusak.
B. Potensiometer

Untuk menentukan apakah potensiometer rusak atau masih baik, kita dapat
melalukakan beberapa Langkah berikut:

1. Periksa Fisik
Lihat apakah potensiometer tampak fisik rusak. Periksa apakah ada
kerusakan fisik, seperti retak, pecah, atau bagian yang kendur. Jika anda melihat
kerusakan fisik, potensiometer mungkin rusak.
2. Ukur Resistansinya
Gunakan multimeter dengan pengukuran resistansi (ohmmeter). Putar
knob potensiometer ke tengah (jika ada) dan ukur resistansi antara kedua
potensiometer. Nilai resistansi yang ditampilkan harus sesuai dengan spesifikasi
potensiometer. Jika nilai resistansi sangat jauh dari nilai yang seharusnya,
potensiometer mungkin rusak.

3. Perhatikan Lonjakan atau Perubahan Tiba-tiba


Putar knob potensiometer dari posisi minimum ke maksimum dan
sebaliknya. Perhatikan apakah ada lonjakan atau perubahan resistansi yang tiba-
tiba atau tidak wajar selama putaran. Jika ada perubahan yang tidak terduga, ini
bisa menjadi tanda komponen yang rusak.

4. Periksa Kontak Buruk


Kadang-kadang, potensiometer dapat memiliki masalah dengan kontak
yang buruk. Ini dapat menyebabkan nilai resistansi tidak stabil. Cobalah untuk
membersihkan kontak dengan menggunakan cleaner khusus potensiometer.

5. Periksa Kabel dan Koneksi


Pastikan kabel yang terhubung ke potensiometer tidak rusak atau
longgar. Periksa juga sambungan ke papan sirkuit atau rangkaian lainnya.
Jika setelah mengikuti langkah-langkah ini Anda masih memiliki alasan untuk
menduga potensiometer rusak, pertimbangkan untuk menggantinya dengan yang baru.
Penting untuk memastikan potensiometer berfungsi dengan baik, terutama jika
digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kontrol yang akurat atas resistansi.

C. Induktor

Menentukan apakah komponen induktor dalam kondisi baik atau rusak, Anda
dapat melakukan beberapa langkah berikut:

1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan secara visual ini untuk melihat apakah ada kerusakan fisik
seperti retak, pecah, atau kawat yang terkelupas. Kerusakan fisik dapat menjadi
tanda bahwa induktor rusak.

2. Pengukuran Nilai Induktansi


Dapat menggunakan LCR meter (meter induktansi, kapasitansi, dan
resistansi) untuk mengukur nilai induktansi komponen. Nilai ini harus sesuai
dengan spesifikasi induktor. Jika nilai induktansi jauh dari nilai yang
seharusnya, itu bisa menjadi tanda komponen rusak.

3. Uji Kontinuitas
Dapat menguji kontinuitas kumparan induktor untuk memastikan tidak
ada putus atau hubungan yang rusak. Ini dapat dilakukan dengan multimeter
yang memiliki mode uji kontinuitas.

4. Uji Tahanan DC
Kalau mengukur dengan tahanan DC melalui induktor bisa memberikan
petunjuk tentang apakah induktor dalam kondisi baik. Tahanan biasanya harus
sangat rendah, tetapi tahanan tinggi bisa menunjukkan masalah.

5. Uji Kualitas Sinyal


Dapat dilakukan dengan osiloskop untuk melihat apakah sinyal yang
dikeluarkan oleh induktor sesuai dengan harapan.

D. Trafo

Beberapa langkah yang dapat menentukan/mengetahui kondisi trafo: dalam


kondisi baik atau rusak sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Visual
Pastikan tidak ada kerusakan fisik seperti retak, karat, atau kebocoran
minyak isolasi.

2. Pemantauan Temperatur
Perhatikan suhu operasi trafo. Peningkatan suhu yang signifikan dapat
menunjukkan masalah internal.

3. Pengujian Isolasi
Untuk memastikan tidak ada gangguan di dalamnya. Pengujian termal
dan pengujian berkelebihan beban bisa membantu.

4. Pengujian Bongkar Muat


Periksa beban trafo dan sebandingkan dengan kapasitas nominalnya. Jika
beban terlalu tinggi atau terlalu rendah, bisa menjadi tanda masalah.

5. Analisis Gas Dalam Minyak


Pengambilan sampel gas dari minyak trafo dan analisisnya dapat
mengungkapkan kebocoran atau kerusakan internal.

6. Pengukuran Arus Induktif


Arus induktif yang tidak seimbang pada gulungan trafo bisa menjadi
tanda masalah.

7. Pengujian Isolasi Bertegangan Tinggi (HIPOT)


Melakukan pengujian tegangan tinggi dapat mengidentifikasi kerusakan
pada isolasi trafo.

E. Kapasitor

Beberapa langkah yang dapat menentukan/mengetahui kondisi trafo: dalam


kondisi baik atau rusak sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Visual
Periksa kondisi fisik kapasitor. Pastikan tidak ada tanda-tanda fisik
kerusakan seperti bengkak, retak, atau tanda-tanda kebocoran elektrolit pada
kapasitor elektrolit.

2. Pengukuran Kapasitansi
Gunakan multimeter atau alat pengukur kapasitansi untuk mengukur
kapasitansi kapasitor. Kapasitor yang rusak mungkin akan menunjukkan nilai
kapasitansi yang jauh dari spesifikasi aslinya.

3. Resistansi Isolasi
Ukur resistansi isolasi kapasitor. Kapasitor yang baik harus memiliki
resistansi isolasi yang tinggi. Jika resistansinya sangat rendah, itu bisa menjadi
tanda kerusakan.

4. Tegangan Berlebih
Pastikan kapasitor tidak terpapar tegangan berlebih yang melebihi batas
yang ditentukan. Tegangan berlebih dapat merusak kapasitor.

5. Uji ESR (Equivalent Series Resistance)


Kapasitor elektrolit biasanya memiliki ESR. Ukur ESR dengan alat yang
sesuai. Jika ESR melebihi batas, kapasitor mungkin rusak.

Jika Anda meragukan kondisi kapasitor atau jika hasil pengujian menunjukkan
masalah, lebih baik menggantinya dengan kapasitor yang baru dan sesuai spesifikasi.
Keselamatan adalah prioritas, jadi pastikan untuk memutuskan daya sebelum melakukan
pengujian atau penggantian kapasitor.

F. Varco

Penentuan kondisi komponen Varco (Variable Capacitor) dalam kondisi baik


atau rusak dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

1. Pemeriksaan Visual
Periksa kondisi fisik komponen Varco. Pastikan tidak ada kerusakan fisik
seperti retak, karat, atau kontak yang aus.

2. Pengukuran Kapasitansi
Gunakan alat pengukur kapasitansi atau multimeter dengan opsi
pengukuran kapasitansi. Ukur nilai kapasitansi komponen Varco. Pastikan
nilainya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh produsen. Nilai yang
signifikan berbeda bisa menandakan kerusakan.

3. Pemeriksaan Kontinuitas
Periksa kontinuitas pada komponen Varco. Pastikan tidak ada putus atau
gangguan dalam jalur konduktifnya. Anda bisa menggunakan multimeter dalam
mode pengukuran resistansi atau kontinuitas untuk ini.

4. Periksa Isolasi
Pastikan tidak ada tanda-tanda kebocoran arus atau isolasi yang rusak.
Isolasi yang rusak dapat menyebabkan masalah dalam komponen Varco.

5. Periksa Kontak Variabel


Jika komponen Varco memiliki kontak variabel, pastikan kontak tersebut
bergerak dengan lancar tanpa ada hambatan. Kontak yang buruk atau aus dapat
menyebabkan masalah.

3. Silahkan amati produk/pesawat elektronika yang ada di lapangan yang


kamu sukai. Jelaskan tentang pesawat elektronika yang telah diamati
dilapangan, kemudian lengkapi table berikut.

Jawab:

1. RICE COOKER UTU

2. SETRIKA MASPION HA 110


No AKTIVITAS Keterangan
1 Produk/pesawat elektronika yang telah
RICE COOKER UTU
diamati di lapangan adalah sebagai berikut.
a. Nama produk elektronika yang diamati RICE COOKER UTU
b. Alasan pemilihan produk elektronika Karena Rice Cooker populeritas dirumah
tersebut tangga dan mudah digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Kegunaan produk elektronika Rice Cooker digunakan untuk memasak nasi
dengan praktis dan menghasilkan nasi yang
sempurna.
d. Keunggulan produk elektronika Keunggulan Rice Cooker termaksud
kemudahan pengunanan, hasil nasi yang
konsisten, dan beberapa model memiliki fitur
tambahan seperti memasak berbagai jenis
nasi dan mempertahankan suhu.
e. Kelemahan produk produk elektronika Kelemahan Rice Cooker termaksud
terbatasnya fungsinya memasak nasi dan
hanya mampu memasak nasi
f. Foto Produk yang diamati di lapangan
g. Alat dan bahan yang digunakan untuk Alat:
membuat produk tersebut 1. Mesin pemotong dan pembentukan
logam
2. Mesin pengelasan
3. Perangkat elektronika
4. Peralatan elektrik
5. Mesin cetak dan pemotong plastic
6. Mesin pengecetan

Bahan:
1. Logam
2. Plastik
3. Pengisi panas
4. Kabel listrik
5. Sirkuit cetak
6. Komponen elektronika
7. Pengatur suhu

h. Harga Jual Produk di lapangan Rp 140.000,00


2 Rencana Produk hasil rekayasa Ide UNTUK
PRODUK ELEKTRONIKA DASAR yang akan SETRIKA MASPION HA 110
dikembangkan
a. Nama produk elektronika SETRIKA MASPION HA 110
b. Alasan pemilihan produk elektronika Untuk meningkatkan efesiensi dalam
tersebut menyetrika pakaian, serta memperkenalkan
fitur-fitur yang lebih modern dan hemat
energi.
c. Kegunaan produk elektronika Untuk menyetrika pakaian dan
menghilangkan kerutan pada kain dengan
bantuan panas dan uap.
d. Keunggulan produk elektronika 1. Pengaturan Suhu Otomatis: Setrika dapat
memiliki fitur pengaturan suhu otomatis
berdasarkan jenis kain yang akan
disetrika, sehingga mencegah kerusakan
pada kain.
2. Hemat Energi: Setrika ini akan dirancang
untuk efisiensi energi lebih tinggi.
3. Desain Ergonomis: Desain yang ergonomis
dan nyaman dalam penggunaan.
4. Fitur Pengendalian Uap: Kemampuan
untuk mengatur tingkat uap sesuai
dengan jenis kain.
e. Kelemahan produk produk elektronika 1. Harga: Setrika dengan fitur-fitur canggih
mungkin memiliki harga yang lebih tinggi,
sehingga mungkin tidak terjangkau bagi
sebagian konsumen.
2. Perawatan: Produk ini masih memerlukan
perawatan, seperti membersihkan
piringan setrika dan mengganti suku
cadang jika diperlukan.
3. Kompleksitas: Produk yang lebih canggih
juga bisa lebih kompleks dalam
penggunaan dan memerlukan
pemahaman tentang pengoperasiannya.
f. Alat dan bahan yang digunakan untuk Bahan:
membuat produk tersebut 1. Logam untuk bagian utama seperti
piringan setrika
2. Plastik untuk bagian pegangan dan casing
3. elemen pemanas
4. kabel listrik
5. Komponen elektronika seperti sensor
suhu
6. Mikrokontroler
7. Papan sirkuit cetak

Alat:
1. Mesin pemotongan logam
2. Mesin pengelasan
3. Alat cetak plastik
4. Alat elektronik untuk perakitan sirkuit
5. Peralatan pengujian dan pengukuran

Anda mungkin juga menyukai