Anda di halaman 1dari 12

DIODA

Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor

Fungsi dioda atau diode adalah mampu mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus yang searah
(DC).

Dioda memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik

Dioda memiliki fungsi sebagai penyetabil tegangan.

Dioda memiliki fungsi sebagai indikator.

Dioda memiliki fungsi sebagai Sakelar.

Simbol Dioda :

Macam macam Dioda


Ada lebih kurang enam macam-macam dioda yang perlu diketahui. Apa saja macam-
macam dioda tersebut? Ini penjelasannya melansir dari berbagai sumber:

1. Dioda Zener (Zener Diode)

Dioda Zener adalah dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian
reverse bias (bias balik). Pada saat Forward bias (bias maju).

Dioda Zener dapat menghantarkan arus listrik seperti Dioda normal pada umumnya.

Dioda Zener dapat memberikan tegangan referensi yang stabil sehingga banyak digunakan
sebagai pengatur tegangan (Voltage Regulator) pada pencatu daya (Power supply).

2. Dioda LED (Light Emitting Diode)

Light Emitting Diode atau Dioda LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju (Forward bias).

LED ada yang berwarna merah, jingga, kuning, biru, hijau dan putih tergantung pada
panjang gelombang (wavelength) dan jenis senyawa semikonduktor yang digunakannya.

Aplikasi LED ini bisa dilihat di lampu-lampu penerangan rumah maupun jalan raya, lampu
indikator peralatan elektronik dan listrik, dan lampu dekorasi dan iklan.

3. Dioda Normal (Dioda PN Junction)

Macam dioda yang paling sering ditemui pada rangkain elektronika adalah dioda normal.
Dioda ini adalah dioda yang paling sering ditemui pada rangkaian pencatu daya (power
supply) dan rangkaian frekuensi radio (RF).

Dioda ini merupakan dioda standar yang paling umum digunakan ataupun Dioda
Penyearah, karena biasanya digunakan sebagai penyearah pada Pencatu Daya.

4. Dioda Bridge (Bridge Diode)


Dioda Bridge merupakan macam dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang umumnya
digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu Daya (Power
Supply).

Dioda Bridge membuat kamu tidak perlu merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian
penyearah tegangan AC ke tegangan DC, karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1
komponen saja.

5. Dioda Varactor (Varactor Diode)

Dioda Varactor adalah macam dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah
sesuai dengan tegangan yang diberikan.

Dioda Varactor ini sering digunakan di rangkaian-rangkaian yang berkaitan dengan


frekuensi seperti osilator, TV Tuner dan Radio Tuner.

6. Dioda Tunnel (Tunnel Diode)

Dioda Tunnel adalah macam dioda yang mampu beroperasi pada kecepatan yang sangat
tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada gelombang mikro (Microwave). Dioda Tunnel
ini biasanya digunakan di rangkaian pendeteksi frekuensi dan konverter.

RESISTOR

Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan
biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM
(Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Jenis-jenis Resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

A. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau
Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka. Anda dapat
membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode Angka dan Kode Warna.

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :


Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :

Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur
dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi
yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau
nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator
yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan
isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang
lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon
Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω
sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu,
Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat
Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang,
lebar dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis
Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai
dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat
dan Trimpot.
Bentuk dan Simbol Variable Resistor

Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai
Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus
yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan
dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis
Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil
dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis
Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC
(Positive Temperature Coefficient).
Bentuk dan Simbol Thermistor :

D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi
oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan baca
: Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.

Bentuk dan Simbol LDR

Fungsi-fungsi Resistor
Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

▪ Sebagai Pembatas Arus listrik


▪ Sebagai Pengatur Arus listrik
▪ Sebagai Pembagi Tegangan listrik
▪ Sebagai Penurun Tegangan listrik
SIMBOL RESISTOR

TRANSORMATOR

Transformator adalah suatu perangkat elektronik yang kerap disebut sebagai trafo.

Fungsi transformator Fungsi transformator adalah mengubah besaran listrik suatu


rangkaian. Besaran utama yang diubah oleh sebuah transformator adalah tegangan.
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik. Transformator
atau trafo step up berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik. Adapun, transformator atau
trafo step down berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik.

Simbol Trafo
CODENSATOR ATAU CAPASITOR

Kondensator atau yang dikenal juga kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan
untuk menyimpan muatan listrik.

Kondensator (kapasitor) adalah alat yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik
di dalam medan listrik selama batas waktu tertentu, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik tersebut. Kapasitor dalam rangkaian
elektronika biasa dilambangkan dengan huruf C, demikian dikutip di buku Elektronika
Dasar oleh Drs Imam Muda.

Kondensator ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1971-1867. Satuan


kondensator disebut Farad (F), diambil dari nama Michael Faraday. Satu farad = 9 x
1011 cm persegi, atau wujud dari luas kepingan tersebut.

Dari repository Unikom berjudul Kapasitor, untuk rangkaian elektronik praktis, satuan
farad adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki
satuan:µF, nF dan pF.

1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)


1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
1 µF = 10-6 F
1 nF = 10-9 F
1 pF = 10-12 F

Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah


kapasitor. Misalnya 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF
sama dengan 100pF.

Struktur sebuah kondensator terbuat dari dua buah plat metal yang dibatasi oleh bahan
dielektrik, misalnya udara vakum, keramik, gelas, dan lain sebagainya.

Jika pada kedua ujung plat metal dialiri tegangan listrik, maka muatan listrik yang
bernilai positif akan berkumpul pada suatu kaki elektroda. Pada saat yang sama,
muatan listrik yang bernilai negatif akan berkumpul pada ujung kaki yang lain.

Muatan negatif tidak bisa mengalir ke kutub positif karena dipisahkan oleh bahan
dielektrik, begitu pula sebaliknya muatan positif tidak akan mengalir menuju kutub
negatif

Manfaat kondensator dalam rangkaian elektronika sangat dibutuhkan, terlebih untuk


menghindari loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan,
menyimpan muatan atau daya listrik dalam rangkaian, menentukan panjang gelombang
pada radio penerima, dan sebagai sebagai filter di dalam rangkaian catu daya atau
power supply,

Jenis Kondensator

Jenis Kondensator
Berdasarkan kemampuan menyimpan muatan, kondensator dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu kondensator dengan kapasitansi tetap dan kondensator dengan kapasitansi
dapat diubah-ubah atau disebut juga kondensator variabel.

Berikut penjelasan mengenai kondensator tetap dan variabel, sebagaimana dikutip di


buku Teknik Mekanik Mesin Industri SMK/MAK Kelas XII oleh Rina Fitriyani, SPd:
1. Kondensator Tetap
Berdasarkan bahannya, kondensator nilai tetap dibagi menjadi 6 macam. Keenam
macam kondensator tersebut adalah:

a. Kondensator Keramik

Kondensator keramik adalah kondensator dengan isolator yang terbuat dari keramik
dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Jenis ini tidak memiliki arah atau
polaritas, jadi dapat dipasang bolak balik dalam rangkaian elektronika. Pada umumnya
nilai kondensator keramik berkisar antara 1 pF (picoFarad) sampai 0,01 mikro Farad.

Kondensator yang berbentuk chip umumnya terbuat dari bahan keramik yang dikemas
sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan elektronik yang dirancang makin
kecil.

b. Kondensator Polyester

Merupakan kondensator yang isolatornya terbuat dari bahan polyester dengan bentuk
persegi empat. Kondensator ini dapat dipasang terbalik dalam rangkaian elektronika
(tidak memiliki polaritas arah).

c. Kondensator Kertas

Kondensator yang isolatornya terbuat dari bahan kertas dan pada umumnya nilai
kondensator kertas berkisar antara 300 pf (picoFarad) sampai 4 mikro Farad. Jenis
kondensator ini tidak memiliki polaritas atau dapat dipasang bolak balik dalam
rangkaian elektronik

d. Kondensator Mika

Kondensator mika adalah kondensator yang bahan isolatornya terbuat dari bahan mika.
Nilai kondensator mika pada umumnya berkisar antara 50 pF sampai 0,02 mikro Farad.
Kondensator mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah

e. Kondensator Elektrolit

Merupakan kondensator yang bahan isolatornya terbuat dari elektrolit dan berbentuk
tabung atau silinder. Kondensator jenis ini sering dipakai pada rangkaian elektronika
yang memerlukan kapasitansi tinggi. Jenis ini memiliki polaritas arah positif dan negatif
menggunakan bahan aluminium sebagai pembungkus sekaligus terminal negatifnya.

Pada umumnya nilai kondensator elektrolit berkisar dari 0,46 mikro Farad hingga ribuan
mikro Farad. Biasanya pada kondensator elektrolit akan tertera nilai kapasitansinya,
tegangan (voltage), dan terminal negatifnya.

Perlu diperhatikan adalah kondensator elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah)
pemasangannya terbalik dan melampaui batas kemampuan tegangan nya.

f. Kondensator Tantalum

Kondensator tantalum mempunyai polaritas arah positif dan negatif seperti halnya
kondensator elektrolit. Bahan isolatornya juga berasal dari bahan elektrolit. Disebut
dengan kondensator tantalum karena kondensator jenis ini memakai bahan logam
tantalum sebagai terminal yang bermuatan positif.

Kondensator tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan
kondensator elektrolit, dan juga memiliki kapasitansi yang besar dapat dikemas dalam
ukuran yang lebih kecil. Oleh karena itu, kondensator tantalum merupakan jenis
kondensator yang berharga mahal

2. Kondensator Variabel
Kondensator variabel adalah kondensator yang nilai kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, kondensator variabel ini terdiri dari 2 jenis, yaitu adalah:

a. Trimmer

Kondensator trimmer adalah jenis kondensator variabel yang memiliki bentuk lebih kecil
sehingga memerlukan alat semacam obeng untuk dapat memutar poros pengaturnya.

Trimmer terdiri dari dua plat logam yang dipisahkan oleh selembar mika dan juga
terdapat sebuah baut yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai
kapasitansinya menjadi berubah.

Trimmer dalam rangkaian elektronika berfungsi untuk menempatkan pemilihan


gelombang frekuensi. Nilai kapasitansinya trimmer hanya maksimal sampai 100 piko
Farad (pF).

b. VARCO (Variable Condensator)

Kondensator ini terbuat dari logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya
digunakan untuk memilih gelombang frekuensi pada rangkaian radio. Nilai
kapasitansinya berkisar antara 100 pF sampai 500 mikro Farad.

SIMBOL VARCO ATAU POLAR

SIMBOL KAPASITOR TETAP ATAU NON POLAR

IC

Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor, dioda, resistor dan
kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil.
Jenis-jenis IC Dilansir dari buku Sistem Kontrol dan Kelistrikan Mesin (2021) oleh Muhammad
Naim, berdasarkan aplikasi dan fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu IC Linear dan IC digital.

IC Linear

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2005), IC liniear juga disebut IC analog. Umumnya terhubung ke
perangkat yang mengumpulkan sinyal dari lingkungan atau mengirim sinyal kembali ke lingkungan.

Fungsi dari IC analog, sebagai berikut:

Penguat daya (Power Amplifier)

Penguat sinyal (Signal Amplifier)

Penguat operasional (Operational Amplifier/Op Amp)

Penguat sinyal mikro (Microwave Amplifier)

Penguat RF dan IF

Voltage Comparator

Multiplier

Penerima frekuensi radio

Regulator tegangan

IC Digital

IC digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tengangan input dan outputnya hanya
memiliki dua level yaitu "tinggi" dan "rendah" atau dalam kode binary dilambangkan dengan "1" dan
"0".

Fungsi dari IC digital, antara lain:

sebagai flip-flop

Gerbang logikan (logic gates)

Timer (pewaktu)

Counter (penghitung)

Memori

Kalkulator

Mikroprosesor

Mikrokontroller
TRANSISTOR

Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti
sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor
merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam
rangkaian-rangkaian elektronika

Jenis-jenis Transistor

Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar dan
Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor).

Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan
perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan
electon atau hole di kutub positif. Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan
kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan
singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.

Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal
Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.

▪ Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
▪ Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan
tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis
Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud
dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S).
Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena
pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan
pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.

Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET), Metal
Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).

▪ JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang


menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara
Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-
channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang
masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
▪ MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau
SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis
konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-
masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan
MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G),
Drain (D) dan Source (S).
▪ UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai
Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan
listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya,
UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT
digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan
sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.

SIMBOL TRANSISTOR SESUAI DENGAN JENISNYA

Anda mungkin juga menyukai