Penyusun
Nama : Harun Yahya Ayash
NPM : 2113022052
Program Studi : Pendidikan Fisika
1. Resistor
Resistor variabel adalah resistor yang nilainya bisa berubah. Adapun di antaranya:
1. Potensiometer: merupakan resistor yang nilai resistansinya bisa diubah.
Potensiometer mempunyai 3 terminal kaki dan sebuah tuas yang bisa diputar dan
ketika memutar tuasnya, resistansinya akan berubah. Tersedia juga yang model
geser dan juga ada yang model trimmer tripod dimana untuk memutarnya harus
menggunakan obeng. Potensiometer sering ditemukan pada peralatan-peralatan
elektronik terutama pada peralatan audio yang digunakan untuk mengatur
volume.
2. Rheosta D: merupakan resistor variabel yang nilainya bisa diubah dan mirip
dengan potensiometer yang mempunyai tuas yang dapat digunakan untuk
mengatur atau merubah nilai resistansinya, akan tetapi rheosta D menggunakan
kawat jadi watt-nya lebih besar, yang bisa digunakan untuk mengontrol peralatan
berdaya tinggi seperti untuk mengontrol kecepatan dinamo atau motor, mengatur
redup terangnya lampu. Rheostat juga ada yang berbentuk rotary ataupun yang
krimmer.
3. Thermistor ialah sejenis resistor yang layar resistansinya bisa berubah karena
pengaruh suhu. Ada dua jenis termistor yaitu jenis PTC dan jenis NTC, yang
jenis PTC resistansinya akan naik ketika suhu juga naik, sebaliknya yang jenis
NTC nilai resistansinya akan turun ketika suhunya. Oleh karena itu resistor ini
atau transistor ini bisa digunakan sebagai pengontrol peralatan yang
berhubungan dengan suhu.
4. Varistor atau VDR resistor ini akan berubah nilai resistansinya tergantung pada
tegangan yang diberikan dan juga jenis resistor yang berhubungan dengan suhu.
Bila tegangannya turun maka resistensinya akan naik, bila tegangannya naik
maka resistensinya akan turun sehingga resistor ini bisa digunakan untuk
penyetabil ataupun pengaman rangkaian dari lonjakan tegangan yang berlebih.
5. LDR resistor ini adalah resistor yang peka cahaya di layar. Resistansinya akan
berubah tergantung intensitas cahaya yang masuk semakin banyak cahaya yang
masuk, maka akan semakin berkurang resistansinya. Jadi jika ditaruh di tempat
yang gelap resistansinya akan naik, sebaliknya jika ditaruh di tempat yang terang
resistansinya akan menurun. Ini semacam sensor cahaya dan memang sering
digunakan untuk mengontrol peralatan yang berhubungan dengan cahaya seperti
lampu otomatis ataupun untuk mengatur cahaya pada kamera yang biasanya ada
pada pengaturan cahaya.
2. Kapasitor
3. Induktor
4. Dioda
Gambar 4. Dioda
Adalah salah satu komponen elektronika yang fungsinya ialah mengalirkan arus ke
satu arah. Arah panah pada dioda menunjukkan ke arah arus yang akan dialirkan.
Arus tidak akan bisa mengalir dari arah sebaliknya karena akan diblok. Dioda
mempunyai dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda, biasanya bagian
katodanya ditandai dengan garis atau gelang. Apabila dihubungkan sebuah dioda
dengan posisi kutub anodanya ke plus, kemudian kutub katodanya ke minus melalui
sebuah lampu. Jika ditutup saklarnya maka arus akan mengalir dan lampu akan
menyala. Karena Dude sudah terpasang, jika dibalik posisi diodanya, kemudian
saklar ditutup maka tidak ada arus aliran listrik, karena telah memasang dioda
dengan posisi yang salah, jadi seakanakan arusnya menemui jalan buntu. Karena
itulah dioda sangat umum difungsikan sebagai penyearah atau rectifier yang berguna
untuk menyerahkan arus bolak-balik menjadi arus searah
Dioda zener atau zinner Diode
Adalah suatu dioda yang dirancang khusus untuk bisa beroperasi pada kondisi
bias mundur atau reverse dan biasanya tertulis pada bodynya tertulis voltnya,
karena setiap dioda mempunyai batas tegangan atau breakdown walted
simbolnya mirip dengan dioda. Diode zener meskipun tegangan diberikan pada
katodanya tetap dialirkan dengan catatan tegangan yang diberikan sudah
mencapai atau melampaui batas tegangan breakdown daripada zener tersebut.
Dioda biasanya bekerja pada kondisi forward, sedangkan pada kondisi biasa
akan maju, jadi begitu ketika diberikan tegangan mencapai 0,7 maka arus akan
mengalir. Sementara dioda zener ini bisa bekerja, sengaja di desain untuk
beroperasi di reverse atau bias mundur. Sebelum tegangan mencapai batas
breakdown voltage, maka arus tidak akan mengalir. Setelah mencapai batas
tegangan breakdown, wolfitch arus mengalir. Jadi setiap zener mempunyai batas
tegangan atau breakdown voltage yang berbeda-beda. Apabila tertulis di
bodynya 9 volt berarti diode ini mempunyai batas tegangan atau breakdown
voltage sebesar 9 volt. Apabila diberikan tegangan di bawah 9 volt, maka dioda
zener ini tidak akan mengalirkan tegangan. Akan tetapi, jika tegangan yang
diberikan sudah mencapai batasnya atau melampaui misalnya diberikan 10 volt,
maka arus pun akan mengalir.
Contoh:
Sebuah power supply dan sebuah voltmeter disetting dulu dengan power supply
nya sebesar 12 volt. Apabila dihubungkan power supply ini ke voltmeter arus
akan mengalir dan voltmeter menunjukkan 12 volt. Karena sudah diketahui
tegangan yang dihasilkan oleh power supply sebesar 12 volt. Kemudian
hubungkan kembali voltmeter ke power supply melalui sebuah hambatan berupa
resistor, ternyata voltmeter masih tetap menunjukkan 12 volt Kenapa masih tetap
12 volt, karena hal inilah dioda zener diperlukan. Apabila ditambahkan dioda
zener dengan batas tegangan breakdown voltage sebesar 9 volt, kemudian
hubungkan dengan posisi reverse posisi kebalik dengan posisi anoda ke minus
dan katodanya, maka tegangan menunjukkan 9 volt karena dioda zener tersebut
mempunyai batas tegangan sebesar 9 volt. Jika dikurangi tegangannya seperti
pada 7,5 volt, maka dioda zener tersebut tidak mengalirkan arus karena hanya
akan berlalu saja. Apabila tegangannya dinaikkan lagi ke-12 volt arus akan
mengalir dan tegangannya pun tetap akan dibatasi menjadi 9 volt sesuai dengan
batas tegangan breakdown voltage daripada diode zener tersebut. Meskipun
tegangannya dinaikin lagi sampai ke 18 volt, dioda ini akan membatasi dengan
tegangan tersebut menjadi 9 volt. Oleh karena itu setiap dioda zener mempunyai
batas tegangan yang berbeda-beda, mulai dari yang paling kecil yang di bawah 3
volt, kemudian 5 volt 7,5 9 12 dan seterusnya.
Dioda Scott key ialah dioda yang terlihat seperti dioda biasa namun sebenarnya
antara dioda biasa dengan dioda Scott terdapat beberapa perbedaan penting.
Diantaranya ialah:
a) Dioda Scott key mempunyai simbol yang sedikit berbeda dengan dioda
biasa.
b) Perbedaan yang lain antara dioda biasa dengan dioda Scott key ialah
strukturnya, dioda biasa umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon misalnya dan terdiri dari dua bagian yaitu bagian P dan bagian N,
sementara dioda Scott key hanya terdapat bagian N dan tidak ada bagian P,
karena bagian P sudah digantikan dengan metal atau logam. Jadi dioda scott
ini menggunakan persimpangan metal semikonduktor sementara dioda biasa
menggunakan persimpangan semikonduktor semikonduktor pada dioda
biasa di bagian N terdapat elektron-elektron bebas dan hanya sedikit lubang.
c) Kemudian pada bagian P terdapat lubang-lubang kosong buat elektron
sementara dioda scott key pada bagian N juga terdapat sebagian besar
elektron dan di bagian metal juga terdiri dari elektron. Jadi di kedua
bagiannya sama-sama menggunakan elektron sebagai pembawa arus, jadi
ini termasuk unit power unipolar. Low forward voltage atau tegangan jatuh
merupakan tegangan yang dibutuhkan atau yang terbuang untuk
mengaktifkan dioda dimana pada dioda biasa membutuhkan sedikitnya 0,7
volt sementara dioda Scott key hanya membutuhkan sekitar 0,15 sampai
0,46 volt, jadi lebih sedikit energi yang terbuang keunggulan.
d) Fast Rivers Recovery time yaitu waktu pemulihan yang cepat lebih cepat
daripada dioda biasa. Hal ini seperti terdapat pada deflation Zone atau zona
depresi yang akan menyusut ketika dalam posisi bias maju dan akan
melebar, dalam kondisi bias akan mundur. Dioda membutuhkan waktu
untuk beralih dari posisi mengalirkan arus ke posisi memblokir arus waktu
yang dibutuhkan. Hal inilah yang dimaksud dengan Recovery time, dioda
scot key tidak butuh waktu lama untuk beralih dari posisi mengalirkan arus
ke posisi memblokir arus. Dioda scot key dapat digunakan untuk aplikasi
yang berfrekuensi tinggi termasuk dalam switching power supply. Fungsi
dasar daripada dioda yaitu mengalirkan arus ke satu arah dan memblokir
arus dari arah yang sebaliknya. Namun dioda tidak 100% memblokir arus
dari arah sebaliknya, masih ada arus balik yang bisa masuk yang mengalami
kebocoran walaupun kebocoran itu sangat kecil dan hampir tidak bisa
diukur. Maka dioda biasa masih sering digunakan karena pada dioda scott
key kebocorannya lebih besar dibandingkan dengan dioda biasa. Untuk
aplikasi tertentu hal ini akan jadi masalah pada komponen SMD. Komponen
SMD (Service Mount Device) juga berkaitan dengan SMT (Service Mount
Teknologi) yang merupakan suatu metode dalam memproduksi peralatan
elektronika dalam memproduksi sirkuit elektronika dimana
komponenkomponennya ini dipasang langsung pada permukaan PCB Nya
sehingga alat yang dipasang dengan cara ini disebut SMD kira-kira begitu.
Jadi dinamakan SMD ini karena pemasangannya berbeda dengan komponen
biasa kalau komponen biasa atau komponen true hole pemasangannya harus
melalui lubang, jadi komponennya diberi kaki yang panjang lalu PCB nya
dilubangi, kemudian kaki komponen tersebut dimasukkan ke lubang PCB,
dan disolder dari bagian bawahnya, pemasangannya melalui lubang.
Sementara SMD tidak lagi membutuhkan lubang, pemasangannya langsung
ke permukaan PCB ke permukaan pad yang ada di PCB dan tidak perlu lagi
membutuhkan lubang sehingga ini akan meminimalisir biaya karena tidak
perlu biaya lagi untuk melubangi PCB. Komponen SMD langsung dipasang
ke permukaannya maka dari itu disebut SMD service.
IC-IC ini telah dirancang khusus untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil
dan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Ketika ingin menurunkan tegangan positif DC
pada daerah tertentu maka komponen IC regulator sangat dianjurkan.
Untuk tegangan yang dihasilkan juga bermacam-macam tergantung tipe yang akan
kita pilih seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Jika tegangan menghasilkan 5volt bisa memilih 7805, jika ingin outputnya 12 volt
kita bisa memilih 7812 atau jika kita menginginkan output 15volt kita juga bisa
memilih
7815 untuk IC regulator.
Tips dan trik untuk mengakali supaya arus yang keluar dari regulator tegangan
tersebut bisa lebih dari 1,5 ampere, bisa menambahkan transistor power 3055 atau
transistor power 2955 (untuk transistor 2955 berjenis PNP sedangkan untuk
transistor 3055 berjenis NPN).
Misalnya pada gambar kita menggunakan 7805 output keluaran 7805 kita masukkan
ke basis 3055 input, tegangan kita masukkan ke kolektor dan selanjutnya output
tegangan 5volt dengan ampere yang tinggi bisa di dapatkan di emitor 3055. Jika akan
menggunakan 2955 untuk menguatkan arusnya bisa merangkainya seperti pada
gambar di bawah hampir sama prinsipnya seperti menggunakan 3055.
Jika kita membutuhkan arus yang lebih besar lagi kita bisa memparalelkan transistor
power tersebut seperti pada gambar hal ini memungkinkan untuk kita lakukan saat
beban kita membutuhkan arus yang besar
Jika membutuhkan regulator tegangan kurang dari 5 volt misalnya kita membutuhkan
tegangan 3,3 volt untuk mensuplai mikrokontroler atau processor bisa menggunakan
regulator tegangan yaitu LM1117 untuk menghasilkan tegangan 1,8 volt 2,5 volt 3,3
volt dan 5volt tergantung kita memilih tipe regulatornya untuk pemasangannya.
Jika kita membutuhkan regulator tegangan dan bisa kita atur misalnya tegangan bisa
kita atur dari 0-20 volt hanya dengan memutar Potentiometer maka kita bisa
menggunakan IC LM317.
6. Avometer
7. Thermistor
8. PCB
9. Transistor
Untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor, dapat dilihat pada bodynya yang
sudah tertera spesifikasinya yang tertulis maupun yang hanya terdiri dari sebuah
tanda ataupun simbol. Adapun tandanya terdiri dari gelang-gelang yang berwarna-
warni dengan masing-masing makna dan kode yang berbeda-beda. Untuk membaca
kode warna tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipakai, yaitu:
Nilai:
0 Hitam, 1 coklat, 2 Merah , 3 orange , 4 kuning, 5 Hijau, 6 biru, 7 Ungu, 8 abu-abu,
9 putih dan tidak bernilai ialah warna emas dan perak.
Jika dipraktekkan ke sebuah resistor, seperti resistor yang mempunyai gelang merah,
hitam, merah, kemudian paling ujung warna emas maka dapat dihitung dengan
menghitung warna yang pertama (merah: 2), warna kedua (hitam: 0), warna ketiga
(merah: 2), akan tetapi gelang yang ketiga ini adalah nol. Untuk lebih jelas terkait
warna ketiga ialah dapat dengan mulai menjumlahkan warna pertama merah berarti
2, Kemudian warna kedua hitam yang nilainya nol. Lalu warna yang ketiga merah
dengan nilai dua, akan tetapi di sini maksudnya ialah jumlah nolnya ada dua. Maka
resistor ini mempunyai nilai 2000 Ohm atau 2 kilo Ohm. Adapun warna yang
terakhir adalah nilai toleransinya, karena warnanya emas nilainya 5% maka resistor
tersebut mempunyai nilai 2000 Ohm atau 2 kilo Ohm dengan toleransi 5%.
Lalu untuk contoh lain ialah resistor yang jumlah nolnya sama dengan nol, seperti
warna coklat, hitam, hitam, maka warna coklat berarti satu nilainya, kedua hitam
nilainya nol dan yang ketiga ini kan jumlah nolnya sementara warnanya hitam,
berarti nilainya 0 berarti jumlah nolnya yang akan ditambahkan adalah sama dengan
nol atau tidak ada, maka resistor ini mempunyai nilai 10 Ohm. Warna yang paling
ujung adalah toleransi, karena warnanya emas berarti toleransinya 5%. Maka resistor
tersebut mempunyai nilai 10 Ohm dengan toleransi 5%.
Kemudian untuk contoh untuk warna keempat menjadi jumlah nolnya, seperti warna
pertama coklat berarti 1, warna kedua hitam berarti nol, dan warna yang ketiga hitam
juga berarti nol, lalu untuk yang keempat ini adalah coklat berarti 1 ini berarti jumlah
nolnya 1, maka nilainya 1000 atau 1 kilo Ohm dan warna paling ujung adalah
toleransi dengan warna coklat yang memiliki nilai toleransi 1%.