Anda di halaman 1dari 22

RESUME KOMPONEN ALAT ELEKTRONIKA

Penyusun
Nama : Harun Yahya Ayash
NPM : 2113022052
Program Studi : Pendidikan Fisika

Mata Kuliah : Instrumentasi Fisika Lanjut


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si.
Dr. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Komponen Elektronika Beserta Fungsi dan Cara Pemasangannya

1. Resistor

Gambar 1. Simbol resistor secara umum


Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau menahan aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
elektronika. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Selain nilai resistansi (Ohm), resistor juga
memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk
diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan
resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut. Resistor
dikelompokkan menjadi dua yaitu, resistor tetap six register dan resistor variabel.
Resistor tetap adalah resistor yang mempunyai nilai tetap atau tidak dapat diubah.
Sedangkan resistor variabel adalah resistor yang nilainya bisa berubah atau dapat
diubah sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa jenis resistor tetap, diantaranya ialah:
1. Resistor karbon, dengan komposisi karbon resistor ini terbuat dari bahan karbon
yang sudah diberikan campuran tertentu untuk menghasilkan nilai resistansi
yang diinginkan. Resistor ini sekarang sudah jarang dipakai karena sudah ada
resistorresistor yang mempunyai karakteristik yang lebih baik. Resistor ini
mudah terpengaruh oleh suhu ataupun tegangan yang berlebih, dan tidak begitu
kuat serta mudah patah.
2. Resistor karbon film yang ini sudah lebih bagus walaupun bahannya masih
karbon tapi sudah di desain agar lebih kuat dengan toleransi sekitar 5% resistor.
3. Resistor metal film sudah menggunakan metal menggunakan logam sehingga
lebih daripada yang resistor karbon film pasti lebih tahan terhadap pengaruh
suhu ataupun tegangan tinggi dan toleransinya juga kecil sekitar 1% .
4. Resistor kawat, resistor ini dibuat dari lilitan kawat sering dipakai pada
rangkaianrangkaian yang berdaya tinggi. Resistor ini juga tampil dengan
bermacam-macam model, salah satu contohnya body keramik atau sering disebut
resistor balok. Terdapat juga beberapa resistor yang diberi pendingin sehingga
akan lebih bagus untuk menyalurkan panasnya. Resistor resistor ini umum
digunakan pada peralatan-peralatan seperti televisi, power amplifier, dan
sebagainya.

Resistor variabel adalah resistor yang nilainya bisa berubah. Adapun di antaranya:
1. Potensiometer: merupakan resistor yang nilai resistansinya bisa diubah.
Potensiometer mempunyai 3 terminal kaki dan sebuah tuas yang bisa diputar dan
ketika memutar tuasnya, resistansinya akan berubah. Tersedia juga yang model
geser dan juga ada yang model trimmer tripod dimana untuk memutarnya harus
menggunakan obeng. Potensiometer sering ditemukan pada peralatan-peralatan
elektronik terutama pada peralatan audio yang digunakan untuk mengatur
volume.
2. Rheosta D: merupakan resistor variabel yang nilainya bisa diubah dan mirip
dengan potensiometer yang mempunyai tuas yang dapat digunakan untuk
mengatur atau merubah nilai resistansinya, akan tetapi rheosta D menggunakan
kawat jadi watt-nya lebih besar, yang bisa digunakan untuk mengontrol peralatan
berdaya tinggi seperti untuk mengontrol kecepatan dinamo atau motor, mengatur
redup terangnya lampu. Rheostat juga ada yang berbentuk rotary ataupun yang
krimmer.
3. Thermistor ialah sejenis resistor yang layar resistansinya bisa berubah karena
pengaruh suhu. Ada dua jenis termistor yaitu jenis PTC dan jenis NTC, yang
jenis PTC resistansinya akan naik ketika suhu juga naik, sebaliknya yang jenis
NTC nilai resistansinya akan turun ketika suhunya. Oleh karena itu resistor ini
atau transistor ini bisa digunakan sebagai pengontrol peralatan yang
berhubungan dengan suhu.
4. Varistor atau VDR resistor ini akan berubah nilai resistansinya tergantung pada
tegangan yang diberikan dan juga jenis resistor yang berhubungan dengan suhu.
Bila tegangannya turun maka resistensinya akan naik, bila tegangannya naik
maka resistensinya akan turun sehingga resistor ini bisa digunakan untuk
penyetabil ataupun pengaman rangkaian dari lonjakan tegangan yang berlebih.
5. LDR resistor ini adalah resistor yang peka cahaya di layar. Resistansinya akan
berubah tergantung intensitas cahaya yang masuk semakin banyak cahaya yang
masuk, maka akan semakin berkurang resistansinya. Jadi jika ditaruh di tempat
yang gelap resistansinya akan naik, sebaliknya jika ditaruh di tempat yang terang
resistansinya akan menurun. Ini semacam sensor cahaya dan memang sering
digunakan untuk mengontrol peralatan yang berhubungan dengan cahaya seperti
lampu otomatis ataupun untuk mengatur cahaya pada kamera yang biasanya ada
pada pengaturan cahaya.

2. Kapasitor

Gambar 2. Bentuk dan symbol kapasitor


Kapasitor yang biasanya disebut dengan kondensator. Kondensator adalah suatu
komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan energi dan melepaskannya
dengan cepat. Komponen ini selalu dijumpai hampir semua peralatan elektronik
mulai dari radio, televisi, dan kipas angin. Kapasitor juga merupakan suatu
komponen elektronika yang berfungsi menyimpan energi dan melepaskannya dengan
cepat. Adapun ukurannya atau kapasitansinya diukur dengan satuan bernama Farad,
mulai dari piko farad (pF), nanofarad (nF) dan microfarad (μF). Berhubung bahan
dielektrik yang digunakan dalam pembuatan kapasitor bermacam-macam maka
berikut ini adalah beberapa jenis kapasitor:
 Kapasitor keramik disebut kapasitor keramik karena bahan dielektriknya terbuat
dari bahan keramik. Adapun kapasitansinya berkisar dari beberapa pikofarad
sampai beberapa puluh nanofarad.
 Kapasitor film polyester atau yang sering disebut kapasitor milar. Umumnya
kapasitasnya tidak terlalu besar, akan tetapi biasanya lebih besar daripada
kapasitor keramik, dapat berkisar dari beberapa ratus ef sampai bisa mencapai
lebih daripada satu uff.
 Kapasitor mika adalah jenis kapasitor yang menggunakan bahan mika sebagai
dielektriknya, bagi yang belum tahu mika adalah salah satu jenis mineral alami.
Ada dua jenis kapasitor mika yaitu kapasitor mika dijepit dan kapasitor mika
perak. Kapasitor mika yang dijepit sudah mulai ditinggalkan karena memiliki
karakteristik yang lebih rendah dibandingkan dengan kapasitor mika perak.
 Kapasitor polystyrene dengan bahan dielektriknya adalah polistiren.
Kapasitansinya tidak terlalu besar mulai dari beberapa puluh sampai beberapa
ratus nanofarad.
 Kapasitor polypropylene yang kapasitansinya mulai dari beberapa nanofarad
sampai beberapa microfarad.
 Kapasitor tantalum adalah sejenis kapasitor yang menggunakan logam tantalum
sebagai lapisan elektroda. Kapasitor yang satu ini memang memiliki ukuran fisik
yang kecil, namun jangan remehkan nilai kapasitansinya yang cukup besar.
Kapasitor tantalum yang mirip dengan Elco makanya ini sering dipakai oleh
perangkat-perangkat kecil ponsel hanya di handphone itu yang jenis SMD.
Kapasitor ini terdapat polaritas yang tidak boleh kebalik. Perhatikan minusnya
jangan sampai terbalik. Elco dan kapasitor ini sangat besar kapasitasnya mulai
dari di bawah 1F ya 0,47 0,8 sampai mencapai puluhan ribu microfit dan ini
sering dipakai untuk filtering, dan tentunya ini ada polaritasnya jangan sampai
terbalik, karena jika terbalik akan membuat Elco itu rusak bahkan kalau
tegangannya maksimal bisa meledak. Memang ada sebagian Elco yang non
polar, akan tetapi pada umumnya Elco memiliki ada polaritasnya, jadi jangan
sampai kebalik.
 Kapasitor elektrolit adalah sebuah komponen yang cukup krusial keberadaannya.
Jenis kapasitor ini cukup populer disebut dengan istilah elco yang mana berasal
dari kata elektrolit kondensator. Fungsi utama dari komponen yang satu ini yakni
sebagai media penyimpanan arus listrik dalam beberapa periode tertentu.
Umumnya, penggunaan kepasitor elektrolit dapat ditemukan pada berbagai
piranti elektronika. Yang paling umum yakni mulai dari relay, power supply,
ponsel, servos, dan lain sebagainya.
 Solid kapasitor katanya ini lebih bagus daripada Elco, lebih tahan lama lebih
tahan panas dan lain sebagainya. Serta polaritas komponen ini sudah mulai
banyak digunakan khususnya pada peralatan seperti komputer jadi di
motherboard, selain kualitasnya bagus kapasitansinya juga jauh di atas kapasitor
yang lain, bisa mencapai ratusan.
 Kapasitor Super mempunyai kualitas yang bagus, kapasitansinya juga jauh diatas
kapasitor yang lain. Kapasitansinya bisa mencapai ratusan farad.
 Kapasitor variabel nilainya tidak tetap jadi bisa berubah-ubah, dapat diatur dan
ketika memutar tuasnya, kapasitansinya akan berubah. Ketika diputar
kapasitansinya akan berubah. Kapasitor ini sering dipakai untuk sistem tuning
gelombang radio.

3. Induktor

Gambar 3. Simbol dan jenis induktor


Adalah komponen elektronika yang menyimpan sementara energi dalam medan
magnet. Biasanya itu berupa lilitan kawat yang disusun membentuk sebuah
kumparan dengan jumlah lilitan yang sudah ditentukan. Biasanya terdapat inti berupa
besi ataupun farid yang juga terdapat di udara. Induktor mempunyai satuan
induktansi yang disebut Henry. Ada milihenry dan juga ada micro Henry. Induktor
juga mempunyai beberapa jenis diantaranya:
 Induktor udara ini di lengkapi dengan lubang kosong yang hanya berisi udara.
Induktor yang berinti besi kebiasaan dipakai pada trafo yang umumnya akan
bekerja pada frekuensi rendah. Kemudian ada yang menggunakan verite sebagai
intinya, lebih memungkinkan untuk bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi.
Kemudian yang menggunakan toroida sejenis ferit yang berbentuk seperti
seperti donat dan sering diaplikasikan pada rangkaian-rangkaian alat terikat
mulai dari yang kecil-kecil sebagai filter misalnya ataupun yang besar sebagai
Transformer trafo dan sebagainya.
 Induktor variabel nilai indukannya bisa dirubah dengan cara diputar, dimana
ketika kita putar verifnya akan naik turun sehingga nilai indukannya akan
berubah. Indukator ini biasanya umum digunakan untuk penalaran untuk
turning. Salah satu fungsi induktor ialah sebagai filter karena bisa menyaring
frekuensi tertentu contohnya pada speaker. Biasanya kita sering terlihat induktor
kapasitor akan mudah sekali melewatkan frekuensi tinggi. Berbeda dengan
induktor yang bekerja, induktor ini kebalikan dimana kapasitor semakin tinggi
frekuensinya akan semakin sulit untu lewat. Oleh karena itu, sering digunakan
untuk filter frekuensi rendah. Jadi supaya frekuensi tingginya tidak ikut masuk,
biasanya sinyal dihubungkan ke speaker melalui induktor. Selain sebagai
filtering induktor juga bisa sebagai penghasil medan magnet, biasanya itu
diterapkan pada peralatan-peralatan seperti motor listrik di dalam motor listrik
seperti kumparan induktor pada relay. Pada speaker juga ada yang diterapkan
untuk pembangkit frekuensi. Selain itu induktor juga bisa difungsikan sebagai
transformasi arus trafo contohnya pada trafo itu juga terdapat kumparan.
 Induktor Inti Ferit (Ferrite Core Inductor) yang jika dibandingkan dengan
induktor inti besi, induktor inti ferit memiliki beberapa keuntungan yaitu
memiliki efisiensi yang lebih baik dan dapat bekerja pada frekuensi yang jauh
lebih tinggi. Induktor inti ferit ini dapat mengurangi histerisis yang biasanya
terjadi pada induktor inti besi. Induktor inti ferit banyak digunakan pada
rangkaian elektronika radio dan televisi yang bekerja pada frekuensi tinggi serta
catu daya switching seperti charger laptop, power supply komputer dan lain
sebagainya.
 Induktor Inti Toroid (Torroidal Core Inductor) yang memiliki tingkat kebocoran
fluks yang lebih rendah dari induktor inti lainnya. Toroid adalah inti sejenis ferit
yang memiliki bentuk seperti donat. Induktor inti toroid banyak digunakan untuk
rangkaian elektronika yang sangat kecil seperti rangkaian charger smartphone
dan rangkaian lampu TL.
 Induktor Inti Film (Film Core Inductor) yang dirancang khusus menggunakan
pemrosesan film yang sangat tipis. Induktor inti film memiliki bentuk yang
sangat kecil. Induktor inti film ini biasanya digunakan pada chip atau Integrated
Circuit
(IC) dan biasanya digunakan pada rangkaian elektronika berfrekuensi tinggi.

4. Dioda

Gambar 4. Dioda
Adalah salah satu komponen elektronika yang fungsinya ialah mengalirkan arus ke
satu arah. Arah panah pada dioda menunjukkan ke arah arus yang akan dialirkan.
Arus tidak akan bisa mengalir dari arah sebaliknya karena akan diblok. Dioda
mempunyai dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda, biasanya bagian
katodanya ditandai dengan garis atau gelang. Apabila dihubungkan sebuah dioda
dengan posisi kutub anodanya ke plus, kemudian kutub katodanya ke minus melalui
sebuah lampu. Jika ditutup saklarnya maka arus akan mengalir dan lampu akan
menyala. Karena Dude sudah terpasang, jika dibalik posisi diodanya, kemudian
saklar ditutup maka tidak ada arus aliran listrik, karena telah memasang dioda
dengan posisi yang salah, jadi seakanakan arusnya menemui jalan buntu. Karena
itulah dioda sangat umum difungsikan sebagai penyearah atau rectifier yang berguna
untuk menyerahkan arus bolak-balik menjadi arus searah
 Dioda zener atau zinner Diode
Adalah suatu dioda yang dirancang khusus untuk bisa beroperasi pada kondisi
bias mundur atau reverse dan biasanya tertulis pada bodynya tertulis voltnya,
karena setiap dioda mempunyai batas tegangan atau breakdown walted
simbolnya mirip dengan dioda. Diode zener meskipun tegangan diberikan pada
katodanya tetap dialirkan dengan catatan tegangan yang diberikan sudah
mencapai atau melampaui batas tegangan breakdown daripada zener tersebut.
Dioda biasanya bekerja pada kondisi forward, sedangkan pada kondisi biasa
akan maju, jadi begitu ketika diberikan tegangan mencapai 0,7 maka arus akan
mengalir. Sementara dioda zener ini bisa bekerja, sengaja di desain untuk
beroperasi di reverse atau bias mundur. Sebelum tegangan mencapai batas
breakdown voltage, maka arus tidak akan mengalir. Setelah mencapai batas
tegangan breakdown, wolfitch arus mengalir. Jadi setiap zener mempunyai batas
tegangan atau breakdown voltage yang berbeda-beda. Apabila tertulis di
bodynya 9 volt berarti diode ini mempunyai batas tegangan atau breakdown
voltage sebesar 9 volt. Apabila diberikan tegangan di bawah 9 volt, maka dioda
zener ini tidak akan mengalirkan tegangan. Akan tetapi, jika tegangan yang
diberikan sudah mencapai batasnya atau melampaui misalnya diberikan 10 volt,
maka arus pun akan mengalir.

Contoh:
Sebuah power supply dan sebuah voltmeter disetting dulu dengan power supply
nya sebesar 12 volt. Apabila dihubungkan power supply ini ke voltmeter arus
akan mengalir dan voltmeter menunjukkan 12 volt. Karena sudah diketahui
tegangan yang dihasilkan oleh power supply sebesar 12 volt. Kemudian
hubungkan kembali voltmeter ke power supply melalui sebuah hambatan berupa
resistor, ternyata voltmeter masih tetap menunjukkan 12 volt Kenapa masih tetap
12 volt, karena hal inilah dioda zener diperlukan. Apabila ditambahkan dioda
zener dengan batas tegangan breakdown voltage sebesar 9 volt, kemudian
hubungkan dengan posisi reverse posisi kebalik dengan posisi anoda ke minus
dan katodanya, maka tegangan menunjukkan 9 volt karena dioda zener tersebut
mempunyai batas tegangan sebesar 9 volt. Jika dikurangi tegangannya seperti
pada 7,5 volt, maka dioda zener tersebut tidak mengalirkan arus karena hanya
akan berlalu saja. Apabila tegangannya dinaikkan lagi ke-12 volt arus akan
mengalir dan tegangannya pun tetap akan dibatasi menjadi 9 volt sesuai dengan
batas tegangan breakdown voltage daripada diode zener tersebut. Meskipun
tegangannya dinaikin lagi sampai ke 18 volt, dioda ini akan membatasi dengan
tegangan tersebut menjadi 9 volt. Oleh karena itu setiap dioda zener mempunyai
batas tegangan yang berbeda-beda, mulai dari yang paling kecil yang di bawah 3
volt, kemudian 5 volt 7,5 9 12 dan seterusnya.
 Dioda Scott key ialah dioda yang terlihat seperti dioda biasa namun sebenarnya
antara dioda biasa dengan dioda Scott terdapat beberapa perbedaan penting.
Diantaranya ialah:
a) Dioda Scott key mempunyai simbol yang sedikit berbeda dengan dioda
biasa.
b) Perbedaan yang lain antara dioda biasa dengan dioda Scott key ialah
strukturnya, dioda biasa umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon misalnya dan terdiri dari dua bagian yaitu bagian P dan bagian N,
sementara dioda Scott key hanya terdapat bagian N dan tidak ada bagian P,
karena bagian P sudah digantikan dengan metal atau logam. Jadi dioda scott
ini menggunakan persimpangan metal semikonduktor sementara dioda biasa
menggunakan persimpangan semikonduktor semikonduktor pada dioda
biasa di bagian N terdapat elektron-elektron bebas dan hanya sedikit lubang.
c) Kemudian pada bagian P terdapat lubang-lubang kosong buat elektron
sementara dioda scott key pada bagian N juga terdapat sebagian besar
elektron dan di bagian metal juga terdiri dari elektron. Jadi di kedua
bagiannya sama-sama menggunakan elektron sebagai pembawa arus, jadi
ini termasuk unit power unipolar. Low forward voltage atau tegangan jatuh
merupakan tegangan yang dibutuhkan atau yang terbuang untuk
mengaktifkan dioda dimana pada dioda biasa membutuhkan sedikitnya 0,7
volt sementara dioda Scott key hanya membutuhkan sekitar 0,15 sampai
0,46 volt, jadi lebih sedikit energi yang terbuang keunggulan.
d) Fast Rivers Recovery time yaitu waktu pemulihan yang cepat lebih cepat
daripada dioda biasa. Hal ini seperti terdapat pada deflation Zone atau zona
depresi yang akan menyusut ketika dalam posisi bias maju dan akan
melebar, dalam kondisi bias akan mundur. Dioda membutuhkan waktu
untuk beralih dari posisi mengalirkan arus ke posisi memblokir arus waktu
yang dibutuhkan. Hal inilah yang dimaksud dengan Recovery time, dioda
scot key tidak butuh waktu lama untuk beralih dari posisi mengalirkan arus
ke posisi memblokir arus. Dioda scot key dapat digunakan untuk aplikasi
yang berfrekuensi tinggi termasuk dalam switching power supply. Fungsi
dasar daripada dioda yaitu mengalirkan arus ke satu arah dan memblokir
arus dari arah yang sebaliknya. Namun dioda tidak 100% memblokir arus
dari arah sebaliknya, masih ada arus balik yang bisa masuk yang mengalami
kebocoran walaupun kebocoran itu sangat kecil dan hampir tidak bisa
diukur. Maka dioda biasa masih sering digunakan karena pada dioda scott
key kebocorannya lebih besar dibandingkan dengan dioda biasa. Untuk
aplikasi tertentu hal ini akan jadi masalah pada komponen SMD. Komponen
SMD (Service Mount Device) juga berkaitan dengan SMT (Service Mount
Teknologi) yang merupakan suatu metode dalam memproduksi peralatan
elektronika dalam memproduksi sirkuit elektronika dimana
komponenkomponennya ini dipasang langsung pada permukaan PCB Nya
sehingga alat yang dipasang dengan cara ini disebut SMD kira-kira begitu.
Jadi dinamakan SMD ini karena pemasangannya berbeda dengan komponen
biasa kalau komponen biasa atau komponen true hole pemasangannya harus
melalui lubang, jadi komponennya diberi kaki yang panjang lalu PCB nya
dilubangi, kemudian kaki komponen tersebut dimasukkan ke lubang PCB,
dan disolder dari bagian bawahnya, pemasangannya melalui lubang.
Sementara SMD tidak lagi membutuhkan lubang, pemasangannya langsung
ke permukaan PCB ke permukaan pad yang ada di PCB dan tidak perlu lagi
membutuhkan lubang sehingga ini akan meminimalisir biaya karena tidak
perlu biaya lagi untuk melubangi PCB. Komponen SMD langsung dipasang
ke permukaannya maka dari itu disebut SMD service.

5. Regulator Tegangan 78XX (7805, 7809, 7812 dll)


Komponen positif voltage regulator atau IC Regulator, contohnya seperti:
 IC regulator seri LM7805 (5V)
 IC regulator seri LM7808
 IC regulator seri LM7806
 IC regulator seri LM7809
 IC regulator seri LM7812 (12V)
 IC regulator seri LM317 (Variabel)

Gambar 5. Perbandingan IC Regulator 78XX dengan 79XX

Voltage regulator atau IC regulator adalah perangkat elektronik yang digunakan


untuk menjaga tegangan listrik pada tingkat yang tetap atau stabil dalam suatu
rangkaian elektronik. Komponen-komponen positif utama yang terdapat pada
voltage regulator atau IC regulator meliputi:
1. Input Voltage (Tegangan Masukan): Ini adalah tegangan listrik yang diberikan ke
regulator. Tegangan masukan dapat bervariasi, tetapi voltage regulator akan
berusaha untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil terlepas dari
fluktuasi tegangan masukan.
2. Output Voltage (Tegangan Keluaran): Ini adalah tegangan listrik yang dihasilkan
oleh regulator. Tegangan keluaran harus sesuai dengan spesifikasi regulator
tertentu, misalnya, 5V atau 12V.
3. Ground (Tanah): Ini adalah referensi nol untuk tegangan dalam sistem. Semua
tegangan diukur terhadap tanah, yang dianggap sebagai nol.
4. Tegangan Referensi Internal: Sebagian besar regulator memiliki sumber
tegangan referensi internal yang digunakan untuk membandingkan dengan
tegangan keluaran dan mengaturnya sesuai. Tegangan referensi ini harus stabil
dan akurat.
5. Transistor Kontrol (Biasa Berupa MOSFET atau Transistor BJT): Regulator
menggunakan transistor untuk mengatur tegangan keluaran. Ini bisa berupa
MOSFET (Metal-Oxide-Semiconductor Field-Effect Transistor) atau Transistor
BJT (Bipolar Junction Transistor).
6. Penguat Error (Error Amplifier): Ini adalah bagian dari regulator yang
membandingkan tegangan keluaran dengan tegangan referensi dan menghasilkan
sinyal error yang mengontrol transistor kontrol. Ini memastikan bahwa tegangan
keluaran tetap mendekati nilai yang diinginkan.
7. Penguat Daya (Power Amplifier): Penguat daya menguatkan sinyal dari penguat
error untuk mengendalikan transistor kontrol dan memastikan bahwa perubahan
tegangan keluaran terjadi sesuai dengan perubahan dalam sinyal error.
8. Feedback Loop (Loop Umpan Balik): Regulator umumnya memiliki loop umpan
balik yang menghubungkan keluaran regulator ke penguat error. Ini
memungkinkan regulator untuk terus memonitor tegangan keluaran dan
membuat penyesuaian jika terjadi fluktuasi.

IC-IC ini telah dirancang khusus untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil
dan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Ketika ingin menurunkan tegangan positif DC
pada daerah tertentu maka komponen IC regulator sangat dianjurkan.

Contoh kasusnya seperti, tegangan yang dibutuhkan adalah sekitar 12 VDC


sedangkan sumber suplai DC adalah 24 VDC maka regulator tegangan positif ini
bisa dipakai yaitu dengan memilih seri regulator tegangan 7812 sehingga output
tegangan yang dihasilkan dari 24 volt akan 12 volt. Untuk lebih jelasnya bisa melihat
gambar di bawah ini.
Untuk arus yang dihasilkan dari regulator ini yaitu:

Untuk tegangan yang dihasilkan juga bermacam-macam tergantung tipe yang akan
kita pilih seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Jika tegangan menghasilkan 5volt bisa memilih 7805, jika ingin outputnya 12 volt
kita bisa memilih 7812 atau jika kita menginginkan output 15volt kita juga bisa
memilih
7815 untuk IC regulator.

Cara menggunakan IC regulator tegangan:

1. Kenali Spesifikasi IC Regulator: Pertama-tama, Anda perlu mengetahui


spesifikasi IC regulator yang akan Anda gunakan. Ini termasuk tegangan
keluaran yang diinginkan dan batas arus maksimum yang dapat ditangani oleh
IC regulator tersebut.
2. Rangkaian Sederhana: Untuk menggunakan IC regulator, Anda akan
memerlukan rangkaian sederhana yang terdiri dari beberapa komponen dasar.
Rangkaian ini melibatkan resistor dan kapasitor.
3. Hubungkan Input dan Output: Hubungkan pin input (biasanya pin 1) IC
regulator ke sumber tegangan yang akan diatur. Pastikan bahwa tegangan input
tidak melebihi batas maksimum yang diizinkan oleh IC regulator.
4. Hubungkan Ground: Hubungkan pin ground (biasanya pin 2) IC regulator ke
ground rangkaian Anda.
5. Hubungkan Output: Hubungkan pin output (biasanya pin 3) IC regulator ke titik
di mana Anda ingin memiliki tegangan yang diatur.
6. Sesuaikan Tegangan Output: Jika Anda menggunakan regulator yang dapat
disesuaikan (seperti LM317), Anda bisa menggunakan dua resistor untuk
mengatur tegangan keluaran sesuai dengan yang Anda inginkan. Spesifikasi IC
akan memberi tahu Anda cara menghitung nilai resistor yang diperlukan.
7. Pasang Kapasitor: Pasang kapasitor elektrolitik pada pin input dan pin output IC
regulator. Kapasitor ini membantu menjaga stabilitas tegangan dan mengurangi
noise pada keluaran.
8. Pasok Daya: Hubungkan daya ke sumber listrik, dan IC regulator seharusnya
mulai mengatur tegangan output sesuai dengan spesifikasi yang Anda tentukan.
9. Uji Rangkaian: Pastikan bahwa tegangan keluaran sesuai dengan yang
diharapkan dan tetap stabil dalam berbagai kondisi beban dan lingkungan.

Tips dan trik untuk mengakali supaya arus yang keluar dari regulator tegangan
tersebut bisa lebih dari 1,5 ampere, bisa menambahkan transistor power 3055 atau
transistor power 2955 (untuk transistor 2955 berjenis PNP sedangkan untuk
transistor 3055 berjenis NPN).

Jika menggunakan transistor 3055 maka bisa merangkainya seperti skematik


digambar dibawah ini:

Misalnya pada gambar kita menggunakan 7805 output keluaran 7805 kita masukkan
ke basis 3055 input, tegangan kita masukkan ke kolektor dan selanjutnya output
tegangan 5volt dengan ampere yang tinggi bisa di dapatkan di emitor 3055. Jika akan
menggunakan 2955 untuk menguatkan arusnya bisa merangkainya seperti pada
gambar di bawah hampir sama prinsipnya seperti menggunakan 3055.

Jika kita membutuhkan arus yang lebih besar lagi kita bisa memparalelkan transistor
power tersebut seperti pada gambar hal ini memungkinkan untuk kita lakukan saat
beban kita membutuhkan arus yang besar

Jika membutuhkan regulator tegangan kurang dari 5 volt misalnya kita membutuhkan
tegangan 3,3 volt untuk mensuplai mikrokontroler atau processor bisa menggunakan
regulator tegangan yaitu LM1117 untuk menghasilkan tegangan 1,8 volt 2,5 volt 3,3
volt dan 5volt tergantung kita memilih tipe regulatornya untuk pemasangannya.

Jika kita membutuhkan regulator tegangan dan bisa kita atur misalnya tegangan bisa
kita atur dari 0-20 volt hanya dengan memutar Potentiometer maka kita bisa
menggunakan IC LM317.
6. Avometer

Gambar 6. Penunjuk nilai Avometer


Avometer atau multitester merupakan alat yang digunakan untuk keperluan
pengukuran baik itu untuk mengukur tegangan, arus, mengukur nilai resistansi dan
masih banyak lagi. Biasangan tegangan yang digunakan ialah listrik yang arusnya
bolak-balik. Listrik PLN merupakan arus bolak-balik.
 Mengukur arus dengan avometer
Sebelum kita menggunakan avometernya, pastikan pointer atau jarum pada
avometer sudah berada di angka 0. Pada angka 0 sampai terlalu mundur atau
terlalu maju. Karena yang akan diukur adalah arus bolak-balik maka yang perlu
diperhatikan pada avometer ini ialah area yang merah (tulisannya ACV),
kemudian pilih angka yang lebih besar daripada tegangan yang akan diukur.
Karena yang akan diukur adalah listrik rumah yang umumnya 220 Volt, maka
pilih angka di atas 220. Putar selectornya dan posisikan ke 300 volt karena yang
akan diukur 220. Meskipun yang digunakan tegangan AC, tetap harus berhati-
hati karena tegangannya tinggi. Kemudian colokan, maka jarumnya akan
bergerak. Jarum berada di posisi antara 200 sama 250 berarti ini sekitar 225
lebih, kurang lebih sekitar 230.
 Mengukur resistensi dengan avometer
Sebelum melakukan pengukuran, dikalibrasi terlebih dulu. Untuk mengukur
resistansi yang perlu diperhatikan pada area ini ialah simbol umumnya yakni
simbol ohm. Mulai dari satu kali 1 Ohm maksudnya kali 10 kali 100 kali 1 kilo
dan kali 10 kilo resistor. Untuk mulai mengukur 10 Ohm, pilih kali 10 atau kali
1. Percobaan dengan pilih kali 1 diposisikan ke kali satu. Pada saat percobaan,
pointernya berada di posisi angka 10, selector Berada di posisi kali 1. Sementara
jarumnya berada di angka 10, berarti kita kalikan 10. Maka 10 * 1 = 10, berarti
resistor ini mempunyai nilai 10 Ohm.

7. Thermistor

Gambar 7. Macam-macam thermistor


Terdapat dua jenis termistor yang jenis NTC nilai resistansinya akan turun ketika
suhunya naik.

8. PCB

Gambar 8. Jenis-jenis PCB


Cara memasang komponen pada PCB dimulai dengan resistor dengan simbol seperti
gergaji atau balok. Jadi jika menemukan simbol tersebut, maka di PCB tersebut harus
dipasang resistor dan resistor ini tidak ada polaritasnya, pemasangannya boleh
dibolak-balik.

9. Transistor

Gambar 9. Macam-macam transistor


Transistor mempunyai 3 kaki yang masing-masing adalah basis kolektor emitor, akan
tetapi bukan berarti setiap komponen yang mempunyai kaki tiga itu transistor, bisa
jadi itu IC atau dioda. Untuk mengetahui perbedaan transistor, dioda atau IC, dapat
dilihat pada tipenya. Kemudian dapat dilihat, contoh transistor tipe tip31 dengan
spesifikasi dari komponennya terlihat pada posisi atau urutan kakinya. Kaki satu
basis 2 kolektor dan kaki tiga emitor transistor, mempunyai simbol panah. Kemudian
yang garis basis dan kolektor.
 Cara memasang transistor ke PCB:
a. Siapkan dulu komponennya, transistor, 3 buah Elco, resistor, dioda dan
zener.
Kemudian dua buah
b. Pasang komponen-komponen tersebut ke PCB.
c. Diawali dengan resistor yang dapat dipasang bolak balik. Karena terdapat
dua resistornya maka lihat
d. Terlebih dulu pada ukuran skemanya R1 dan R2 agar tidak salah dalam
memasang.
e. Selanjutnya pasang dioda yang tidak dapat dipasang bolak-balik.
f. Kemudian zener juga yang tidak dapat dipasang bolak-balik.
g. Selanjutnya kapasitor yaitu Elco yang juga tidak dapat dipasang secara
bolakbalik karena ada minus dan plus pada body elco. Pada bagian yang
ditandai itu berarti kaki minus dan yang tidak ditandai berarti kaki plus. Jika
terpasang kebalik, maka Elco bisa rusak bahkan bisa meledak.
h. Selanjutnya pasang transistor, yang pada bagian atas paling pinggir ialah
kaki basis, dan yang tengah kolektor. Kemudian diberi pendingin.

Untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor, dapat dilihat pada bodynya yang
sudah tertera spesifikasinya yang tertulis maupun yang hanya terdiri dari sebuah
tanda ataupun simbol. Adapun tandanya terdiri dari gelang-gelang yang berwarna-
warni dengan masing-masing makna dan kode yang berbeda-beda. Untuk membaca
kode warna tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipakai, yaitu:

Nilai:
0 Hitam, 1 coklat, 2 Merah , 3 orange , 4 kuning, 5 Hijau, 6 biru, 7 Ungu, 8 abu-abu,
9 putih dan tidak bernilai ialah warna emas dan perak.

Jika dipraktekkan ke sebuah resistor, seperti resistor yang mempunyai gelang merah,
hitam, merah, kemudian paling ujung warna emas maka dapat dihitung dengan
menghitung warna yang pertama (merah: 2), warna kedua (hitam: 0), warna ketiga
(merah: 2), akan tetapi gelang yang ketiga ini adalah nol. Untuk lebih jelas terkait
warna ketiga ialah dapat dengan mulai menjumlahkan warna pertama merah berarti
2, Kemudian warna kedua hitam yang nilainya nol. Lalu warna yang ketiga merah
dengan nilai dua, akan tetapi di sini maksudnya ialah jumlah nolnya ada dua. Maka
resistor ini mempunyai nilai 2000 Ohm atau 2 kilo Ohm. Adapun warna yang
terakhir adalah nilai toleransinya, karena warnanya emas nilainya 5% maka resistor
tersebut mempunyai nilai 2000 Ohm atau 2 kilo Ohm dengan toleransi 5%.
Lalu untuk contoh lain ialah resistor yang jumlah nolnya sama dengan nol, seperti
warna coklat, hitam, hitam, maka warna coklat berarti satu nilainya, kedua hitam
nilainya nol dan yang ketiga ini kan jumlah nolnya sementara warnanya hitam,
berarti nilainya 0 berarti jumlah nolnya yang akan ditambahkan adalah sama dengan
nol atau tidak ada, maka resistor ini mempunyai nilai 10 Ohm. Warna yang paling
ujung adalah toleransi, karena warnanya emas berarti toleransinya 5%. Maka resistor
tersebut mempunyai nilai 10 Ohm dengan toleransi 5%.

Kemudian untuk contoh untuk warna keempat menjadi jumlah nolnya, seperti warna
pertama coklat berarti 1, warna kedua hitam berarti nol, dan warna yang ketiga hitam
juga berarti nol, lalu untuk yang keempat ini adalah coklat berarti 1 ini berarti jumlah
nolnya 1, maka nilainya 1000 atau 1 kilo Ohm dan warna paling ujung adalah
toleransi dengan warna coklat yang memiliki nilai toleransi 1%.

Anda mungkin juga menyukai