Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Pengertian Sensor Alarm


Dalam telekomunikasi, yang dimaksud dengan istilah sensor alarm:

1.Dalam sistem komunikasi, sebuah perangkat yang dapat merasakan kondisi abnormal dalam sistem dan
memberikan sinyal yang menunjukkan keberadaan atau sifat kelainan ke salah satu indikator alarm lokal atau
remote, dan (b) dapat mendeteksi peristiwa mulai dari kontak sederhana pembukaan atau penutupan untuk
shutdown dan restart otomatis siklus waktu-bertahap.

2.Dalam sistem keamanan fisik, perangkat yang disetujui digunakan untuk menunjukkan perubahan dalam
lingkungan fisik fasilitas atau bagiannya.

3.Dalam sistem keamanan elektronik, perangkat fisik atau perubahan / adanya sinyal elektronik / logika yang
menyebabkan pemicu sirkuit elektronik untuk melakukan aplikasi operasi tertentu. Dalam sistem alarm
elektronik penggunaan event trigger ini dilakukan oleh perangkat tersebut untuk mengaktifkan alarm atau
sirene menghasilkan suara dan / atau melakukan keamanan panggilan melalui saluran telepon.

Catatan: sensor alarm juga mungkin berlebihan atau dirantai, seperti ketika salah satu sensor alarm digunakan
untuk melindungi perumahan, kabel, atau dilindungi oleh sensor alarm lain kekuasaan.

Sumber: dari federal Standard 1037C dan dari MIL-STD-188 dan dari TRISHAM Sistem Software

2.2 Komponen-komponen dalam program perencanaan Sensor alarm berbasis arduino menggunakan sistem
LDR (Light Dependent Resistor)

2.2.1 LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai
Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan
menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent
Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya
(Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.

Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya.
Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap
dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.

LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini
sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada
Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm
dan lain sebagainya.
2.2.2 Resistor

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu
yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau
Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi
Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg
Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Jenis-jenis Resistor

Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

A. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi
atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.

Bentuk dan simbol fixed resistor :

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya
diantaranya adalah :

Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur
dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi
yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi
atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator
yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan
isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.
Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi
yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan
Carbon Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω
sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu,
Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh
panjang, lebar  dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-
jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer,
Rheostat dan Trimpot.

Bentuk dan Simbol Variable Resistor : 


Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-
ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka.

Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus
yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi
dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang
lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat
bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.

C.Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua
jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).

Bentuk dan Simbol Thermistor :

Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :


 Sebagai Pembatas Arus listrik
 Sebagai Pengatur Arus listrik
 Sebagai Pembagi Tegangan listrik
 Sebagai Penurun Tegangan listrik

2.2.3 Buzzer

Buzzer Arduino adalah salah satu komponen yang biasa dipadukan dalam rangkaian
elektronik. Apabila kamu pernah mendengar ada bunyi beep-beep  pada perangkat
elektronik, maka itu adalah suara buzzer.

Penggunaan buzzer biasanya ditemukan pada meteran listrik yang menggunakan


pulsa, oven, sepeda motor, jam alarm, bel rumah, suara input keypad, bel sepeda, dan
sebagainya.

Namun untuk buzzer yang digunakan pada Arduino bukanlah jenis yang


sembarangan. Buzzer  pada Arduino haruslah memiliki tegangan 5 volt ke bawah.

Tetapi apabila ingin menggunakan buzzer  yang tegangannya lebih dari 5 volt, maka
kamu butuh penguat tegangan seperti transistor 2n2222.

2.2.4 LED (Light Emmiting Diode)

Light Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan sebuah komponen
elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju.
LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan keluarga dioda. LED dapat
memancarkan berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan. LED
juga dapat memancarkan cahaya inframerah yang tak tampat, seperti pada remote TV.

LED

Bentuk dari LED sendiri mirip dengan lampu bohlam. Dengan bentuknya yang kecil,
sehingga dapay dipasangkan dengan mudah ke berbagai perangkat elektronika. Tak seperti
lampu pijar, LED tidak menimbulkan panas dalam mnghasilkan cahaya. Hal tersebut
dikarenakan LED tidak memerlukan pembakaran filamen. Oleh karena itu LED saat ini
banyak digunakan dalam perangkat elektronik, seperti sebagai lampu penerangan pada
LCD TV.

CARA KERJA LED


Cara kerja dari LED hampir sama dengan keluarga dioda yang memiliki dua kutub, yaitu
Kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias foward) dari Anoda ke Katoda.

LED sendiri terdiri atas sebuah chip semikonduktor yang didopping, sehingga menciptakan
junction antara kutub P dan kutub N. Proses dopping dalam semikonduktor adalah proses
untuk menambahkan impurity  / ketidakmampuan pada semikonduktr yang murni, sehingga
dapat emnghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan.

2.2.5 Relay

Pengertian Relay dan Fungsinya – Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara
listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2
bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA
mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.

Prinsip Kerja Relay


Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1. Electromagnet (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar)


4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi CLOSE (tertutup)

2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil
yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus
listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut
berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil.

Arti Pole dan Throw pada Relay


Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang
dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat
mengenai Istilah Pole and Throw :
1. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay

2. Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :

 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal
untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya
4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya
untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8
Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang
dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi
dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double
Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw,
silakan lihat gambar dibawah ini :

Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay


Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika
diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)

2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)

3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.

4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya
dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
2.2.6 Arduino Uno

 Arduino Uno adalah salah satu rangkaian elektronika development kit mikrokontroler


yang berbasis Atmega328. Perangkat jenis ini memilki beberapa keunggulan
dibanding board mikrokontroler yang lain. Apa saja kegunaan dari arduino uno ?
Berikut adalah uraiannya lengkap hingga spesifikasi arduino uno.
Untuk lebih menguasai definisi arduino uno, ketahui terlebih dahulu apa yang

dimaksud dengan arduino.

Arduino adalah sebuah rangkaian elektronik yang bersifat open source, dan


mempunyai piranti keras dan lunak yang mana mudah untuk digunakan. Arduino
mampu mengenali lingkungan sekitar melalui berbagai jenis sensor serta dapat
mengontrol lampu, motor, dan berbagai jenis actuator lainnya.

Arduino sendiri terdiri dari beberapa jenis, antara lain Arduino Uno, Arduino Mega
2560, Arduino Fio dan sebagainya.

Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah board minimum system mikrokontroller yang mana di
dalamnya terdapat mikrokontroller AVR seri ATmega 328 yang merupakan produk
dari Atmel.
Umumnya Arduino memiliki 14 pin input/output yang terdiri dari :

     6 pin dapat digunakan sebagai output PWM


           6 pin  sebagai analog input
     Osilator Kristal 16 MHz
     Sebuah koneksi USB
     Sebuah Power Jack
         Sebuah ICSP Header
         Dan tombol reset
Oleh karena itu arduino uno mampu mensupport mikrokontroller secara mudah
terhubung dengan kabel power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC
maupun dengan batteray. Sehingga untuk mendukung mikrokontroller  tersebut
bekerja , cukup sambungkan ke powes supply atau hubungkan melalui kabel USB ke
PC, maka Arduino Uno telah siap bekerja.

Arduino Uno berbeda dengan semua jenis arduino sebelumnya, dimana dalam hal
koneksi USB to serial menggunakan fitur IC Atmega8U2, sementara pada board
sebelumnya menggunakan chip FDTI driver USB to serial. Arduino Uno R3
merupakan seri terakhir dan terbaru dari seri arduino USB.

Fungsi Arduino Uno


Secara umum, arduino dengan sebuah mikrokontroller ini mampu menciptakan suatu
program yang dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika.

Sehingga cukup jelas, bila fungsi yang dimiliki arduino uno adalah untuk
memudahkan pengguna dalam melakukan prototyping, memprogram mikrokontroller
serta menciptakan berbagai alat canggih berbasis mikrokontroler.
Beberapa alat uang biasa dibuat dengan arduino uno adalah sebagai berikut :

     Lampu Flip Flop , Lampu Lalu LIntas


      Robotic  : Line Follower, Maze Solver, Pencari Api, dll.
      Pengontrol motor Stepper
      Detector Suhu dan Mengatur suhu ruangan
      Jam digital
      Timer Alarm
      Dan masih banyak lagi

BAB III
METODE
3.1 Alat Dan Bahan

•Buzzer

•LDR

•Resistor 10K

•Resistor 330 ohm

•LED Merah

•Relay

•Arduino Uno

3.2 Prosedur Kerja

Langkah-Langkah untuk merancang sensor alarm dengan LDR yaitu :

1. Sebelum merangkai alat disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan

yangdibutuhkan;

2. Rangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar dibawah:

3. Uji cobalah rangkaian menggunakan lux meter untuk mendapatkan data hasil;

4. Catatlah hasil pada tabel data;

5. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai