Anda di halaman 1dari 21

BASIC ELECTRONICS

ELEKTRONIKA DASAR

Kliping Komponen Dasar Elektronika

A. Surtika Putri

210104500002

FISIKA SAINS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2021

1
Komponen Dasar Elektronika
Berikut adalah deskripsi dan karakteristik komponen dasar elektronika yang
memuat gambar wujud komponen asli, symbol komponen, deskripsi, prinsip
kerja, parameter, dan fungsinya.
A. KOMPONEN PASIF 1. Resistor nilai tetap
Resistor tetap merupakan jenis resistor dengan nilai resistansi tetap. Resistor
tetap banyak digunakan pada rangkaian elektronika dan berfungsi sebagai
pembatas arus dan pembagi tegangan. Resistor tetap ini memiliki beberapa
ukuran atau batas maksimum daya yang bisa dilewatkan.
Besarnya ukuran fisik resistor berbanding lurus dengan daya resistor. Semakin
besar resistor maka semakin besar pula ukuran dayanya. Resistor yang
banyak dipakai pada rangkaian praktek biasanya berukuran 0.25 watt dan
0.5 watt. Resistor ukuran besar biasanya dipakai pada rangkaian power
amplifier dan power supply.

2. Variable Resistor
Resistor Variabel adalah sebuah komponen yang mempunyai karakteristik
seperti resistor namun nilainya tidak tetap (variable resistor) dan bisa
diubah selama pemakaian. Perubahan nilai resistor ini karena diubah oleh
sesuatu dari luar misalnya diputar atau digeser. Perubahan nilai dari
resistor variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang
sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian.
Komponen ini juga disebut resistor tidak tetap karena mempunyai nilai
hambatan dapat berubah-ubah (variable resistor). Kita bisa mengubah nilai
dari resistor variabel dengan cara memutar, menggeser tuas dari
komponen. Ada yang diputar dengan langsung dengan tangan dan ada juga
yang harus menggunakan obeng trim.
Nilai resistansi antara kaki pinggir merupakan nilai yang tertera pada body
resistor variabel. Misalnya tertulis nilai 10kΩ maka besarnya resistansi
antara kaki pinggir selalu tetap sebesar 10kΩ. Kemudian nilai resistansi
antara kaki tengah dengan kaki pinggir berubah (variabel) sesuai dengan
posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir. Jika posisi potensio berana pada
kiri penuh maka besarnya resistansi kaki tengah dengan kaki sebelah kiri
sama dengan nol dan besarnya resistansi kaki tengah dengan kakai sebelah
kanan sebesar 10kΩ. Dan sebaliknya saat posisi kanan penuh maka
besarnya resistansi kaki tengah dengan kaki sebelah kanan sama dengan
nol dan besarnya resistansi kaki tengah dengan kaki sebelah kiri sebesar
10kΩ.

2
Adapun beberapa penggunaan resistor variabel yang umum pada aplikasi
sehari-hari yakni sebagai volume control, pengaturan tegangan dan arus,
pengaturan ukuran layar pada televisi analog, setting referensi tegangan
atau sinyal, serta kontrol parameter alat seperti cahaya, kecepatan,
frekuensi dan sebagainya.

3. LDR atau Light Dependent Resistor


Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor
yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas
cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat
cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam
kondisi gelap.
Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk
menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya
(Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200
Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω)
pada Kondisi Cahaya Terang. LDR (Light Dependent Resistor) yang
merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau
diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu
Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, dan lain
sebagainya.

4. Thermistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC


(Negative Temperature Coefficient)
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai
hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor
merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan
(Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari
2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor
NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk
Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula

3
nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif). Thermistor NTC tersebut
bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring
perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi
197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun
menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu
125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ.
Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah
Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian
Elektronika yang berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu
operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen
Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C
sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan
kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di
Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack
(Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau
suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer
dan lain sebagainya.

5. Kapasitor Biasa (Non-Polaritas)


Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan
muatan listrik, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring
frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam
muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C
(kapasitor).
Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap
terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan
Kapasitor Keramik.
Kapasitor keramik, dinamakan kapasitor keramik, karena kapasitor ini bahan
dielektrikumnya terbuat dari keramik. Kapasitor keramik memiliki bentuk
dan ukuran yang bermacam-macam. Kapasitor ini cukup stabil sehingga
sering dipakai dalan rangkaian elektronika. Nilai kapasitansi kapasitor ini
biasanya dituliskan dalam kode warna, namun ada juga yang dituliskan
langsung pada badannya menggunakan angka.
Kapasitor polyester, peranan plastik ternyata tidak terbatas hanya dibuat
sebagai kantong atau peralatan rumah tangga, tetapi juga ikut berperan di
dalam pembuatan komponen elektronika yaitu kapasitor. Kapasitor plastik
sangat populer dalam penggunaannyadan dalam bidang elektronika dikenal
dengan nama kapasitor polyester. Pada umumnya kapasitor ini dibuat
dengan bentuk yang kecil dan pipih. Kapasitor ini tidak memiliki polaritas

4
sehingga dalam pemasangannya tidak akan sulit. Pencantuman
kapasitansinya biasanya dalam kode warna.
Kapasitor mika, kapasitor mika adalah komponen yang lahir sejak generasi
pertama dan masih banyak digunakan sampai sekarang karena
keandalannya tinggi disamping memiliki sifat yang stabil dan toleransinya
rendah. Sesuai dengan namanya kapasitor ini dielektrikumnya terbuat dari
bahan mika. Pemakaian dari kapasitor jenis ini adalah pada rangkaian yang
berhubungan dengan frekuensi tinggi. Besarnya kapasitansi dari kapasitor
ini adalah 50 sampai 10.000 μF.
Kapasitor film, dielektrikumnya terbuat dari film. Besarnya kapasitansinya
dicantumkan dengan kode warna berupa gelang dan cara pembacaannya
hampir sama dengan pembacaan kode warna resistor.
Kapasitor kertas, dikatakan kapasitor kertas karena bahan dielektrikumnya
terbuat dari bahan kertas. Kapasitor jenis ini sudah lahir sejak generasi
pertama dimana pada waktu itu masih menggunakan tabung hampa.
Kapasitor jenis ini sekarang ini sudah jarang dan hampir tidak digunkan
lagi. Dalam pemasangan kapasitor ini tidak akan menjadi masalah karena
tidak dilengkapi dengan polaritas.besarnya kapasitansi dari kapasitor jenis
ini adalah 100 pF sampai 6800 pF.

6. Kapasitor Elektrolit
Sifat dasar dalam sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik,
dan Untuk arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus
listrik, sedangkan untuk arus AC Kapasitor berfungsi sebagai
konduktor/melewatkan arus listrik.
Kapasitor ini merupakan jenis kapasitor polar atau memilik 2 buah kutub pada
kaki – kakinya. Kaki yang panjang merupakan kutub positif dan kaki yang
pendek atau kaki yang memiliki tanda khusus adalah kaki negatif.
Pemasangan kapasitor elektrolit dalam rangkaian elektronika tidak boleh
terbalik, khususnya untuk rangkaian arus DC namun untuk arus AC tidak
jadi masalah. Kapasitor ini tidak boleh terkena panas yang berlebih pada
saat proses penyolderan karena bahan elektrolit yang terdapat di dalam
kapasitor dapat mendidih dan menyebabkan kapasitor menjadi rusak.
berikut gambar kapasitor elektrolit. Kapasitor ini tersedia dengan kapasitas
yang cukup besar, paling kecil memiliki kapasitas 0,1 mikroFarrad dan
paling besar yang umum terdapat di pasaran adalah 47000 mikroFarrad.
Namun penulis pernah menjumpai kapasitor ini dalam ukuran 1 Farrad
dengan harga yang cukup membuat kantong menjadi kering. Tegangan

5
kerja kapasitor ini sangat beragam namun biasanya dituliskan pada bodi
kapasitor. Tegangan kerjanya berkisar dari 6,7 V hingga 200 Volt.

7. Kapasitor Variable
Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling,
filter pada sebuah rangkaian power supply, penggeser fasa, pembangkit
frekuensi pada rangkaian oscilator dan juga digunakan untuk mencegah
percikan bunga api pada sebuah saklar.
Kapasitor variabel merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan. Kapasitor variabel merupakan jenis kapasitor
yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitor tetap. Sesuai dengan
bentuk fisiknya maka kapasitor variabel memiliki kapasitansi yang besar.
Kapasitor jenis ini dibuat pada generasi pertama. Kapasitor variabel
banyak dipergunkan pada rangkaian-rangkaian yang besar. Kapasitas dari
kapasitor jenis ini biasanya milai dari 1 μF sampai 500 μF.

8. Induktor Nilai Tetap


Induktor nilai tetap merupakan induktor yang terdiri dari gulungan dan inti
yang dipasangkan secara permanen sehingga nilai induktansinya tidak
dapat diubah-ubah. Fungsi Induktor pada rangkaian filter akan menyaring
frekuensi tertentu. Inductor juga berfungsi sebagai penghasil medan
magnet. Cara kerja komponen ini menggunakan prinsip elektromagnetik
dan hukum faraday. Listrik yang masuk akan menimbulkan induksi yang
dapat mempengaruhi tegangan, tipe listrik, dan arus. Semakin banyak
lilitan konduktor di sekitar area inti, semakin kuat medan magnet yang
akan dihasilkan. Medan magnet yang kuat juga bisa dihasilkan dengan
meningkatkan luas penampang induktor atau dengan mengubah inti
induktor. Setiap kawat dengan arus yang mengalir melaluinya memiliki
medan magnet kecil yang mengelilinginya.

6
9. Induktor Variable
Induktor nilai tidak tetap (induktor variabel) adalah induktor yang nilai
induktansinya dapat diubah sesuai kebutuhan dengan cara memutar atau
menggeser inti kumparan atau dengan dicabangkan pada jumlah lilitan
tertentu. Sebagian besar induktor memiliki nilai induktansi yang tetapi.
Akan tetapi, ada tipe lain yang disebut variabel yaitu nilai berubah sesuai
keperluan. Tipe ini digunakan untuk rangkaian elektronik yang sangat
kompleks dan khusus.
Ketika arus listrik mulai dialirkan ke induktor, maka induktor akan mulai
menghasilkan medan magnet, dan perubahan arus listrik ke medan magnet
tidak mengubah tegangan listriknya. Perubahan ini biasa disebut dengan
fluks magnet. Adanya Perubahan arus listrik yang mengalir dan
menghasilkan medan magnet di sekitar kumparan, sehingga membuat besi
berubah menjadi magnet selama mendapat arus magnetik dari sumber daya
baik arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC).

10. Transformator Step Up


Transformator Step Up merupakan trafo yang memiliki fungsi untuk
menaikkan tegangan dari tegangan primer menjadi tegangan sekunder.
Walau tegangan dinaikan akan tetapi frekuensi dan daya listrik akan tetap
sama.
Prinsip dasar kerja transformator adalah Hukum Faraday tentang Induksi
Elektromagnetik atau induksi timbal balik antara dua kumparan. Cara kerja
trafo akan dijelaskan di bawah ini. Trafo terdiri dari dua lilitan terpisah
yang ditempatkan di atas inti baja silikon laminasi. Lilitan yang
dihubungkan dengan suplai AC disebut lilitan primer dan yang bebannya
dihubungkan disebut lilitan sekunder seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Ia bekerja pada arus bolak – balik hanya karena fluks
bolak-balik diperlukan untuk induksi timbal balik antara dua lilitan. Secara
fisik, tidak ada sambungan listrik antara kedua lilitan tersebut, tetapi
keduanya terhubung secara magnetis. Oleh karena itu, daya listrik
ditransfer dari rangkaian primer ke rangkaian sekunder melalui induktansi
timbal balik. Ggl yang diinduksi pada lilitan primer dan sekunder
bergantung pada laju perubahan hubungan fluks yaitu (N dϕ / dt).
Pada dasarnya fungsi dari transformator yaitu mengubah level tegangan dari
level tertentu ke level yang sudah ditentukan atau diinginkan,
Transformator Step Up digunakan untuk mengubah level tegangan menjadi
lebih tinggi. Di dunia kelistrikan transformator step up memiliki fungsi
untuk distribusi dan transmisi listrik PLN ke berbagai lokasi yang jauh.
Menurut teori, dalam mengalirkan listrik yang besar dalam Megawatt

7
(Jutaan Watt) sangat diperlukan sebuah penghantar yaitu sebuah kabel
tembaga yang memiliki ukuran besar.

11. Transformator Step Down


Transformator step down adalah trafo yang menghasilkan tegangan sekunder
lebih kecil daripada tegangan primer. Kemampuan transformator step
down untuk menurunkan tegangan didapat dari perbandingan antara
jumlah lilitan primer dan lilitan sekundernya. Transformator step down
memiliki jumlah lilitan sekunder lebih sedikit daripada jumlah lilitan
primer.
Cara kerja transformator (trafo) step down mengikuti cara kerja transformator
pada umumnya, yaitu berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik dalam
hukum Faraday. Induksi elektromagnetik menghasilkan tegangan atau
beda potensial yang disebut gaya gerak listrik induksi. Jadi, ketika lilitan
primer dihubungkan dengan tegangan input berupa arus bolak-balik, arus
yang mengalir pada lilitan primer akan menginduksi inti besi
transformator. Selanjutnya, di dalam inti besi akan mengalir flux
magnet dan flux magnet ini akan menginduksi lilitan sekunder
sehingga pada ujung lilitan sekunder akan terdapat tegangan (GGL
induksi) sesuai dengan hukum Faraday. Oleh karena ggl induksi
berbanding lurus dengan jumlah lilitan, maka ggl induksi pada bagian
sekunder lebih kecil daripada ggl induksi pada bagian primer. Itulah
sebabnya mengapa sehingga transformator step down bisa menghasilkan
tegangan sekunder yang lebih kecil daripada tegangan primer.
Transformator step down melakukan aksinya dengan merubah tegangan dan
arus tanpa menimbulkan perubahan frekuensi. Transformator bekerja
dengan menambah atau mengurangi tegangan berdasarkan kebutuhan
mesin.

8
12. Autotransformator
Transformator jenis autotransformator hanya terdiri dari satu lilitan yang
berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini,
sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam
lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif
daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Sehingga, keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil. Namun sayangnya
autotransformator tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara
lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak
dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat
(biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

9
13. Autotransformator variable
Yang dimaksud dengan autotransformator yakni jenis trafo yang dapat
mengalami perubahan pada bagian tengah sadapan. Sehingga mampu
untuk diperbandingkan perubahan yang terjadi pada lilitan primer dan
sekunder. Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator
biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah. Dengan demikian, kita
dapat memberikan perbandingan lilitan primersekunder yang berubah-
ubah.
Masuknya tegangan yang bersifat bolak balik dan membentang pada lilitan
primer menimbulkan sebuah fluks magnet yang biasanya tersambung
dengan lilitan sekunder secara keseluruhan. Kemudian fluks tersebut
menginduksi style pada gerak listrik pada jenis lilitan sekunder. Selain itu,
fluks magnet juga mampu mengurangi panasnya suhu yang ditimbulkan.
Ketika didapatkan efisiensi transformator yang sempurna, maka semua
daya yang ada di lilitan primer akan dilimpahkan pada lilitan sekunder.

10
14. Transformator Isolasi
Transformator jenis ini mempunyai lilitan sekunder yang jumlahnya sama
dengan jumlah lilitan primer sehingga tegangan sekunder dan primernya
pun sama. Namun pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit
lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Trafo isolasi memiliki fungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Pada
penerapan audio, trafo isolasi ini telah banyak digantikan dengan kopling
katalisator.

11
B. KOMPONEN AKTIF 15. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah
Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan.
Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah
gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan
kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga
membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan.
Apabila kutub P pada dioda (biasa disebut anode) dihubungkan dengan
kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik di mana
elektron bebas pada sisi N (katode) akan berpindah mengisi hole sehingga
terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan
negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal
positif sumber. Di dalam dioda tidak akan terjadi perpindahan elektron.
Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan
berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
Karena sebuah dioda sambungan P-N hanya dapat mengalirkan arus listrik
dalam satu arah, maka diode dapat dimanfaatkan sebagai penyearah
(rectifier) untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah
(DC). Ada dua jenis penyearah yang kita pelajari, yaitu penyearah
setengah-gelombang (half-wave rectifier) dan penyearah gelombang-penuh
(full-wave rectifier). Penyearah setengah-gelombang, rangkaian penyearah
yang paling sederhana adalah penyearah setengahgelombang, terdiri dari
sebuah diode yang dipasang pada sisi sekunder sebuah trafo dan diserikan
dengan sebuah beban R. Tegangan searah yang dibutuhkan oleh beban,
seperti lampu, relay, bateray, dll. Transformator mengubah tegangan bolak
balik tertentu menjadi tegangan sesuai untuk disearahkan. Penyearah
Gelombang Penuh, Agar dapat mengalirkan arus dalam satu gelombang
penuh sehingga tegangan keluaran lebih mudah diratakan dan dapat
menghasilkan nilai konstan, kita gunakan penyearah gelombang penuh.
Penyearah gelombang-penuh dapat menggunakan empat dioda yang
dihubungkan seperti jembatan wheatstone, disebut juga penyearah
jembatan.
Tegangan searah yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang
maupun penyearah jembatan (gelombang penuh) memiliki riak yang cukup
besar (gelombang tegangan tidak rata). Tegangan searah seperti ini tidak
memenuhi syarat untuk diberikan kepada komponenkomponen elektronika
yang terdapat dalam radio, televisi dan komputer, yang membutuhkan
tegangan searah yang lebih rata. Secara sederhana tegangan searah dapat
diratakan dengan memasang sebuah kapasitor elektrolit kapasitas besar,
paralel dengan beban R.

12
16. Dioda Zener (Zener Diode)
Dioda zener adalah tipe dioda yang spesial, di mana arus dapat mengalir pada
arah kebalikan. Dioda zener sebenarnya sama seperti dioda biasa dapat
mengalirkan arus pada arah bias maju. Jika di bias terbalik juga bekerja
seperti biasa, kecuali bila mencapai tegangan yang bekerja pada
zener/break down voltage, dioda zener akan mengalirkan arus listrik dalam
arah bias terbalik atau mundur.
Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian
setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan.
Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
Dioda menolak aliran arus pada arah kebalikan selama tegangan balik
(reversing voltage) tetap rendah. Tetapi jika tegangan mendekati batas
break down, dioda zener akan dialiri arus pada arah kebalikan. Dengan
kata lain tahanan dioda zener break down mendekati nol dan arus balik
(reverse current) dapat mengalir. Apabila arah arus ke depan, dioda zener
memiliki karakteristik yang sama dengan dioda-dioda secara umum, tetapi
karakteristik lainnya adalah arus akan mengalir ke dioda zener secara tiba-
tiba dari satu tegangan balik tertentu apabila tegangan digunakan pada arah
berlawanan. Tegangan kerja pada saat itu disebut dengan tegangan break
down yang besarnya antara beberapa volt sampai beberapa ratus volt.
Aplikasi dioda zener pada otomotif adalah pada sistem pengisian
elektronika dan beberapa komponen-komponen elektronik lainnya. Ukuran
dioda zener yang banyak dijumpai di pasaran adalah Tegangan Zener yang
dibuat dalam berbagai ukuran tegangan, misal 3.3, 4.7, 5.1, 6.2, 6.8, 9.1,
10, 11, 12, 13, 15 sampai 200 volt. Untuk ukuran daya lebih banyak
dibutuhkan dalam arah/bias mundur contoh : P = 1.0,7 = 0,7 W, bias maju
arus 1 A. P = 1.10 = 10 watt, bias mundur 1 A.

17. LED (Light Emitting Diode)


LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik. Yaitu jenis dioda yang mampu
menghasilkan cahaya apabila pada dioda tersebut bekerja arus listrik
dengan arah forward bias/ bias arus maju. Arus listrik juga akan bekerja
hanya pada arus bias maju. LED didesign dengan rumah atau case dari
bahan epoxy transparan. Warna cahaya yang dihasilkan dapat dibuat sesuai
dengan dopping bahan pada LED. Bentuk LED mirip dengan sebuah
bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke
dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED
tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas
dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light
Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai
lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

13
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping
dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan
karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan
maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K),
Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (PType
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon
dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

18. Dioda Foto (Photo Diode)


Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga
sering digunakan sebagai Sensor.
Jika semi konduktor menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron
bebas-lubang yang melebihi jumlah yang telah ada dalam semi konduktor
itu akibat kegiatan termal. Gejala ini disebut penyerapan foto (foto
absorption). Meningkatnya konduktifitas listrik akibat kelebihan muatan
pembawa oleh penyerapan foto disebut konduktifitas foto (foto
konduktivity). Jika bungkus semi konduktor diberi “jendela” transparan
(tembus cahaya) maka konduktifitas listrik semi konduktor tergantung
pada intensitas cahaya yang jatuh padanya. Inilah prinsip kerja sebuah
dioda foto.
Dioda Foto adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya
menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat
dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti
Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki
terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun
Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang
dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh Dioda Foto diantaranya seperti Cahaya
Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet hingga
sinar X. Oleh karena itu, Photodiode atau Dioda Foto yang dapat
mendeteksi berbagai Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai
perangkat Elektronika dan listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor
Cahaya Kamera, Alat-alat medis, Scanner Barcode dan peralatan
keamanan.
Saat Photodiode terkena cahaya, Foton yang merupakan partikel terkecil
cahaya akan menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki
lapisan semikonduktor tipe-P. Foton-foton tersebut kemudian akan
bertabrakan dengan elektron-elektron yang terikat sehingga elektron
tersebut terpisah dari intinya dan menyebabkan terjadinya hole. Elektron
terpisah akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan PN (PN junction)

14
akan menyeberangi persimpangan tersebut ke wilayah semikonduktor
tipeN. Hasilnya, Elektron akan bertambah di sisi semikonduktor N
sedangkan sisi semikonduktor P akan kelebihan Hole. Pemisahan muatan
positif dan negatif ini menyebabkan perbedaan potensial pada
persimpangan PN.
Ketika kita hubungkan sebuah beban ataupun kabel ke Katoda (sisi
semikonduktor N) dan Anoda (sisi semikonduktor P), Elektron akan
mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari Katoda ke Anoda atau
biasanya kita sebut sebagai aliran arus listrik.

19. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier)


Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang
berfungsi sebagai pengendali. SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki
Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan
Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali
(Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti Dioda pada umumnya
yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. Silicon Controlled
Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota kelompok komponen
Thyristor.
SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan Tegangan dan daya yang
relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR atau
Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali
(Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan Tegangan /
Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di
rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer,
rangkaian Logika, rangkaian osilator, rangkaian chopper, rangkaian
pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian timer dan lain
sebagainya.
Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis
Semikonduktor yaitu PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) atau sering
disebut dengan PNPN Trioda. Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai
pengendali terletak di lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki
Terminal “Katoda”. Cara kerja sebuah SCR hampir sama dengan
sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar junction transistor).
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR
memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai
pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke
Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan
ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger)
tersebut dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi
“OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus diturunkan hingga berada pada
titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding atau Ih sebuah

15
SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-masing
jenis SCR memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada
dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu
menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik Nol.

20. Dioda Laser (Laser Diode)


Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser.
Dioda Laser sering disingkat dengan LD. Dioda Laser atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan Laser Diode adalah komponen semikonduktor yang
dapat menghasilkan radiasi koheren yang dapat dilihat oleh mata ataupun
dalam bentuk spektrum infra merah (Infrared/IR) ketika dialiri arus listrik.
Yang dimaksud dengan Radiasi Koheren adalah radiasi dimana semua
gelombang berasal dari satu sumber yang sama dan berada pada frekuensi
dan fasa yang sama juga. Kata LASER merupakan singkatan dari Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation yang artinya adalah
mekanisme dari suatu alat yang memancarkan radiasi elektromaknetik
melalui proces pancaran terstimulasi. Radiasi Elektromaknetik tersebut ada
yang dapat dilihat oleh mata normal, ada juga yang tidak dapat dilihat.
Dalam hal atom, masih dalam keadaan tereksitasi, dihantam oleh foton luar
yang memiliki tepat energi yang diperlukan untuk emisi spontan, foton
luar meningkat dengan yang diberikan oleh atom tereksitasi, Selain itu,
kedua foton dilepaskan dari keadaan tereksitasi yang sama dalam fase yang
sama, Proses ini, yang disebut emisi terstimulasi, adalah dasar untuk fungsi
dioda laser (ditunjukkan pada gambar di atas). Dalam proses ini, kuncinya
adalah foton yang memiliki panjang gelombang persis sama dengan
cahaya yang akan dipancarkan.
Pada dasarnya, Dioda Laser hanyalah salah satu jenis perangkat ataupun
teknologi yang dapat menghasilkan sinar Laser. Jenis-jenis perangkat
ataupun Teknologi lainnya yang dapat menghasilkan sinar Laser
diantaranya adalah Solid-state Laser, Laser Gas, Laser Excimer dan Dye
Laser.
Dioda ini mempunyai ukuran kecil, kira-kira 1mm dan berat 1gram saja.
Dioda laser cocok Anda pilih karena dapat digunakan pada perangkat
elektronik yang memiliki ukuran kecil atau portabel. Tidak hanya ukuran
yang kecil, dioda laser membutuhkan arus listrik bertegangan dan daya
rendah. Mayoritas dioda laser membutuhkan daya sekian miliWatt, sekitar
3 Volt hingga 12 Volt DC. Melihat rendahnya arus listrik yang digunakan,
dioda laser pun dapat Anda gunakan melalui sumber daya baterai. Tak jauh
berbeda dengan penggunaan arus listrik yang rendah, dioda laser memiliki
intensitas yang sangat rendah bila dibandingkan dengan perangkat laser
lainnya.

16
21. Dioda Schottky
Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah. Dioda Schottky adalah jenis
Dioda dengan tegangan jatuh (drop voltage) yang rendah jika
dibandingkan dengan dioda normal lainnya. Perbedaan yang paling
mendasar antara Dioda Schottky dengan Dioda Normal adalah penggunaan
Logam-semikonduktor (Metal-Semiconductor Junction) untuk
persimpangan Dioda Schottky sedangkan Dioda Normal pada umumnya
menggunakan Persimpangan Semikonduktor. Dioda Schottky atau
Schottky Diode ini biasanya digunakan pada rangkaian switching
berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio (RF), dan Mixer.
Pada Schottky Diode, semikonduktor tipe-p digantikan dengan bahan jenis
logam seperti aluminium ataupun platinum sehingga membentuk
sambungan persimpangan logam-semikonduktor tipe-n (Metal-
Semiconductor tipe-n). Sambungan antara logam dan semikonduktor ini
menghasilkan lapisan penghalang atau lapisan deplesi yang dikenal dengan
istilah “schottky barrier” atau “penghalang schottky”.
Pada saat Dioda Schottky (Diode Schottky) tidak diberikan tegangan atau
dalam kondisi unbiased (kondisi tanpa tegangan), tingkat energi elektron
yang berada di sisi semikonduktor tipe-n sangat rendah jika dibandingkan
dengan tingkat energi di sisi logam. Dengan demikian, elektron tidak dapat
mengalir melalui penghalang persimpangan yang disebut dengan
penghalang schottky ini. Namun apabila Dioda Schottky diberikan
tegangan bias maju (forward bias), elektron di sisi semikonduktor tipe-n
akan mendapat energi yang cukup untuk melewati penghalang
persimpangan dan masuk ke wilayah logam. Elektron ini masuk ke dalam
wilayah logam dengan energi yang sangat besar sehingga disebut juga
elektron pembawa panas (hot carrier). Oleh karena itu, Schottky Diode ini
sering juga disebut dengan Dioda Pembawa Panas atau Hot Carrier Diode.
Arus listrik akan mengalir melalui Schottky Diode secara bias maju
(forward bias) apabila terdapat tegangan maju yang cukup diberikan ke
Schottky Diode. Karena aliran arus listrik ini, akan terjadi kehilangan
tegangan kecil pada saat melintasi terminal dioda Schottky, kehilangan
tegangan inilah yang disebut dengan “drop voltage”. Kehilangan Tegangan
atau Drop Voltage pada Dioda Silikon (dioda normal) biasanya adalah
sekitar 0,6V hingga 0,7V, sementara drop voltage pada Dioda Schottky
hanya sekitar 0,2V hingga 0,3V.

17
22. Dioda Varaktor
Dioda Varactor adalah Dioda yang mempunyai sifat kapasitas berubah-ubah
sesuai dengan tegangan yang diberikannya. Sesuai dengan sifatnya ini,
Dioda Varactor juga disebut dengan Dioda Kapasitas Variabel atau
Varicap Diode (Variable Capacitance Diode). Dioda Varactor pada
umumnya digunakan pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi
seperti pada rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscillator), VFO
(Variable Frequency Oscillator), RF Filter (Tapis Frekuensi Radio), PLL
Oscilator (Phase-Locked Loop Oscillator), Tuner Radio dan Tuner
Televisi. Rangkaian-rangkaian Elektronika ini dapat ditemukan pada
perangkat-perangkat Elektronika seperti Ponsel, Radio Penerima, Radio
Pemancar dan Televisi.
Dioda Varactor pada umumnya terbuat dari bahan Semikonduktor Silikon
dengan Sambungan PN yang dirancang khusus untuk memiliki sifat
kapasitansi pada rangkaian bias balik (reverse bias) seperti Dioda Zener.
Dalam penggunaannya, Terminal Katoda Dioda Varactor akan
dihubungkan ke tegangan positif (+) sedangkan terminal Anoda-nya
dihubungkan ke tegangan negatif (-). Jika terjadi perubahan beda potensial
diantara terminal Katoda dan Anoda yang melebihi breakdown atau
tegangan tembus Dioda Varactor, maka daerah deplesi pada sambungan
semikonduktor tipe P dan tipe N dalam Dioda Varaktor tersebut akan
terjadi perubahan lebar. Semakin tinggi tegangan terbalik (Reverse Bias)
yang diberikan pada Dioda Varaktor, semakin lebar pula daerah deplesi
pada sambungan semikonduktor tersebut yang mengakibatkan semakin
rendahnya nilai kapasitansi. Sebaliknya, jika Dioda Varaktor menerima
tegangan terbalik atau reverse bias yang rendah, maka deplesi akan
menyempit sehingga nilai kapasitansi menjadi lebih tinggi.

18
23. Transistor
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan
dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita
simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan
setengah penghantar menjadi suhu tertentu.
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak
fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat
penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor
diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan
penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya,
Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction
Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide
Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

24. IC (Integrated Circuit)


IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen
lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-
macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif
terhadap ESD (Electro Static Discharge). Sebagai Contoh, IC yang
berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai
Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum
lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya. IC atau
Integrated Circuit merupakan komponen elektronika yang dibuat dari
bahan semikonduktor, dimana silicon merupakan bahan semikonduktor
yang paling sering digunakan dalam teknologi fabrikasi integrated circuit
(IC). Integrated Circuit (IC) dikenal juga dengan nama chip. IC (Integrated
Circuit) atau chip merupakan cikal bakal dan ujung tombak perkembangan

19
dari sebuah komputer dan segala jenis perangkat elektronik yang memakai
teknologi mikrokontroler lainnya saat ini.
Cara kerja IC secara umum pada prinsipnya adalah sama seperti komponen
elektronik lainnya yaitu menerima masukkan berupa logika dan
mengeluarkan berupa sinyal keluaran logika. Sel logika biasanya
diimplementasikan secara elektronik menggunakan dioda atau transistor,
akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan susunan
komponenkomponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik
(relay). Tiaptiap sel logika mempunyai beberapa jumlah masukan.
Biasanya berjumlah dua hingga sepuluh masukan. Sel-sel logika juga
mempunyai keluaran yang berjumlah satu atau dua, tergantung dari jenis
fungsinya.

C. KOMPONEN PENUNJANG 25. Saklar (Switch)


Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering
digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika. Tidak hanya
berfungsi untuk memutuskan dan juga menyambungkan arus listrik. Saklar
ini juga digunakan dengan tujuan lain. Diantaranya adalah untuk
memindahkan arus listrik dari satu konduktor pada konduktor yang lain.
Pada umumnya, saklar listrik bekerja dengan prinsip seperti tuas atau pegas.
Saat sedang dalam posisi OFF plat penghubung yang terdapat pada alat
tersebut akan terlepas dari terminal titik hubung. Karena tuas penghubung
terlepas, maka arus listrik dalam rangkaian pun akan menjadi terputus.
Sementara itu apabila saklar dalam keadaan ON, maka plat akan
menyambung pada terminal titik hubung. Lalu hal tersebut akan
mengakibatkan arus listrik menjadi mengalir ke dalam rangkaian. Apabila
arus listrik pada saklar terhubung, maka secara otomatis lampu akan
menyala.

20
21

Anda mungkin juga menyukai