Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi seperti yang kita
alami saat ini, ektronika memegang peranan yang sangat penting. Bahkan dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari perangkat-perangkat
elektronika. Gejala transien atau rangkaian transien mempelajari tentang suatu
rangkaian yang dikenakan kesuatu sumber tegangan secara tiba-tiba. Akan
ditinjau pengaruh yang terjadi pada saat awal rangkaian diberi rangsangan dan
hubungan pengaruh tersebut dengan tanggapan alamiah. Kapan aja ebuah
rangkaian diubah dari suatu keadaan kekeadaanlainya, entah karena perubahan
sumber terpaang dalam elemen – elemen rangkaian, terdapat suatu periode
peralihan (transisi/transien).
Arus transien merupakan arus yang timbul sesaaat dalam suatu rangakaian
elektronika. Ini terjadi pada peristiwa pengisian dan pengosongan muatan pada
kapsitor. Peristiwa pengisian muatan pada kapasitor mengakibatkan arus ini akan
semakin mengecil setiap waktunya dan berbanding terbalik dengan tegangan yang
masuk pada kapsitor dan akhirnya akan konstan sedangkan pada peristiwa
pengosoangan muatan pada kapsitor arus ini akan semakin mengecil setiap
waktunya dan berbanding lurus dengan tetangan yang masuk pada kapasitor dan
akhirnya akan konstan. Kapasitor yang merupakan komponen pasif dari
elektronika memiliki fungsi yang penting dalam suatu rangkaian elektronika.
Karena kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan sementara didalam bahan
dielektrik sesuai dengan kapasitansinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menggunakan alat elektronika, baik
itu pada hal-hal yang biasa kita lakukan sendiri seperti menyalakan ataupun
mematikan lampu. Namun hal tersebut tidak kita sadari kita telah
mengaplikasikan suatu teori arus transien, pada percobaan yang akan dilakukan
mengenai teori arus transien itu sendiri menggunakan kapasitor dan resistor
sebagai komponen yang harus ada dalam rangkaian tersebut. Adapun komponen
yang digunakan selain kapasitor yaitu resistor.
Resistor merupakan komponen pasif, karena resistor berfungsi sebagai
penghambat arus yang melewatinya besarnya hambatan suatu resistor dinamakan
resistansi. Resistansi biasanya disimbolkan dengan ohm. Besarnya resistansi
resistor dalam dapat diketahui dengan melihat warna gelang pada saat diamati
permukaannya. Pada percobaan ini akan dilakukan peristiwa pengisian dan
pengosongan muatan pada kapasitor. Peristiwa pengisian dan pengosongan
tersebut dinamakan arus transien. Arus transien merupakan arus yang dimana
hanya timbul pada saat pengisian dan pengosongan muatan pada waktu yang
sama, yang berarti arusnya bukan konstan pada proses pengisian dan pengosongan
muatan pada kapasitor, akan terlihat perubahan antara tegangan dan waktu pada
proses pengisian dan pengosongan muatan, untuk lebih memahami hal tersebut
maka dilakukan percobaan yang berkaitan dengan hal itu, yaitu arus transien.
B. Tujuan Percobaan

Mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memplot kurva arus dan tegangan terhadap waktu pengisian dan


pengosongan muatan pada kapasior
2. Menginterpretasi grafik pengisian dan pengosongan muatan kapasitor
3. Menentukan tetapan waktu kapasitif dan kapasitansi kapasitor
berdasarkan kurva arus dan tegangan terhadap waktu
C. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis percobaan arus transien ini kita dapat mengetahui dan
memahami apa itu arus transien, mengetahui untuk menentukan arus dan
tegangan pada percobaan arus transien ini dan dapat menentukan tetapan
waktu kapasitif dan kapasitansi kapasiotr berdasarkan kurva arus dan
tegangan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis percobaan arus transien ini yaitu kita dapat mengetahui
bagaimana prinsip, fungsi, serta persamaan arus transien. Dan juga kita
dapat menerapkan arus transien dalam kehidupan sehari-hari contohnya
jika kita menyalakan ataupun mematikan lampu, tentunya jika
diperhatikan ada jeda waktu antara saat saklar dinyalakan hingga lampu
menyala dari agak redup. kemudian menjadi terang. Atau yang lebih
mudah diamati adalah saat menyalakan atau mematikan kipas angin.
Contoh, ketika kipas angin dimatikan, tentunya putaran baling-baling
pada kipas tidak serta- merta langsung berhenti seketika, tapi perlahan-
lahan menjadi pelan hingga akhirnya baling baling berhenti. Mengapa
begitu? Itulah yang disebut peralihan atau bias disebut juga arus transien.
BAB II
LANDASAN TEORI

Kebutuhan listrik pada saat ini merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat
Indonesia, sehingga kualitas energi listrik yang baik harus dipenuhi. Perubahan
beban yang bervariatif dapat berdampak pada kestabilan sistem. Jika terjadi
peristiwa beban berlebih atau gangguan maka harus dilakukan pelepasan beban
agar system tetap stabil. Peristiwa alih hubung pada rangkaian listrik dapat
menyebabkan adanya sentakan pada tegangan dan arus yang disebut dengan arus
transien (Dian,2019).
Salah satu peralatan yang listrik yang dampaknya sangat berpengaruh
terhadap gangguan ataupun alih hubung (swiching) yang menyebabkan timbulnya
kestabilan transien adalah transformator. Transformator adalah suatu alat untuk
memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian
lainya secara induksi elektro magnetik. Terjadinya gangguan dan pelepasan beban
(load sheeding) mengakibatkan kestabilan transien pada jaringan mengalami
perubahan drastis yang mengakibatkan kerusakan peralatan yang cukup
merugikan. Analisis kestabilan transien memiliki dampak besar pada perencanaan
dan pengoprasian sistem tenaga listrik ( Dian, 2019).
Peristiwa alih hubung pada suatu rangkaian listrik menyebabkan adanya
sentakan tegangan dan arus yang disebut dengan arus transien. Saat terjadi
transien komponenkomponen mengalami tekanan yang sangat besar berupa
tegangan dan arus terutama pada transformator yang mensuplai beban, hal ini
menyebabkan penurunan waktu kerja transformator tersebut. Arus transien
mengakibatkan kerusakan pada transformator khususnya pada belitannya serta
dapat menurunkan kehandalan transformator. Namun, masih aman untuk circuit
breaker sedangkan untuk tegangan transien masih aman untuk transformator tetapi
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan kendali elektronik Penelitian
tentang analisis kestabilitas transien dan mekanisme pelepasan beban pada
generator outage, motor starting dan hubung singkat juga pernah dilakukan
(Hidayat, Priyadi, & Pujiantara, 2013) dan (Ariansyah, Priyadi, & Pujiantara,
2016) dengan melihat respon sudut rotor, frekuensi dan tegangan dari
simulasinya. Sedangkan penelitian analisis stabilitas
transien dan pelepasan beban pada jaringan transmisi sistem tenaga listrik
dilakukan (Winarso & Yunarto, 2017) dan (Defariza, Soeprijanto, Lystianingrum,
& Putri, 2011) menggunakan aplikasi Electric Transient and Analysis Program
(ETAP) dalam pembuatan simulasinya. Hasil menunjukkan bahwa aplikasi ETAP
dapat digunakan untuk menganalisis kestabilan tegangan dan kestabilan frekuensi,
serta pelepasan beban (load shedding) saat terjadi gangguan generator lepas/trip,
starting motor berkapasitas besar, hubung singkat pada sisi beban, dan hilangnya
eksitasi pada pembangkit (Dian, 2019).
Dalam sistem penyaluran energi, pemutusan dan penyambungan rangkaian
merupakan hal yang sering terjadi. Operasi-operasi tersebut dapat menyebabkan
terjadinya lonjakan tegangan yang biasa disebut tegangan lebih. Tegangan lebih
pada sistem juga terjadi manakala ada sambaran petir yang mengimbaskan
tegangan pada saluran transmisi. Tegangan lebih seperti ini akan merambat
sepanjang saluran transmisi berbentuk gelombang berjalan dan akan sampai ke
beban-beban yang terhubung pada sistem tersebut. Piranti-piranti elektronik akan
menderita karenanya. Di samping melalui saluran transmisi, sambaran petir juga
mengimbaskan tegangan secara induktif maupun kapasitif pada peralatan-
peralatan. Semua kejadian itu merupakan peristiwa-peristiwa peralihan tersebut
atau arus transien ( Sudirham,2013).
Arus transien atau gejala peralihan merupakan perubahan nilai arus, baik
sesaat maupun dalam jangka waktu tertentu (dalam orde mikro detik) dari kondisi
tunaknya (steady state). Penyebabnya adalah dapat dari lingkungan atau faktor
eksternal seperti petir, dan dapat juga akibat perlakuan terhadap sistem itu sendiri
atau faktor internal (Bagas,2020).
Stabilitas peralihan (Transien) yaitu kemampuan sistem untuk mencapai titik
keseimbangan setelah mengalami ganguan yang besar sehingga sistem kehilangan
stabilitas karena gangguan terjadi diatas kemampuan sistem. Pada periode
Transien mempunyai durasi waktu yang cukup singkat, yaitu pada skala milidetik
dan terukur pada karakteristik magnitudo arus maupun frekuensinya. Impulsive
transient perubahan secara tiba-tiba dari tegangan, arus maupun keduanya dalam
keadaan steady state dengan polaritas positif dan negatif ( Bagas,2020).
Gambar 2.1 Gelombang Arus Transien
Sumber : ( Bagas, 2020 )
Transien osilasi adalah suatu respon lonjakan sesaat dari karakteristik arus
atau tegangan tanpa mengubah frekuensi dari kondisi tunak dengan bentuk
gelombang yang memiliki polaritas bolak-balik. Transien osilasi ini dapat terjadi
karena adanya gangguan atau karena operasi pensaklaran. Bentuk gelombang
transien osilasi sesuai dengan persamaan eksponelsial dengan fungsi sinusoidal.
Transien osilasi ditinjau dari respon maksimum Imax atau Vmax, waktu yang
dibutuhkan untuk dalam keadaan tunak (Dzakky,2013).

Gambar 2.2 Gelombang Transien Osilasi


Sumber : (Dzakky,2013)
Penyebab fenomena transien adalah adanya perubahan parameter rangkaian,
yang biasanya terjadi akibat pensaklaran, rangkaian terbuka, atau hubung singkat,
perubahan dalam operasi sumber. Perubahan arus, tegangan, dan yang lain selama
transien tidak berlangsung seketika dan membutuhkan waktu, walaupun ini terjadi
secara cepat. Untuk mengubah energi magnetik memerlukan perubahan arus
melalui induktansi. Oleh karena itu, arus dalam rangkaian induktif tidak dapat
berubah seketika. Perubahan arus dalam induktor membawa tegangan induksi dari
nilai (Dzakky,2013).
........................................................
𝐿 = 𝑑𝑖 (1) (Dzakky,2013).
𝑑𝑡
Peristiwa pengisian dan pengosongan muatan kapasitor memegang peranan
penting dalam elektronika. Arus yang berhubugan dengan ini mengecil terhadap
waktu sehingga disebut arus transien, yang berarti arus yang hanya timbul sesaat
atau bukan arus konstan. Peristiwa ini digunakan untuk megubah dan mengolah
denyut dalam pesawat televise, penundaan waktu, menghasilkan pengapitan
cahaya dan sebagainya. Gambar 2.3 (a) memperlihatkan sebuah rangkaian untuk
mengisi muatan pada kapasitor, yang kita asumsikan mula-mula tak bermuatan.
Saklar, terbuka pada awalnya, ditutup pada saat t = 0. Muatan mulai mengalir
melalui resistor dan menuju plat positif kapasitor Gambar 2.3 (b). Jika muatan
pada kapasitor pada beberapa saat adalah Q dan arus rangkaian adalah aturan
simpal Kirchhoff memberikan persamaan dibawah ini ( Martawijaya,2008).
𝜀 − 𝑉𝑅 − 𝑉𝐶 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …
… … . (2)
Atau
𝑄
𝜀−𝐼𝑅− =0……………………………………………………………
… … … . (2)
𝐶

Gambar 2.3 (a) Rangkaian memberi muatan pada kapasitor sampai sebuah
beda potensial 𝜀. (b) Setelah saklar ditutup, akan terdapat tegangan jatuh
diseberang resisitor dan sebuah muatan pada kapasitor
Sumber : ( Martawijaya,2008)
Dalam rangkaian ini, arus sama dengan laju dimana muatan kapasitor
meningkat;
.....................................................
𝐼 = 𝑑𝑄 (6) (Martawijaya,2008).
𝑑𝑡
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Identifikasi Variabel

1. Variabel Manipulasi : Waktu (s)

2. Variabel Kontrol : Resistansi resistor (Ω) Kapasitansi kapasitor (µF)


3. Variabel Respon : Tegangan (V) Kuat arus (A)
B. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Manipulasi

- Waktu adalah lamanya waktu yang digunakan saat pengisian maupun


pengosongan muatan kapasitor. Dimana waktu dimanipulasi setiap 10
detik, diukur dengan menggunakan stopwatch dengan satuan sekon.
2. Variabel Kontrol
- Resistansi resistor adalah kemampuan resistor untuk menghambatarus
yang melewatinya, yang dihitung berdasarkan cincin warna pada badan
resistor tersebut dengan satuan ohm.
- Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor elektrolit untuk
menyimpan muatan berdasarkan spesifikasi yang tertera pada badan
kapasitor tersebut dengan satuan (µF).
3. Variabel Respon
- Tegangan sumber, yaitu tegangan masukan dari power supply di ukur
menggunakan voltmeter dengan satuan V.
- Tegangan adalah beda potensial yang mengalir pada kapasitor pada saat
pengisian maupun pengosongan muatan kapasitor yang diukur
menggunakan voltmeter dengan satuan V.
- Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir pada kapasitor ketika
proses pengisian maupun pengosongan muatan kapasitor yang diukur
menggunakan amperemeter dengan satuan Ampere (A)
C. Alat dan Bahan

1. Komutator ( double trew switch ) 1 buah

2. Elco ( kapasitor elektrolit ) 2 buah


3. Resistor 1 buah
4. Stopwatch atau scaler counter 1 buah
5. Power supply 0-12 Vdc 1 buah
6. Voltmeter 0-50 Vdc 1 buah
7. Amperemeter 0-1 Adc 1 buah
8. Kabel penghubung 12 buah
9. Papan Kit 3 buah
D. Prosedur Kerja

1. Disiapkan sebuah power supply, diatur pada posisi dc dan ukur secara
langsung tegangan keluarannya. Sebesar 12 V dengan sebuah voltmeter
digital dc. Dicatat nilai ini sebagai Vs.
2. Disusun alat seperti pada gambar berikut. Dipastikan polaritas sumber
tegangan dan kapasitor benar

3. Dipastikan perangkat anda bekerja dengan baik terlebih dahulu dengan


menutup saklar K (Komutator), perhatikan penjukkan amperemeter dan
voltmeter.
- Jika saklar ke posisi A, maka nilai tegangan seharusnya
menunjukkan peningkatan yang semakin lambat dan nilai kuat arus
seharusnya menujukkan penurunan yang semakin lambat.
- Jika saklar ditutup keposisi B, maka keduanya nilai tegangan dan
kuat arus seharusnya menunjukkan penurunan yang sangat lambat.
4. Dibuka kembali saklar K dan dikosongkan muatan kapasitor dengan
menghubung tingkat kedua kakinya lalu pasang kembali pada
posisinya.
5. Dimulai pengukuran dengan menutup saklar K keposisi A bersamaan
ditekan tombol stopwatch sekaligus dicatat nilai tegangan dan kuat arus
yang terbaca pada saat t = 0.
6. Dilanjutkan kegiatan pengukuran dan pembacaan tegangan dan kuat
arus untuk setiap selang waktu 10 detik hingga tercapai keadaan
konstan.
7. Diarahkan komutator keposisi B untuk proses pemasangan kapasitor
dan dicatat tegangan dan arus yang terbaca setiap rentang waktu 10
detik hingga tercapai keadaan konstan.
E. Teknik Analisis Data

Data dari hasil pengukuran tegangna dan arus terhadap waktu untuk pengisian
dan pengosongan muatan pada kapasitor dibuat grafik hubungan antara VC (t)
dan t serta IC (t) dan t dengan masing-masing untuk pengisian dan pengosongan.
Dari grafik yang telah dibuat, diberikan tanda sebuah titik pada sumbut tegangan
dan arus sebagai V1 dan I1 dan kemudian ditentukan waktu yang diperlukan
untuk mencapai tegangan 0.63 VS dan arus mencapai 0.37 IS. sedangkan dari
grafik pengosongan diberikan tanda untuk V1 dan I1 pada sumbuh tegangan arus
kemudian ditentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai tegangan 0.37 VS
dan juga arus 0.37 IS. secara teori, hasil yang didapat seharusnya sama pada
konstanta waktu. Kemudian kika ingin menghitung logaritma dari persamaan
arus untuk pengisian dan pengosongan menghasilkan .
1
𝐿𝑜𝑔 𝐼 = (− ) 𝑡 + 𝐿𝑜𝑔 𝐼𝑆
2.3 𝑅𝐶
Dari persamaan tersebut grafik terhadap waktu akan menghasilkan sebuah
garis lurus dengan kemiringan (− 1
2.3 𝑅𝐶
) kemudian kita dapat menentukan
waktu
kapasitasnya.
E. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul arus transien. Adapun tujuan dari


percobaan ini adalah memplot kurva arus dan tegangan terhadap waktu
pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor, menginterprestasikan
grafik pengisian dan pengosongan muatan kapasitor, serta menentukan
tetapan waktu kapasitif dan kapasitansi kapasitor berdasarkan kurva arus dan
tegangan terhadap waktu.

Menurut teori arus transien merupakan arus yang mengecil terhadap


terhadap waktu yang berarti semakin lama waktu yang digunakan, maka arus
akan semakin kecil. Peristiwa ini biasa terjadi pada peristiwa pengisian dan
pengosongan kapasitor.

Pada percobaan arus transien, terdapat tiga kegiatan yang dimana


setiap kegiatan terdiri atas pengisian dan pengosongan muatan kapasitor.
Peristiwa pengisian dan pengosongan muatan kapasitor memegang peranan
penting dalam elektronika. Peristiwa ini digunakan untuk mengubah denyut,
mengolah denyut dalam pesawat televisi, penundaan waktu, menghasilkan
pengapitan tegangan, dan lain-lain.

Hasil percobaan dapat dilihat melalui tabel maupun grafik hubungan


antara tegangan dan waktu yang terdapat di bagian sebelumnya. Dari grafik
tersebut telah menunjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan waktu,
maksudnya semakin banyak waktu yang kita gunakan maka semakin besar
dan semakin meningkat tegangan pada kapasitor tersebut. Begitupun dengan
arus dapat kita lihat melalui grafik hubungan antara arus dengan waktu,
sehingga dalam grafik tersbut menunjukkaan bahwa arus berbanding terbalik
dengan waktu, maksudnya jika semakin banyak waktu yang digunakan dalam
percobaan tersebut, maka arusnya akan menjadi semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan teori yang ada, dimana berdasarkan teori arus transien adalah arus
yang mengecil terhadap waktu.

Konstanta waktu kapasitif adalah waktu yang dibutuhkan muatan


untuk bertambah dari nilai awalnya. Pada proses kedua yaitu pengosongan
muatan pada kapasitor, dilakukan dua pengukuran yaitu pengukuran arus, dan
tegangan dimana variabel manipulasinya yaitu waktu. Berdasarkan hasil
pengamatan yang disajikan dalam analisis data maupun grafik, dapat dilihat
bahwa hubungan tegangan terhadap waktu yaitu berbanding terbalik,
maksudnya semakin banyak waktu yang digunakan, maka tegangannya
semakin kecil. Sedangkan hubungan antara arus terhadap waktu yaitu
berbanding lurus, maksudnya semakin banyak waktu yang dibutuhkan, maka
nilai arusnya meningkat (dari negatif (-) ke nol (0)). Hal ini tidak sesuai
dengan teori, dimana teori menyatakan bahwa pada pengosongan muatan
kapasitor, “nilai tegangan dan kuat arus seharusnya menunjukkan penurunan
yang semakin lambat”

Pada kegiatan pengosongan ini, cara memperoleh nilai konstanta


waktu kapasitif pada grafik hubungan tegangan terhadap waktu yaitu dengan
menarik garis pada titik y dari hasil kali tegangan maksimum dengan 0,63 ke
sumbu x, penunjukan sumbu x tersebut adalah waktu kapasitif, adapun nilai
konstanta waktu kapasitif pengisian kapasitor yang diperoleh untuk kapasitor
2200 µF yaitu 7.34 s, 7.34 s, dan 7.50 s. sedangkan untuk pengosongannya
yaitu 7.30 s, 7.27 s, 7.25 s. Adapun cara memperoleh konstanta waktu
kapasitif pada grafik hubungan arus dengan waktu yaitu menarik garis y dari
hasil perkalian arus maksimum dengan 0,37 kesumbu x. Untuk persen diff
dari proses pengosongan pada masing- masing kapasitor berturut-turut adalah
0.18 %, 0.5 % dan 17.9 %.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai konstanta waktu kapasitif
yang diperoleh melalui grafik ada yang hampir sama dengan teori, tetapi ada
juga yang berbeda dengan teori. Adanya perbedaan tersebut dikarena kurang
telitinya praktikan dalam pengambilan data, ataupun disebabkan kurangnya
ketelitian alat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada proses pengisian muatan kapasitor, bentuk kurva tegangan ialah


kurva naik atau berbanding lurus, sedangkan pada kuat arus, bentuk
kurvanya ialah turun atau berbanding terbalik, pada proses
pengosongan muatan kapasitor, bentuk kurva pada tegangan dan kuat
arus adalah kurva turun atau berbanding terbalik.

2. Pada proses pengisian muatan kapasitor, hubungan antara tegangan


terhadap waktu adalah berbanding lurus artinya, semakin banyak atau
lamanya waktu yang dibutuhkan maka tegangannya akan semakin
kuat atau besar pula. Begitupun sebaliknya sedangkan hubungan
antara kuat arus terhadap waktu ialah berbanding terbalik. Artinya,
semakin besar atau semakin lama waktu, maka semakin kecil kuat
arusnya, begitupun sebaliknya. Pada proses pengosongan muatan
kapasitor, tegangan maupun kuat arus berbanding terbalik terhadap
waktu, yang artinya semakin besar atau lamanya waktu maka semakin
kecil kuat arusnya, begitupun sebaliknya.

3. Cara menentukan waktu kapasitif berdasarkan kurva, yaitu dengan


menarik garis dari sumbu Y dari hasil perkalian tegangan maksimum
dengan 0.63 dan arus maksimum dengan 0.37 untuk pengisian dan
pengosongan untuk tegangan maksimum dan arus minimum dikalikan
0.37 kemudian dihubungkan ke sumbu X.
B. Saran
1. Saran untuk praktikkan, diharapkan untuk lebih teliti dalam
melakukan pengamatan agar hasil pengambilan data yang diperoleh
lebih akurat dan tidak jauh beda ataupun bertentangan pada teori yang
ada

2. Saran untuk asisten, diharapkan dapat meningkatkan cara


membimbing praktikan saat melakukan praktikum dan dimohon untuk
bersabar dalam menghadapi praktikan yang tingkat pemahamannya
kurang sehingga membutuhkan arahan atau bimbingan yang banyak

3. Saran untuk laboran, diharapkan dapat memeriksa alat dan bahan yang
akan digunakan dalam praktikum mana yang masih bagus dan tidak
untuk kelancaran praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Agus Martawijaya, Abdul Haris, Muh Saleh.2008. Dasar-Dasar Elektronika.


Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Ahmad Zakky Ri’Ayutullah.2013. Analisis Arus Transien Transformator
Setelah Penyambungan Beban Gedung Serbaguna PT ”X”. Jurnal
Reka Elkomika.ISSN 2337-439X. Vol 1 No 1.
Bagas Mukti Tama.2020. Analisis Arus Transien Transformator saat
Penyambungan Beban di Batu Night Spectaculer (BNS). Jurnal
Teknik Elektro. ISSN 845-854. Vol 9 No 1.
Dian Nova Kusuma, Abi Aditya, Winarso.2019. Monitoring Stabilitas
Transien pada Sistem Tenaga Listrik. Jurnal Riset Sains dan
Teknologi. ISSN 2549- 9750. Vol 3 No 4.
Sudaryatno Sudirham.2013. Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2. Bandung :
Darpublic.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai