Anda di halaman 1dari 31

Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1
“EFEK PEMBEBANAN ALAT UKUR TEGANGAN"

NAMA : WULAN SARI


NIM : 20600119066
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA B

LABORATORIUM ELEKTRONIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

Judul Percobaan :

“EFEK PEMBEBANAN ALAT UKUR TEGANGAN”

disusun dan diajukan oleh :

Nama : Wulan Sari


NIM : 20600119066
Kelas : Pendidikan Fisika B

telah diperiksa dan disetujui

serta dinyatakan memenuhi syarat ACC

Mengetahui,
Ka. Laboratorium Elektronika,

Muh. Syihab Ikbal, S.Pd., M.Pd.


NIP: 19881001201903 1 010
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Efek Pembebanan Alat Ukur
Tegangan”.
B. Latar Belakang
Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika
kita sedang melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan-kesalahan seperti salah
mengkolaborasi alat, salah dalam menentukan skala dan lain sebagainya menyebabkan
hasil dari pengukuran menjadi kurang maksimal. Ada banyak penyebab terjadinya
kesalahan dalam melakukan pengukuran.
Ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang menyebabkan
kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi, faktor usia alat, dan
sebagainya menjadi faktor utama terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan pembacaan
hasil pengukuran juga bisa saja terjadi karena dalam pembacaan ukuran yang jaraknya
kecil akan dibutuhkan ketelitian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk
mengukur khususnya untuk melihat hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang
diberikan pada pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri, untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam mengukur nilai tegangan pada nilai
resistor tertentu, dan untuk mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur
tegangan.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami angkat pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang diberikan pada
pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri?
2. Bagaimana mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam
mengukur nilai tegangan pada nilai resistor tertentu.
3. Bagaimana mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur tegangan?
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

D. Identifikasi Masalah
1) Variabel Manipulasi : Resistansi resistor.
2) Variabel Respon : Tegangan hambatan R1, tegangan hambatan R2, tegangan
total dan arus dalam.
3) Varibel Kontrol : Sumber tegangan, batas ukur voltmeter, NST voltmeter
E. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk melihat hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang diberikan pada
pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam mengukur
nilai tegangan pada nilai resistor tertentu.
3. Untuk mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur tegangan.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Arus Listrik
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengn simbul I (dari kata Perancis : intensite), dengan kata
lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan
muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan
bergerak jika ada energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari
atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri
dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh
muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netrak. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu
muatan positif dan muatan negatif.
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan
dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel
lain. secara matematis arus didefinisikan :
dq
i=
dt
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimana arah arus positif
mengalir dari potensal tinggi ke potensial rendah dan arah arus negative mengalir
sebaliknya (Ramdhani, 2005:2).
Lebih tepat lagi, arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total muatan
yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian, arus rata-rata I
didefinisikan sebagai:
∆Q
I=
∆t
dimana ∆ Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi selama
jangka waktu ∆ t . Arus listrik diukur dalam coulomb per detik, satuan ini diberi nama
khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis Andre Ampere
(1775-1836). Berarti, 1 A = 1 C/det. Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah
seperti miliampere dan microampere (Giancoli,1998:65).
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

B. Amperemeter dan Voltmeter


Amperemeter adalah alat ukur arus listrik. Amperemeter sering dicirikan dengan
simbol A pada setiap rangkaian listrik. Satuan arus listrik dalam satuan SI adalah ampere
atau diberi simbol A. amperemeter mempunyai skala penuh atau batas ukur maksimum.
Dalam kenyataanya kita harus mengukur arus listrik yang nilai arusnya jauh lebih besar
dari batas ukur maksimumnya. Voltmeter adalah alat ukur tegangan listrik. Voltmeter
sering dicirikan dengan simbol V pada setiap rangkaian listrik. Komponen dasar suatu
amperemeter dan voltmeter adalah galvanometer (Manurung, 2018: 84).
Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan kawat
pembawa arus. Penyimpangan jarum galvanometer sebanding dengan arus yang
melewatinya. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur arus dc yang kecil.
Untuk mengukur arus yang lebih besar, sebuah resistor dipasang parallel dengan
galvanometer (Giancoli, 1998: 116).
C. Unsur Rangkaian
Rangkaian elektrik adalah suatu rangkaian yang merupakan hubungan antara sumber
tegangan atau sumber arus dengan konstanta rangkaian. Unsur rangkaian merupakan
bagian pembentuk rangkaian elektrik, yang terdiri dari sumber-sumber dan konstanta
rangkaian. Konstanta rangkaian (parameter rangkaian) terdiri dari resistansi, induktansi
dan kapasitansi
1. Resistansi (R)
Resistansi (tahanan) adalah konstanta rangkaian yang memerlukan tegangan
sebanding dengan arus yang mengalir didalamnya, apabila ditulis dalam bentuk rumus
persamaan (Hukum Ohm), sebagai berikut:
v
R=
i
R : Resistansi dalam Ohm (Ω )
v : Tegangan dalam volt (V)
i : Arus dalam ampere (A)
Kebalikan dari resistansi adalah konduktansi (daya hantar elektrik), simbol dari
konduktansi (G)
1
G=
R
i=G . v
G : Konduktansi dalam mho atau siement
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

v : Tegangan dalam volt (V)


i : Arus dalam ampere (A)
Benda fisis yang mempunyai resistansi besar (resisif) disebut Resistor, sedangkan
benda fisis yang mempunyai konduktansi besa (konduktif) disebut konduktor (Hery
Purnomo, 2017: 11-12).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang sering dipakai orang. Resistor
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian
(Sofiana, 2018: 2).
2. Induktansi
Induktansi adalah konstanta rangkaian yang memerlukan tegangan sebanding
dengan kecepatan perubahan arus yang melaluinya, apabila ditulis rumus persamaan
sebagai berikut:
di
v=L
dt
v
L=
di
dt
L : Induktansi dalam Henry (H)
v : Tegangan dalam volt (V)
i : Arus dalam ampere (A)
t : Waktu dalam detik (s)
Konstanta L menunjukkan besarnya voltase induksi yang dihasilkan sendiri. L
disebut induktivitas diri atau induktansi diri. Induktansi diri L, tergantung dari jumlah
lilitan, besar luasan dalam lilitan dan bahan kern yang ada di dalam kumparan.
3. Kapasitansi
Kapasitansi adalah konstanta rangkaian yang memerlukan arus sebanding dengan
perubahan tegangan terhadap waktu, apabila dituliskan dalam bentuk rumus
persamaan sebagai berikut:
dv
i=C
dt
i
C=
dv
dt
C : Kapasitansi (F)
i : Arus (A)
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

v : Tegangan (V)
t : Waktu (s)
(Hery Purnomo, 2017: 11-12)
D. Sumber Tegangan (GGL) dan Hambatan Dalamnya
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan suatu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal atau kutub ke terminal lainnya,
atau pada kedua akan mempunyai beda potensial jika kita menggerakkan atau
memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya
(Ramdhani, 2005:3).

Tegangan listrik biasa disebut juga beda potensial adalah tenaga yang diperlukan oleh
satu satuan muatan elektrik untuk berpindah dari satu titik ke titik yang lain karena
pengaruh gaya elektrik. Atau dengan kata lain beda potensial adalah tenaga per satuan
muatan dan ditulis ditulis dalam bentuk rumus persamaan:

dw
V=
dq

V : Tegangan elektrik dalam volt (V)

w : Tenaga elektrik dalam joule (J)

q : Muatan listrik dalam coulomb (C)

Tegangan dalam rangkaian harus digambarkan dengan polaritas positif (+) dan negatif (-),
simbol untuk tegangan elektrik ditulis v (huruf kecil) digunakan untuk tegangan yang
merupakan fungsi waktu atau tegangan sesaat (instantaneous voltage) (Hery Purnomo,
2017: 8-9).
Untuk membuat suatu rangkaian elektronika bekerja, kita memerlukan sebuah sumber beda
potensial (tegangan) gar menghasilkan arus yang tetap. Alat semacam ini disebut sumber
GGL (gaya gesek listrik), misalnya baterai dan accu. Pada baterai beda tengangan yang
dihasilkan biasanya 1,5 V, meskipun ada juga beberapa baterai yang menghasilkan
tegangan lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkaian pada sebuah komponen
elektronika, misalnya saja sebuah resistor. Arus akan mengalir menurut hukum Ohm.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Untuk memudahkan, katakanlah nilai hambatan dari resistor sebesar 1 ohm, maka arus
yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah:
V 1,5 v
I= = =1,5 A
R 1Ω
Namun kenyataannya tidak demikian, baterai sesungguhnya memiliki hambatan dalamnya
sendiri yang berasal dari material penyusunnya, dan terutama proses kimiawi yang
dihasilkannya. Nilai r ini cenderung membesar karena residu proses kimiawi dalam baterai.
Kita akan menamakan hambatan dalam ini dengan r. Dengan adanya r, arus listrik yang
mengalir menjadi lebih kecil, atau cenderung mengecil. Arus yang dihasilkan karena
hambatan-dalam ini menjadi:
E 1,5
I= = =1 A
R +r 1+ 0,5
Anggaplah r = 0,5 untuk sekedar memudahkan perhitungan. Arus yang dihasilkan menjadi
mengecil ketika r bertambah. Sebuah baterai yang memiliki hambatan dalam r besar, kita
sebut telah rusak, meskipun jika kita ukur tegangan baterai memakai voltmeter pada kedua
ujungnya, tegangan yang dihasilkan nampak tidak berkurang (Mohamad Ishaq, 2007: 76).
E. Kapasitor
Model kapasitor pertama “diciptakan” di Belanda, tepatnya kota Leyden pada abad
ke-18 oleh para eksperimental fisika. Karenanya alat ini dinamakan Leyden Jar. Leyden Jar
adalah wadah yang dibuat untuk menyimoan muatan listrik, yang pada prinsipnya berupa
wadah seperti botol namun berlapis logam atau konduktor yang diisi bahan isolator
(dielektrik) misalnya air dan padanya dimasukkan sebuah batang logam yang bersifat
konduktor, sehingga diperoleh lapisan konduktor-dielektrik-konduktor. Prinsip inilah yang
dipakai untuk membuat kapasitor modern.
Fungsi kapasitor misalnya sebagai cadangan energi ketika sikuit elektronika terputus
secara tiba-tiba. Ia mungkin mirip dengan baterai singkat. Hal itu karena adanya arus
transien pada kapasitor. Pada alat penerima radio, kapasitor bersama komponen elektronika
lain dapat digunakan sebagai tapis (penyaring) frekuensi dan filter gelombang, selain dapat
juga sebagai komponen pada sirkuit penyerah arus atau tegangan ac menjadi dc atau
tegangan ac (PLN) tanpa baterai. Kapasitor juga dapat digunakan sebagai komponen
pemberi cahaya singkat pada blitz kamera (Mohamad Ishaq, 2007 : 91-92).
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

BAB III
METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Alat
a. Power Suply 1 buah
b. Basicmeter 1 buah
c. Multimeter 1 buah
d. Kabel penghubung 5 buah
2. Bahan
a. Resistor 150 Ω 2 buah
b. Resistor 220 Ω 2 buah
c. Resistor 10 kΩ 2 buah
d. Resistor 110 kΩ 2 buah
e. Resistor 390 kΩ 2 buah
f. Resistor 2 MΩ 2 buah

B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
Kegiatan 3.1: Pengukuran tegangan dengan batas ukur 10 volt
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan NST basicmeter
3. Mengukur nilai tegangan pada resistor orde ohm
4. Menyusun kedua resistor berorde ohm secara seri.
5. Menghubungkan kedua resistor tersebut dengan sumber tegangan.
6. Mengukur nilai tegangan pada hambatan pertama (R1) dengan memasangkan
basicmeter yang telah disetting dalam bentuk voltmeter.
7. Memparalelkan basicmeter dengan hambatan pertama (R1)
8. Memilih salah satu masukan pada basicmeter yaitu 10 volt lalu
menghubungkannya dengan konektor di resistor yang terhubung dengan positif.
9. Menghubungkan keluaran basicmeter dengan sebelahnya.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Gambar 3.1 : Rangkaian untuk mengukur tegangan R1


10. Menyalakan sumber tegangan kemudian menentukan nilai tegangan pada
hambatan pertama (VR1).
11. Memindahkan alat ukur voltmeter ke R2 (mencabut yang ada di masukan dan
keluaran).
12. Menghubungkan keluaran basicmeter dengan R2 pada konektor R2 yang
terhubung dengan negatif.
13. Menghubungkan konektor lain dari R2 dengan bagian masukan dari voltmeter.

Gambar 3.2: Rangkaian untuk menghitung tegangan R2


14. Menentukan tegangan pada hambatan kedua (VR2), dengan memparalelkan
voltmeter dengan kedua resistor yang digunakan sesuai pada gambar di atas.
15. Mencabut konektor yang terhubung dengan R2 yang berasal dari masukan
voltmeter, lalu memindahkannya ke sisi R1 yang terhubung dengan bagian positif
sumber tegangan.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Gambar 3.3: Rangkaian untuk menghitung tegangan total R1 dan R2


16. Menentukan tegangan total dengan melihat penunjukan skala pada voltmeter.
17. Mengulangi pengukuran dengan mengganti resistor yang berorde ohm dengan
resistor yang berorde kilo ohm (resistansi 10 kilo ohm dan 390 kilo ohm).
18. Melakukan Kembali pengukuran apabila terjadi efek pembebanan yaitu dengan
cara memasangkan amperemeter seri dengan voltmeter dalam keadaan pengukuran
tegangan total seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.4 : Rangkaian yang dibentuk apabila terjadi efek pembebanan


19. Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan.
Kegiatan 3.2: Pengukuran Tegangan pada resistor berorde kilo ohm
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan NST basicmeter
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

3. Mengukur nilai tegangan pada resistor orde ohm


4. Menyusun kedua resistor berorde ohm secara seri.
5. Menghubungkan kedua resistor tersebut dengan sumber tegangan.
6. Mengukur nilai tegangan pada hambatan pertama (R1) dengan memasangkan
basicmeter yang telah disetting dalam bentuk voltmeter.
7. Memparalelkan basicmeter dengan hambatan pertama (R1)
8. Memilih salah satu masukan pada basicmeter yaitu 10 volt lalu
menghubungkannya dengan konektor di resistor yang terhubung dengan positif.
9. Menghubungkan keluaran basicmeter dengan sebelahnya.

Gambar 3.1 : Rangkaian untuk mengukur tegangan R1


10. Menyalakan sumber tegangan kemudian menentukan nilai tegangan pada
hambatan pertama (VR1).
11. Memindahkan alat ukur voltmeter ke R2 (mencabut yang ada di masukan dan
keluaran).
12. Menghubungkan keluaran basicmeter dengan R2 pada konektor R2 yang
terhubung dengan negatif.
13. Menghubungkan konektor lain dari R2 dengan bagian masukan dari voltmeter.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Gambar 3.2: Rangkaian untuk menghitung tegangan R2


14. Menentukan tegangan pada hambatan kedua (VR2), dengan memparalelkan
voltmeter dengan kedua resistor yang digunakan sesuai pada gambar di atas.
15. Mencabut konektor yang terhubung dengan R2 yang berasal dari masukan
voltmeter, lalu memindahkannya ke sisi R1 yang terhubung dengan bagian positif
sumber tegangan.

Gambar 3.3: Rangkaian untuk menghitung tegangan total R1 dan R2


16. Menentukan tegangan total dengan melihat penunjukan skala pada voltmeter.
17. Mengulangi pengukuran dengan mengganti resistor yang berorde ohm dengan
resistor yang berorde kilo ohm dan mega ohm (resistansi 110 kilo ohm dan 2 mega
ohm).
18. Melakukan kembali pengukuran apabila terjadi efek pembebanan yaitu dengan
cara memasangkan amperemeter seri dengan voltmeter dalam keadaan pengukuran
tegangan total seperti pada gambar di bawah ini.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Gambar 3.4 : Rangkaian yang dibentuk apabila terjadi efek pembebanan


19. Mencatat hasil pengamatan kedalam tabel pengamatan.
C. Defenisi Operasional Variabel
1) Variabel Manipulasi
Resistansi resistor adalah besarnya nilai resistor yaitu 150 Ω , 220 Ω , 10 kΩ , 110 k
Ω , 390 kΩ , dan 2 MΩ .
2) Variabel Respon
a. Tegangan hambatan pertama (VR1) adalah besarnya tegangan yang terdapat
pada resistansi pertama.
b. Tegangan hambatan kedua (VR2) adalah besarnya tegangan yang terdapat pada
resistor kedua.
c. Tegangan total adalah jumlah tegangan yang terdapat di tegangan hambatan
pertama (VR1) dan tegangan hambatan kedua (VR2).
d. Arus dalam (Id) adalah arus yang diukur pada saat terjadi pembebanan.
3) Variabel Kontrol
a. Tegangan sumber adalah nilai tegangan beda potensial diantara dua titik yang
berasal dari power suplay yang diukur dengan voltmeter yang nilainya sebesar
6 volt.
b. Batas ukur voltmeter adalah kemampuan alat ukur voltmeter untuk mengukur
besar sebuah tegangan dengan maksimal batas ukur 10 volt
c. NST voltmeter adalah hasil dari batas ukur yang digunakan dibagi dengan
jumlah skala dan hasil yang digunakan yaitu 0,5 volt.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
Kegiatan 4.1: pengukuran tegangan pada resistor
Batas ukur voltmeter (Basic meter) : 10 volt
Skala voltmeter : 0 – 50 skala
Sumber tegangan (Vs) : 6 volt
Tabel 4.1.1: Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 150Ω 15 Skala
30 skala -
R2 150Ω 15 Skala

Tabel 4.1.2: Pengukuran tegangan pada resistor yang berorde koli ohm
Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 10 Ω 15 Skala

R2 10 Ω 15 Skala 30 skala -

R1 390 Ω 12 skala
−5
23 skala 1,57 ×10 A
R2 390 Ω 12 skala
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Kegiatan 4.2: pengukuran tegangan pada resistor


Batas ukur voltmeter (basicmeter) : 50 volt
Skala voltmeter : 0 – 50 skala
Sumber tegangan : 12 volt
Tabel 4.2.1: pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 220Ω 6 Skala 12 skala -

R2 220 Ω 6 Skala 12 skala -

Tabel 4.2.2: pengukuran tegangan pada resistor berorde kilo ohm


Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 110 kΩ 6 Skala 12 skala -

R2 110 kΩ 6 Skala 12 skala -

Tabel 4.2.3: pengukuran tegangan pada resistor berorde mega ohm


Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 2M Ω 4 Skala 9 skala 8,4 × 10
−5
A

R2 2MΩ 4 Skala 9 skala 8,4 × 10−5A

B. Hasil Analisis data


Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Kegiatan 4.1 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Tabel 4.1.2 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Hasil Analisis Data
Persen Persen
Resistansi
No Teganga beda Tegangan beda
R Rd
n hitung tegangan hitung total tegangan
hitung total
Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
R1 150 Ω 3 volt
- 6 volt 0% 2,92
R2 150 Ω 3 volt ×10−5 A

Pengukuran tegangan pada resistor berorde kilo ohm


R1 10 kΩ 3 volt
- 6 volt 0% 2,92
R2 10 kΩ 3 volt
×10−5 A
R1 390 kΩ 3 volt
0,25 % 6 volt 0,30 2,92
R2 390 kΩ 3 volt −5
×10 A
%
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Kegiatan 4.2 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Tabel 4.2.2 : Hasil analisis engukuran tegangan dengan resistor berorde ohm, kilo
ohm, dan mega ohm
Hasil Analisis
Persen Persen
Resistansi
No Tegangan beda Tegangan beda
R Rd
hitung tegangan hitung total tegangan
hitung total
Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
R1 220 Ω 6 volt
- 12 volt 0% 1,07 ×10
−4

R2 220 Ω 6 volt A

Pengukuran tegangan pada resistor berorde kilo ohm


R1 110 kΩ 6 volt
- 12 volt 0% 1,07 ×10
−4
R2 110 kΩ 6 volt
A
Pengukuran tegangan pada resistor berorde mega ohm
R1 2 MΩ 6 volt 0,5 % 1,07 ×10
−4

12 volt 0,33 % A
R2 2 MΩ 6 volt 0,5 %

C. Pembahasan
Kesalahan pada pengukuran tegangan dapat terjadi karena dipengaruhi adanya efek
pembebanan pada alat ukur. Dimana dalam suatu rangkaian nilai resistansi jauh lebih besar
daripada nilai hambatan dalam suatu alat ukur. Sehingga mengakibatkan terjadinya
kesalahan pada pengukuran pada pengukuran tegangan. Percobaan ini dilakukan untuk
melihat atau mengamati pengaruh efek pembebanan alat ukur tegangan tersebut.

Kesalahan-kesalahan pada pengukuran dapat terjadi karena adanya beberapa faktor,


salah satunya ialah kesalahan pembacaan nilai pada alat ukur, penyetelan yang tidak tepat
dan kesalahan sistematis disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrument sendiri
seperti kerusakan dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakaian. Kesalahan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

yang tidak disengaja, diakibatkan oleh penyebab-penyebab parameter atau sistem


pengukuran dua titik yang berasal dari power supply yang terjadi secara acak.

Pada kegiatan pertama menggunakan resistor berorde ohm, kegiatan kedua


menggunakan resistor berorde kilo ohm dan kegiatan ketiga menggunakan resistor yang
berorde mega ohm. Yang membedakan dari kegiatan satu dengan kegiatan lain ialah
ditentukan oleh kekeliruan yang didapatkan dalam pengukuran tegangan.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diperoleh belum menghampiri teori yang ada karena terdapat kesalahan ukur sebesar
0 % dan ini membuktikan bahwa belum terjadi kesalahan pengukuran
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Pengaruh efek pembebanan pada alat pengukuran tegangan menyebabkan nilai
tegangan terukur akan berbeda dengan tegangan yang sebenarnya. Semakin besar
efek pembebanan maka semakin besar pula kesalahan pengukuran yang terjadi,
begitu pula sebaliknya.
2. Terjadi kesalahan ukur pada pengukuran tegangan karena adanya alat ukur yang
dipaksa untuk mengukur tegangan yang melebihi tegangan yang dapat diukur
disebut efek pembebanan.
3. Pengaruh pembebanan pada tegangan terjadi apabila nilai resistansi lebih besar
dari hambatan dalam pada voltmeter. Dan jumlah tegangan total tidak sama
dengan tegangan pertama dan tegangan kedua jika dijumlahkan meskipun
resistansi pertama dan kedua sama.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami utarakan mengenai percobaan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan baik penjelasan dari dosen mengenai
percobaan ini untuk menghindari kebingungan dalam mengerjakan laporan.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengerjakan analisis data agar hasilnya
lebih memuaskan.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli. 1998. Fisika. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga


Mohamad Ishaq. 2007. Fisika Dasar Elektrisitas dan Magnetis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hery Purnomo. 2017. Rangkaian Elektrik. Malang
Ramdhani. 2005. Rangakaian Listrik. Bandung:
Manurung, dkk. 2018. Perangkat Pembelajaran Ipa Berbentuk LKS Berbasis
Laboratorium. Vol 6 (1).
Sofiana, dkk. 2018. Identifikasi Nilai Hambat Jenis Arang Tempurung Kelapa dan Arang
Kayu Mangrove Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Resistor Film Karbon. Vol 6 (1).
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

LAMPIRAN ANALISIS DATA


Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan

Anda mungkin juga menyukai