LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1
“EFEK PEMBEBANAN ALAT UKUR TEGANGAN"
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaan :
Mengetahui,
Ka. Laboratorium Elektronika,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Efek Pembebanan Alat Ukur
Tegangan”.
B. Latar Belakang
Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika
kita sedang melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan-kesalahan seperti salah
mengkolaborasi alat, salah dalam menentukan skala dan lain sebagainya menyebabkan
hasil dari pengukuran menjadi kurang maksimal. Ada banyak penyebab terjadinya
kesalahan dalam melakukan pengukuran.
Ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang menyebabkan
kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi, faktor usia alat, dan
sebagainya menjadi faktor utama terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan pembacaan
hasil pengukuran juga bisa saja terjadi karena dalam pembacaan ukuran yang jaraknya
kecil akan dibutuhkan ketelitian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum ini yang bertujuan untuk
mengukur khususnya untuk melihat hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang
diberikan pada pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri, untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam mengukur nilai tegangan pada nilai
resistor tertentu, dan untuk mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur
tegangan.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami angkat pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang diberikan pada
pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri?
2. Bagaimana mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam
mengukur nilai tegangan pada nilai resistor tertentu.
3. Bagaimana mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur tegangan?
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
D. Identifikasi Masalah
1) Variabel Manipulasi : Resistansi resistor.
2) Variabel Respon : Tegangan hambatan R1, tegangan hambatan R2, tegangan
total dan arus dalam.
3) Varibel Kontrol : Sumber tegangan, batas ukur voltmeter, NST voltmeter
E. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk melihat hubungan antara pengaruh dari pembebanan yang diberikan pada
pengukuran terhadap hasil dari pengukuran itu sendiri.
2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur tegangan dalam mengukur
nilai tegangan pada nilai resistor tertentu.
3. Untuk mengetahui efek dari pembebanan pada sebuah alat ukur tegangan.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Arus Listrik
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengn simbul I (dari kata Perancis : intensite), dengan kata
lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan
muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan
bergerak jika ada energi luar yang mempengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari
atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri
dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh
muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netrak. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu
muatan positif dan muatan negatif.
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan
dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel
lain. secara matematis arus didefinisikan :
dq
i=
dt
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimana arah arus positif
mengalir dari potensal tinggi ke potensial rendah dan arah arus negative mengalir
sebaliknya (Ramdhani, 2005:2).
Lebih tepat lagi, arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total muatan
yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian, arus rata-rata I
didefinisikan sebagai:
∆Q
I=
∆t
dimana ∆ Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi selama
jangka waktu ∆ t . Arus listrik diukur dalam coulomb per detik, satuan ini diberi nama
khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama fisikawan Perancis Andre Ampere
(1775-1836). Berarti, 1 A = 1 C/det. Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah
seperti miliampere dan microampere (Giancoli,1998:65).
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
v : Tegangan (V)
t : Waktu (s)
(Hery Purnomo, 2017: 11-12)
D. Sumber Tegangan (GGL) dan Hambatan Dalamnya
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan suatu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal atau kutub ke terminal lainnya,
atau pada kedua akan mempunyai beda potensial jika kita menggerakkan atau
memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya
(Ramdhani, 2005:3).
Tegangan listrik biasa disebut juga beda potensial adalah tenaga yang diperlukan oleh
satu satuan muatan elektrik untuk berpindah dari satu titik ke titik yang lain karena
pengaruh gaya elektrik. Atau dengan kata lain beda potensial adalah tenaga per satuan
muatan dan ditulis ditulis dalam bentuk rumus persamaan:
dw
V=
dq
Tegangan dalam rangkaian harus digambarkan dengan polaritas positif (+) dan negatif (-),
simbol untuk tegangan elektrik ditulis v (huruf kecil) digunakan untuk tegangan yang
merupakan fungsi waktu atau tegangan sesaat (instantaneous voltage) (Hery Purnomo,
2017: 8-9).
Untuk membuat suatu rangkaian elektronika bekerja, kita memerlukan sebuah sumber beda
potensial (tegangan) gar menghasilkan arus yang tetap. Alat semacam ini disebut sumber
GGL (gaya gesek listrik), misalnya baterai dan accu. Pada baterai beda tengangan yang
dihasilkan biasanya 1,5 V, meskipun ada juga beberapa baterai yang menghasilkan
tegangan lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkaian pada sebuah komponen
elektronika, misalnya saja sebuah resistor. Arus akan mengalir menurut hukum Ohm.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Untuk memudahkan, katakanlah nilai hambatan dari resistor sebesar 1 ohm, maka arus
yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah:
V 1,5 v
I= = =1,5 A
R 1Ω
Namun kenyataannya tidak demikian, baterai sesungguhnya memiliki hambatan dalamnya
sendiri yang berasal dari material penyusunnya, dan terutama proses kimiawi yang
dihasilkannya. Nilai r ini cenderung membesar karena residu proses kimiawi dalam baterai.
Kita akan menamakan hambatan dalam ini dengan r. Dengan adanya r, arus listrik yang
mengalir menjadi lebih kecil, atau cenderung mengecil. Arus yang dihasilkan karena
hambatan-dalam ini menjadi:
E 1,5
I= = =1 A
R +r 1+ 0,5
Anggaplah r = 0,5 untuk sekedar memudahkan perhitungan. Arus yang dihasilkan menjadi
mengecil ketika r bertambah. Sebuah baterai yang memiliki hambatan dalam r besar, kita
sebut telah rusak, meskipun jika kita ukur tegangan baterai memakai voltmeter pada kedua
ujungnya, tegangan yang dihasilkan nampak tidak berkurang (Mohamad Ishaq, 2007: 76).
E. Kapasitor
Model kapasitor pertama “diciptakan” di Belanda, tepatnya kota Leyden pada abad
ke-18 oleh para eksperimental fisika. Karenanya alat ini dinamakan Leyden Jar. Leyden Jar
adalah wadah yang dibuat untuk menyimoan muatan listrik, yang pada prinsipnya berupa
wadah seperti botol namun berlapis logam atau konduktor yang diisi bahan isolator
(dielektrik) misalnya air dan padanya dimasukkan sebuah batang logam yang bersifat
konduktor, sehingga diperoleh lapisan konduktor-dielektrik-konduktor. Prinsip inilah yang
dipakai untuk membuat kapasitor modern.
Fungsi kapasitor misalnya sebagai cadangan energi ketika sikuit elektronika terputus
secara tiba-tiba. Ia mungkin mirip dengan baterai singkat. Hal itu karena adanya arus
transien pada kapasitor. Pada alat penerima radio, kapasitor bersama komponen elektronika
lain dapat digunakan sebagai tapis (penyaring) frekuensi dan filter gelombang, selain dapat
juga sebagai komponen pada sirkuit penyerah arus atau tegangan ac menjadi dc atau
tegangan ac (PLN) tanpa baterai. Kapasitor juga dapat digunakan sebagai komponen
pemberi cahaya singkat pada blitz kamera (Mohamad Ishaq, 2007 : 91-92).
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
BAB III
METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Alat
a. Power Suply 1 buah
b. Basicmeter 1 buah
c. Multimeter 1 buah
d. Kabel penghubung 5 buah
2. Bahan
a. Resistor 150 Ω 2 buah
b. Resistor 220 Ω 2 buah
c. Resistor 10 kΩ 2 buah
d. Resistor 110 kΩ 2 buah
e. Resistor 390 kΩ 2 buah
f. Resistor 2 MΩ 2 buah
B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
Kegiatan 3.1: Pengukuran tegangan dengan batas ukur 10 volt
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menentukan NST basicmeter
3. Mengukur nilai tegangan pada resistor orde ohm
4. Menyusun kedua resistor berorde ohm secara seri.
5. Menghubungkan kedua resistor tersebut dengan sumber tegangan.
6. Mengukur nilai tegangan pada hambatan pertama (R1) dengan memasangkan
basicmeter yang telah disetting dalam bentuk voltmeter.
7. Memparalelkan basicmeter dengan hambatan pertama (R1)
8. Memilih salah satu masukan pada basicmeter yaitu 10 volt lalu
menghubungkannya dengan konektor di resistor yang terhubung dengan positif.
9. Menghubungkan keluaran basicmeter dengan sebelahnya.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
Kegiatan 4.1: pengukuran tegangan pada resistor
Batas ukur voltmeter (Basic meter) : 10 volt
Skala voltmeter : 0 – 50 skala
Sumber tegangan (Vs) : 6 volt
Tabel 4.1.1: Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 150Ω 15 Skala
30 skala -
R2 150Ω 15 Skala
Tabel 4.1.2: Pengukuran tegangan pada resistor yang berorde koli ohm
Hasil Pengukuran
Resistansi
No Tegangan Tegangan Total
R Arus pada voltmeter
(dalam skala) (dalam skala)
R1 10 Ω 15 Skala
R2 10 Ω 15 Skala 30 skala -
R1 390 Ω 12 skala
−5
23 skala 1,57 ×10 A
R2 390 Ω 12 skala
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
Kegiatan 4.1 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Tabel 4.1.2 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Hasil Analisis Data
Persen Persen
Resistansi
No Teganga beda Tegangan beda
R Rd
n hitung tegangan hitung total tegangan
hitung total
Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
R1 150 Ω 3 volt
- 6 volt 0% 2,92
R2 150 Ω 3 volt ×10−5 A
Kegiatan 4.2 : Hasil analisis dari pengukuran tegangan dengan resistor berorde ohm
dan kilo ohm
Tabel 4.2.2 : Hasil analisis engukuran tegangan dengan resistor berorde ohm, kilo
ohm, dan mega ohm
Hasil Analisis
Persen Persen
Resistansi
No Tegangan beda Tegangan beda
R Rd
hitung tegangan hitung total tegangan
hitung total
Pengukuran tegangan pada resistor berorde ohm
R1 220 Ω 6 volt
- 12 volt 0% 1,07 ×10
−4
R2 220 Ω 6 volt A
12 volt 0,33 % A
R2 2 MΩ 6 volt 0,5 %
C. Pembahasan
Kesalahan pada pengukuran tegangan dapat terjadi karena dipengaruhi adanya efek
pembebanan pada alat ukur. Dimana dalam suatu rangkaian nilai resistansi jauh lebih besar
daripada nilai hambatan dalam suatu alat ukur. Sehingga mengakibatkan terjadinya
kesalahan pada pengukuran pada pengukuran tegangan. Percobaan ini dilakukan untuk
melihat atau mengamati pengaruh efek pembebanan alat ukur tegangan tersebut.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa data
yang diperoleh belum menghampiri teori yang ada karena terdapat kesalahan ukur sebesar
0 % dan ini membuktikan bahwa belum terjadi kesalahan pengukuran
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Pengaruh efek pembebanan pada alat pengukuran tegangan menyebabkan nilai
tegangan terukur akan berbeda dengan tegangan yang sebenarnya. Semakin besar
efek pembebanan maka semakin besar pula kesalahan pengukuran yang terjadi,
begitu pula sebaliknya.
2. Terjadi kesalahan ukur pada pengukuran tegangan karena adanya alat ukur yang
dipaksa untuk mengukur tegangan yang melebihi tegangan yang dapat diukur
disebut efek pembebanan.
3. Pengaruh pembebanan pada tegangan terjadi apabila nilai resistansi lebih besar
dari hambatan dalam pada voltmeter. Dan jumlah tegangan total tidak sama
dengan tegangan pertama dan tegangan kedua jika dijumlahkan meskipun
resistansi pertama dan kedua sama.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami utarakan mengenai percobaan ini yaitu
sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan baik penjelasan dari dosen mengenai
percobaan ini untuk menghindari kebingungan dalam mengerjakan laporan.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengerjakan analisis data agar hasilnya
lebih memuaskan.
Judul Praktikum: Efek Pembebanan Alat Ukur Tegangan
DAFTAR PUSTAKA