Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR LISTRIK

Nama : MUHAMMAD SYAHJODI


NIM : 2305176067
Program Studi : Pendidikan Komputer
Kelas : 2023 (B)
Kelompok : III (Tiga)

0
PENGUKURAN DASAR LISTRIK

A. Tujuan
1. Menentukan hambatan dengan resistor dengan metode:
a. Mengukur langsung dengan multimeter
b. Menggunakan rumus
2. Membutikan hukum ohm secara kuantitatif
3. Memahami hubungan sifat-sifat resistor yang dirangkai secara seri dan paralel

B. Dasar Teori
1. Arus Listrik
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau
muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata
Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak.
Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika
muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak
jika ada energi luar yang mepengaruhinya. Muatan adalah satuan
terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom
modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan +
dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-),
normalnya atom bermuatan netral.1
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan
negative. Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik)
atau berlawanan dengan arah aliran elektron.2

1
Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe: Universitas
Malikussaleh.
2
Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe: Universitas
Malikussaleh.

1
Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari
partikel lain. Coulomb adalah unit dasar dari satuan International yang
digunakan untuk mengukur muatan listrik.
Simbol: Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = - 1,6021 x 10−19 Coulomb
1 coulomb = - 6,24 x 1018 elektron
Secara matematis arus didefinisikan:
𝑑𝑞
𝑖=
𝑑𝑡
Persamaan 4.1
Dengan satuannya: ampere (A).3
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif.
Ketika terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan
muncul arus dimana arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.4
2. Multimeter
Multimeter disebut juga multitester atau AVOmeter. “A” untuk
amperemeter, “V” untuk voltmeter, “O” untuk ohmeter. Jadi,
Multimeter merupakan suatu alat ukur yang dapat kita gunakan untuk
mengukur kuat arus, tegangan, dan juga hambatan listrik. Sedangkan
kata multimeter berasal dari kata “multi” yang berarti banyak dan juga
“tester” yang berarti mengukur.5

3
Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe: Universitas
Malikussaleh.
4
Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe: Universitas
Malikussaleh.
5
Chusni, M. M. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

2
Multimeter adalah salah satu alat ukur yang sangat diperlukan untuk
mengukur besaran-besaran seperti kuat arus listrik, tegangan listrik,
hambatan listrik, maupun kapasitansi. Selain itu juga multimeter dapat
digunakan untuk mendeteksi rusak atau tidaknya suatu komponen.
Bagian-bagian AVO meter antara lain:
a. Skala
Bagian ini berbentuk seperti busur dan memiliki rentang angka. Ada
beberapa skala dengan angka dan warna berbeda. Skala Ω untuk
mengukur nilai hambatan listik. Ada juga skala yang digunakan
untuk mengukur nilai tegangan dan kuat arus.
b. Jarum Penunjuk
Bagian ini berfungsi untuk menunjukkan angka pada skala hasil
pembacaan pengukuran yang akan kita lakukan. Untuk mengamati
hasil pembacaan maka kita harus melihatnya dengan posisi mata
tegak lurus dengan multimeter.
c. Selektor Batas Ukur
Bagian ini dapat kita putar yang berfungsi untuk menentukan batas
ukur apa yang akan kita gunakan dalam pengukuran multimeter. di
bagian ini terdapat tanda sebagai berikut:
1) AC V berfungsi untuk mengukur tegangan listrik bolak balik,
2) DC V berfungsi untuk mengukur tegangan listrik searah,
3) DC mA berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik, dan
4) Tanda Ω berfungsi untuk mengukur nilai hambatan suatu
komponen.
d. Pengatur Posisi Nol Jarum
Bagian ini berfungsi untuk mengatur posisi nol pada jarum penunjuk
skala yang letaknya paling kiri.6
e. Pengatur Nol Ohm

6 Chusni, M. M. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: Program Studi Pendidikan Fisika


UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

3
Berfungsi untuk mengenolkan jarum penunjuk ketika akan
melakukan pengukuran hambatan listrik.
f. Probe
Bagian ini terdapat dua probe yaitu probe merah untuk positif (+)
dan probe hitam untuk negatif (-).
g. Terminal Pengukuran
Bagian ini berfungsi untuk menghubungkan probe dengan
Multimeter. Terdapat dua terminal yaitu terminal positif (+) dan
terminal negatif (-).
Cara penggunaan multimeter yaitu:
a. Mengukur tegangan searah (DC)
Aturlah posisi selektor batas ukur ke DC V, kemudian kita pilih
skala yang paling sesuai. Jika tidak mampu memperkirakan, kita
harus memilih skala paling besar yang berguna untuk menghindari
rusaknya alat ukur multimeter. Kemudian kita hubungkan Probe
merah dan Probe hitam ke dalam terminal tegangan pada
multimeter. Dengan ketentuan merah dihubungkan ke terminal
tegangan yang (+) dan hitam dihubungkan ke (-). Hasilnya akan
terlihat di layar hasil atau penunjukan hasil ukur.
b. Mengukur Tegangan Bolak-Balik (AC)
Aturlah posisi selektor batas ukur ke AC V, kemudian kita pilih
skala yang paling sesuai. Jika tidak mampu memperkirakan, kita
harus memilih skala paling besar. Kemudian kita hubungkan Probe
merah dan Probe hitam kedalam terminal tegangan pada multimeter.
Untuk tegangan AC tidak memiliki polaritas positif ataupun negatif.
Hasilnya akan terlihat di layar hasil atau penunjukan hasil ukur.7
c. Mengukur Kuat Arus Listrik

7
Chusni, M. M. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

4
Aturlah posisi selektor batas ukut pada pengukuran arus, kemudian
kita pilih skala yang paling sesuai dengan arus yang akan diukur.
Apabila tidak mampu memperkirakan nilai arus ukur. Kita harus
memilih skala paling besar untuk menghindari kerusakan. Untuk
teknik pengukurannya, kita putus rangkaian yang terhubung ke
beban, lalu hubungkan probe merah dan hitam pada kedua terminal
yang terputus tersebut secara serial. Hasilnya akan terlihat di layar
hasil atau penunjukan hasil ukur.8
3. Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda
potensial. Salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial adalah
dengan baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan
eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda
potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya yang dinyatakan sebagai
berikut.
𝐼~𝑉
Perbandingan di atas menunjukkan bahwa semakin besar tegangan
listrik maka arus yang mengalir akan semakin besar. Akan tetapi
besarnya arus listrik tidak hanya tergantung pada tegangan tetapi ada
besaran lain yang mempengaruhi yaitu hambatan (R) yang diberikan
kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan kawat maka
akan semakin kecil arus yang mengalir untuk suatu tegangan V. Oleh
karena itu arus berbanding terbalik dengan hanbatan. Sehingga
didapatkan rumusan9

8
Chusni, M. M. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: Program Studi Pendidikan Fisika
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
9
Sundaygara, C. (2018). Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet.
Malang: Media Nusa Creative.

5
𝑉
𝐼=
𝑅
Persamaan 4.2
Dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda
potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus listrik.
Hubungan ini sering dituliskan:
𝑉 = 𝐼𝑅
Persamaan 4.3
Yang biasanya disebut Hukum Ohm.10
Hukum Ohm mengatakan: Arus dalam rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan yang diberikan dan berbanding terbalik dengan jumlah
tahanan. Ini berarti jika tegangan naik, aliran arus akan naik, dan
sebaliknya. Juga, saat tahanan naik, arus turun, dan sebaliknya. Hukum
Ohm dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pemecahan masalah listrik.
Penggunaan Hukum Ohm lebih praktis hanya dengan menerapkan
konsep yang ada.11
Sumber tegangan tidak terpengaruh oleh arus atau hambatan, terlalu
rendah, normal, atau terlalu tinggi. Jika sumber tegangan terlalu rendah,
arus akan turun dan jika sudah normal, arus akan naik. Jika tahanan
rendah, arus akan menjadi tinggi. Jika tegangan terlalu tinggi, arus juga
akan tinggi. Arus listrik dipengaruhi oleh tegangan atau hambatan. Jika
tegangan tinggi atau tahanan rendah, arus akan tinggi. Jika tegangan
rendah atau tahanan tinggi, arus akan rendah.12

10
Sundaygara, C. (2018). Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik Magnet.
Malang: Media Nusa Creative.
11
Setiyo, M. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: Unimma
Press.
12
Setiyo, M. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: Unimma
Press.

6
Resistansi/tahanan tidak terpengaruh oleh tegangan atau arus. Jika
nilai tahanan terlalu rendah, arus akan tinggi pada tegangan berapapun.
Jika tahanan terlalu tinggi, arus akan rendah pada tegangan yang tetap.13
4. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen
listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling
sedikit mempunyai satu lintasan tertutup.14
a. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian piranti-piranti listrik yang
dihubungkan seri yang menyebabkan hanya ada satu rangkaian
listrik yang sama nilainya. Jumlah penurunan tegangan ujung-ujung
energi tahanan listrik yang di hubungkan seri sama dengan sumber
tegangan listrik total (Vs) yang digunakan yaitu:
Vs = V1 + V2 + V3
Persamaan 4.4
Dan arus listrik total (Is) sama dengan nilai arus listrik yang
mengalir pada setiap tahanan arus listrik, yaitu
Is = I1 + I2 + I3
Persamaan 4.5
Sehingga nilai total tahanan (Rs) rangkaian menyatakan jumalah
nilai dari tiap tahanan listrik yang dihubungkan seri atau;
Rs = R1 + R2 + R3

13
Setiyo, M. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang: Unimma
Press.
14
Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe: Universitas
Malikussale

7
b. Rangkaian Paralel
Rangkaian pararel adalah rangkaian yang piranti-piranti
dihubungkan langsung dengan tegangan sumber utama. Kondisi
menyebabkan masing-masing piranti bekerja pada tegangan sumber
yang sama. hubungan paralel ini tampak pada rumus rangkaian
paralel:
1 1 1 1
= + +
R R1 R2 R3
Persamaan 4.716
c. Rangkaian Campuran
Rangkaian campuran adalah gabungan dari 2 rangkaian
listrik, yaitu rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Mencari besarnya hambatan dalam rangkaian campuran harus
terlebih dahulu mencari besarnya hambatan tiap tiap model
rangkaian (rangkaian seri dan paralel), kemudian mencari hambatan
dari gabungan rangkaian akhir yang didapat.17

15
Pranata, F. Y. (2016). E-book Bahan Pembelajaran Rangkaian Listrik Dengan
Platorm Android Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Semarang: Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
16
Pranata, F. Y. (2016). E-book Bahan Pembelajaran Rangkaian Listrik Dengan
Platorm Android Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Semarang: Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
17
Pranata, F. Y. (2016). E-book Bahan Pembelajaran Rangkaian Listrik Dengan
Platorm Android Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Semarang: Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

8
C. Alat dan bahan
1. Alat
a. Power supply 1 unit

b. Basic Meter 2 unit

c. Papan soket 1 unit

2. Bahan
a. Resistor 3 buah

b. Kabel penghubung 6 buah

c. Jembatan penguhubung 9 buah

d. Saklar 1 buah

9
D. Prosedur percobaan
1. Hukum ohm
a. Diambil sebuah resistor, lalu dibaca nilai hambatan yang tertera pada resistor
tersebut menggunakan multimeter.

b. Dibuat rangkaian seperti arahan asisten dan jangan dinylakan power supply
sebelum diperiksa oleh asisten (gambar rangkaian terlampir).

c. Dinyalakan power supply dengan tegangan rendah dan dicatat besar kuat arus
dan tegangan yang terbaca pada ampermeter dan voltmeter.

d. Diulangi percobaan dengan mengubah tegangan pada power supply diperoleh


dua data

2. Rangkaian seri
a. Diambil 3 buah resistor dan dibaca nilai resistor
b. Dibuat rangkaian seprti pada gambar dan jangan nyalakan power supply
sebelum diperiksa oleh asisten praktikum.

c. Dinyalakan power supply dengan tegangan rendah dan catat besar kuat arus
dan tegangan yang terbaca pada basicmeter untuk setiap resistor begitu pula
yang melewati rangkaian
3. Rangkaian paralel
a. Diambil 3 buah resistor dan dibaca nilai resistor
b. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dan jangan nyalakan power supply
sebelum diperiksa oleh asisten praktikum

c. Dinyalakan power supply dengan tegangan rendah dan catat besar kuat arus
dan tegangan yang terbaca pada basicmeter untuk setiap resistor begitu pula
yang melewati rangkaian dan dicatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan.

10
11
A.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
G. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan berjudul Pengukuran Dasar Listrik. Rumusan


masalah pada percobaan ini yaitu, pada Hukum Ohm terdiri dari bagaimana
hubungan hambatan dengan kuat arus pada rangkaian listrik dan bagaimana
hubungan hambatan dengan tegangan pada rangkaian listrik. Pada
rangakaian seri terdiri dari bagaimana peubahan hambatan mempengaruhi
kuat arus yang dihasilkan dan bagaimana perubahan hambatan
memepengaruhi tegangan yang dihasilkan. Dengan hipotesisnya yaitu pada
Hukum Ohm yang berbunyi semakin besar nilai hambatan maka semakin
kecil kuat arus yang dihasilkan dan semakin besar nilai hambatan maka
semakin besar tegangan yang dihasilkan. Pada rangkaian seri yang berbunyi
semakin besar perubahan hambatan pada rangkaian, maka sama besar nilai
kuat arus yang dihasilkan dan emakin besar perubahan hambatan pada
rangkaian, maka semakin besar nilai tegangan yang dihasilkan.

Pengukuran nilai resitensi Hukum Ohm yaitu untuk menentukan nilai


kuat arus dan tegangan yaitu dengan cara angka pengukuran dibagi batas
skala, kemudian dikali dengan batas ukur. Pada rangkaian seri, nilai kuat
arus sama besar dengan nilai resistensi karena rangkaian seri adalah
rangkaian tanpa percabngan atau semua komponen dipasang berderet pada
jalur yang sama sehingga arus yang mengalir masuk sama dengan arus
keluar.

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu, pada Hukum Ohm pertama


dirangkai alat sesuai petunjuk asisten praktikum, sesuai gambar yang
teretra. Kedua dinyalakan Power supply dengan tegangan sumber 2volt dan
dicatat besar kuat arus dan tegangan yang tertera pada basicmeter. Ketiga
diulangi percobaan dengan mengubah hambatan untuk memperoleh data
lainnya. Pada rangkaian seri pertama disiapkan alat dan bahan. Kedua
dirangkai alat dan bahan, sesuai gambar yang tertera. Ketiga dinyalakan
power supply dengan tegangan sumber 2 volt. Kemepat dipasang secara seri
dengan cara salah satu jembatan penghubung diganti dengan kabel yang

26
mengarah ke ampermeter, untuk mendapatkan I. Kelima dipasang
secara pararel dengan cara meletakkan kabel penghubung yang
telah dihubungkan ke voltmeter disamping hambatan untuk
mendapatkan V. Keenam dibaca pada ampermeter dan voltmeter
untuk hambatan, misalnya masing-masing dan, kemudian dicatat
hasilnya pada tabel pengamatan. Ketujuh diulangi percobaan
dengan mengganti posisi kabel ampermeter dan voltmeter, yang
mana disesuaikan dengan posisi hambatan selanjutnya.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil


pengukuran sebagai berikut, pada hukum ohm dengan R yang
tertera 47 Ω dan 100 Ω pada data satu diperoleh tegangan sebesar 2
V, kuat arus sebesar0,2 A dan hambatan sebesar 47 Ω. Data kedua
diperoleh tegangan sebesar 2 V, kuat arus sebesar 0,04 A dan
hambatan sebesar 100 Ω. Pada rangkaian seri dengan R1 47 Ω, R2
100 Ω, R3 470 Ω pada data satu diperoleh tegangansebesar 0,1 V
kuat arus sebesar 0,004 A, data dua diperoleh tegangan sebesar 0,36
V, kuat arus sebesar 0,004 A, dan data tiga diperoleh tegangan
sebesar 1,6 V, kuat arus sebesar 0,004 A. Berdasarkan teori yang
telah dijelaskan, pada rangkaian seri nilai kuat arus bernilai sama
besar yaitu 0,004 A. Kesalahan dan kendala yang dialami praktikan
selama praktikum adalah, praktikan sedikit kesusahan dalam
menghitung data perhitungan dankurang memahami prosedur kerja
dalam merangkai alat dan bahan praktikum, karena ada banyak
kabel dan juga jembatan penghubung yang harus dihubungkan ke
papan penghubung

27
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada praktikum
pengukuran dasar listrik, dapat disimpulkan :
1. Menentukan hambatan suatu resistor dengan metode:
a. Multimeter sering dignakan dalam pengukuran besaran-besaran
listrik. Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt,
dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere,
mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk
mengukur besarnya tahanan listrik (W) dengan satuan ohm.

b. Untuk Hukum Ohm dihitung dengan rumus: R = 𝑉 . kemudian pada


rangkaian
𝐼
seri dapat dihitung dengan menjumblakan semua hambatan seperti, 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖
= 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯. Lalu pada rangkaian Paralel dapat menggunakan
rumus,
.
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2. Bunyi Hukum Ohm sebagai berikut. “Kuat arus yang mengalir dalam suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar
itu, asalkan suhu penghantar itu tetap”. Akan tetapi ada faktor lain yang
dapat mempengaruhi besarnya arus listrik yaitu hambatan yang ada pada
suatu rangkaian. Semakin tinggi hambatan yang ada pada suatu rangkaian
maka akan semakin kecil pula arus yang mengalir untuk tegangan V. Oleh
sebab itu, arus berbanding terbalik dengan hambatan.
3. Pada rangkaian seri resistor di susun sejajar, hal itu menyebabkan rangkain
seri memiliki sifat arus yang melewati tiap resistor memiliki besar yang
sama karena dilewati dalam selang waktu yang sama. Sedangkan rangkaian
paralel disusun dengan berderet atau tidak sejajar sehingga arus akan terbagi

28
pada masingmasing resistor, tetapi tegangan pada ujung-ujung resistor sama
besar.

29
DAFTAR PUSTAKA

Asran. (2014). Bahan Ajar Rangkaian Listrik I. Lhokseumawe:


Universitas Malikussaleh.

Chusni, M. M. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: Program Studi


Pendidikan FisikaUIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Pranata, F. Y. (2016). E-book Bahan Pembelajaran Rangkaian Listrik


Dengan Platorm Android Untuk Meningkatkan Hasil Belajar.
Semarang: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.

Setiyo, M. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif. Magelang:


Unimma Press.

Sundaygara, C. (2018). Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik


Magnet.
Malang: Media Nusa Creative.

30
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 8 Oktober 2023


Praktikan
Asisten Praktikum

Novia Rahmadayanti Muhammad syahjodi


NIM. 2105036005 NIM. 2305176067

31
32
33
34
35
Lampiran

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai