D4 – 1A
OLEH:
2012
PENGUKURAN MULTIMETER
I. Tujuan Percobaan
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal dengan nama AVO-meter
(Ampere Volt Ohm meter) yang dapat digunakan untuk mengukur arus (amperemeter),
tegangan (voltmeter) maupun hambatan (ohmmeter). Terdapat 2 kategori multimeter yaitu
multimeter digital dan multimeter analog. Multimeter jenis digital dapat menunjukkan
pembacaan yang nilai lebih akurat dari multimeter jenis analog.
Pada pembahasan ini, hanya dijelaskan mengenai multimeter jenis analog. Bagian-bagian
yang tampak pada sisi luar multimeter analog adalah sebagai berikut :
Keterangan:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohmmeter
6. Batas ukur DV volt (DCV)
7. Batas ukur AC volt (ACV)
8. Batus ukur amperemeter DC
9. Saklar pemilih
10. Tes pin positif (+)
11. Tes pin negative (-)
Gambar 1. Bagian-bagian
multimeter
3 Lampu 1 buah
Resistor
10 kΩ 1 buah
4
1 kΩ 1 buah
100 Ω 1 buah
V V
- -
R V
-
Gambar 4. Rangkaian 3
V. Langkah Kerja
1. Gambar rangkaian percobaan seperti pada Gambar1, 2 dan 3.
2. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.
3. Cek terlebih dahulu alat dan bahan sebelum digunakan.
4. Pastikan multimeter dalam keadaan baik dan siap digunakan. Arahkan selector (saklar
pemilih, Gambar 1 no.9) pada batas ukur ohmmeter, hubungkan tes pin positif dan
negatif, bila jarum penunjuk skala bergerak ke arah kanan secara penuh (R ≈ 0 Ω),
maka multimeter dalam kondisi baik.
5. Lakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar knop pengatur nol ohm
(Gambar 1, no.4) agar tepat menunjuk angka 0.
6. Rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 2 (Rangkaian 1).
7. Arahkan selector untuk pengukuran tegangan DC (DCV) pada skala yang tepat.
8. Amati lampu dan nilai yang terbaca pada multimeter, masukkan data pada tabel 2.
9. Lepas rangkaian.
10. Ulangi langkah nomor 5 s.d. 9 untuk Gambar 3 dan 4.
11. Analisa data dan buat kesimpulan berdasarkan percobaan.
VII. Analisa
Terdapat perbedaan hasil pengukuran besar tegangan tanpa beban dan berbeban
disebabkan adanya tegangan yang berkurang di dalam suatu komponen. Semakin besar
resistansi dalamnya, maka selisih antara tegangan berbeban dan berbeban semakin
besar.
Kondisi voltmeter yang diseri dengan beban: beban mati, karena tahanan dalam pada
alat ukur sangat besar (tak hinnga) bila dibandingkan dengan tahanan pada lampu pijar.
sehingga hal tersebut menyebabkan lampu tidak menyala. Dan bila kita melihat hasil
VIII. Kesimpulan
Bahwa tegangan berbanding lurus dengan besar resistansi pada resistor.
Alat ukur voltmeter harus dipasang secara paralel terhadap beban karena voltmeter
memiliki tahanan dalam yang sangat besar atau tak hingga.
I. Tujuan Percobaan
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya.
1 Multimeter 2 buah -
Power Supply DC
2 1 buah - -
(variabel)
Resistor
150 Ω (keramik) 1 buah
3
180 Ω (carbon) 1 buah
1500 Ω (keramik) 1 buah
4 Kabelcapit 6 buah
IV. GambarRangkaian
R V
-
Gambar 5. Rangkaian 4
V. Langkah Kerja
1. Gambar rangkaian percobaan (Gambar 5).
2. Buat tabel perhitungan arus dan daya untuk menentukan nilai resistor (R) yang akan
digunakan (Tabel 5).
3. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.
4. Cek terlebih dahulu alat dan bahan sebelum digunakan.
5. Pastikan multimeter dalam keadaan baik dan siap digunakan. Arahkan selector (saklar
pemilih, Gambar 1 no.9) pada batas ukur ohmmeter, hubungkan tes pin positif dan
negatif, bila jarum penunjuk skala bergerak ke arah kanan secara penuh (R ≈ 0 Ω),
maka multimeter dalam kondisi baik.
6. Lakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar knop pengatur nol ohm
(Gambar 1, no.4) agar tepat menunjuk angka 0.
7. Lakukan langkah no. 4 dan 5 untuk multimeter yang lainnya.
8. Rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 5 (Rangkaian 4). Multimeter pertama
digunakan sebagai pengukur arus, dan dirangkai seri terhadap resistor. Multimeter
kedua digunakan sebagai pengukur tegangan, sehingga dirangkai parallel terhadap
resistor.
9. Arahkan selector pada kedua multimeter sesuai kebutuhan, sehingga mampu terbaca.
Gunakan Tabel 5 sebagai acuan.
T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 9
10. Sambungkan power supply DC pada tegangan 220 V / 50 Hz.
11. Atur tegangan power supply DC sehingga multimeter 2 (sebagai voltmeter) membaca
tegangan yang diinginkan.
12. Bila tegangan telah sesuai, catat arus yang terbaca pada multimeter 1 (sebagai
amperemeter).
13. Ubah tegangan sesuai interval yang telah ditentukan dan catat hasilnya. Perhatikan alat
ukur saat akan menaikkan tegangan, sesuaikan kembali selector pada multimeter.
14. Ubah nilai resistor, dan atur pula tegangan sesuai interval yang telah ditentukan.
15. Lepas semua rangkaian.
16. Bandingkan data berdasarkan teori dan hasil praktik.
17. Analisa data dan buat kesimpulan berdasarkan percobaan.
50
40
30 pengukuran
perhitungan
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
VII. Analisa
Perbedaan data hasil perhitungan dan data hasil praktikum disebabkan oleh kesalahan
manusia (kesalahan pembacaan), kesalahan alat ukur dan kepresisian alat ukur yang
digunakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan percobaan:
Mengecek alat ukur yang digunakan
Memilih alat ukur yang masih baik
Memperhatikan posisi saat melakukan pembacaan dengan alat ukur
Untuk mencari daya P makadigunakan rumus P=E × I . Dengan memasukkan data yang
telah diperoleh dari praktikum. Yaitu E dan I sehingga akan diperoleh daya P.
E
Rumus mencari arus I = maka hasil yang diperoleh dari percobaan dan perhitungan
R
tidak sama. Terdapat selisih
Contoh perhitungan:
E
I=
R
Diketahui R¿150Ω E=2V maka I yang diperoleh adalah 13,33A