Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

TEKNIK UKUR & INSTRUMENTASI 1

PENGUKURAN MENGGUNAKAN MULTIMETER DAN


HUKUM OHM

D4 – 1A

OLEH:

AGATHA PRAJNA PARAMITHA (1141150026)

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2012
PENGUKURAN MULTIMETER

I. Tujuan Percobaan

 Mengetahui fungsi multimeter serta bagian-bagiannya


 Mengetahui kondisi awal multimeter serta mampu memasang dalam rangkaian
 Mampu membaca nilai yang dibaca alat ukur
 Mampu menentukan batas ukur dari multimeter
 Mengetahui aplikasi data yang diperoleh dari hasil percobaan

II. Dasar Teori

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal dengan nama AVO-meter
(Ampere Volt Ohm meter) yang dapat digunakan untuk mengukur arus (amperemeter),
tegangan (voltmeter) maupun hambatan (ohmmeter). Terdapat 2 kategori multimeter yaitu
multimeter digital dan multimeter analog. Multimeter jenis digital dapat menunjukkan
pembacaan yang nilai lebih akurat dari multimeter jenis analog.

Pada pembahasan ini, hanya dijelaskan mengenai multimeter jenis analog. Bagian-bagian
yang tampak pada sisi luar multimeter analog adalah sebagai berikut :

Keterangan:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohmmeter
6. Batas ukur DV volt (DCV)
7. Batas ukur AC volt (ACV)
8. Batus ukur amperemeter DC
9. Saklar pemilih
10. Tes pin positif (+)
11. Tes pin negative (-)

Gambar 1. Bagian-bagian
multimeter

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 2


Pengukuran pada multimeter analog:

a. Pengukuran arus (amperemeter)


Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya arus
yang mengalir pada suatu rangkaian. Pemasangannya dirangkai secara seri pada
rangkaian yang akan diukur besar arusnya.
b. Pengukuran tegangan (voltmeter)
Voltmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya tegangan
pada 2 buah titik yang akan diukur nilai tegangannya, baik pada sumber tegangan,
komponen dan beban. Pemasangannya dirangkai secara parallel terhadap beban yang
akan diukur besar tegangannya.
c. Pengukuran tahanan (ohmmeter)
Ohmmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya nilai
tahanan / hambatan.

Cara membaca nilai pengukuran pada multimeter dengan persamaan berikut:

Nilai yang ditunjuk


Nilai Pengukuran= × Batas ukur
Nilai maksimal

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 3


III. Alat dan Bahan

Tabel 1. Daftar alat dan bahan


No. Alat / Bahan Jumlah Gambar Simbol

1 Multimeter SANWA 1 buah -

2 Baterai 9 volt 1 buah

3 Lampu 1 buah

Resistor
 10 kΩ 1 buah
4
 1 kΩ 1 buah
 100 Ω 1 buah

5 Kabel jepit 6 buah

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 4


IV. Gambar Rangkaian

V V
- -

Gambar 2. Rangkaian 1, Gambar 3. Rangkaian 2, voltmeter


voltmeter diseri dengan beban diparalel dengan beban

R V
-

Gambar 4. Rangkaian 3

V. Langkah Kerja
1. Gambar rangkaian percobaan seperti pada Gambar1, 2 dan 3.
2. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.
3. Cek terlebih dahulu alat dan bahan sebelum digunakan.
4. Pastikan multimeter dalam keadaan baik dan siap digunakan. Arahkan selector (saklar
pemilih, Gambar 1 no.9) pada batas ukur ohmmeter, hubungkan tes pin positif dan
negatif, bila jarum penunjuk skala bergerak ke arah kanan secara penuh (R ≈ 0 Ω),
maka multimeter dalam kondisi baik.
5. Lakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar knop pengatur nol ohm
(Gambar 1, no.4) agar tepat menunjuk angka 0.
6. Rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 2 (Rangkaian 1).
7. Arahkan selector untuk pengukuran tegangan DC (DCV) pada skala yang tepat.
8. Amati lampu dan nilai yang terbaca pada multimeter, masukkan data pada tabel 2.
9. Lepas rangkaian.
10. Ulangi langkah nomor 5 s.d. 9 untuk Gambar 3 dan 4.
11. Analisa data dan buat kesimpulan berdasarkan percobaan.

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 5


VI. Data Percobaan

Tabel 2. Hasil pengukuran


Gambar Tegangan Tanpa Beban Tegangan Berbeban
Kondisi Lampu
Rangkaian (volt) (volt)
Rangkaian 1 9,6 9,6 padam
Rangkaian 2 9,6 8,2 nyala

Tabel 3. Hasil pengukuran tegangan pada resistor


Tegangan Tanpa Beban Tegangan Berbeban
R (Ω)
(volt) (volt)
10 k 9,4 9,2
1k 9,0 8,6
100 8,6 7,6

Grafik perbandingan tegangan berbeban tak berbeban terhadap varian resistansi


10
9
8
7
6
5 berbeban
tak berbeban
4
3
2
1
0
0 200 400 600 800 1000 1200

VII. Analisa

 Terdapat perbedaan hasil pengukuran besar tegangan tanpa beban dan berbeban
disebabkan adanya tegangan yang berkurang di dalam suatu komponen. Semakin besar
resistansi dalamnya, maka selisih antara tegangan berbeban dan berbeban semakin
besar.
 Kondisi voltmeter yang diseri dengan beban: beban mati, karena tahanan dalam pada
alat ukur sangat besar (tak hinnga) bila dibandingkan dengan tahanan pada lampu pijar.
sehingga hal tersebut menyebabkan lampu tidak menyala. Dan bila kita melihat hasil

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 6


pengukuran tegangannya maka bisa diketahui tegangan yang dibaca saat berbeban dan
tak berbeban sama.
 Kondisi voltmeter yang diparalel dengan beban: lampu menyala, karena merupakan
rangkaian tertutup dan alat ukur dirangkai secara paralel terhadap beban. (voltmeter
dipasang secara paralel)

VIII. Kesimpulan
 Bahwa tegangan berbanding lurus dengan besar resistansi pada resistor.
 Alat ukur voltmeter harus dipasang secara paralel terhadap beban karena voltmeter
memiliki tahanan dalam yang sangat besar atau tak hingga.

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 7


HUKUM OHM

I. Tujuan Percobaan

 Membuktikan hubungan matematis antara arus, tegangan dan tahanan menggunakan


Hukum Ohm
 Menganalisis hubungan antara tegangan dan arus listrik pada suatu nilai tahanan
 Menganalisis hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan tertentu
 Menggambarkan grafik V-I pada nilai tahanan yang berbeda

II. Dasar Teori

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya.

III. Alat dan Bahan

Tabel 4. Daftar alat dan bahan


No
Alat / Bahan Jumlah Gambar Simbol
.

1 Multimeter 2 buah -

Power Supply DC
2 1 buah - -
(variabel)
Resistor
 150 Ω (keramik) 1 buah
3
 180 Ω (carbon) 1 buah
 1500 Ω (keramik) 1 buah
4 Kabelcapit 6 buah

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 8


5 Kabel banana 2 buah

IV. GambarRangkaian

R V
-

Gambar 5. Rangkaian 4

V. Langkah Kerja
1. Gambar rangkaian percobaan (Gambar 5).
2. Buat tabel perhitungan arus dan daya untuk menentukan nilai resistor (R) yang akan
digunakan (Tabel 5).
3. Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.
4. Cek terlebih dahulu alat dan bahan sebelum digunakan.
5. Pastikan multimeter dalam keadaan baik dan siap digunakan. Arahkan selector (saklar
pemilih, Gambar 1 no.9) pada batas ukur ohmmeter, hubungkan tes pin positif dan
negatif, bila jarum penunjuk skala bergerak ke arah kanan secara penuh (R ≈ 0 Ω),
maka multimeter dalam kondisi baik.
6. Lakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar knop pengatur nol ohm
(Gambar 1, no.4) agar tepat menunjuk angka 0.
7. Lakukan langkah no. 4 dan 5 untuk multimeter yang lainnya.
8. Rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 5 (Rangkaian 4). Multimeter pertama
digunakan sebagai pengukur arus, dan dirangkai seri terhadap resistor. Multimeter
kedua digunakan sebagai pengukur tegangan, sehingga dirangkai parallel terhadap
resistor.
9. Arahkan selector pada kedua multimeter sesuai kebutuhan, sehingga mampu terbaca.
Gunakan Tabel 5 sebagai acuan.
T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 9
10. Sambungkan power supply DC pada tegangan 220 V / 50 Hz.
11. Atur tegangan power supply DC sehingga multimeter 2 (sebagai voltmeter) membaca
tegangan yang diinginkan.
12. Bila tegangan telah sesuai, catat arus yang terbaca pada multimeter 1 (sebagai
amperemeter).
13. Ubah tegangan sesuai interval yang telah ditentukan dan catat hasilnya. Perhatikan alat
ukur saat akan menaikkan tegangan, sesuaikan kembali selector pada multimeter.
14. Ubah nilai resistor, dan atur pula tegangan sesuai interval yang telah ditentukan.
15. Lepas semua rangkaian.
16. Bandingkan data berdasarkan teori dan hasil praktik.
17. Analisa data dan buat kesimpulan berdasarkan percobaan.

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 10


VI. Data Percobaan

Tabel 5. Data hasil perhitungan


R (ohm) E (volt) I (mA) P (watt)
2 13,33 0,027
4 26,67 0,107
150
6 40,00 0,240
8 53,33 0,427
2 11,11 0,022
4 22,22 0,089
180
6 33,33 0,200
8 44,44 0,356
2 1,33 0,003
4 2,67 0,011
1500
6 4,00 0,024
8 5,33 0,043

Tabel 6. Data hasil praktikum


R (ohm) E (volt) I (mA)
2 12,30
4 26,60
150
6 40,00
8 50,50
2 10,50
4 22,50
180
6 35,00
8 45,00
2 1,40
4 2,53
1500
6 4,00
8 5,30

Grafik perbandingan nilai V-I pada hasil pengukuran dan percobaan

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 11


60

50

40

30 pengukuran
perhitungan
20

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

VII. Analisa

 Perbedaan data hasil perhitungan dan data hasil praktikum disebabkan oleh kesalahan
manusia (kesalahan pembacaan), kesalahan alat ukur dan kepresisian alat ukur yang
digunakan.
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan percobaan:
 Mengecek alat ukur yang digunakan
 Memilih alat ukur yang masih baik
 Memperhatikan posisi saat melakukan pembacaan dengan alat ukur
 Untuk mencari daya P makadigunakan rumus P=E × I . Dengan memasukkan data yang
telah diperoleh dari praktikum. Yaitu E dan I sehingga akan diperoleh daya P.
E
 Rumus mencari arus I = maka hasil yang diperoleh dari percobaan dan perhitungan
R
tidak sama. Terdapat selisih
Contoh perhitungan:
E
I=
R
Diketahui R¿150Ω E=2V maka I yang diperoleh adalah 13,33A

Sedangkan hasil yang diperoleh dari praktikum adalah 12,30A

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 12


VIII. Kesimpulan
 Bahwa tegangan berbanding lurus dengan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
tertutup. Bila tegangan dinaikkan bertahap (dengan besar hambatan sama) maka arus
yang mengalir dalam rangkaian tersebut akan bertambah besar secara proporsional
 Bahwa besarnya tahanan mempengaruhi besarnya arus
 Bahwa besarnya tegangan mempengaruhi besarnya arus dalam tahanan yang tetap.
 Daya adalah hasil kali tegangan dengan arus yang mengalir

T. Ukur&Instrumentasi 1 – Pengukuran dan Hukum Ohm hlm. 13

Anda mungkin juga menyukai