Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK
ANALISIS SUPERPOSISI DAN THEVENIN, ANALISIS NORTON

disusun oleh

Nama : Alvin Zahran Majid

NPM : 1906355724

Kelompok : 99

Nama Asisten : Rizky H.

LABORATORIUM TTPL

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2020
Lembar Informasi

Nomor Modul Percobaan :4&5

Nama Percobaan : Analisis Superposisi dan Thevenin

Analisis Norton

Tanggal Percobaan : Rabu, 21 Oktober 2020

Tanggal & Jam Pengumpulan Laporan: Kamis, 22 Oktober 2020, 15.00 WIB

Nama Praktikan : Alvin Zahran Majid

NPM : 1906355724

Nomor Kelompok : 99

Teman Kelompok : Theodorus Lucas

Nama Asisten : Rizky H.

Depok, 21 Oktober 2020

(Alvin Zahran Majid)


I. DATA PENGAMATAN
Data Percobaan 4 – Analisis Thevenin

R1 = 880 Ω
R2 = 880 Ω
R3 = 440 Ω
RL = 70 Ω

VS (V) IL (mA) VOC (V) IL (mA)


Closed Loop VS off

20 10,5 10,0 10,5

21 11,1 10,5 11,1

22 11,6 11,0 11,6

23 12,1 11,5 12,1

Data Percobaan 5 – Analisis Norton

R1 = 880 Ω
R2 = 880 Ω
R3 = 440 Ω

VS (V) IL (mA) ISC (mA) IL (mA)


Closed Loop VS off

20 10,5 11,4 10,5

21 11,1 11,9 11,1

22 11,6 12,5 11,6

23 12,1 13,1 12,1


II. PENGOLAHAN DATA

A. Teorema Thevenin

a). Perhitungan VOC dan IL (untuk VS = 21 V)

VOC dapat dicari dengan cara melepaskan tegangan, dan diamati dengan menggunakan voltage
divider (di-short circuit-kan).

VOC = (R2*VS)/(R1 + R2)


VOC = (880*21)/(880 + 880)
VOC = 10,5 V

RTH dapat dicari dengan membuat hambatan R1 dan R2 menjadi paralel (RP) dan dibuat seri dengan
menambahkan RP dan R3.

RTH = (880 Ω || 880 Ω) + 440 Ω


RTH = 440 Ω + 440 Ω = 880 Ω
VL = (RL*VOC)/(RTH + RL)
VL = (70*10,5)/(880+70)
VL = 0,774 V

IL = VL/RL
IL = 0,774/70 = 0,01105 A = 11,05 mA

b). Tabel perbandingan percobaan dan perhitungan, serta error

Percobaan Perhitungan Persentase Error


No VS (V)
VOC (V) IL (mA) VOC (V) IL (mA) VOC (V) IL (mA)

1 20 10,0 10,5 10,0 10,53 0,00% 0,28%

2 21 10,5 11,1 10,5 11,05 0,00% 0,45%

3 22 11,0 11,6 11,0 11,58 0,00% 0,17%

4 23 11,5 12,1 11,5 12,10 0,00% 0,00%

c). Gambar Rangkaian Ekuivalen Thevenin:

B. Teorema Norton

a). Perhitungan ISC dan IL (untuk VS = 21 V)

ISC = VOC / RTH (RTH = RN)


ISC = 10,5 / 880 = 11,93 mA
IL = (ISC*RN) / (RN + RL)
IL = (11,93*880) / (880 + 70) = 11,05 mA

b). Tabel perbandingan percobaan dan perhitungan, serta error

Percobaan Perhitungan Persentase Error


No VS (V)
ISC (mA) IL (mA) ISC (mA) IL (mA) ISC (mA) IL (mA)

1 20 11,4 10,5 11,36 10,53 0,35% 0,28%

2 21 11,9 11,1 11,93 11,05 0,25% 0,45%

3 22 12,5 11,6 12,50 11,58 0,00% 0,17%

4 23 13,1 12,1 13,07 12,10 0,23% 0,00%

c). Gambar Rangkaian Ekuivalen Norton:

C. RTH/RN

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, yaitu RTH = ((R1//R2) + R3), didapatkan besar RTH = 880 Ω,
dan besar RN adalah sama dengan RTH, yaitu 880 Ω.

VOC (V) ISC (mA) RTH (Ω) Persen Error


No
Perc Hit Perc Hit Perc Hit VOC ISC RTH

1 10,0 10,0 11,4 11,36 880 880 0,00% 0,35% 0,00%

2 10,5 10,5 11,9 11,93 880 880 0,00% 0,25% 0,00%

3 11,0 11,0 12,5 12,50 880 880 0,00% 0,00% 0,00%

4 11,5 11,5 13,1 13,07 880 880 0,00% 0,23% 0,00%


III. ANALISA

a. Dasar Teori
Dalam menganalisis sebuah rangkaian elektronika, terdapat beberapa prinsip yang dapat
dilakukan untuk memudahkan penghitungannya. Pada percobaan kali ini, prinsip yang
dilakukan adalah teorema Superposisi, Thevenin, dan Norton.

Prinsip superposisi menyatakan bahwa tegangan yang berada pada suatu elemen adalah
penjumlahan aljabar dari tegangan yang berada pada elemen tersebut berdasarkan setiap sumber
bebas yang aktif. Hal yang sama juga dapat diimplementasikan kepada arus yang melewati suatu
elemen. Prinsip ini menggunakan satu sumber bebas dan mematikan sumber bebas lainnya.
Setiap sumber tegangan diganti dengan short-circuit dan setiap sumber arus diganti dengan
open-circuit. Sumber tak bebas diabaikan dalam prinsip ini.

Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian linear dua-terminal dapat digantikan oleh
sebuah rangkaian ekuivalen yang berisi sumber tegangan VTH, terhubung secara seri dengan
resistor RTH. VTH pada rangkaian ekuivalen ini merupakan tegangan open-circuit dan RTH
merupakan resistansi ekuivalen saat sumber bebas dimatikan. Dua buah terminal dibuat open-
circuit dengan melepas beban (tidak ada arus yang mengalir), sehingga tegangan open-circuit
setara dengan sumber tegangan VTH karena rangkaiannya ekuivalen.

Teorema Norton menyatakan bahwa rangkaian linear dua-terminal dapat digantikan oleh
sebuah rangkaian ekuivalen yang berisi sumber arus IN yang terhubung secara paralel dengan
resistor RN. RN merupakan arus short-circuit yang mengalir dan RN merupakan resistansi
ekuivalen saat sumber bebas dimatikan. IN bernilai sama dengan ISC karena kedua rangkaian
adalah ekuivalen.

Teorema Norton dapat diturunkan dari sebuah prinsip yang dinamakan dualitas. Prinsip
tersebut menyatakan bahwa dalam analisis rangkaian elektronika terdapat teorema yang saling
berlawanan, dimana suatu besaran akan menggantikan besaran yang lain. Semisal pada teorema
Norton jika dibandingkan dengan Thevenin, tegangan digantikan oleh arus, sumber tegangan
digantikan oleh sumber arus, rangkaian ekuivalen seri digantikan dengan paralel, dan hambatan
seri digantikan dengan paralel.
b. Analisa
Seluruh Data
laporan : Times New Rowman, 12 pt, space 1.5
Pada percobaan ini, praktikan mengamati dan membandingkan suatu rangkaian elektronika
dan rangkaian ekuivalennya. Rangkaian ekuivalen tersebut didapat berdasarkan teorema
Thevenin dan Norton. Praktikan melakukan percobaan ini dengan variasi sumber tegangan
sebesar 20, 21, 22, dan 23 V, kemudian digunakan hambatan R1 dan R2 sebesar 880 Ω, R3
sebesar 440 Ω, dan RL sebesar 70 Ω.

Setelah dilakukan percobaan dengan teorema Thevenin, didapatkan nilai IL sebesar 10,5;
11,1; 11,6; dan 12,1 mA untuk sumber tegangan masing-masing sebesar 20; 21; 22; dan 23 V.
Setelah itu, didapatkan pula nilai VOC berupa setengah kali dari sumber tegangan yang
digunakan, yaitu 10; 10,5; 11; dan 11,5 V. Hasil yang didapatkan untuk VOC memiliki error 0%,
sedangkan untuk IL memiliki error di bawah 0,50% untuk setiap sumber tegangan yang
digunakan.

Pada percobaan dengan teorema Norton, didapatkan nilai IL yang sama dengan sebelumnya
(saat memakai teorema Thevenin), dan didapatkan pula nilai ISC sebesar 11,4; 11,9; 12,5; dan
13,1 mA untuk sumber tegangan masing-masing 20; 21; 22; dan 23 V. Setelah mengamati besar
ISC, ditemukan bahwa besar ISC memiliki penyimpangan di bawah 0,40% untuk setiap sumber
tegangan yang digunakan jika dibandingkan dengan menggunakan perhitungan biasa.

Melalui kedua percobaan tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat sifat linearitas saat
menggunakan kedua teorema. Misalnya, semakin besar VOC yang didapatkan, semakin besar
pula besar IL yang dihasilkan. Selain itu, linearitas juga ditemukan saat membandingkan besar
VS dan VOC, yaitu VOC selalu bernilai setengah kali dari tegangan sumber.
IV. KESIMPULAN
Melalui percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa,

• Tegangan dan arus pada sebuah rangkaian listrik linear dapat ditentukan dengan teorema
superposisi.
• Teorema Thevenin dan Norton terbukti dapat digunakan untuk menyederhanakan sebuah
rangkaian elektronika linear, yaitu tetap menghasilkan tegangan dan arus yang sama dengan
rangkaian sebenarnya. Oleh karena itu, kedua teorema tersebut ekuivalen dengan rangkaian
sebenarnya (yang masih kompleks).
• Hubungan antara teorema Thevenin dan Norton disebut prinsip dualitas.
• Nilai VOC yang didapatkan memiliki besar setengah dari tegangan sumber.
V. TUGAS TAMBAHAN
1. Sumber Listrik Dependen
Sumber listrik jenis ini bergantung dengan elemen atau besaran lainnya. Beberapa contoh
dari jenis ini adalah sebagai berikut:
- VCVS (Voltage Controlled Voltage Source), contoh: Tritode, OP AMP
- VCCS (Voltage Controlled Current Source), contoh: Pentode, FET
- CCVS (Current Controlled Voltage Source), contoh: OP Feedback
- CCCS (Current Controlled Current Source), contoh: BJT

VCVS memiliki Rin yang mempunyai impedansi tinggi pada pasangan node I/P, dan Rout
yang mempunyai impedansi rendah yang disusun secara seri dengan sumber tegangan dependen.

VCCS memiliki Rin yang mempunyai impedansi tinggi pada pasangan node I/P, dan Rout yang
mempunyai impedansi tinggi yang disusun secara paralel dengan sumber arus dependen.

CCVS memiliki Rin yang mempunyai impedansi rendah pada pasangan node I/P, dan Rout
yang mempunyai impedansi rendah yang disusun secara seri dengan sumber tegangan dependen.

CCCS memiliki Rin yang mempunyai impedansi rendah pada pasangan node I/P, dan Rout
yang mempunyai impedansi tinggi yang disusun secara paralel dengan sumber arus dependen.

OP AMP adalah rangkaian IC linear yang berfungsi untuk menguatkan arus, yang terdiri atas
transistor, resistor, kapasitor, dan dioda.

FET merupakan transistor yang menggunakan medan listrik untuk mengendalikan


konduktivitasnya.

BJT merupakan transistor yang tersusun atas tiga material semikonduktor terdoping,
terpisahkan oleh sambungan tipe-n dan tipe-p.
2. Teorema Transformasi Sumber
Transformasi sumber adalah proses mengganti suatu sumber tegangan VS yang terhubung
secara seri dengan sebuah resistor R, menjadi sumber arus IS yang terhubung secara paralel
dengan resistor R atau sebaliknya. Proses tersebut digambarkan pada ilustrasi berikut ini:

Kedua rangkaian tersebut adalah ekuivalen, karena hubungan antara tegangan dan arus pada
terminal a-b adalah sama.

Contoh soal yang menggunakan Transformasi Sumber adalah sebagai berikut.

Jika ingin menemukan tegangan V0 pada gambar, pertama-tama, ubah dulu sumber arus dan
tegangan agar untuk menghasilkan rangkaian sebagai berikut:

Setelah itu, hubungkan hambatan 4 Ω dan 2 Ω dan ubah sumber tegangan 12 V menjadi arus
2A untuk memperoleh gambar berikut:
Gabungkan pula hambatan 3 Ω dan 6 Ω secara paralel dan gabungkan sumber arus 2 A dan 4
A untuk memperoleh gambar berikut:

Gunakan KVL pada loop, dengan langkah berikut ini:


12I1 – 6 = 0 --> I1 = 0,5 A
V1 = 4I1 = 2 V
I3 = (8/(4+8))*3 = 2 A
V2 = 4I3 = 8 V
V = V1 + V2 = 2 + 8 = 10 V
VI. LAMPIRAN
1. Tegangan Sumber 20 V

2. Tegangan Sumber 21 V
3. Tegangan Sumber 22 V

4. Tegangan Sumber 23 V

Anda mungkin juga menyukai